Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DAN KASUS INFLASI DI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro

DOSEN PENGAMPU : MIFTAKHURROHMAH, M.Pd

Disusun oleh :

DESI AYU LESTARI 2187203066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NURUL HUDA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatnya,
sehingga saya dapat menyusun kliping berikut dengan judul “ANALISIS DAN KASUS
INFLASI DI INDONESIA”.

Penyusunan kliping mengenai Analisisdan kasus Inflasi Di Indonesia ini merupakan


salah satu kewajiban saya sebagai mahasiswa dalam rangka memenuhi tugas kuliah. Pada
kliping ini, saya akan menjabarkan secara singkat namun jelas terkait materi yang akan
disampaikan.

Selanjutnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu saya dalam proses penyusunan kliping ini, terutama kepada Dosen pengampu
mata kuliah teori ekonomi makro, dan teman kelas lainnya. Berkat bantuan mereka semua,
saya dapat menyelesaikan tugas kliping dengan tepat dan sesuai target.

Saya menyadari kliping saya ini masih jauh dari kata sempurna, di dalamnya pasti
masih ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca kliping ini agar kedepannya saya dapat menyusun kliping yang lebih baik lagi.

Belitang, 25 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2
A. Pengertian inflasi..........................................................................................................2
B. Jenis jenis inflasi..........................................................................................................2
C. Penyebab inflasi...........................................................................................................3
D. Cara Mengatasi inflasi..................................................................................................4
E. Kasus Inflasi di indonesia.............................................................................................5
F. Solusi mengendalikan inflasi di indonesia...................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................................11
KESIMPULAN......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi
dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya
modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan
permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi
perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Lebih dari itu,
ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal
ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya
otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan
menjadi satu digit atau inflasi moderat.

Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil,
pendapatan masyarakat akan terganggu, mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan
moral. Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan moneter.
Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah
ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun masyarakat
umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dapat
dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INFLASI

Inflasi menjadi salah satu perhatian khusus dalam perkembangan ekonomi dalam suatu
negara. Pasalnya, inflasi sendiri diartikan sebagai kenaikan dari harga barang dan jasa yang
secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Menurut KBBI, pengertian dari inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena
banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-
barang. Menurunnya nilai mata uang itu sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor
tertentu. Adapun definisi dari Inflasi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah keadaan
perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam
waktu panjang dan penyebab dari kenaikan tersebut karena tidak seimbangnya arus uang dan
barang.

B. JENIS JENIS INFLASI

2
1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan adalah inflasi yang mudah untuk dikendalikan karena belum terlalu
menganggu bagi perekonomian suatu negara, terjadi kenaikan harga barang dan jasa
secara umum yaitu di bawah 10% per tahun serta dapat dikendalikan.

2. Inflasi Sedang
Inflasi sedang adalah inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan bagi
masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum tentu membahayakan aktivitas
perekonomian bagi suatu negara, inflasi jenis ini berada di kisaran 10%-30% per
tahun.

3. Inflasi Tinggi
Inflasi tinggi adalah inflasi yang paling parah karena dapat mengakibatkan harga-
harga naik sampai 5-6 kali dan masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan
uang dikarenakan nilai uang yang merosot dengan tajam dan ingin ditukarkan dengan
uang sehingga perputaran uang juga semakin cepat dan harga naik secara akselerasi.
Biasanya keadaan tersebut timbul jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja
yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mecetak uang.

4. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)


Inflasi sangat berat adalah jenis inflasi yang telah mengacaukan suatu perekonomian
dari negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan
moneter dan fiskal. Inflasi ini berada pada kisaran 100% ke atas per tahunnya.

C. PENYEBAB INFLASI

Inflasi dapat dibedakan jika dilihat berdasarkan dari penyebab yang menimbulkannya.
Terdapat 3 jenis inflasi yang ada seperti berikut.

