Anda di halaman 1dari 15

Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

PERTEMUAN 6 :
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
JANGKA PENDEK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda harus mampu:
1. Menjelaskan motif memegang kas
2. Menjelaskan kas dan surat – surat berharga jangka pendek
3. Menjelaskan aliran kas
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan kas
5. Menjelakan jenis model saldo kas
6. Menjelaskan anggaran kas
7. Menjelaskan jenis – jenis surat berharga jangka pendek

B. URAIAN MATERI
1. ALIRAN KAS DALAM PERUSAHAAN
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan
uang tunai atau kas. Kas diperlukan baik membiayai operasi perusahaan
sehari – hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah
pembayaran hutang, atau pembayaran – pembayaran tunai lainnya serta
dibutuhkan untuk investasi pada aktiva tetap. Pengeluaran kas ada yang
bersifat kontinyu seperti untuk pengeluaran – pengeluaran rutin dan ada
pula yang bersifat intermitten, seperti untuk pembayaran dividen,
pembayaran pajak pembelian aktiva tetap. Pengeluaran kas untuk
pembayaran – pembayaran tersebut sering disebut sebagai aliran kas
masuk atau cash inflow. Aliran kas masuk bisa diperoleh dari beberapa
sumber antara lainn dari hasil penjualan tunai, penerimaan piutang dan
penerimaan – penerimaan lainnya.
Kas bagi perusahaan bisa diumpamakan seperi darah dalam tubuh
manusia. Setiap bagian yang ada dalam perusahaan membutuhkan aliran
kas. Bagian produksi membutuhkan kas untuk membeli bahan baku,

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 51


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

bahan penolong, membayar upah buruh gaji mandor, membayar biaya


pemeliharaan, membeli perlengkapan pabrik, dan pengeluaran tunai
lainnya. Tanpa ada kas maka praktis kegiatan produksi akan terganggu
yang akibatnya akan mengganggu bagian lain yang terikat. Bagian
pemasaran membutuhkan kas untuk membayar biaya iklan, membayar
gaji dan komisi, membayar biaya angkut, dan pengeluaran tunai lainnya.
Tanpa adanya kas yang memadai, bagian pemasaran tidak bisa berbuat
banyak untuk menjual produk yang dihasilkan. Bila digambarkan aliran
kas akan nampak seperti gambar di bawah ini.

BARANG
DALAM
PROSES

Upah

BARANG
JADI

B.
Oprasi
AKTIVA UPAH P. Kredit PIUTAN BAHAN
TETAP B. OPERSI G BAKU
Tunai DAGAN
G

PEMILI KAS HUTAN


K G

Gambar 6.1. Aliran Kas

2. MOTIF MEMILIKI KAS


Sebagaimana di ungkapkan oleh teori ekonomi dari John Maynard
Keynes dengan teori Liquidity preference-nya, masyarakat cenderung
untuk menguasai uang berbentuk tunai dengan tiga motif dibelakang
pemikirannya yaitu:

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 52


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

a. Motif transaksi (transaction motive) berarti seseorang atau


perusahaan memegang uang tunai untuk keperluan realisasi dari
berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (reguler)
maupun yang tidak rutin. Seperti pembayaran upah, pembayaran
hutang, pembelian bahan, dan pembayaran – pembayaran tunai
lainnya baik yang dibayar dengan uang tunai maupun dengan cek.
b. Motif berjaga – jaga(precautionary motive) berarti seseorang atau
perusahaan memegang uang tunai yang dimaksudkan untuk
mengantisipasi adanya kebutuhan – kebutuhan yang bersifat
mendadak. Pada perusahaan motif berjaga – jaga ini bisa diihat dari
saldo kas minimum yang di tetapkan. Besarnya saldo kas minimum
yang ditentukan sebagai indikator penyimpangan aliran kas yang
dianggarkan. Penerimaan dan pengeluaran perusahaan biasanya
diprediksikan melalui anggaran kas atau cash budget. Apabila antara
penerimaan dan pengeluaran bisa diprediksi dengan tepat, maka
kebutuhan kas yang bersifat mendadak bisa ditentukan sekecil
mungkin berarti saldo kas minimum kecil, tetapi bila prediksi
penerimaan dan pengeluaran kas tidak bisa diprediksi dengan akurat
maka membutuhkan saldo kas minimum yang besar karena
kemungkinan kebutuhan kas mendadak sangat besar.
c. Motif Spekulasi (speculatif motive) adalah motivasi seseorang atau
perusahaan memagang uang dalam bentuk tunai karena adanya
keinginan memperoleh keuntungan yang besar dari suatu
kesempatan investasi, biasanya investasi yang bersifat likuid.
Misalnya pada saat kondisi ekonomi yang kurang baik dimana harga
surat berharga seperti saham mengalami penurunan drastis, maka
perusahaan bisa menggunakan uangnya untuk membeli sekuritas
tersebut dengan harapan pada saat kondisi ekonomi membaik
sekuritas tersebut harganya juga akan ikut naik.
3. ANGGARAN KAS
Anggaran kas ini sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga
likuiditas perusahaan. Dengan menyusun anggaran kas dapat diprediksi

