Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah
dengan baik.
Penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Inflasi terhadap Daya
Beli Masyarakat” ini merupakan pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Adriana Lopo, S.E.,M.M yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Penuli mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tercinta
bapa,mama dan teman-teman semua yang sudah memberikan dukungan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan baik
Penulis menyadari bahwa, karya ilmiah ini masih jauh tidak sempurna.
Karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis demi kesempurnaan
karya ilmiah.

Kupang, 18 Januari 2022

Yosinta Tuan

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................2
2.1 Pengertian inflasi menurut para ahli......................................................
BAB III INFLASI.........................................................................................................5
3.1 Pengertian Inflasi........................................................................................5
3.2 Teori Inflasi.................................................................................................6
3.3 Jenis Inflasi.................................................................................................7
3.4 Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat........................................8
3.5 Cara Mengendalikan Inflasi.......................................................................9
BAB IV PENUTUP....................................................................................................11
4.1 Simpulan...................................................................................................11
4.2 Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
iii

1 Latar Belakang
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Inflasi merupakan hal yang sangat krusial dalam perekonomian suatu negara
karena dapat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian suatu negara tersebut.
Inflasi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai akibat adanya ketidaklancar.
inflasi agar tingkat pertumbuhannya tidak membahayakan perekonomian
negara.

2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut.
2.1.1 Apa pengertian dari inflasi?
2.1.2 Apa saja teori yang berkaitan dengan inflasi?
2.1.3 Apa saja jenis-jenis inflasi?
2.1.4 Apa dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat?
2.1.5 Bagaimana cara mengendalikan inflasi?

3 Tujuan
3.1.1 Memberikan gambaran tentang pengertian inflasi.
3.1.2 Memaparkan tentang teori yang berkaitan dengan inflasi.
3.1.3 Menyebutkan jenis-jenis inflasi.
3.1.4 Menjelaskan dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat.
3.1.5 Menjelaskan cara mengendalikan inflasi.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian inflasi
Para ahli mempunyai definisi yang berbeda mengenai inflasi, antara
lain:
1. Nopirin
Inflasi merupakan sebuah proses dari suatu kebaikan harga
pada umumnya serta bergerak secara terus-menerus.
iv

2. A.P Lahnerinflasi
Inflasi merupakan sebuah kondisi yang ada telah berlangsung
kelebihan permintaan atas berbagai barang di dalam kegiatan
perekonomian dengan cara menyeluruh.
3. Dwi Eko Waluyo
Inflasi merupakan salah satu wujud dari penyakit-penyakit
ekomoni yang kerap terjadi setelah dialami hampir di seluruh
negara.
4. Parlin dan Bade
Inflasi merupakan pergeseran tingkatan harga ke arah atas.
5. Marcus
Inflasi merupakan suatu nilai ketika tingakat dari sebuah
harga barang maupun jasa yang tengah mengalami kenaikan.
6. Rahardja
Inflasi merupakan sebuah kecenderungan atas harga yang bergerak
secara meningkat atas terus menerus dalam harga pada umumnya.
7. Rimsky K. Judisseno
Inflasi merupakan salah satu peristiwa ketika suatu kondisi
keuangan yang sedang lemah, sehingga nilai mata uang menurun,
dan harga barang mengalami kenaikan.
8. Sadono Sukirno
Inflasi merupakan suatu proses ketika terjadinya suatu
kenaikan harga yang berlaku terhadap kegiatan perekonomian.
9. Weston dan Sopeland
Inflasi merupakan sebuah kondisi dalam bidang ekonomi
yang tengah mengalami kenaikan pada harga paling tinggi serta
tidak dapat dicegah maupun dikendalikan kembali.
10. Winardi
Inflasi merupakan waktu dalam masa tertentu yang
berlangsung saat suatu kekuatan dalam membeli kesatuan
moneter menurun.
11. Bank Indonesia
v

