Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepanjang tahun 1990an, pasar mengalami pertumbuhan pesat dan investor menjadi terbiasa
dengan pengembalian pasar saham yang tinggi. Pada tahun 2000 saham mulai menurun sehingga
penilaian kembali risiko inheren didalam pasar saham.

Berinvestasi pasar saham dapat berisiko atau bahkan bisa disebut sangat berisiko. Peringatan dari
Pemerintahan Bush mengatakan bahwa: risiko yang berhuungan dengan kepemilikan saham
kebalikan dari efek yang aman dengan pengembalian yang dapat diramalkan seperti obligasi
akan bersiap untuk naik. Inilah yang menyebabkan naiknya premi risiko.

Menurut sebuah artikel dalam Business Week, satu-satunya senjata terbaik untuk melawan risiko
adalah melakukan diversifikasi pada saham-saham yang tidak memiliki korelasi tinggi dengan
satu sama lain. Korelasi sangat membantu dalam melakukan diversifikasi karena hal itu
menggambarkan seberapa erat kedua investasi saling terkait. Dibab ini kita akan berinvestasi
pada aset yang berisiko jika aset tersebut menawarkan perkiraan pengembalian yang lebih tinggi.
Kita akan mendifinisakan istilah risiko dalam kaitannya dengan investasi, melihat prosedur yang
digunakan untuk mengukur risiko, dan membahas hubungan anatara risiko dan pengembalian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas,maka masalah yang di hadapi adalah :

1. Apakah risiko itu?


2. Bagaimana risiko diukur?
3. Apa hubungan risiko dengan pengembalian?
PEMBAHASAN

2.1 RISIKO BERDIRI SENDIRI

Risiko(risk) “suatu halangan; gangguan; eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan”.


Jadi, risiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak
diinginkan.

Risiko suatu asset dapat dianalisis dua cara: (1) Dalam basis berdiri sendiri dimana asset
dilihat secara terpisah, dan (2) dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagai salah
satu dari sejumlah asset lainnya dalam suatu portofolio. Jadi, risiko berdiri sendiri (stand
alone risk) suatu asset merupakan resiko yang akan dihadapi oleh investor jika ia hanya
memeiliki satu asset tersebut.

Untuk mengilustrasikan risiko berdiri sendiri :

Ilustrasi 1

membeli
surat utang
negara jangka
pendek senilai
investor $100.000, perusahaan X
dengan
pengembalian
5%

Penjelasaan ilustrasi 1 :

(Perusahaan x ini adalah perusahaan yang sudah jelas dan pasti akan mendapatkan hasil
dari penjualannya, bukan tidak mungkin perusahaan ini juga akan terjadi rugi)

Dalam hal ini, tingkat pengembalian investasi 5% dapat diestimasikan cukup akurat, dan
investasi tersebut pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai investasi bebas rasio.

Ilustrasi 2

menginvestasikan
investor perusahaan x
$100.000
Penjelasan ilustrasi 2 :

(Dimana perusahaan X ini adalah perusahaan yang baru didirikan, baru melihat peluang
untuk mendapatkan minyak bumi di samudera atlantik.)

Pengembalian akan sulit diramalkan. Karena dalam sekenario terburuk, perusahaan


tersebut dapat bangkrut dan investor kehilangan seluruh uangnya, dalam ha ini
pengembaliannya berarti -100%

Ilustrasi 3

menginvestasikan
Investor Perusahaan X
$100.000

Penjelasan ilustrasi 3 :

(Perusahaan X akan menemukan cadangan minyak bumi dalam jumlah besar, diramalkan
akan mendapatkan minyak bumi)

Ketika mengevaluasi investasi ini,investor mungkin menganalisis situasi dan mengambil


kesimpulan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dipastikan 20%.

Namun, investor juga harus menyadari bahwa tingkat pengembalian actual berada antara
+1000%hingga -100%. Terdapat potensi bahaya yang cukup signifikan dimana investor
akan menerima pengembalian jauh lebih rencah dari yang diharapkan, maka saham
seperti ini menjadi investasi yang relative beresiko.

