Anda di halaman 1dari 24

1

A Bachrun Rifa’i & Moh. Fakhruroji (2


005 : 46-73)

FUNGSI MASJID
1. Sebagai tempat shalat
2. Fungsi sosial kemasyarakatan
3. Fungsi politik
4. Fungsi pendidikan
5. Fungsi ekonomi
6. Fungsi pengembangan seni bud
aya
FUNGSI MASJID
Menurut : Sidi Gazalba
Fungsi Masjid :
1. Tempat shalat (sujud).
2. Tempat Muslim berkumpul untuk memberi dan menerima Ad
din (Pengajian).
3. Tempat mengumumkan hal-hal penting yang menyangkut hidu
p masyarakat.
4. Tempat perpustakaan untuk memperluas pengetahuan.
5. Tempat baitul maal/kas masyarakat Muslim untuk membiayai
segala sesuatu yang menyangkut kesejahteraan sosial Muslim.
6. Tempat penghulu atau kadi memimpin upacara pernikahan.
7. Tempat sosial, semacam hotel bagi ibnu sabil.
8. Tempat menderas Al-Qur’an.
9. Pengkaderan Calon Pemimpin Islam.
10.Tempat menyolatkan, dan memberangkatkan jenazah Muslim
bertolak ke pemakaman.
11.Tempat mengajarkan, membicarakan, memutuskan segala pri
nsip-Prinsip Pokok kehidupan Islam (Muamalah)
3
SEJARAH EKONOMI MASJID
1983
Gagasan usaha eko
nomi masjid
( Yaya Mirtadiredja)

Diimplementasikan :
1.Di masjid At-Taufiq Kebonkol Sumedang
2.Di masjid Al-Ikhlas Empang Sumedang

4
1986
Di buatkan naskah dalam bentuk ma
kalah dan dibuatkan contoh kaleng-
kaleng sodaqoh

1. Sosialisasi ke masjid-masjid di Kab. Sumedang


2. Naskah disebarluaskan kepada berbagai pihak untuk me
ndapat tanggapan dan koreksinya, (Kementrian Agama,
Majelis Ulama Indonesia, UGM, UNPAD, Lembaga Penyel
idikan Ekonomi dan Masyarakat UI, Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia dan perorangan ahli agama) serta para
pejabat tertentu dibidang keuangan hampir diseluruh Ind
onesia

5
Tahun 1992
Di susun buku Usaha Ekonomi Masjid
( Yaya Mirtadiredja)

Sosialisasi di masjid-masjid di Kab.


Sumedang (lanjutan) dan di luar Ka
b. Sumedang (Bandung, Cirebon, Su
bang, dan UPI)

Tahun 1996
1.Menjadi kebijakan publik
2.Diselenggarakan diklat untuk para DKM di Kab. Sumedang
kerjasama antara Pemda Sumedang dengan Universitas Padj
adjaran ( UNPAD).
6
Tahun 1997
Menjadi Mata Kuliah Usaha Ekonomi Masjid
Pada STIE Sebelas April Sumedang sebagai Mata Kuliah
Muatan Lokal (Inisiatif Dadi Mulyadi Pembantu Ketua I
dan dosen STIE Sebelas April Sumedang)
Tahun 2004 menjadi MK Ekonomi Masjid.

Tahun Anggaran 2006/2007


Kerjasama antara STIE Sebelas April dengan Kec. Sum
edang Utara mengadakan Pilot Projek Ekonomi Masjid
di 13 Masjid di wilayah Sumedang Utara dengan diberi
kan modal awal rata-rata sekitar Rp. 6.000.000,- (enam
juta rupiah) per-masjid.
Nama Usaha Ekonomi Masjid (UEM) diganti dengan U
saha Ekonomi Berbasis Komunitas Masjid (UEBKM).
7
USAHA EKONOMI MASJID

UEM Adalah Lembaga Yang Bergerak Dalam Kegiatan Eko


nomi Yang Dimiliki Masjid Dan Atau Berada Dibawah Organisasi Pe
ngurus Masjid (Dewan Kemakmuran Masjid / DKM).

USAHA : ADALAH KEGIATAN MANUSIA DALAM MELAKUKAN


SESUATU, DAN BERHARAP MEWUJUDKAN SESUATU
LAINNYA, SESUAI DENGAN APA YANG DIINGINKANN
YA.
EKONOMI : ADALAH KEGIATAN MANUSIA DALAM SATU RUPA
DARI SATU KEINGINAN UNTUK MENDAPATKAN
REZEKI DAN BERUSAHA UNTUK MENDAPATKANNYA.
MASJID : ADALAH TEMPAT SUJUD/SHALAT UMMAT MUSLIM.

