INFLASI
Di Susun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen Pengampu: MHD.AMIN,MM
Oleh:
Kelompok 10
USWATUN HASANAH
FAZRI ALVIAN SYAHRIL
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaikinnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I 1 PENDAHULUAN.....................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan atau produksi nasional dalam satu
negara dari tahun ke tahun. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di suatu negara, dapat dilihat
dari tingkat produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi sebagai salah
satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara.
Akhir-akhir ini banyak sekali negara- negara yang berusaha meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi negaranya dengan cara menaikan output secara berkesinambungan melalui ketersediaan
barang-barang modal, teknologi dan sumber daya manusia. Dalam cakupan ekonomi makro
salah satu acuan yang digunakan untukmelihat/mengukur stabilitas perekonomian suatu negara
adalah inflasi. Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan sebuah fenomena moneter dalam
suatu negara dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi.
Pemeliharaan stabilitas harga terus menjadi tujuan utama dari kebijakan makro ekonomi untuk
sebagian besar negara di dunia. Hal ini dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Antara lain penekanan diberikan kepada kestabilan harga pelaksanaan kebijakan
moneter adalah dengan maksud untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan serta penguatan daya beli mata uang (Umaru dan Zubairu, 2012).
Inflasi dipandang sebagai salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara, ada berbagai pandangan mengenai dampak inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi antara lain pada tahun 1958, Philips menyatakan bahwa inflasi yang tinggi secara
positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran.
Pendapat tersebut juga didukung oleh para tokoh perspektif struktural dan keynesian yang
percaya bahwa inflasi tidak berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi sedangkan pandangan
monetarist berpendapat bahwa inflasi berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung
oleh peristiwa pada tahun 1970 dimana negara-negara dengan inflasi yang tinggi terutama
negara-negara Amerika Latin mulai mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dan dengan
demikian menyebabkan munculnya pandangan yang menyatakan Inflasi yang memiliki efek
negatif pada pertumbuhan ekonomi bukan efek positif.
Berdasarkan kontroversi tersebut, penelitian ini penting dilakukan untuk menganalisis pengaruh
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka
waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali
bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan
dari inflasi disebut deflasi.
Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia. BPS melakukan
survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap
mewakili belanja konsumsi masyarakat. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung
tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Negara berkembang umumnya memiliki permasalahan ekonomi seperti tingkat inflasi yang
tinggi serta pertumbuhan perekonomian yang lambat. Inflasi merupakan indikator perekonomian
yang penting, laju pertumbuhannya selalu diupayakan rendah dan stabil agar supaya tidak
menimbulkan penyakit makro ekonomi yang nantinya akan memberikan dampak ketidakstabilan
dalam perekonomian. Inflasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap perekonomian.
Apabila perekonomian suatu Negara mengalami suatu kelesuan, maka Bank Indonesia dapat
melakukan kebijakan moneter yang ekspansif dengan cara menurunkan tingkat suku bunga.
Inflasi yang tinggi dan tidak stabil merupakan cerminan dari ketidakstabilan perekonomian yang
berakiba tpada naiknya tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus, dan
berakibat pada makin tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia. Karena semakin tinggi tingkat
inflasi, maka masyarakat yang awalnya dapat memenuhi kebutuhan sehari- harinya dengan
adanya harga barang dan jasa yang tinggi tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehingga
menimbulkan kemiskinan dan tingkat inflasi di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke
tahun.
Dari tabel 1.1 menunjukkan tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2016 sebesar 3,02, pada
tahun 2017 inflasi kembali meningkat sebesar 3,61, pada tahun 2018 inflasi menurun sebesar
3,13, pada tahun 2019 tingkat inflasi kembali menurun sebesar 2,72 dan pada tahun 2020 tingkat
inflasi kembali menurun sebesar 1,68.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu masalah jangka panjang yang harus dilakukan oleh
setiap Negara dimana sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.
Setiap negara mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana cara untuk mempercepat
pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan Ekonomi merupakan suatu proses kenaikan output
perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi menjadi penyebab
sehat tidaknya perekonomian suatu Nngara dan pertumbuhan ekonomi menjadi syarat mutlak
untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa. Bila suatu negara tidak dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonominya maka akan menimbulkan masalah ekonomi dan sosial yang baru
seperti tingginya tingkat kemiskinan yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan
produk domestik bruto (PDB).
Ada beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh inflasi, diantaranya:
1. Menurunkan daya beli masyarakat: Inflasi menyebabkan nilai uang menurun sehingga
daya beli masyarakat menjadi lebih rendah. Masyarakat akan kesulitan untuk membeli
barang-barang yang dianggap penting karena harganya terus naik.
2. Merugikan bagi peminjam: Inflasi juga dapat merugikan bagi peminjam, karena ketika
mereka meminjam uang, harga-harga di pasar sudah naik. Sehingga ketika mereka harus
membayar kembali pinjaman tersebut, nilai uang yang harus mereka kembalikan akan
lebih rendah dibandingkan dengan nilai uang yang mereka pinjam.
3. Merusak struktur ekonomi: Inflasi yang tinggi dapat merusak struktur ekonomi suatu
negara, karena menyebabkan adanya ketidakstabilan harga-harga di pasar. Hal ini dapat
mempengaruhi investasi dan keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan, sehingga
dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi.