Asset yang beresiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Pada
umumnya,asset yang beresiko memberikan pengembalian yang lebih tinggi atau lebih
rendah yang diharapkan. Jika asset selalu menghasilkan pengembaian yang diharapkan,
maka asset itu bukanlah asset yang berisiko.

A. Distribusi Probabilitas
Probabilitas suatu peristiwa didefinisikan sebagai peluang terjadinya peristiwa tersebut.
Misalnya, seorang pembaca raman cuaca mengatakan, “terdapat peluang 40 persen
terjadinya hujan hari ini dan 60 persen peluang tidak terjadi hujan.” Peristiwa atau
hasilnya disusun daalam suatu daftar.

Hasil (1) hasil yang mungkin terjadi Probabilitas (2) kemungkinan


terjadinya hasil
Hujan 0,4 = 40%
Tidak Hujan 0,6 = 60%
1,0 = 100%
Probabiitas juga dapat diberikan untuk kemungkinan hasil (dalam hasi ini pengembalian)
dari suatu investasi. Anda berencana untuk membeli obligasi satu tahun dan
memegangnya selama satu tahun, anda akan berharap untuk menerima bunga atasobligasi
ditambah pengembalian atas investasi awal anda, dan pembayaran tersebut akan menjadi
tingkat pengembalian dari investasi anda. Kemungkinan hasil dari investasi ini adalah (1)
emiten akan melakukan pembayaran yang diminta atau (2) emiten akan gagal bayar atas
pembayaran tersebut. Makin tinggi probabilitas kegegelan bayar, makin besar risiko
obligasi; makin tinggi risiko, maka makin tinggi tingkat pengembalian yang diminta.

Contoh distribusi probabilitas untuk Martin Product dan U.S. Water


(TingkatPengembalian Saham Jika Permintaan Ini Terjadi)
Permintaan akan Probabilitas Martin Products U.S. Water
Produk Perusahaan Terjadinya
Permintaah
Kuat 0,3 100% 20%
Normal 0,4 15 15
Lemah 0,3 (70) 10
1,0
Martin Products U.S. Water
Pemerintaan Probabilitas Tingkat Produk : Tingkat Produk:
akan produs permintaan pengembalian (2) x pengembalian (2) x (5)
perusahaan ini terjadi jika (3)= (4) jika = (6)
(1) (2) permintaan permintaan
terjadi (3) terjadi (5)
Kuat 0,3 100% 30% 20% 6%
Norma 0,4 15 6 15 6
Lemah 0,3 (70) (21) 10 3
1,0 ȓ = 15% ȓ=15%
Tingkat pengembalian yang diharapkan juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
yang melukan hal yang sama seperti tabe;l matriks pembayaran.
Tingkat pengembalian yang diharapkan = ȓ = P₁r₁ + P₂r₂ + …. Pᴺrᴺ
= ∑𝑁
𝑖=1 𝑝ᵢ𝑟ᵢ

Dengan menggunakan data untuk Mertin Products, kita mendapatkan tingkat


pengembalian yang diharapkan dengan perhitungan berikut :
ȓ = P₁ (r₁) + P₂r₂ + P₃(r₃)
= 0,3(100%) + 0,4(15%) + 0,3(-70)
= 15%
Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk U.S. Water sebesar 15% :
ȓ = 0,3(20%) + 0,4(15%) + 0,3(10%)
= 15%
Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Standar Deviasi
Risiko adalah suatu konsep yang sulit dipahami, dan terdapat banyak kontroversi pada
seputar usaha untuk mendefinisikan dan mengukurnya. Agar lebih bermanfaat
pengukuran resiko yang dilakukan sebaiknya memiliki nilai yang pasti, kita perlu
menguantifikasikan kerapatan distribusi probabilitas. Salah satu ukuran tersebut adaah
Standar deviasi yang memiliki symbol σ, dibaca “sigma”. Makin kecil standar deviasi,
makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat risiko sahamnya.
Langkah-langkah menghitung standar deviasi :
1. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan:
ȓ = ∑𝑁
ᵢ=1 𝑃ᵢ𝑟ᵢ