8
VISI dan MISI
USAHA EKONOMI MASJID

Visi Usaha Ekonomi Masjid: Misi Usaha Ekonomi Masjid :


Makmur Masjidnya Sejahtera Umm 1. Menanamkan Kebiasaan Bers
hadaqoh
atnya
2. Menjalin Ukhuwah Islamiyah
3. Mengantisipasi Berkembangn
ya Rentenir
4. Meningkatkan Kesejahteraan
Ummat Islam Disekitar Masjid
5. Meningkatkan jamaah Masjid
6. Memperluas Pemerataan Kes
empatan Kerja
9
FLOW MAP MANAJEMEN USAHA EKONOMI MASJID DAN KEWIRAUSAHAAN

PENGGUNAAN
SUMBER DANA DANA

FUNGSI SHODAQOH KONSUMTIF


MANA
MISI JEMEN UEM
INFAQ
MAS PRODUKTIF/
V
I
JID UMKM
S
I
PEMBINAAN

MAKMUR MASJIDNYA SE
JAHTERA UMMATNYA
- Islam
- Iman KEWIRAUSAHAAN
- Ikhsan

TERCAPAI TUJUAN EFISIEN DAN EFEKTIF


USAHA
TERJAMINNYA KELAN
+ NILAI USAHA
KEUNTUNGAN
GSUNGAN HIDUP USA
HA MENINGKAT
Manajemen Masjid Meliputi

 1. Pengelolaan organisasi masjid (Idaroh), dip


erlukan adanya pengurus sekurang-kurangnya
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara.
 2. Pengelolaan kemakmuran masjid (Imaroh),
mencakup peribadatan, pendidikan dan kegia
tan kemasyarakatan (sosial-ekonomi).
 3. Pengelolaan Pemeliharaan/bangunan masji
d (Ri’ayah), mencakup bidang pemeliharaan s
arana fisik, perlengkapan dan pertamanan.

11
SUSUNAN ORGANISASI MASJID
KETUA DKM /
WAKIL KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS

BAGIAN PEMBINAA
BAGIAN DA’WAH BAGIAN UMUM
N DAN PELAYANAN
(IMAROH) (RI‘AYAH)
(IDAROH)

PERLENGKAPAN
INFAQ - SHADAQAH
SHALAT BERJAMA
PEMUDA

BANGUNAN
WANITA
REMAJA

SOSIAL

HUMAS
UEM
AH
SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA UEM

Sumber Dana;
1.Shadaqoh dari masyarakat disekitar masjid.
2.Dana hibah.
3.Zakat/infak dari masyarakat yang mampu/agniya.
Penggunaan Dana;
1)Membantu fakir, miskin.
2)Memberikan pinjaman/tambahan modal bagi mereka yang
akan dan sedang berusaha.
3)Memelihara dan mengembangkan masjid.

13
LANGKAH-LANGKAH MEWUJUDKAN USAHA EKONOMI MASJID

 Pembentukan Lembaga Usaha Ekonomi Masjid


 Personalia lembaga Usaha Ekonomi Masjid minimal terdiri dari :
1.Manajer.
2.Bagian Administrasi Keuangan (Kasir & Pembukuan).
3.Bagian Operasional (Pengumpul Shadaqoh & Cicilan).
Apabila ternyata banyak permasalahan ummat yang harus diselesaika
n, diharapkan para akhli dari berbagai bidang disiplin ilmu dapat ber
gabung di Masjid untuk ambil bagian dalam hal Bimbingan dan Kon
sultasi.
Dengan demikian Fungsi bidang dapat ditambah dengan ;
Bidang Bimbingan dan Konsultasi. 14
Susunan Organisasi Usaha Ekonomi Masjid

15
MEMOBILISASI DANA SHADAQOH PERLU MEMPERSIAPKAN LANGK
AH-LANGKAH SEBAGI BERIKUT :

A. Sediakan kotak penampungan shadaqoh, lebih praktis


dan ekonomis bisa dengan mengumpulkan kaleng beka
s kue, kaleng bekas rokok, kaleng susu dan sebagainya
, kemudian dicat seragam dan diberi nama masjid temp
at kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian diberi no
mor. Kaleng-kaleng tersebut diberi kunci dan anak kunc
inya dipegang oleh pengurus Usaha Ekonomi Masjid.