Inflasi merupakan kecenderungan harga-harga untuk


meningkat secara umum .
12. Badan Pusat Statistik
Inflasi merupakan sebuah nilai ketika tingkat dari harga
yang berlaku di dalam suatu bidang ekonomi.
Menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah suatu
keadaan saat terdapat kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum
dan berlangsung secara terus-menerus yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan arus
barang dan uang dalam suatu perekonomian. Harga dalam pengertian di atas adalah
harga dari semua kebutuhan masyarakat, sedangkan terus-menerus berarti semua
kenaikan barang terjadi bukan hanya sekali, tetapi berulang-ulang. Kenaikan harga
suatu barang dan jasa dapat terjadi apabila permintaan banyak tetapi berbanding
terbalik dengan penawaran atau ketersediaan barang dan jasa di pasar yang tetap atau
bahkan menurun. Dengan demikian, istilah inflasi hanya digunakan ketika kenaikan
tingkat harga berlangsung secara terus menerus.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian inflasi


Inflasi adalah naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum di suatu
negara dalam jangka waktu panjang dan berkelanjutan yang diakibatkan oleh
adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan barang dan uang.
3.2 Teori Inflasi
Dalam ekonomi terdapat 3 macam jenis teori inflasi di antaranya:
1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas menjelaskan bahwa pada prinsipnya inflasi itu akan terjadi
hanya disebabkan bertambahnya uang yang beredar, bukan karena faktor-faktor lain.
Berdasarkan teori kuantitas, terdapat dua faktor penyebab terjadinya inflasi, yaitu
jumlah uang yang beredar dan perkiraan masyarakat bahwa harga-harga akan
naik. Banyaknya uang yang beredar di masyarakat akan meningkatkan inflasi dan
semakin besar jumlah uang yang beredar maka tingkat inflasinya pun semakin besar.
Oleh karena itu, pemerintah dituntut harus memperhitungkan atau memperkirakan
kemungkinan terjadinya inflasi apabila ingin menambahkan uang baru karena
vi

pembuatan uang baru dengan jumlah terlalu banyak akan berdampak terhadap
ketidakstabilan perekonomian. Ketika masyarakat menganggap harga-harga akan
naik maka hal yang dilakukan masyarakat adalah membelanjakan uangnya dengan
barang sehingga permintaan akan meningkat. Dalam teori dijelaskan bahwa untuk
mengatasi inflasi yaitu dengan cara mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat.
2. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena masyarakat mempunyai permintaan
yang melebihi jumlah uang yang tersedia. Keynes memberikan pernyataannya bahwa
inflasi terjadi karena masyarakat menginginkan hidup yang melebihi batas
kemampuan ekonominya. Teori ini juga memfokuskan pada persaingan antar
masyarakat dengan penghasilan dapat memicu permintaan agregat yang lebih besar
daripada jumlah barang yang tersedia sehingga menimbulkan kenaikan barang.
3. Teori Strukturalis
Teori ini sering disebut juga dengan teori inflasi jangka panjang karena teori
tersebut mengamati sebab inflasi yang berasal dari struktur ekonomi, terkhusus bagi
penyedia bahan makan dan barang ekspor. Dalam teori ini dijelaskan bahwa
penambahan barang terlalu lambat sehingga tidak sebanding dengan pertumbuhan
kebutuhannya dan berakibat kenaikan harga bahan makan serta kelangkaan devisa
negara. Apabila sudah seperti itu maka akan terjadi kenaikan harga secara merata dan
terjadilah inflasi. Model inflasi seperti ini cukup serius cara mengatasinya, tidak
hanya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus dengan
peningkatan produktivitas dan pembangunan sektor bahan pangan dan barang
ekspor.

3.3 Jenis Inflasi


Jenis atau macam inflasi dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahan,
sumber, dan penyebabnya. 
1. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan atas ringan,
sedang, berat, dan sangat berat. 
Inflasi ringan adalah inflasi yang masih belum terlalu mengganggu keadaan
ekonomi. Inflasi ini dapat dengan mudah dikendalikan. Harga-harga naik secara
umum, tetapi belum menimbulkan krisis di bidang ekonomi. Inflasi ringan berada di
bawah 10% per tahun. 
vii

Inflasi sedang belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini


dapat menurunkan kesejahteraan orang-orang berpenghasilan tetap. Inflasi sedang
berkisar antara 10%--30% per tahun. 
Inflasi berat adalah inflasi yang sudah mengacaukan kondisi perekonomian.
Pada inflasi ini, biasanya orang cenderung menyimpan barang dan pada umumnya
orang mengurungkan niatnya untuk menabung karena bunga pada tabungan lebih
rendah daripada laju inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30%--100% per tahun. 
Inflasi sangat berat (hyperinflation) adalah inflasi yang sudah mengacaukan
kondisi perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal. Inflasi yang sangat berat berada pada 100% ke atas setiap
tahun. 
2. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya 
Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan atas inflasi yang bersumber dari
luar negeri dan inflasi yang bersumber dari dalam negeri. 

