AKUNTANSI INTERNASIONAL
Kerugian Kontijensi
Kieso, Accounting Intermediate, Edisi 10
Bab 13, Soal No: 13-11
Oleh:
Kelompok 4
Fakultas Ekonomi
Universitas Lambung Mangkurat
2011
Kewajiban Kontinjensi
27. Entitas tidak diperkenankan mengakui kewajiban kontinjensi.
28. Kewajiban kontinjensi diungkapkan, seperti ditentukan dalam paragraf 86, kecuali
kemungkinan arus keluar sumber daya adalah kecil.
29. Jika entitas bertanggung jawab secara masing-masing dan bersama dengan pihak
lainnya (tanggung renteng), bagian kewajiban yang diharapkan akan dipenuhi oleh
pihak-pihak lain diperlakukan sebagai kewajiban kontinjensi. Entitas mengakui
kewajiban diestimasi untuk bagian dari kewa jiban yang kemungkinan besar dipenuhi
dengan arus keluar sumber dayanya, kecuali dalam keadaan sangat jarang, yaitu dalam
hal estimasi andal tidak dapat dibuat.
30. Kewajiban kontinjensi dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan semula.
Oleh karena itu, kewajiban kontinjensi harus terus menerus dikaji ulang untuk
menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah
sehingga menjadi kemungkinan besar (probable). Jika timbul kemungkinan besar
bahwa diperlukan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan suatu unsur yang
sebelumnya diklasi fi kasikan sebagai kewajiban kontinjensi, maka entitas meng akui
kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan pada periode saat perubahan menjadi
kemungkinan besar tersebut terjadi (kecuali dalam keadaan yang sangat jarang, yaitu
ketika estimasi yang andal tidak dapat dibuat).
Aset Kontinjensi
31. Entitas tidak diperkenankan mengakui ada nya aset kontinjensi.
32. Aset kontinjensi biasanya timbul dari peristiwa tidak terencana atau tidak diharapkan
yang menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat ekonomis bagi entitas,
contohnya adalah klaim yang diajukan entitas melalui proses hukum, yang hasilnya
belum pasti.
33. Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena dapat menimbulkan
pengakuan penghasilan yang mung kin tidak pernah terealisasikan. Akan tetapi, jika
realisasi penghasilan sudah dapat dipastikan, aset tersebut bukan merupakan aset
kontinjensi, melainkan diakui sebagai aset.
34. Aset kontinjensi diungkapkan jika terdapat ke mungkinan besar arus masuk manfaat
ekonomis akan diperoleh entitas sebagaimana diatur dalam paragraf 89.
35. Aset kontinjensi dikaji ulang secara terus-menerus untuk memastikan bahwa
perkembangannya telah tercermin dengan semestinya dalam laporan keuangan. Jika
dapat dipastikan bahwa entitas akan menerima arus masuk manfaat ekonomis, maka
entitas akan mengakui aset dan penghasilan terkait dalam laporan keuangan pada
periode timbulnya kepastian tersebut. Akan tetapi, jika yang timbul hanya
kemungkinan besar (bahwa entitas akan memper oleh arus masuk manfaat ekonomis),
maka entitas mengung kapkannya sebagai aset kontinjensi (lihat paragraf 90)
IFRS 37
Contingent Liabilities
IAS 37 defines a contingent liability as an obligation that is either:
• A possible obligation arising from past events, the outcome of which will be
confirmed only on the occurrence or nonoccurrence of one or more uncertain future
events which are not wholly within the control of the reporting entity; or
• A present obligation arising from past events, which is not recognized either
because it is not probable that an outflow of resources will be required to settle an
obligation or the amount of the obligation cannot be measured with sufficient
reliability.
Under IAS 37, the reporting entity is not to give formal recognition to a contingent
liability. Instead, it should disclose in the notes to the financial statements the following
information:
1. An estimate of its financial effect;
2. An indication of the uncertainties relating to the amount or timing of any outflow;
and
3. The possibility of any reimbursement.
Contingent Assets
Per IAS 37, a contingent asset is a possible asset that arises from past events and whose
existence will be confirmed only by the occurrence or nonoccurrence of one or more
uncertain future events that are not wholly within the control of the reporting entity.
Contingent assets usually arise from unplanned or unexpected events that give rise to
the possibility of an inflow of economic benefits to the entity. An example of a contingent
assets a claim against an insurance company that the entity is pursuing legally.
Contingent assets should not be recognized; instead, they should be disclosed if the
inflow of the economic benefits is probable. As with contingent liabilities, contingent
assets need to be continually assessed to ensure that developments are properly reflected in
the financial statements. For instance, if it becomes virtually certain that the inflow of
economic benefits will arise, the asset and the related income should be recognized in the
financial statements of the period in which the change occurs. If, however, the inflow of
economic benefits has become probable (instead of virtually certain), then it should be
disclosed as a contingent asset.
S13-11 KERUGIAN KONTINJENSI : AYAT JURNAL DAN ESAI
Shoyo Corporation, dalam menyusun laporan keuangan per 31 Desember 2001, berusaha
untuk menentukan perlakuan akuntansi yang tepat atas setiap situasi berikut:
1. Sebagai akibat dari kecelakaan yang tidak diasuransikan dalam tahun berjalan,
tuntutan kerugian pribadi sebesar $350.000 dan $60.000 telah diajukan terhadap
perusahaan. Menurut pendapat penasehat hukum Shoyo bahwa hasil yang tidak
menguntungkan mungkin tidak akan terjadi dalam kasus $60.000 tetapi keputusan
yang tidak menguntungkan sekitar $225.000 mungkin akan ditetapkan dalam kasus
$350.000.
2. Shoyo corporation mengoperasikan anak perusahaan di luar negeri yang memiliki
nilai buku $5.725.000 dan estimasi nilai wajar sebesar $8.700.000. Pemerintah luar
negeri telah berbicara dengan Shoyo mengenai pengambilalihan aktiva dan bisnis
dari semua investor asing. Berdasarkan penyelesaian yang telah diterima
perusahaan lain dalam negara yang sama ini, Shoyo mengharapkan akan menerima
40% dari nilai wajar propertinya sebagai penyelesaian akhir.
3. Divisi produk kimia Shoyo yang terdiri dari 5 pabrik tidak diasuransikan karena
resiko kecelakaan yang khusus atas karyawan dan kerugian akibat kebakaran serta
ledakan. Tahun 2001 dianggap sebagai tahun yang paling aman (paling mujur)
dalam sejarah divisi tersebut karena tidak terdapat kerugian akibat kecelakaan atau
bencana yang dialami. Setelah mengalami rata-rata 3 kecelakaan setiap tahun
selama sisa dekade yang lalu (berkisar antara $60.000 hingga $700.000),
manajemen memastikan bahwa tahun depan perusahaan tidak akan begitu
beruntung.
Diminta:
a. Buatlah ayat jurnal yang harus dicatat pada tanggal 31 Desember 2001 untuk
mengakui setiap situasi di atas.
b. Tunjukan apa yang harus dilaporkan sehubungan dengan setiap situasi itu dalam
laporan keuangan dan catatan yang menyertainya. Jelaskan mengapa.
JAWAB:
Berdasaran US GAAP
A. 1. Rugi dari Kecelakaan Tidak Tertanggung $225.000
Kewajiban untuk Kecelakaan Tidak Tertanggung $225.000