2. Kurangkan tingkat pengembalian yang diharapkan (ȓ) dari setiap kemungkinan hasil
(rᵢ) untuk mendapatkan satu rangkaian deviasi dari ȓ seperti yang disajikan dalam
kolom table
8-3.
Deviasiᵢ = rᵢ - ȓ
3. Kuadratkan setiap deviasi, kalikan hasilnya dengan probabiitas terjadi, kemudian
jumlahkan hasil-hasil tersebut untuk mendapatkan variansdari distribusi probabilitas.
Varians = σ² = ∑𝑵
ᵢ=𝟏(𝒓ᵢ − ȓ)²𝑷ᵢ

Tabel 8-3 Menghitung standar deviasi Martin Products


rᵢ-ȓ
(1) (rᵢ-ȓ)²
(2) (rᵢ-ȓ)²Pᵢ
(3)
100 – 15 = 85 7.225 (7.225)(0,3) =
2.167,5
15 – 15 = 0 0 (0)(0,4) = 0,0
-70 – 15 = -85 7.225 (7.225)(0,3)
=2.167,5
Varians = σ² =
4.335,0

Standar deviasi = σ = √𝜎² = √4.335 = 65.84%

4. Terakhir, hitunglah akar darivarians untuk mendapatkan standar deviasinya.

Standaar Deviasi = σ= √∑𝑵


ᵢ=𝟏(𝒓ᵢ − ȓ)²𝑷ᵢ
Jadi pada dasarnya standar deviasi merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi-
deviasi nilai yang diharapkan, dan nilai ini memberikan gambaran tetnatng seberapa
jauh kemungkinan pengembalian actual dibandingkan pengambilan yang diharapkan.

2.2 RISIKO DALAM KONTEKS PORTOFOLIO


a. Pengembalian Portofolio yang Diharapkan
Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan (expected return on a portfolio)
sederhananya adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan
dari setiap aset dalam portofolio dengan pembobotan berdasarkan presentasi setiap
aset dari total portofolio.

E(Rp) = w1E(R1) + w2E(R2) + ... + wGE(RG)

Keterangan :

E( ) = harapan
E(Rp) = pengembalian exante – pengembalian diharapkan dari portofolio
sepanjang periode waktu tertentu

b. Risiko Portofolio
Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rata-rata pertimbang dari
seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio (portofolio risk) tidak merupakan
rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin
dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing sekuritas tunggal.
Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry
M. Markowitz di tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di bidang
ekonomi di tahun 1990 untuk karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara
umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas
tunggala ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi
risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi
secara positif dan sempurna.

c. Risiko yang Dapat Didiversifikasi versus Risiko Pasar


Diversifiable risk disebabkan oleh peristiwa-pristiwa acak seperti tuntutan hukum,
pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, memenangkan atau kalah
dalam kontrak besar dan peristiwa-peristiwa lainnya yang khusus bagi suatu
perusahaan tertentu. Karena bersifat acak pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu
portofolio dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Peristiwa merugikan
yang terjadi pada satu perusahaan akan dihilangkan oleh peristiwa menguntungkan di
perusahaan lain.
Pasar (market risk) dilain pihak tumbuh dari faktor-faktor yang secara sistematis
akan mempengaruhi sebagian besar perusahaan; perang, inflasi, resesi, dan tingkat
suku bunga yang tinggi. Karena kebanyakan saham akan dipengaruhi secara negatif
oleh faktor-faktor ini, pasar tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Investor menginginkan premi karena menanggung, jadi semakin tinggi tingkat sebuah
sekuritas semakin tinggi ekspektasi tingkat pengembalian yang harus diberikan untung
merangsang investor membeli (memiliki) sekuritas tersebut. Dengan hal itu tiap
investor ingin mengetahui tingkat dari setiap saham, tingkat dari setiap saham dapat
diukur melaui model penetapan aktiva modal (capital asset pricing model-CAPM),
sebuah alat penting yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dan tingkat
pengembalian.
Kesimpulan utama dari CAPM adalah tingkat dari suatu saham secara relevan
adalah kontribusi yang diberikannya kepada tingkat dari portofolio yang
terdiversifikai dengan baik.
Saham-saham yang berbeda akan mempengaruhi portofolio dengan cara yang
berbeda pula, sehingga sekuritas yang berbeda akan memiliki derajat relevan yang
berbeda. Seluruh kecuali yang behubungan dengan pergerakan pasar secara luas dapat
dan mungkin dihilangkan melalui diversifikasi. yang masih tersisa setelah
mendiversifikasikan pasarnya, atau yang inheren di dalam pasar, dan dapat diukur
melalui seberapa besar sebuah saham tertentu cenderung akan bergerak naik atau turun
mengikuti pasar.
Hampir dari setengah tingkat resiko inheren dalam rata-rata setiap saham dapat
dihilangkan jika saham tersebut dimiliki dalam portofolio yang terdiversifikasi
secara cukup wajar yaitu portofolio yang terdiri dari atas 40 atau lebih saham.
Namun demikian beberapa risiko masih akan tetap ada sehingga hampir tidak
mungkin kita menghilangkan pengaruh pergerakan pasar saham secara luas yang
mempengaruhi hampir seluruh pasar saham melalui diversifikasi.
Risiko yang tersisa setelah diversifikasi adalah risiko pasar atau risiko yang
inheren dalam pasar. Risiko ini dapat diukur dari sejauh apa suau saham tertentu
cenderung bergerak atau turun mengikuti pasar.