 Inflasi yang bersumber dari luar negeri

Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan
bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam perdagangan. Jika suatu
negara mengimpor barang pada negara yang mengalami inflasi, maka otomatis
kenaikan harga tersebut akan memengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga
menimbulkan inflasi. Contoh, Indonesia banyak mengimpor barang-barang modal
dari negara lain. Jika di negara itu harga barang-barang modal naik, maka
kenaikannya itu akan turut berpengaruh di Indonesia sehingga menimbulkan inflasi. 

 Inflasi yang bersumber dari dalam negeri


Inflasi yang bersumber dari dalam negeri dapat terjadi karena pencetakan
uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran defisit. Inflasi yang bersumber
dari dalam negeri juga dapat terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen
menyebabkan penawaran pada suatu jenis barang berkurang, sedangkan permintaan
tetap sehingga harga-harga akan naik. 
3. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan atas inflasi karena
kenaikan permintaan dan inflasi karena biaya produksi 

 Inflasi karena kenaikan permintaan

Kenaikan permintaan terkadang tidak dapat dipenuhi produsen. Oleh karena


itu, harga-harga cenderung naik. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi "Jika
permintaan naik sedangkan penawaran tetap, harga cenderung naik”. 
viii

 Inflasi karena kenaikan biaya produksi

Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga penawaran barang naik


sehingga dapat menimbulkan inflasi. 

3.4 Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat


Dampak krisis moneter mengakibatkan perekonomian global menjadi
terganggu. Salah satunya adalah adanya pengaruh inflasi terhadap daya beli
masyarakat. Krisis perekonomian global telah menghantam hampir semua aspek
kehidupan. Tentu saja ini terjadi karena semua aspek kehidupan akan saling
berhubungan dengan aspek-aspek ekonomi. Apabila aspek ekonomi terganggu maka
semua aspek kehidupan juga akan terkena dampaknya.
Mungkin orang awam akan mengatakan bahwa semua memerlukan uang.
Begitulah gambaran mudahnya. Semua berjuang di segala bidang motivasi utamanya
pasti demi uang. Motif orang berpolitik dan berdagang pasti kembalinya ke soal
ekonomi. Ketika terjadi persoalan dalam bidang ekonomi maka semua akan
merasakannya. Seperti terjadinya inflasi maka semua akan terkena dampaknya.
Pengertian inflasi adalah meningkatnya jumlah uang yang beredar. Kondisi ini
menjadikan nilai uang merosot. Nilai uang cenderung menjadi rendah dan harga akan
cenderung naik secara kontinu.
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat
menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi, inflasi dapat mendorong
parkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas
produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus
bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, kondisi inflasi akan menjadi bencana
bagi mereka yang berpenghasilan tetap. Ini akan sangat merugikan bagi mereka
karena uang yang diterima tetap, tetapi harga terus naik dan nilai uang yang diterima
juga cenderung turun. Beberapa tahun yang lalu dengan jumlah yang sama pada saat
ini pasti sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan, bahkan mungkin masih berlebih.
Akan tetapi, sekarang jumlah uang yang sama pasti tidak cukup lagi untuk
memenuhi kebutuhannya. Ini gambaran betapa nilai uang menjadi rendah. Kondisi
ini sangat berbeda dengan mereka para pengusaha yang pendapatannya akan selalu
mengikuti tren naiknya nilai mata uang.
Naiknya inflasi sangat memicu ketersediaan barang. Ini terjadi sebagai akibat
dari tersendatnya produksi barang dan distributornya. Produsen akan mengurangi
produksi demi mengurangi biaya produksi sehingga barang menjadi langka. Sesuai
hukum ekonomi, apabila terjadi kelangkaan barang maka yang terjadi adalah naiknya
harga barang. Harga akan semakin tidak terjangkau dengan nilai uang yang dimiliki
masyarakat.
ix

Hal yang terjadi selanjutnya adalah daya beli masyarakat cenderung


melemah. Ini akan menjadikan perekonomian nasional terganggu. Lemahnya daya
beli akan semakin menghambat proses produksi. Efeknya pasti sampai pada
pengurangan tenaga kerja yang berdampak pengangguran. Pada kondisi ini
diperlukan kebijakan untuk menurunkan angka inflasi. Ini diperlukan agar pengaruh
inflasi terhadap daya beli masyarakat bernilai positif.