1. Demand Pull Inflation


Penyebab ini muncul karena adanya sebuah permintaan terhadap barang dan jasa yang
cukup tinggi. Meskipun permintaan barang dan jasa tersebut sangat tinggi namun

3
produsen tetap harus mampu untuk memenuhi semua permintaan tersebut dan
berdasarkan dari nilai tersebut lah disebut sebagai demand pull inflation.
2. Cost Push Inflation
Penyebab yang kedua ini adalah berdasarkan timbul atau munculnya karena sebuah
kenaikan pada biaya produksi barang, biaya produksi barang yang meningkat tersebut
dapat menyebabkan harga penawaran pada barang ikut turut naik dan disitulah
dinamakan sebagai cost push inflation.
3. Bottle Neck Inflation
Penyebab dari inflasi yang ketiga ini timbul dikarenakan adanya faktor dari
permintaan dan penawaran di mana sederhananya adakah inflasi campuran dari cost
push inflation dan demand pull inflation sehingga hal tersebut dapat membuat jadi
bottle neck inflation.

D. CARA MENGATASI INFLASI

Adapun beberapa cara yang dapat pemerintah lakukan untuk menekan laju dari inflasi adalah
sebagai berikut.

1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat menjadi salah satu cara untuk menekan laju inflasi karenae
kebijakan ini berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran dari anggaran pemerintah
serta kebijakan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan tarif pajak, mengurangi
pengeluaran pemerintah, dan melakukan pinjaman.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter atau kebijakan keuangan bisa dilakukan dengan menambah
ataupun mengurangi jumlah uang yang beredar untuk menjaga kestabilan moneter
dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat suatu negara dan
dapat dengan melakukan kebijakan operasi pasar terbuka, sehingga kebijakan ini
dapat dilakukan dengan cara mengendalikan jumlah uang beredar.

3. Kebijakan Non Fiskal dan Non Moneter

4
Kebijakan nonfiskal dan nonmoneter ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Setidaknya terdapat 5 cara mengatasi inflasi yang termasuk ke dalam kebijakan non-
fiskal dan non-moneter yang biasanya dilakukan oleh pemerintah, antara lain seperti
berikut.

1) Menambah hasil produksi


2) Mempermudah masuknya barang impor
3) Menstabilkan pendapatan masyarakat
4) Menetapkan harga maksimum
5) Pengawasan distribusi barang

Maka dari itu dalam mengatasi inflasi dalam suatu negara sebetulnya harus dilakukan kerja
sama antara masyarakat, pemerintah dan juga pelaku usaha agar dapat sama-sama menekan
lajunya inflasi agar tidak terjadi dan merugikan suatu negara yang kita tinggali bersama-sama
ini.

E. KASUS INFLASI DI INDONESIA

5
Tren inflasi tinggi ini ternyata dialami oleh banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Badan
Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan September melonjak 1,17% secara
bulanan.

Sementara itu, inflasi tahunannya mencapai 5,95% (year-on-year/yoy). Inflasi bulan


September ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim inflasi Indonesia


yang relatif terjaga di 5,9% menjadikan Tanah Air termasuk 5 negara dengan inflasi terendah
di dunia.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat di atas 5% dan berada di peringkat 2 diantara


negara-negara anggota G20," papar Airlangga, Rabu (12/10/2022).

Terkait dengan ketahanan pangan, dia menuturkan pemerintah juga terus melakukan upaya
untuk meningkatkan produksi dan juga diversifikasi pangan melalui pengembangan food
estate untuk jangka menengah.

"Indonesia saat ini surplus pupuk. Kita juga ekspor sekitar 2 juta ton urea setiap tahun.
Kondisi untuk beras relatif lebih aman. Kita memproduksi beras 1 tahun 31 juta ton dan 3
tahun kita sudah swasembada. Untuk gandum kita tergantung impor," ungkap Airlangga.

