Sepanjang tahun 1990an, pasar mengalami pertumbuhan pesat dan investor menjadi terbiasa
dengan pengembalian pasar saham yang tinggi. Pada tahun 2000 saham mulai menurun sehingga
penilaian kembali risiko inheren didalam pasar saham.
Berinvestasi pasar saham dapat berisiko atau bahkan bisa disebut sangat berisiko. Peringatan dari
Pemerintahan Bush mengatakan bahwa: risiko yang berhuungan dengan kepemilikan saham
kebalikan dari efek yang aman dengan pengembalian yang dapat diramalkan seperti obligasi
akan bersiap untuk naik. Inilah yang menyebabkan naiknya premi risiko.
Menurut sebuah artikel dalam Business Week, satu-satunya senjata terbaik untuk melawan risiko
adalah melakukan diversifikasi pada saham-saham yang tidak memiliki korelasi tinggi dengan
satu sama lain. Korelasi sangat membantu dalam melakukan diversifikasi karena hal itu
menggambarkan seberapa erat kedua investasi saling terkait. Dibab ini kita akan berinvestasi
pada aset yang berisiko jika aset tersebut menawarkan perkiraan pengembalian yang lebih tinggi.
Kita akan mendifinisakan istilah risiko dalam kaitannya dengan investasi, melihat prosedur yang
digunakan untuk mengukur risiko, dan membahas hubungan anatara risiko dan pengembalian.
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas,maka masalah yang di hadapi adalah :
Risiko suatu asset dapat dianalisis dua cara: (1) Dalam basis berdiri sendiri dimana asset
dilihat secara terpisah, dan (2) dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagai salah
satu dari sejumlah asset lainnya dalam suatu portofolio. Jadi, risiko berdiri sendiri (stand
alone risk) suatu asset merupakan resiko yang akan dihadapi oleh investor jika ia hanya
memeiliki satu asset tersebut.
Ilustrasi 1
membeli
surat utang
negara jangka
pendek senilai
investor $100.000, perusahaan X
dengan
pengembalian
5%
Penjelasaan ilustrasi 1 :
(Perusahaan x ini adalah perusahaan yang sudah jelas dan pasti akan mendapatkan hasil
dari penjualannya, bukan tidak mungkin perusahaan ini juga akan terjadi rugi)
Dalam hal ini, tingkat pengembalian investasi 5% dapat diestimasikan cukup akurat, dan
investasi tersebut pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai investasi bebas rasio.
Ilustrasi 2
menginvestasikan
investor perusahaan x
$100.000
Penjelasan ilustrasi 2 :
(Dimana perusahaan X ini adalah perusahaan yang baru didirikan, baru melihat peluang
untuk mendapatkan minyak bumi di samudera atlantik.)
Ilustrasi 3
menginvestasikan
Investor Perusahaan X
$100.000
Penjelasan ilustrasi 3 :
(Perusahaan X akan menemukan cadangan minyak bumi dalam jumlah besar, diramalkan
akan mendapatkan minyak bumi)
Namun, investor juga harus menyadari bahwa tingkat pengembalian actual berada antara
+1000%hingga -100%. Terdapat potensi bahaya yang cukup signifikan dimana investor
akan menerima pengembalian jauh lebih rencah dari yang diharapkan, maka saham
seperti ini menjadi investasi yang relative beresiko.
Asset yang beresiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Pada
umumnya,asset yang beresiko memberikan pengembalian yang lebih tinggi atau lebih
rendah yang diharapkan. Jika asset selalu menghasilkan pengembaian yang diharapkan,
maka asset itu bukanlah asset yang berisiko.
A. Distribusi Probabilitas
Probabilitas suatu peristiwa didefinisikan sebagai peluang terjadinya peristiwa tersebut.
Misalnya, seorang pembaca raman cuaca mengatakan, “terdapat peluang 40 persen
terjadinya hujan hari ini dan 60 persen peluang tidak terjadi hujan.” Peristiwa atau
hasilnya disusun daalam suatu daftar.
2. Kurangkan tingkat pengembalian yang diharapkan (ȓ) dari setiap kemungkinan hasil
(rᵢ) untuk mendapatkan satu rangkaian deviasi dari ȓ seperti yang disajikan dalam
kolom table
8-3.
Deviasiᵢ = rᵢ - ȓ
3. Kuadratkan setiap deviasi, kalikan hasilnya dengan probabiitas terjadi, kemudian
jumlahkan hasil-hasil tersebut untuk mendapatkan variansdari distribusi probabilitas.
Varians = σ² = ∑𝑵
ᵢ=𝟏(𝒓ᵢ − ȓ)²𝑷ᵢ
Keterangan :
E( ) = harapan
E(Rp) = pengembalian exante – pengembalian diharapkan dari portofolio
sepanjang periode waktu tertentu
b. Risiko Portofolio
Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rata-rata pertimbang dari
seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan
rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin
dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing sekuritas tunggal.
Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry
M. Markowitz di tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di bidang
ekonomi di tahun 1990 untuk karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara
umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas
tunggala ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi
risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi
secara positif dan sempurna.
d. Konsep Beta
Kecenderungan sebuah saham bergerak naik dan turun mengikuti pasar akan tercermin
dalam koefisien betanya (beta coefficient), b. Beta adalah elemen kunci dari CAPM.
Sebuah saham dengan rata-rata dinyatakan sebagai saham yang cenderung bergerak
naik dan turun sesuai dengan pasar umum yang diukur dengan suatu indeks
tertentu. Saham dari koefisien beta, b, adalah ukuran/nilai darimarket
risk. Pengukuran Beta menunjukkan sejauh manapengembalian saham bergerak
relatif terhadap pasar. Beta dari sebuah saham yang lebih tinggi lebih stabil daripada
saham rata-rata, sedangkan Beta dari sebuah saham yang rendam kurang stabil
daripada saham rata-rata. Saham rata-rata memiliki b = 1.0. Beta
pada portofolioadalah rata-rata tertimbang dari beta pada sekuritas individu
dalamportofolio
Teorinya, sebuah saham bisa saja memiliki beta negatif. Dalam keadaan ini,
pengembalian saham akan cenderung meningkat ketika pengembalian dari saham-
saham lain turun. Namun, ingatlah bahwa sebuah saham dalam suatu tahun tertentu
dapat bergerak berlawanan dengan pasar secara keseluruhan, meskipun beta dari
saham tersebut memiliki nilai positif. Jika sebuah saham memiliki beta positif, kita
akan memiliki ekspektasi bahwa tingkat pengembaliannya akan anaik ketika bursa
saham secara keseluruhan mengalami peningkatan. Meskipun begitu, faktor-faktor
yang spesifik dari setiap perusahaan dapat menyebabkan tingkat pengembalian saham
yang diterima menurun, walaupun pengembalian pasar memiliki nilai positif.
Sebagi alternatif dari CAPM tradisonal, para peneliti dan praktisi sedang
mengembangkan model dengan variabel-variabel yang lebih relevan daripada beta.
Model multivariabel ini memberikan generalisasi yang menarik atas pandangan capm
tradisional bahwa risiko pasar, risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi
akan menjadi dasar dar harga aset. Dalam model multivariabel, risiko diasumsikan
disebabkan oleh beberapa faktor yang berlainan, sedangkan CAPM mngukur risiko hanya
relatif terhadap pengembalian dari portifolio pasar.
3.1 KESIMPULAN