16
B. Kaleng / kotak yang sudah dipersiapkan tersebut dibagika
n kepada seluruh jemaah masjid dan masyarakat disekitar ma
sjid yang beragama Islam (yang mau menerimanya). Penyeba
ran kaleng tersebut diadministrasikan supaya diketahui kalen
g nomor berapa ada pada siapa dan seterusnya.

C. Kaleng/kotak yang disebar tersebut, tiap satu minggu sekal


i atau pada hari tertentu dikumpulkan di masjid, bagi para jem
aah bisa langsung dibawa oleh yang bersangkutan sambil ber
angkat untuk melaksanakan ibadah shalat di masjid, sedangk
an bagi yang lainnya bisa dikumpulkan oleh petugas khusus.
17
D. Setelah kaleng/kotak terkumpul, maka dibuka oleh pengurus Usah
a Ekonomi Masjid dan bisa disaksikan oleh para pengurus DKM/akhli
masjid itu sendiri.
Tidak menghitung/mencatat shadaqoh secara orang per-orang, misal
dari si A berapa dan dari si B berapa dan seterusnya; sehingga satu
sama lain saling mengetahui jumlahnya. Hal ini untuk menghindari ra
sa riya dari mereka yang bershadaqohnya besar, dan rasa malu dari
mereka yang bershadaqohnya kecil.

E. Hasil pengumpulan dana shadaqoh dari kaleng/kotak yang telah terkumpul ini di
buatkan berita acaranya dengan saksi minimal dari ketua DKM.
Dalam hal ketua DKM merangkap sebagai manajer Usaha Ekonomi Masjid, maka s
aksinya bisa diambil dari jemaah masjid lainnya yang tidak termasuk kepada pengur
us Usaha Ekonomi Masjid.
18
F. Uang yang telah terkumpul beserta berita acaranya diserahkan kepada
kasir (pemegang kas) Usaha Ekonomi Masjid dan diadministrasikan ked
alam buku kas.
Lebih baik bagi Usaha Ekonomi Masjid menyimpan uangnya dengan me
mbuka rekening di Bank syari’ah / BMT (dalam bentuk giro atau deposit
o) untuk menghidari adanya jasa bank/bunga dalam pengertian (riba) ata
u di Koperasi Syaria’h sebagai simpanan suka rela.

G. Setelah kaleng/kotak penampungan shadaqoh tersebut dibuk


a, maka kaleng/kotak tersebut dikembalikan kepada masing-mas
ing pemegangnya. Bagi akhli masjid yang hadir, bisa dibawa lan
gsung oleh masing-masing, sedangkan bagi jamaah yang tidak
hadir di masjid dikembalikan oleh petugas ke rumah masing-ma
sing.
19
KREDIT MACET DALAM USAHA EKONOMI MASJID DAN LAN
GKAH PENYELESAIANNYA
Dari Pengalaman Yang Ada, Kredit Macet Tersebut Bisa Terjad
i Karena :

1. Peminjam Meninggal Dunia.


2. Peminjam Sudah Jompo/Sakit Permanen.
3. Peminjam Usahanya Pailit.
4. Peminjam Pindah Tempat Tinggalnya.
5. Peminjam Jatuh Kepada Usaha Spekulasi Dan Perjudian.

20
LANGKAH – LANGKAH PENYELESAIAN

 Perlu kesabaran, dan keuletan dari para pengelola UEM.


 Pendekatan keagamaan dan metode-metode teoritis tertentu, ti
ndakan kekerasan harus benar-benar dijauhi.

- Apabila dengan berbagai cara tetap tidak berhasil maka buatkan k


eputusan, dengan cara men-sedekahkannya atau membebaskan h
utangnya, agar tidak menjadikan beban bagi yang bersangkutan, s
elanjutnya dilakukan penghapusan piutang Usaha Ekonomi Masjid.
Firman Allah :

21
Firman Allah :

”Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah t
angguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian at
au semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S.,
Al baqarah : 280).

22
Administrasi Unit Usaha Ekonomi Masjid

- Penyiapan Tenaga Pengelola Administrasi.


- Penyiapan buku – buku.
Buku/kartu pembantu yang diperlukan yaitu :
(1) Berita acara pengumpulan shadaqoh.
(2) Buku bank/simpanan sukarela pada koperasi sebagai
buku pembantu.
(3) Formulir permohonan pinjaman dan keputusan pemberian
pinjaman
(4) Kartu cicilan.
(5) Daftar hasil pungutan uang dari para peminjam.
(6) Daftar rekapitulasi penerimaan dan pengembalian serta sis
a pinjaman para peminjam.
(7) Kwitansi.
(8) Laporan bulanan.

23
24

Anda mungkin juga menyukai