Upaya Pengendalian Inflasi, Melalui Sinergi Pusat - Daerah, Menjaga Produksi (Suplai)
dan Menanggung Ongkos Transportasi

Perekonomian global sedang menghadapi turbulence dan ketidak pastian. Krisis pangan dan
krisis energi-BBM pun tidak terhindarkan sebagai akibat dari dirupsi geopolitik. Akibat
lanjutannya seluruh negara dunia, tidak terkecuali Indonesia, dihadapkan pada risiko inflasi
yang tinggi. Kurs seluruh negara terhadap mata uang USD ikut mengalami tekanan, per hari
ini jam 16.30 WIB,  sebagai contoh Kurs Rupiah melemah hingga 6.5%, namun berbagai
negara melemah jauh lebih dalam, kurs Yen Jepang melemah 20.4%, Kurs China Yuan

6
melemah 11.5%, Kurs Poundsterling melemah 19.8 %, Kurs Thai Bath melemah 12.94%,
kurs Dollar Singapura melemah 6.3% dan kurs Peso Pilippina melemah 13.3 %.

Indonesia secara umum relatif lebih baik karena kita bisa menjaga keseimbangan kebijakan
fiskal dan moneter secara tepat, disamping kebijakan struktural yang terus dijalankan
sehingga kepercayaan dunia usaha dan investor tetap terpelihara. Kebijakan Bank Sentral di
seluruh dunia menaikkan suku bunga secara agresif adalah dalam rangka mendinginkan
pemanasan inflasi yang sudah terlalu tinggi. Inflasi menjadi musuh terbesar dunia sekarang.
Inflasi Indonesia masih berada di level 4 - 5%, sementara inflasi di berbagai negara maju
sudah berada di kisaran 8 - 10%.

Presiden Joko Widodo dalam acara pengarahan kepada para Kepala Daerah hari ini (29/09),
menyampaikan bahwa seperti saat menangani Covid-19, maka penanganan Inflasi juga harus
dilakukan bersama-sama antara pusat dan daerah.  Upaya yang harus dilakukan, pertama
harus menggarap produksi dan pasokan. Sebagai contoh, Cabai Merah kenapa harganya
tinggi, karena kurangnya produksi dan pasokan atau suplai. Tugas Kepala Daerah  mengajak
Petani menanam Cabai Merah, untuk memenuhi pasokan. Kedua, mengurusi ongkos
transportasi dari lokasi produksi ke pasar. Misalkan harga Telor naik, maka Pedagang tinggal
mengambil dan membeli dari daerah yang memproduksi telor, dan setelah pedagang membeli
maka ongkos angkutnya agar ditanggung oleh APBD Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

Kedua hal tersebut (menggarap produksi/ pasokan, dan menanggung ongkos transportasi),
bisa dilakukan dengan menggunakan Dana Transfer Umum (DTU) dan Belanja Tidak
Terduga (BTT), yang pengaturannya sudah diatur dengan jelas melalui Peraturan Menteri
Keuangan dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri. 

Sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, Menko Airlangga Hartarto
menambahkan perlunya terus mendorong peran kerjasama pengendalian inflasi di pusat dan
daerah, “TPIP dan TPID harus terus mengidentifikasi wilayah surplus dan defisit, serta
menjadi fasilitator yang baik, untuk mendorong kerjasama antar daerah dalam upaya
pengendalian inflasi”. Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah harus memperkuat
sinergi dalam pengendalian inflasi, termasuk memastikan ketersediaan pasokan dan
kelancaran distribusi komoditas pangan strategis, utamanya untuk mengantisipasi
peningkatan permintaan di akhir tahun.

Terkait dengan upaya sinergi pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi, Menko Airlangga
mengingatkan kembali perlunya upaya bersama untuk mengendalikan inflasi, menjaga
stabilitas harga dan daya beli masyarakat. “Sinergi dari TPIP dan TPID terus dilakukan
melalui berbagai langkah dan program, yang bertujuan untuk menjaga keterjangkauan harga,
memastikan ketersediaan pasokan, dan menjamin kelancaran distribusi,” tutur Menko
Airlangga.