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 53


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan perusahaan mengalami


surplus kas. Pada periode yang mengalami difisit kas bisa segera
disiapkan sumber dananya jauh – jauh hari dan apabila mengalami
surplus bisa ditrencanakan untuk diinvestasikan pada instrumen investasi
sesuai dengan likuiditasnya.
Anggaran kas biasanya disusun untuk periode bulanan, dan pada
dasarnya dapat dibedakan kedalam dua bagian yaitu:
a. Estimasi penerimaan – penerimaan kas, yaitu proyeksi penerimaan
pada periode tertentu baik yang berasal dari penerimaan dari
penjualan tunai penerimaan piutang,penerimaan bunga, hasil
penjualan aktiva tetap, maupun penerimaan – penerimaan lainnya.
b. Estimasi pengeluaran kas, yakni berupa proyeksi pengeluaran –
pengeluaran yang dilakukan perusahaan, seperti pembelian bahan
baku, pembayaran upah dan gaji, pengeluaran tunai untuk biaya
pemasaran, biaya administrasi, pembayaran bonus, pembayaran
hutang, pembayaran pajak dan pembayaran – pembayaran lainnya
yang bersifat tunai.
Setelah mengadakan estimasi pada masing – masing periode, langkah
selanjutnya membandingkan hail estimasi penerimaan dengan estimasi
pengeluaran kas. Apabila hasil pembandingan tersebut penerimaan kas
lebih besar dibanding pengeluaran kas, artinya periode tersebut
mengalami surplus. Sedangkan bila penerimaan kasnya lebih kecil
dibanding dengan pengeluaran kas maka pada periode tersebut
mangalami defisit. Setelah diketahui surplus dan defisit untuk masing –
masing periode, maka kemudian dicari berapa kebutuhan dana untuk
menutup kondisi defisit tersebut dengan mempertimbangkan saldo kas
minimum dan tingkat bunga sumber dana yang akan digunakan.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 54


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

Contoh :
Perusahaan GEMES akan menyusun anggaran kas untuk enam bulan
pertama tahun 2000. Data – data estimasi yang telah dikumpulkan adalah
sebagai berikut:
Estimasi penerimaan:
1. Penerimaan dari penjualan tunai setiap bulannya adalah;
Januari Rp 240.000.000,- April Rp 400.000.000,-
Februari Rp 250.000.000,- Mei Rp 400.000.000,-
Maret Rp 310.000.000,- Juni Rp 450.000.000-
2. Penerimaan dari pengumpulan piutang setiap bulannya adalah;
Januari Rp 230.000.000,- April Rp 350.000.000,-
Februari Rp 250.000.000,- Mei Rp 330.000.000,-
Maret Rp 320.000.000,- Juni Rp 335.000.000-
3. Penerimaan – penerimaan lainnya;
Januari Rp 120.000.000,- April Rp 90.000.000,-
Februari Rp 130.000.000,- Mei Rp 70.000.000,-
Maret Rp 110.000.000,- Juni Rp 65.000.000-
Estimasi pengeluaran:
1. Pembelian bahan baku secara tunai setiap bulannya adalah
Januari Rp 240.000.000,- April Rp 225.000.000,-
Februari Rp 260.000.000,- Mei Rp 300.000.000,-
Maret Rp 250.000.000,- Juni Rp 300.000.000-
2. Pembayaran gaji dan upah perbulan
Januari Rp 120.000.000,- April Rp 125.000.000,-
Februari Rp 120.000.000,- Mei Rp 125.000.000,-
Maret Rp 100.000.000,- Juni Rp 150.000.000-
3. Pembayaran untuk biaya pemasaran
Januari Rp 100.000.000,- April Rp 150.000.000,-
Februari Rp 150.000.000,- Mei Rp 125.000.000,-
Maret Rp 100.000.000,- Juni Rp 115.000.000-

