Anda di halaman 1dari 14

INFLASI

Logo UNPI can aya na hp mah hese

Disusun
Oleh:
Muhamad Firman Nugraha
Fizal arif Wibisana
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa
manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan
maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti
untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.

Cianjur, 7 Maret 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi................................................................................... 3
B. Penyebab Inflasi..................................................................................... 3
C. Penggolongan Inflasi............................................................................. 5
D. Dampak Inflasi....................................................................................... 5
E. Peranan Bank Sentral............................................................................. 7
F. Mencegah Inflasi................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 10
B. Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal
ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan
produktivitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan
ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan
inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi
perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter.
Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan
yang senantiasa akan terjadi. Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter
dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa
menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu
digit atau inflasi moderat
Salah satu penyebab dari terjadinya inflasi adalah berbagai faktor yang
memengaruhi dalam mekanisme pasar. Contohnya saja konsumsi masyarakat
yang meningkat terus menerus sedangkan distribusi yang kurang lancar.
Inflasi pada dasarnya terbagi atas dua faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya inflasi, yaitu inflasi tarikan permintaan dan inflasi desakan biaya.
Inflasi tarikan permintaan dapat terjadi karna permintaan agregat melebihi
kemampuan-kemampuan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa
yang menyebabkan terjadinya kekurangan dan naiknya harga barang dan jasa
untuk masyarakat. Sedangkan inflasi desakan biaya terjadi karna adanya
kenaikan biaya produksi seperti bahan baku, upah dan lain-lain yang
mendorong terjadinya kenaikan harga untuk menutup biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inflasi?
2. Apa saja faktor penyebab inflasi?
3. Apa saja penggolongan inflasi?

1
2

4. Bagaimana dampak dari inflasi?


5. Bagaimana peranan bank sentral dalam menangani inflasi?
6. Bagaimana cara mencegah inflasi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga
yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling
sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi
ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan
harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%-30%
setahun; berat antara 30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

B. Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan
(tekanan) produksi atau distribusi (kurangnya produksi ‘product or service’
atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam

3
4

kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah


(government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif),
kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas
yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena
suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment di mana biasanya lebih
disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.
Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain
yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi
spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya
produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi
sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di
sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau
kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut, aksi spekulasi
(penimbunan), dan lain-lain, sehingga memicu kelangkaan produksi yang
terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada
5

distribusi, di mana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang
sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu: kenaikan
harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji
PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-
barang.

C. Penggolongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar
yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi
dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang
impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi
atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh
terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu
atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (closed inflation).
Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum,
maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (open inflation). Sedangkan
apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga
terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun).
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% per tahun).
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% per tahun).
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun).
6

D. Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah
atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh
yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi
yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang
menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan
tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.
Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, namun pada tahun 2003 atau tiga belas tahun kemudian, daya beli
uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya
pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan
pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai
mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun
jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang
enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena,
untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh
dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai
uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur
7

atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi,
produsen akan menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan,
bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin
akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.

E. Peranan Bank Sentral


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan
inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan
tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan
memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya
tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral
yang kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang
bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian
akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar atau
tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu,
bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang
domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat
internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini
pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
8

F. Mencegah Inflasi
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian
suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatasi. Tindakan yang
dapat diambil untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter,
kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.
1. Kebijakan moneter
Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat
mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan
menetapkan persediaan uang yang beredar dengan jalan menetapkan
persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mewajibkan bank-bank
umum dapat diedarkan oleh bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan
mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
a. Kebijakan diskonto
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan
kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga.
Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung.
Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat
berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
b. Kebijakan operasi pasar terbuka
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah
uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya
Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat
berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga
dapat mengurangi tingkat inflasi.
2. Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan
dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat
inflasi. Kebijakan itu antara lain sebagai berikut.
a. Menghemat pengeluaran pemerintah
9

Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi


pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang
yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
b. Menaikkan tarif pajak
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif
pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan
mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat
mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
3. Kebijakan lain di luar kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah
menerapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain
kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain.
Cara-cara dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar
Untuk menambah produksi, pemerintah dapat mengeluarkan
produksi. Hal itu dapat ditempuh, misalnya, dengan memberi premi
atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu.
Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah
juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan
bea masuk barang impor.
b. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada
sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus
realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi
pasar gelap (black market).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi
ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan
harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%-30%
setahun; berat antara 30%-100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

B. Saran
Dalam mengatasi inflasi sekarang ini, bukan hanya pemerintah yang
diharapkan untuk berusaha mengatasi inflasi ini, namun masyarakat juga harus
mendukung pemerintah dengan ikut serta dalam penghematan pemakaian
BBM dengan melakukan efisiensi energi pada transportasi yang ada. serta
tidak ikut-ikutan untuk menaikkan harga barang-barang pokok dengan tingkat
harga yang melambung tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

http://heranoviyanth.blogspot.co.id/2012/09/makalah-inflasi.html

http://nciez-k.blogspot.co.id/2013/08/makalah-tentang-inflasi.html

http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-inflasi-jenis-penyebab-
dampak.html

http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-inflasi-di-indonesia.html

http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-
penyebab.html

Anda mungkin juga menyukai