4. Menyebabkan ketidakpastian: Inflasi yang tinggi juga dapat menyebabkan
ketidakpastian bagi masyarakat, karena tidak dapat memprediksi dengan pasti berapa
harga barang-barang yang akan dibeli di masa depan. Hal ini dapat mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menyebabkan kegelisahan di tengah
masyarakat.
5. Menurunkan kesejahteraan masyarakat: Inflasi yang tinggi dapat menurunkan
kesejahteraan masyarakat karena menyebabkan masyarakat kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang rendah akan terpukul
lebih besar oleh inflasi dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pendapatan yang
tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun 2016-2020. Penelitian ini di analisis menggunakan program SPSS 24. Maka
penulis mengambil kesimpulan bahwa, inflasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2016-2020. Hal ini dikarenakan permasalahan ekonomi
yang tidak terduga terjadi di Indonesia terutama contohnya inflasi yang terjadi di tahun 2020 ini
yaitu inflasi yang meningkat disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia
yang berdampak pada naiknnya harga BBM dan sembako, menurunnya minat beli masyarakat
serta meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Semakin tingginya angka inflasi di
Indonesia maka akan semakin mempengaruhi angka pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat pada
angkanya, nilai inflasi yang terjadi di Indonesia pada periode 2016-2020 ini masih berada di
kisaran normal dan dapat masih dapat memberikan kesempatan bagi negara Indonesia untuk
meningkatkan perekonomiannya.
Bank sentral dapat menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan cermat. Mereka
dapat memonitor dan mengatur pasokan uang yang beredar dalam perekonomian untuk
menjaga stabilitas harga. Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi menaikkan suku
bunga untuk mengendalikan permintaan, mengurangi jumlah uang yang beredar, atau
menjual surat berharga pemerintah untuk menarik uang dari pasar.
Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang seimbang dengan menjaga anggaran
tetap stabil. Mengurangi defisit anggaran dan menghindari pembiayaan defisit dengan
mencetak uang baru adalah langkah penting untuk mencegah inflasi yang berlebihan.
Kenaikan upah yang terlalu cepat dapat menyebabkan tekanan inflasi. Pemerintah dapat
bekerja sama dengan serikat pekerja dan pengusaha untuk menetapkan kebijakan upah
yang wajar dan sejalan dengan produktivitas ekonomi.
Pemerintah dapat memonitor dan mengatur harga komoditas penting yang memiliki
dampak signifikan terhadap inflasi. Hal ini dapat dilakukan melalui intervensi pasar,
pengelolaan stok, dan kebijakan impor untuk menjaga stabilitas harga.
Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang ketat terhadap praktik spekulasi dan
manipulasi pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tidak wajar. Langkah-
langkah pengawasan dan regulasi yang tepat diperlukan untuk mencegah aksi spekulatif
yang dapat memicu inflasi.
Pendidikan ekonomi dan kesadaran publik tentang inflasi sangat penting. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang inflasi, masyarakat dapat mengatur pengeluaran
mereka dengan bijak, dan produsen dapat menetapkan harga secara wajar.
Bank sentral dapat mengadopsi kebijakan moneter yang ketat untuk mengendalikan
inflasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan suku bunga, mengurangi pasokan uang
yang beredar, atau menjual surat berharga pemerintah untuk menarik uang dari pasar.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi,
sehingga mengendalikan permintaan dan inflasi.
Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang ketat untuk mengurangi pengeluaran
dan menyeimbangkan anggaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi belanja
publik, meningkatkan pajak, atau mengurangi subsidi yang dapat menyebabkan tekanan
inflasi.
3. Pengendalian Upah
Kenaikan upah yang terlalu cepat dapat mendorong inflasi. Pemerintah dapat bekerja
sama dengan serikat pekerja dan pengusaha untuk menetapkan kebijakan upah yang
wajar dan sesuai dengan produktivitas ekonomi, sehingga mengurangi tekanan inflasi.
4. Intervensi Pasar
Mendorong investasi dan inovasi dalam sektor ekonomi yang penting dapat membantu
meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi, sehingga mengurangi tekanan inflasi.
Inovasi teknologi juga dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan
produktivitas.
Pendidikan ekonomi dan kesadaran publik tentang inflasi dapat membantu mengurangi
tekanan inflasi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang inflasi, masyarakat dapat
mengatur pengeluaran mereka dengan bijak dan pengusaha dapat mengatur harga mereka
dengan wajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inflasi dipandang sebagai salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara, ini disebabkan inflasi yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia/Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini dikarenakan permasalahan ekonomi
yang tidak terduga terjadi di Indonesia terutama contohnya inflasi yang terjadi di tahun 2020 ini
yaitu inflasi yang meningkat disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia
yang berdampak pada naiknnya harga BBM dan sembako, menurunnya minat beli masyarakat
serta meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.
3.2 Saran
Untuk mengatasi defisit anggaran yang dapat memicu timbulnya inflasi, pemerintah harus
menjaga dan mengusahakan pengeluarannya sesuai dengan apa yang telah dianggarkan agar
tidak melebihi pendapatan pemerintah, karena apabila pengeluaran pemerintah seimbang dengan
pendapatan pemerintah maka tingkat inflasi dapat dipertahankan. Selanjutnya memprioritaskan
pengeluaran hanya pada bidang yang produktif sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas ooutput yang dapat memenuhi kenaikan permintaan akibat dari output tetap dan dapat
menekan inflasi.
DAFTAR PUSTAKA