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 55


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

4. Pembayaran untuk biaya administrasi


Januari Rp 160.000.000,- April Rp 200.000.000,-
Februari Rp 170.000.000,- Mei Rp 200.000.000,-
Maret Rp 200.000.000,- Juni Rp 210.000.000-
5. Pembayaran pajak perusahaan pada bulan Maret 2000 sebesar Rp
50.000.000,-
Dari data – data tersebut, dapat disusun anggaran kas untuk enam bulan
pertama tahun 2000. Untuk tahap pertama disusun estimasi penerimaan
dan estimasi pengeluaran kas untuk menentukan periode – periode yang
mengalami surplus dan defisit. Anggaran kas ini sering disebut sebagai
transaksi operasi (operating tansaction).

Tabel 6.1. Anggaran Kas (Transaksi Operasi)


(dalam ribuan rupiah)

URAIAN JAN FEB MAR APR MEI JUN


Estimasi Penerimaan
Penjualan Tunai 240.000 250.000 310.000 400.000 400.000 450.000
Penerimaan Piutang 230.000 250.000 320.000 350.000 330.000 335.000
Penerimaan Lainya 120.000 130.000 110.000 90.000 70.00 65.000
Jumlah Penerimaan 590.000 630.000 740.000 840.000 800.000 850.000
Estimasi Pengeluaran
Pembelian Bahan Baku 240.000 260.000 250.000 225.000 300.000 300.000
Pembayaran Gaji&Upah 120.000 120.000 100.000 125.000 125.000 150.000
Biaya Pemasaran 100.000 150.000 100.000 150.000 125.000 115.000
Biaya Adm & Umum 160.000 170.000 200.000 200.000 200.000 210.000
Pembayaran Pajak - - 50.000 - - -
Jumlah Pengeluaran
620.000 700.000 700.000 700.000 750.000 775.000
SURPLUS (DEFISIT)
(30.000) (70.000) 40.000 140.000 50.000 75.000

Dari transaksi operasi tersebut diketahui bahwa pada dua bulan (Januari
dan Februari) perusahaan mengalami kondisi illikuid yang ditandai
dengan defisit masing – masing sebesar Rp 30.000.000- dan Rp Rp

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 56


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

70.000.000-. sedangkan pada 4 bulan berikutnya perusahaan dalam


kondisi likuid atau surplus. Sehubungan dengan adanya kondisi yang
defisit tersebut, maka jauh – jauh hari perusahaan merencanakan
pinjaman untuk menutup kondisi defisit januari untuk januari dan
februari tersebut. Untuk itu perusahaan akan mengadakan transaksi
finansial untuk menutup defisit tersebut yakni merencanakan mencari
sumber dan menjadwalkan pembayaran kembali pinjaman dan bunganya.
Misalnya dari contoh diatas ada tambahan data yang berkaitan dengan
rencana pinjaman sebagai berikut:
1. Saldo kas minimum yang harus dipertahankan ditetapkan Rp.
100.000.000,-
2. Saldo kas awal tahun 2000 diperkirakan sebesar Rp 15.000.000-
3. Pinjaman dari salah satu bank yang diterima pada awal bulan dan
pembayaran bunganya pada akhir bulan. Pembayaran kembali pada
poko pinjaman dilakukan pada permulaan bulan. Bunga ditetapkan 2
% per bulan. Pinjaman dibulatkan puluhan ribu ke atas, bunga
dibulatkan puluhan ribu penuh ke atas.
Berdasarkan tambahan data tersebut, bisa ditentukan besarnya kredit
yang akan diminta untuk bulan Januari dan Februari 2000. Defisit bulan
januari 2000 sebsar Rp 30.000.000- sedangkan saldo kas minimum
ditentukan sebesar Rp. 10.000.000,-, sehingga jumlah kas yang harus
tersedia sebesar 40.000.000,-. Pada awal tahun sudah ada kas tersedia
darisaldo kas awal tahun sebesar Rp 15.000.000,-. Untuk itu perlu
tambahan dana sebesar Rp 25.000.000,-. Bunga 2% harus dibayar pada
akhir bulan. Dengan demikian pinjaman yang diminta kepada bank
adalah sebesar (X)
X = Defisit + SKM – Saldo Kas Awal + Bunga
X = 30.000.000 + 10.000.000 – 15.000.000 = 0,02X
0,98 X = 25.000.000
X = Rp 25.000.000,- ( sudah dibulatkan puluhan ribu penuh ke atas )
Bunga yang dibayar pada akhir bulan Januari 2000 sebesar 2% x Rp
25.000.000,- = 520.000 (dibulatkan puluhan ribu penuh ke atas). Dan

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 57


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

dengan cara yang sama kredit yang diminta untuk bulan februari bisa
dihitung, dan hasilnya bisa dilihat dibawah ini.
Tabel 6.2. Anggaran Kas (Transaksi Finansial)
(dalam ribuan rupiah)
URAIAN JAN FEB MAR APR MEI JUN
Saldo Kas awal bulan 15.000 10.000 10.000 48.050 146.900 139.430
Terima Kredit awal bulan 25.520 71.950*) - - - -
Pembayaran pinjaman - - - (40.000) (57.470) -
Kas tersedia 40.520 81.950 10.000 8050 89.430 139.430
Surplus (defisit) (30.000) (70.000) 40.000 140.000 50.000 75.000
Pembayaran Bunga (520) (1.950) (1.950) (1.150) - -
Saldo Kas Akhir bulan 10.000 10.000 48.050 146.900 139.430 214.430
Hutang Kumulatif 25.520 97.470 97.470 57.470 - -

Catatan:
Pinjaman bulan Februari X = 70.000 + 10.000 + 0,20 X + 0,02 (25.520)
X = Rp 71.950
Bunga (pinjaman lama dan baru) = 0,02 x Rp 97.470 = Rp 1.950
Sebagian tahan terakhir dalam penyusunan anggaran kas adalah
membuat budget kas final yakni menggabungkan antara transaksi
operasional dan transaksi finansial.
Tabel 6.3. Perusahaan GEMES
ANGGARAN KAS
(dalam ribuan rupiah)
URAIAN JAN FEB MAR APR MEI JUN
Saldo Kas awal bulan 15.000 10.000 10.000 48.050 146.900 139.430
Estimasi Penerimaan:
Penjualan Tunai 240.000 250.000 310.000 400.000 400.000 450.000
Penerimaan Piutang 230.000 250.000 320.000 350.000 330.000 335.000
Penerimaan Kredit 25.520 71. 950 - - - -
Penerimaan Lainnya 120.000 130.000 110.000 90.000 70.000 65.000
Jumlah Penerimaan 615.520 701. 950 740.000 840.000 800.000 850.000
Jumlah Kas Total 630.520 711. 950 750.000 888.050 946.900 989.430
Estimasi Pengeluaran:

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 58


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

Pembelian Bahan Baku 240.000 260.000 250.000 225.000 300.000 300.000


Pembayaran Gaji&Upah 120.000 120.000 100.000 125.000 125.000 150.000
Biaya Pemasaran 100.000 150.000 100.000 150.000 125.000 115.000
Biaya Adm & Umum 160.000 170.000 200.000 200.000 200.000 210.000
Pembayaran Pajak - - 50.000 - - -
Pembayaran Bunga 520 1950 1.950 1.150 - -
Pembayaran Hutang - - - 40.000 57.470 -
Jumlah Pengeluaran 620.520 701.950 701.950 741.150 807.470 775.000
Saldo Kas akhir bulan 10.000 10.000 48.050 146.900 139.430 214.430

