Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah

Perekonomian Indonesia

MAKALAH

KEBIJAKAN FISKAL

OLEH KELOMPOK 8 :

ADE
ALYA REGINA (1802112708)
FANNYSA AIDILLA (1802112470)
SALSABILLA ANANDA (1802123787)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah berjudul “Inflasi“ ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 31 Oktober 2019

Penyusun

i
Y

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL....................................................3

2.2 FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL...............................................................3

2.3 TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL.............................................................4

2.4 MACAM – MACAM KEBIJAKAN FISKAL..........................................5

2.5 PERANAN KEBIJAKAN FISKAL DALAM PEREKONOMIA............7

2.6 PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DALAM PEREKONOMIAN.....10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan
saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di
bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara
30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila
kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus
menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi
disebut deflasi.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks
Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei
Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa
tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap
beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.
3
Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang
terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar
berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
2. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indikator ini mengukur perubahan rata-rata harga yang diterima produsen
domestik untuk barang yang mereka hasilkan.
3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
Menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang
produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi
PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
4. Indeks Harga Aset 
Indeks ini mengukur pergerakan harga aset antara lain properti dan saham yang
dapat dijadikan indikator adanya tekanan terhadap harga secara keseluruhan.

Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok
pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose
- COICOP), yaitu :
1. Kelompok Bahan Makanan
2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
4. Kelompok Sandang
5. Kelompok Kesehatan
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

4
54 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 54-67

INFLASI DI INDONESIA :

SUMBER-SUMBER PENYEBAB DAN


PENGENDALIANNYA

Adwin S. Atmadja

Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi - Universitas Kristen Petra

ABSTRAK

Krisis moneter yang melanda negara-negara ASEAN, termasuk


Indonesia, telah menyebabkan rusaknya sendi-sendi
perekonomian nasional. Krisis moneter menyebabkan terjadinya
imported inflation sebagai akibat dari terdepresiasinya secara
tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yang
selanjutnya mengakibatkan tekanan inflasi yang berat bagi
Indonesia.

Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan


merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi
secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada
negara-negara yang sedang berkembang lainnya, masalah inflasi
di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena
masih terdapatnya hambatan-hambatan struktural dalam
perekonomian negara. Dengan demikian, maka pembenahan
masalah inflasi di Indonesia tidak cukup dilakukan dengan
menggunakan instrumen-instrumen moneter saja, yang umumnya
bersifat jangka pendek, tetapi juga dengan melakukan
pembenahan di sektor riil, yaitu dengan target utama
mengeliminasi hambatan-hambatan struktural yang ada dalam
perekonomian nasional.

Kata kunci : inflasi, structural bottleneck.

5
ABSTRACT

The monetary crisis that happens among the ASEAN countries


including Indonesia has cause the broken of the national
economical aspects. The monetary crisis causes the imported
inflation, which is the result of the sharp depreciation of rupiah
exchange rate toward the foreign exchange rate. This condition
can cause the heavy inflation pressure for Indonesia.

The inflation phenomenon in Indonesia actually is not the


short-term phenomena. That is only happens incidentally. In fact,
the same general problem also happens in others developing
countries. The inflation problem in Indonesia is the kind of long-
term inflation that caused by the structural of economic obstacles
that still occur in Indonesia. As the result, the reconstruction of
inflation problem in Indonesia is not enough

6
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Anda mungkin juga menyukai