d. Konsep Beta
Kecenderungan sebuah saham bergerak naik dan turun mengikuti pasar akan tercermin
dalam koefisien betanya (beta coefficient), b. Beta adalah elemen kunci dari CAPM.
Sebuah saham dengan rata-rata dinyatakan sebagai saham yang cenderung bergerak
naik dan turun sesuai dengan pasar umum yang diukur dengan suatu indeks
tertentu. Saham dari koefisien beta, b, adalah ukuran/nilai darimarket
risk. Pengukuran Beta menunjukkan sejauh manapengembalian saham bergerak
relatif terhadap pasar. Beta dari sebuah saham yang lebih tinggi lebih stabil daripada
saham rata-rata, sedangkan Beta dari sebuah saham yang rendam kurang stabil
daripada saham rata-rata. Saham rata-rata memiliki b = 1.0. Beta
pada portofolioadalah rata-rata tertimbang dari beta pada sekuritas individu
dalamportofolio
Teorinya, sebuah saham bisa saja memiliki beta negatif. Dalam keadaan ini,
pengembalian saham akan cenderung meningkat ketika pengembalian dari saham-
saham lain turun. Namun, ingatlah bahwa sebuah saham dalam suatu tahun tertentu
dapat bergerak berlawanan dengan pasar secara keseluruhan, meskipun beta dari
saham tersebut memiliki nilai positif. Jika sebuah saham memiliki beta positif, kita
akan memiliki ekspektasi bahwa tingkat pengembaliannya akan anaik ketika bursa
saham secara keseluruhan mengalami peningkatan. Meskipun begitu, faktor-faktor
yang spesifik dari setiap perusahaan dapat menyebabkan tingkat pengembalian saham
yang diterima menurun, walaupun pengembalian pasar memiliki nilai positif.

2.3 HUBUNGAN ANATARA RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN


Risiko dan tingkat pengembalian adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan,
institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan
dalam suatu periode akuntansi.

Adapun hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:


1. bersifat linear atau searah
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

2.4 BEBERAPA KEKHAWATIRAN TENTANG BETA DAN CAPM

Sebagi alternatif dari CAPM tradisonal, para peneliti dan praktisi sedang
mengembangkan model dengan variabel-variabel yang lebih relevan daripada beta.
Model multivariabel ini memberikan generalisasi yang menarik atas pandangan capm
tradisional bahwa risiko pasar, risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi
akan menjadi dasar dar harga aset. Dalam model multivariabel, risiko diasumsikan
disebabkan oleh beberapa faktor yang berlainan, sedangkan CAPM mngukur risiko hanya
relatif terhadap pengembalian dari portifolio pasar.

2.5 DAMPAK BAGI MANAJER PERUSAHAAN DAN INVESTOR


PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai