Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Inflasi dan Deflasi

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


EKONOMI MONETER

Dosen Pengampu :
Nurul Laili Ittasyaq, M.E.

Created by;
Wajianto

PRODI PERBANKKAN SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM AL ROSYID
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kita nikmat,
baik itu nikmat islam maupun nikmat iman.Kedua kalinya tak lupa kita haturkan salawat
serta salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhamamad  SAW.Yang telah menunjukkan
kita jalan yang menuju kebenaran, seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing  kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Inflasi dan
Deflasi”  kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun untuk
dijadikan pelajaran ke depannya.
Akhir kata kami sebagai penyusun mengucapkan, Semoga makalah ini bermanfaat
untuk kita semua.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... iii
1.3 Tujuan .................................................................................. iii

BAB II: PEMBAHASAN


2.1 INFLASI
A. Pengertian Inflasi ............................................................ 1
B. Macam-macam dan Penyebab Inflasi ............................. 2
C. Dampak inflasi terhadap perekonomian masyarakat ...... 2
D. Pengaruh inflasi .............................................................. 3
E. Cara Mengatasi Inflasi .................................................... 4
2.2 DEFLASI
A. Pengertian Deflasi............................................................ 4
B. Penyebab Deflasi ............................................................ 5
C. Dampak Deflasi .............................................................. 5
D. Cara Mengatasi Deflasi .................................................. 6

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
.    
1. 1 Latar Belakang
Krisis ekonomi tahun 1997 sebagai puncak dari Serangkaian Liberalisasi sektor
perbankan sejak tahun 1980-an telah menunjukkan bahwa industri perbankan nasional
belum memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh yang di dukung dengan infrastruktur
perbankan yang baik. Secara Fundametal, sistem perbankan Indonesia masih harus di
perkuat untuk dapat mengatasi gejolak internal maupun eksternal. Fundamental perbankan
nasional yang terbukti belumkokoh merupakan tantangan bukan hanya bagi industri
perbankan secara umum. Tantangan dalam dunia perbankan juga selalu berubah seiring
dengan perubahan yang terjadi dalam industri jasa keuangan secara umum.  Untuk
mewujudkan perbankan indonesia yang lebih kokoh, perbaikan harus dilakukan di
berbagai bidang. Ternyata unutk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi perbankan
dalam beberapa tahun belakangan ini.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inflasi dan deflasi?
2. Apa penyebab dari inflasi dan deflasi?
3. Bagaimana dampak inflasi dan deflasi?
4. Bagaimana cara mengatasi inflasi dan deflasi?
5. Apa pengaruh inflasi dan deflasi?

1. 3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari inflasi dan deflasi
2. Menjelaskan penyebab dari inflasi dan deflasi
3. Menjelaskan dampak inflasi dan deflasi
4. Menjelaskan cara mengatasi inflasi dan deflasi
5. Menjelaskan pengaruh inflasi dan deflasi

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 INFLASI
A. Pengertian Inflasi
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau
konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang harus mengalir
dari hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari
pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Pada keadaan seperti ini, harga akan tercipta. Jika arus uang dan arus barang berada
dalam keseimbangan, maka harga akan stabil, jumlah penawaran sama dengan jumlah
permintaan. begitu pula jumlah uang yang tersedia di masyarakat. jika terjadi ketidak
seimbangan antara penawaran dan permintan barang, serta arus uang dan arus barang saat
itulah yang dinamakan inflasi. Untuk lebih tepatnya, pengertian inflasi adalah”suatu proses
atau peristiwa dalam perekonomian di akibatkan karena terganggunya keseimbangan
antara arus uang dan arus barang. ” Atau inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga
umum mengalami kenaikan secara terus menerus.1
Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupun persentasi yang cukup besar
belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan. sebagai
contoh, kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan ataupun pada hari besar lainnya
belum dapat dikatakan debagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lebih lanjut.
kejadian seperti contoh diatas, di istilahkan sebagai kenaikan tingkat harga dan setiap
peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat harga disebut sebagai gejolak
inflasi. Sedangkan tingkat persentase kenaikan tingkat harga dan beberapa indeks harga
dari suatu periode ke periode lain disebut dengan laju inflasi.