3.5 Cara Mengendalikan Inflasi


Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu
negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatasi. Tindakan yang dapat diambil
untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau
kebijakan lainnya.
1. Kebijakan Moneter
a. Kebijakan penetapan persediaan kas: Bank sentral dapat mengambil
kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan kebijakan
untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas yang harus ada di bank-bank
umum. Kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang beredar sehingga inflasi dapat
ditekan. 
b. Kebijakan diskonto: Bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto
dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya agar masyarakat terdorong
untuk menabung sehingga diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang. 
c. Kebijakan operasi pasar terbuka: Bank sentral dapat mengurangi jumlah
uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang
Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah
uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi. 
2. Kebijakan Fiskal 
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan
itu antara lain sebagai berikut. 
a. Menghemat pengeluaran pemerintah: Pemerintah dapat menekan inflasi
dengan cara mengurangi pengeluaran sehingga permintaan barang dan jasa
berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga. 
b. Menaikkan tarif pajak: Pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya
tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi.
Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa
sehingga harga dapat turun. 
x

3. Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal


Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah
menerapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Akan tetapi, selain kebijakan
moneter dan fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara-cara dalam
mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut.
 Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar

Untuk menambah produksi, pemerintah dapat mengeluarkan produksi. Hal itu


dapat ditempuh, misalnya dengan memberi premi atau subsidi pada perusahaan yang
dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang
beredar, pemerintah dapat melonggarkan keran impor, misalnya dengan menurunkan
bea masuk barang impor. 

 Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang

Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga


inflasi dapat dikendalikan. Akan tetapi, penetapan itu harus realistis. Kalau
penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadinya pasar gelap (black market). 
BAB IV

PENUTUP

4.1Simpulan
Inflasi merupakan gejala yang wajar di dalam perekonomian, yaitu harga
barang mengalami kenaikan secara terus menerus. Akan tetapi, jika berkelanjutan
dapat berdampak negatif bagi perekonomian. Tingkat inflasi harus dibatasi sehingga
tidak memberikan pengaruh negatif, seperti turunnya daya beli masyarakat. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan, antara lain, kebijakan pemerintah di bidang moneter,
fiskal, dan kebijakan lainnya. Pemerintah memiliki pengaruh besar dalam
menentukan tingkat inflasi di masyarakat. Jika tingkat inflasi terkendali, jumlah
pengangguran juga dapat berkurang.

4.2 Saran
Pemerintah harus lebih hati-hati dalam menentukan kebijakan yang tepat
dalam rangka pengendalian inflasi, yaitu melalui penetapan kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, dan kebijakan lainnya. Penentuan kebijakan harus mempunyai
pemikiran jangka panjang, yaitu akibat yang akan ditimbulkan dari penetapan
kebijakan-kebijakan pemerintah sehingga pada akhirnya inflasi dapat terkendali dan
tidak menimbulkan dampak negatif yang salah satunya adalah penurunan daya beli
masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “Pengaruh Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat”. Diunduh dari
http://www.bimbingan.org/pengaruh-inflasi-terhadap-daya-beli-
masyarakat.htm 2/12/2017
Anonim. 2011. “Kumpulan Artikel Pengetahuan”. Diunduh dari
https://expressknowledges.wordpress.com/tag/inflasi/ 2/12/2017
Anonim. 2015. “Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Dampak Inflasi”. Artikelsiana.
Diunduh dari http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-
dampak-penyebab.html 2/12/2017
Bitar. 2016. “13 Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli”. Guru Pendidikan. Diunduh
dari http://www.gurupendidikan.co.id/13-pengertian-inflasi-menurut-para-
ahli-terlengkap 2/12/2017
Lelembut. 2014. “Pengertian Inflasi, Teori, Jenis, Penyebab, Dampak, dan Cara
Mengatasinya”. Alihamdan. Diunduh dari https://alihamdan.id/inflasi/
2/12/2017

12

Anda mungkin juga menyukai