Sebagai langkah menanggulangi dampak inflasi dan tetap menjaga daya beli masyarakat,
Pemerintah mendorong upaya pengendalian inflasi daerah melalui kebijakan-kebijakan
berikut:

1. Penggunaan Belanja Tidak Terduga  Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Di Daerah

Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 500/4825/SJ Tentang
Penggunaan Belanja Tidak Terduga  Dalam Rangka Pengendalian Inflasi Di Daerah. Daerah

7
diarahkan untuk menjaga keterjangkauan harga, daya beli masyarakat, kelancaran distribusi
(contoh: subsidi ongkos angkut) dan transportasi, kestabilan harga pangan ketersediaan bahan
pangan terutama dengan kerja sama antardaerah, serta memberikan bantuan sosial untuk
masyarakat yang rentan terhadap dampak inflasi di masing-masing daerah.

2. Dukungan Pemerintah Daerah sebesar 2% dari Dana Transfer Umum (Dana Alokasi
Umum dan Dana Bagi Hasil)

Untuk mengantisipasi dampak inflasi setelah dilakukan penyesuaian harga BBM, pemerintah
mengeluarkan kebijakan belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2% dari Dana Transfer
Umum yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Kebijakan
tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang
Belanja Wajib dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022 yang
ditetapkan tanggal 5 September 2022.

Total alokasi mencapai Rp 2,17 T. Belanja wajib perlindungan sosial antara lain digunakan
untuk:
a.  Pemberian bantuan sosial, termasuk untuk ojek, usaha mikro, kecil, dan menengah, dan
nelayan.
b. Penciptaan lapangan kerja, dan/atau
c.  Pemberian subsidi sektor transportasi angkutan umum daerah. Dimana pemberian subsidi
ini adalah merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi pada tingkat pemda.

3. Pengalokasian Dana Insentif Daerah (DID)

Selain itu sebagai bentuk apresiasi bagi pemerintah daerah yang berhasil
menekan/mengendalikan inflasi, melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor
140/PMK.07/2022, Pemerintah menganugerahkan penghargaan berupa Dana Insentif Daerah
kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Penilaian dititik beratkan pada kinerja Pemerintah
Daerah dalam Pengendalian Inflasi, yang dihitung berdasarkan realisasi inflasi Mei hingga
Agustus 2022.

DID kategori kinerja penurunan inflasi disalurkan pada bulan September dengan alokasi
berkisar Rp 10 Miliar per daerah penerima. DID Kinerja Tahun Berjalan wajib digunakan
untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi di daerah, diantaranya program
perlindungan sosial, dukungan dunia usaha terutama usaha mikro, kecil, dan menengah;
dan/atau upaya penurunan tingkat inflasi dengan memperhatikan pengarusutamaan gender
dan pemberdayaan perempuan serta penyandang disabilitas.

Melalui Dana Insentif Daerah, diharapkan pemerintah daerah dapat terus memacu kinerjanya
dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, termasuk pengendalian inflasi.

8
F. SOLUSI MENGENDALIKAN INFLASI INDONESIA

Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan 10


solusi pengendalian inflasi yang bisa diterapkan oleh daerah.

"Yang pertama adalah masalah pengendalian inflasi tolong benar-benar jadikan isu yang
prioritas, saya paham rekan-rekan kepala daerah semua memiliki banyak sekali problem di
wilayah masing-masing, tapi isu inflasi sama seperti mengatasi pandemi, naikkan menjadi isu
nomor satu," kata Mendagri Tito Karnavian dalam Rapat koordinasi pengendalian inflasi
daerah di Jakarta Senin.

Solusi pengendalian kedua kata dia yakni tentang pentingnya komunikasi publik. Pemerintah
daerah menurut Mendagri Tito jangan sampai salah dalam penyampaian atau berkomunikasi
sehingga membuat kepanikan di tengah masyarakat.

"Upayakan masyarakat tetap tenang," kata dia lagi.

9
Kemudian, daerah juga diminta mengaktifkan tim pengendali inflasi daerah pada tingkat
provinsi, kabupaten dan kota. Tim diminta agar memperkuat sinergi dan konsisten dalam
melaksanakan fungsi serta tugas, juga melaksanakan rapat koordinasi secara rutin

Keempat, daerah juga diminta mengaktifkan satgas pangan yang tugasnya untuk melaporkan
harga dan ketersediaan komoditas. Hasil laporan nantinya akan dicek langsung oleh
Kemendagri terkait harga dan ketersediaan, termasuk jika masalah distribusi.

Berikutnya, pemerintah daerah perlu mengawasi dan bantuan pengawasan dari penegak
hukum terkait subsidi bahan bakar minyak tepat sasaran.

Keenam, gerakan penghematan listrik perlu dilakukan. Pemda perlu mengimbau masyarakat
agar secara cermat menggunakan listrik.

Ketujuh, gerakan tanam pangan cepat panen perlu digalakkan sebagai upaya mencukupi
ketersediaan pangan rumah tangga. Gerakan tersebut kata Mendagri perlunya inisiasi dari
seluruh komponen masyarakat seperti PKK, babinsa, bhabinkantibmas dan unsur masyarakat
lainnya.

Kedelapan, pemerintah daerah juga perlu melakukan kerja sama antar daerah yang meliputi
pemenuhan kebutuhan seluruh komoditas strategis, dimana daerah yang kekurangan bisa
mengambil komoditas ke daerah yang surplus. Selain itu kerja sama antar daerah juga
dibutuhkan terkait transportasi distribusi komoditas.

Kesembilan, pemerintah daerah diminta untuk mengintensifkan jaring pengaman sosial


seperti belanja tidak terduga, bantuan sosial, anggaran desa, relokasi dana alokasi umum, dan
bantuan sosial (bansos) pusat. Kesepuluh, BPS dan BI diminta mengumumkan angka inflasi
hingga kabupaten kota.

10
BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN

Inflasi merupakan sebuah fenomena dimana terjadi kenaikan harga secara umum dan terus menerus.
Inflasi dapat disebabkan karena beredarnya jumlah uang yang terlalu banyak di masyarakat dan
defisit anggaran belanja pemerintah. Inflasi tertiggi yang pernah terjadi di Indonesia yaitu pada tahun
1998, dimana tingkat inflasi sebesar 77% yang dapat mempengaruhi efisiensi dan pendapatan.Inflasi
dapat dicegah dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang berkaitan dengan Output, 
kebijakan Penentuan Harga dan Indexing,  kebijakan lain, perbaikan prilaku masyarakat. cara lain
untuk mengatasi inflasi adalah dengan diberlakukannya uang ketat meliputi peningkatan tingkat suku
bunga, penjualan surat berharga, peningkatan cadangan kas pengetatan pemberian kredit dan
peningkatan tingkat suku bunga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Huyogo Simbolon (2022). Inflasi: Arti, Jenis, Penyebab, Sumber dan Cara Mengatasinya.
Diakses pada 24 oktober 2022, dari https://m.liputan6.com/amp/5046329/inflasi-arti-jenis-
penyebab-sumber-dan-cara-mengatasinya

Hadijah Alaydrus (2022), Mantap! Inflasi Indonesia Terendah Kelima di Dunia, diakses
pada 24 oktober 2022, dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20221012142601-4-
379188/mantap-inflasi-indonesia-terendah-kelima-di-dunia/amp

Sumber ekon.go.id (2022), Upaya Pengendalian Inflasi, Melalui Sinergi Pusat - Daerah,
Menjaga Produksi (Suplai) dan Menanggung Ongkos Transportasi, Diakses pada 24 oktober
2022, dari https://ekon.go.id/publikasi/detail/4587/upaya-pengendalian-inflasi-melalui-
sinergi-pusat-daerah-menjaga-produksi-suplai-dan-menanggung-ongkos-transportasi

12

Anda mungkin juga menyukai