B. Macam dan Penyebab Inflasi


Secara umum penyebab inflasi adalah sebagai berikut ;
1. Jumlah uang yang beredar terlalu berlebihan sehingga melebihi keuntungan
2. Tradisi masyarakat yang bersifat konsumtif sering mengimpor barang
3. Terjadinya bencana alam
4. Terjadinya defisit pada APBN
5. Terjadinya eksparsi kredit
6. Terjadi pemberontakan
7. Pengenaan pajak pada konsumen
8. Kenaikan harga BBM

1
T.Gilarso,Pengantar Ilmu Ekonomi , Cet Revisi.1 (Jakarta: Kanisius,2003) hal.21

1
Sebab-sebab inflasi :
a. Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar). Lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral).
b. Desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi).
Inflasi digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya sebagai berikut
1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
a. Inflasi Ringan (creeping inflation)
Inflasi yang termasuk golongan ini, jika tingkatannya masih berada dibawah 10% per
tahun.
b. Inflasi Sedang
Adalah inflasi yang lajunya  berada diantara 10% sampai dngan 30% pertahun.
c. Inflasi Berat
Adalah inflasi yamg lajunya berada di antara 30%sampai dengan 100% pertahun.
d. Hiperinflasi
Inflasi yang terjadi di atas 100% pertahun, akibat yang terjadi jika inflasi di
atas 100% adalah masyarakat akan mengalalmi ketidakpercayaan terhadap
pemakaian uang. akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya kehancuran system
ekonomi yamg dibangun (di alami Indonesia pada decade tahun 1966, inflasi yang
terjadi yaitu 650% pertahun).
2. Berdasarkan Penyebabnya
a. Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull Inflation)
Penyebab pertama kali inflasi jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan
total, (agregat demand) sedangkan produksi berada pada keadaan kesempatan kerja
penuh (pull employment). apabila kesempatan kerja penuh tercapai, maka
pertambahan permintaan hanya akan menaikan harga, sedangkan kenaikan jumlah
produksi tidak dapat diusahakan lagi. inflasi jenis ini disebut inflasi jenis murni.
apabila kenaikan permintaan menyebabkan terjadinya keseimbangan, GNP berada
diatas GNP pada kesempatan kerja penuh, maka terjadilah inflationari gap yang
pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.2
b. Inflasi Biaya (Cost Push Inflation)
Inflasi biaya ini terjadi karena adanya penurunan dalam penawaran
total(agregat supply) karena adanya kenaikan biaya produksi. kenaikan biaya
produksi menyebabkan adanya kenaikan harga serta produksi akan turun. jika
berjalan terus-menerus maka akan terjadi cost push inflation.3
3. Berdasarkan Asal Inflasi
2
Paulus,Made Kembar Sri Budh,Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro (yogyakarta: Anggot IKAPI.2015) hal.20

3
Ibid.hal.76

2
a. Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Penyebab ; Anggaran belanja dibiayai dengan pencetakan uang baru,
kenaikan upah, dan sebagainya.
C. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Masyarakat
1.  Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Umum
a. Mendorong penanaman modal spekulatif
Pemilik modal lebih cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk tanah
atau emas dari pada ditanamkan pada investas yang produktif
b. Tingkat bunga meningkat
Jika tingkat bunga meningkat karena terjadi inflasi maka para pemilik modal
akan cenderung menyimpan uangnya, akibatna investasi akan berkurang.
c. Adanya ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan dating
d. Timbulnya masalah dalam neracapembayaran
Hal tersebut diakaibkan karena harga  impor lebih mudah dari pada
barangdalam negeri, akibatnya nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. hal ini akan
menyebabkan neracapembayaran defisit serta nilai rupiah makin turun
e. Daya beli masyarkat turun dikarenakan nilai mata uang turun.
2. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Khusus
a. Dampak inflasi terhadap pendapatan
b. Dampak inflasiterhadap individu dan masyarakat
c. Dampak inflasi terhadap produksi
d. Dampak inflasi terhadap distribusi

D. Pengaruh Inflasi
Pengaruh inflasi secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi
di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang
bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat4.
Pengaruh inflasi secara lebih terperinci antara lain adalah:
1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990,
uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003
-atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.
Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti
misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya
dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

4
Tri Kunawangsih Pracoyo Dan Antyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro (Jakarta:Pt Gramedia Widiasarana
Indonesia.2006) Hal.32
3
2. Menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.
Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai
uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana
dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
3. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan
pada saat peminjaman.
4. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan temenyebabkan
naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen
enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk
sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

E. Cara Mengatasi Inflasi


1. Kebijakan Moneter
Adalah tindakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk memengaruhi uang
yang beredar dari kredit. kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi inflasi adalah sebagai berikut; kebijak diskonto, operasi pasar terbuka,
perubahan cadangan minimu, pemberian kredit selektif.5
2. Kebijakan Fiscal
Adalah kebijakan yang menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah serta
perpajakan yang secara lansung dapat memengaruhi permintan total dan memengaruhi
harga. berikut adalah contoh kebijakan fiscal; mengurangi pengeluaran Negara,
menaikkan atau mengefektifkan pajak, menekankan pengeluaran pemerintah,
mengadakan pinjaman pemerintah6.
3. Kebijakan Non Moneter
Dapat ditempuh melalui cara berikut ;
a. Kebijakan upah
b. Kebijakan yang berkaitan dengan hasil produksi
c. Kebijakan penentuan harga dan indexing

2. 2 DEFLASI
5
Sugiarto,dkk,Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Konprehensif (Jakarta : Pt Gremedia PustakaUtama.eds.cet.3.2007)hal.49
6
Ibid.Hal.55

4
A. Definisi Deflasi
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan
jumlah uang yang berada di masyarakat. Deflasi terjadi ketika jumlah uang yang yang
beredar di masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply barang yang ada.
Sehingga terjadi penurunan harga-harga. Contoh  kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita
temui dalam kehidupan sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin hari semakin
murah. Hal ini terjadi karena perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga supply barang
tekhnologi dipasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
sedikit, sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh harganya. Atau deflasi bisa
terjadi ketika permintaan barang dari masyarakat semakin menurun dan permintaan uang
(money demand) dari masyarakat meningkat.
Deflasi juga berkaitan dengan nilai tukar rupiah. Dengan deflasi, mata uang kita
mengalami apresiasi atau peningkatan. Dalam ilmu  ekonomi, deflasi diartikan sebagai
suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi
adalah kebalikan dari inflasi. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan
menaikkan tingkat suku bunga.
Dalam ekonomi, deflasi (deflation) adalah suatu periode dimana harga-harga secara
umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi
terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi
karena kurangnya jumlah uang yang beredar, dimana cara menanggulanginya adalah
dengan cara menurunkan tingkat suku bunga atau yang lebih sederhana (meski kadang
tidak berhasil) adalah dengan mencetak lebih banyak uang7.

B. Penyebab Deflasi
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat
2. Meningkatnya persediaan barang;
3. Menurunnya permintaan akan barang;
4. Naiknya permintaan akan uang.

C. Dampak Deflasi
1. Pengusaha-pengusaha kurang bernafsu untuk memproduksi barang karena harga  terus
menurun.
2. Kesempatan kerja berkurang karena terjadi pemecatan buruh akibat turunnya produksi
barang.
3. Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh Negara sehingga pendapatan Negara berkurang.
4. Kegiatan perekonomian mundur.

7
Adiwarman A. karim, Ekonomi Mikro Islami, Cet. III, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007, h. 169

5
5. Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan
mengalami kekacauan, dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen
memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan
harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan
memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
6. Banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup
membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat
menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
7. Deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa.
Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi
aktivitas bisnis yang berjalan.
8. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
9. Deflasi yang terjadi akan menurunkan produksi suatu perusahaan karena kurang
permintaan dan lemahnya daya beli, sehingga berdampak pada pengurangan produksi
dan juga pengurangan jumlah tenaga kerja.

D. Cara Mengatasi Deflasi
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga.
Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya,
maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut.
Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali
berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru
didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami kelumpuhan selamanya.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa
bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi
kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya
sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat
meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta
dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong
suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar
yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan
ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.8

8
Drs. Soetrisno P.H, Ekonomi indonesia,(yogyakarta:cet 2 ,andi Offset 1992).. Hal 67

6
E. Pengaruh Deflasi
1. Penurunan persediaan uang, deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di
masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu)
dan juga akan membuat pasar Investasi akan mengalami kekacauan.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi, dikarenakan harga barang mengalami penurunan,
konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan
harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan
melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang
akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji
karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit
dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
4. Investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai
bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi
aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan
langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat
membuat peredaran uang semakin kecil.
6. Deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai dan
jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan
ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
7. Deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan uangnya
di bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga terus
turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan
kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga
pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami
kemunduran.

7
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau
konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang harus mengalir dari
hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari
pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Untuk lebih tepatnya, pengertian inflasi adalah”suatu proses atau
peristiwa dalam perekonomian di akibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus
uang dan arus barang. ”
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan
jumlah uang yang berada di masyarakat. Deflasi terjadi ketika jumlah uang yang yang beredar
di masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply barang yang ada. Sehingga
terjadi penurunan harga-harga. Contoh  kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin hari semakin murah. Hal ini
terjadi karena perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga supply barang tekhnologi
dipasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat sedikit,
sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh harganya. Atau deflasi bisa terjadi ketika
permintaan barang dari masyarakat semakin menurun dan permintaan uang (money demand)
dari masyarakat meningkat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grapindi Persada.


Kasmir, 2005. Dasar-dasar  Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grapindi Persada.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grapindi Persada.
Nopirin, 2013. Ekonomi Moneter. yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kasdiran, 2001.Pengantar Ilmu Ekonomi, Surabaya: PT. Raja Grapindi Persada.

Anda mungkin juga menyukai