4. MODEL MANAJEMEN KAS


Dalam rangka pengelolaan kas, akan disajikan dua model manajemen kas
yang di kembangkan oleh William J. Baumol, Merton H. Miller dan
Daniel Orr. Model – model ini selalu mengkaitkan antara kas dan surat
berharga yakni dengan mengadakan trade-off antara tingkat bunga yang
hilang karena menyimpan uang dengan biaya transaksi. Apabila
perusahaan mempunyai kas terlalu banyak harus segera dibelikan surat
berharga dan tentu harus mengeluarkan biaya untuk transaksi. Sedangkan
bila saldo kas mendekati nol harus segera menjual surat berharganya
menjadi kas, sehingga akan lehilangan kesempatan untuk mendapatkan
bunga (opportunity cost).
a. Modal Baumol
Model manajemen kas yang diajukan oleh Baumol ini sering disebut
dengan Model Persediaan. Baumol mengakui ada kesamaan antara
manajemen persediaan dengan manajemen kas bila dilihat aspek
keuangan. Dalam manajemen persediaan ada biaya pesan yang
dibayarkan setiap melakukan pemesanan dan biaya simpan untuk
menyimpan bahan yang dibeli. Dalam manajemen kas biaya pesan
berupa biaya komisi pedagang efek yang dikeluarkan untuk merubah
sekuritas menjadi uang kas. Dan biaya simpan berupa hasil bunga
yang hilang karena perusahaan menyimpan uang tunai yang besar.
Oleh karena itu perlu ditentukan berapa surat berharga yang harus

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 59


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

dijadikan uang tunai pada setiap saldo kas mendekati nol. Model
Baumol mengasumsikan bahwa semakin kas selalu konstan setiap
waktu, sehingga bila sigambarkan akan nampak sebagai berikut:

C/2

O t₁ t₂ t₃
Gambar 6.2. Pola Aliran Kas Modal Baumol
Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa jumlah kas optimal sebesar C
pada setiap kali perusahaan akan kehabisan uang kas. Bila kas
mendekati angka nol, maka perusahaan harus mengubah sekuritas
menjadi kas, sehingga akan naik sebesar C demikian seterusnya bila
habis segera mencairkan sekuritas lagi.
Karena Baumol menganggap manajemen kas seperti manajemen
persediaan, maka untuk mencari berapa jumlah kas yang optimal pada
setiap mengubah sekuritas menjadi kas adalah:

Di mana:
O = biaya transaksi
D = Kebutuhan kas setahun
i = Bunga skuritas
Contoh :
Perusahaan SETIA setiap tahun membutuhkan kas sebesar Rp
2.400.000.000,- dengan pemakaian setiap periodenya secara konstan.
Biaya transaksi untuk mengubah uang kas menjadi sekuritas setiap
transaksi sebesar Rp 125.000,- tingkat bunga yang diperoleh karena

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 60


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

memiliki sekuritas adalah 15% per tahun. Dengan menggunakan


rumus di atas maka dapat dihitung jumlah sekuritas yang harus
disajikan kas setiap kali adalah sebesar:

= Rp 63.245.553,20,-

Ini berarti perusahaan harus menjual sekuritasnya senilai Rp


63.245.553,20 pada setiap kali jumlah kas yang dimiliki mendekati
nol. Sedangkan biaya yang dikeluarkan atas pengelolaan kas tersebut
adalah:
1. Biaya kehilangan kesempatan
C/2 x I = 63.245.553,20/2 x 15% = Rp 4.743.416,50
2. Biaya transaksi
D/CxO = (2.400.000.000/63.245.553,20) x Rp125.000,-
= Rp 4.743.416,50
Total biaya pengelolaan kas tersebut adalah 2 x Rp 4.741,416,50
= Rp 9.486.883,-. Jika diperhatikan antara biaya transaksi dengan
opportunity costntnya sama.
b. Model Miller and Orr
Pada model Baumol ada asumsi yang sulit untuk dipenuhi yaitu
pemakaian kas setiap waktunya sama oleh karena itu tidak cocok
untuk kondisi ketidakpastian pemakain kas. Model yang dikenalkan
oleh Miller and Orr tentunya lebih cocok untuk kondisi dimana
pengeluaran kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara random.
Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah saldo
kas, serta menentukan saldo kas yang optimal yang perlu dimiliki oleh
perusahaan.
Apabila saldo kas perusahaan mengalami penurunan hingga mencapai
nol , maka perusahaan harus segera mengubah sekuritasnya menjadi
kas senilai saldo kas optimal. Demikian pula bila saldo kas yang
dimiliki perusahaan semakin membesar, maka pada batas atas, kas

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 61


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

harus diubah menjadi sekuritas. Untuk menentukan besarnya saldo kas


optimal, maka bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

( )

Di mana:
b = Biaya tetap untuk melakukan transaksi
α² = Variasi arus kas masuk bersih harian (penyebaran arus kas)

i = Bunga harian untuk investasi pada sekuritas.


Untuk mengukur besarnya batas atas saldo kas atau h ditentukan
sebesar 3Z.
Contoh:
Perusahaan IMPIAN mempunyai variasi arus kas sebesar Rp
5.000.000,-. Biaya transaksi diperkirakan Rp 100.000,- dan bunga
sekuritasnya pertahun sebesar 18%. (1tahun = 360 hari).
Besarnya Z adalah:

( )

= Rp 15.536.162,50-
h = 3 x Rp 15.536.162,50 = Rp 46.608.487,50

46, 608 h
Batas Atas

15, 536 Z

Batas bawah

0 Waktu

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 62


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

Gambar 6.3. Gambaran Manajemen Kas model Miller & Orr


Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada saat uang kas perusahaan
mencapai angka Rp 46.608.000,- harus segera diubah menjadi
sekuritas hingga saldo mencapai Rp 15.536.000,-. Dan apabila uang
kas berkurang hingga mendekati Rp 0,- (atau sebesar saldo kas
minimum yang telah ditentukan), maka sekuritas harus segera dijual
sebesar Rp 15.536.000,-

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Perusahaan NONA akan menyusun anggaran kas untuk 6 bulan pertama
tahun 2000. Data – data estimasi yang telah dikumpulkan adalag sebagai
berikut:
Estimasi penerimaan:
a. Penerimaan dari penjualan tunai setiap bulannya adalah:
Januari Rp 100.000.000,- April Rp 240.000.000-
Februari Rp 125.000.000,- Mei Rp 200.000.000,-
Maret Rp 180.000.000- Juni Rp 225.000.000,-
b. Penerimaan dari pengumpulan piutang setiap bulannya adalah:
Januari Rp 100.000.000,- April Rp 190.000.000-
Februari Rp 125.000.000,- Mei Rp 115.000.000,-
Maret Rp 160.000.000- Juni Rp 170.000.000,-
c. Penerimaan – penerimaan lainnya:
Januari Rp 50.000.000,- April Rp 45.000.000-
Februari Rp 50.000.000,- Mei Rp 40.000.000,-
Maret Rp 55.000.000- Juni Rp 35.000.000,-
Estimasi pengeluaran:
a. Pembelian bahan baku secara tunai setiap bulannya adalah:
Januari Rp 150.000.000,- April Rp 140.000.000-
Februari Rp 150.000.000,- Mei Rp 150.000.000,-
Maret Rp 125.000.000- Juni Rp 150.000.000,-
b. Pembayan gaji dan upah perbulan:
Januari Rp 65.000.000,- April Rp 60.000.000-

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 63


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

Februari Rp 60.000.000,- Mei Rp 65.000.000,-


Maret Rp 50.000.000- Juni Rp 75.000.000,-
c. Pembayaran untuk biaya pemasaran:
Januari Rp 50.000.000,- April Rp 50.000.000-
Februari Rp 75.000.000,- Mei Rp 65.000.000,-
Maret Rp 50.000.000- Juni Rp 55.000.000,-
d. Pembayaran untuk biaya administrasi dan umum:
Januari Rp 85.000.000,- April Rp 100.000.000-
Februari Rp 80.000.000,- Mei Rp 100.000.000,-
Maret Rp 100.000.000- Juni Rp 105.000.000,-
e. Pembayaran pajak perusahaan pada bulan Maret 2000 sebesar Rp
30.000.000,-
Saldo kas awal tahun diperkirakan sebesar Rp 15.000.000,- dan saldo kas
minimal ditetapkan sebesar Rp 8.000.000,-
Apabila terjadi difisit perusahaan akan meminta kredit dari bank di awal
bulan dengan bunga 2% perbulan yang akan dibayarkan pada akhir bulan
(dibulatkank ke atas puluhan ribu penuh). Pembayaran pokok pinjaman
dilakukan akhir bulan bila sudah mencukupi kas yang tersedia.
Buatlah : Anggaran Kas

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 64


Modul Manajemen Keuangan S1 AKUNTANSI

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi, Penerbit Ekonisia


FE UII, Yogyakarta, 2000

S1 Akuntansi Universitas Pamulang | 65

Anda mungkin juga menyukai