Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR ILMU EKONOMI

DOSEN PENGAMPU:

Meirani, M.Pd.E

OLEH:

1. ASTI MULYAWATI (2287203026)

2. LEDYA YOLANDA (2287203023)

3. MUHAMMAD RIZKY AGUSTUS (2287203030)

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,karna atas kelimpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tempat waktu tanpa ada halamgan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.

Ucapan terimah kasih kami sampaikan kepada ibu (Meirani, M.Pd. E) sebagai dosen
pengampu mata kuliah (Pengatar Ilmu Ekonomi)

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami.Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Bengkulu, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I.....................................................................................................................................4

Pendahuluan...........................................................................................................................4

1.1Latar Belakang....................................................................................................................

1.2Rumusan Masalah ............................................................................................................4

1.3Tujuan ...............................................................................................................................4

1.4Manfaat..............................................................................................................................5

BAB II....................................................................................................................................6

PEMBAHASAN....................................................................................................................6

2.1Pengertian Inflasi...............................................................................................................6

2.2Penggolongan Inflasi.........................................................................................................7

2.3Penyebab timbulnya Inflasi...............................................................................................9

2.4Cara mengukur Inflasi.....................................................................................................11

2.5Dampak-dampak Inflasi..................................................................................................12

2.6Peran bank
sentral……………………………………………………………………………….13

BABIII..................................................................................................................................15

3.1PENUTUP.......................................................................................................................15

3.2SARAN...........................................................................................................................15

DAFTAR PUSAKA.............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka
waktu tertentu. Inflasi terjadi jika kenalkan harga barang- barang terjadi secara meluas, bukan
hanya kenaikan harga barang pada satu atau dua barang saja. Misalnya pada saat bukan musim
buah rambutan, harga rambutan akan naik. Kenaikan harga buah rambutan ini tidak diikuti
dengan kenaikan harga barang lain, maka tidak bisa disebut dengan inflasi. Kebalikan dari inflasi
disebut deflasi. Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah komoditas strategis.

Pada saat harga bahan bakar minyak (BBM) naik, akan menyebabkan kenaikan harga
pada komoditas barang yang lain. Hal ini terjadi karena hampir semua komoditas membutuhkan
bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasinya Barang-barang hasil pertanian, hasil industri
membutuhkan bahan bakar minyak (BBM), untuk distribusinya. Sehingga dengan kenaikan
bahan bakar minyak (BBM), akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang yang lain,
Kenaikan harga barangbarang secara bersamaan inilah yang disebut sebagai inflasi. Kenaikan
harga barang secara umum, jika terjadinya hanya sesaat juga tidak akan memunculkan inflasi
Perhitungan inflasi ini dilakukan minimal dalam rentang waktu satu bulan. Karena selama satu
bulan akan terlihat apakah kenaikan harga barang-barang terjadi secara bersamaan dan terus
menerus atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,adapun rumusan masalah dalam


makalah ini,yaitu sebagai berikut :

1.2.1.Apakah pengertian dari Inflasi?

1.2.2.Apa saja penggolongan inflasi?

1.2.3.Apa saja penyebab timbulnya Inflasi?

1.2.4.Bagaiman cara mengukur Inflasi?

1.2.5.Apa saja dampak-dampak Inflasi?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan yaitu:
1.3.1.Untuk mengetahui secara jelas pengertian Inflasi

1.3.2.Untuk mengetahui berbagai macam penggolongan Inflasi

1.3.3.Untuk mengetahui penyebab timbulnya Inflasi

1.3.4.Untuk mengetahui cara mengukur Inflasi

1.3.5.Untuk mengetahui dampak-dampak Inflasi

1.4Manfaat

Dari penjelasan tujuan makalah yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa manfaat yang akan di dapat dalam mempelajari Inflasi ialah, kita akan tau kegunaan
inflasi dalam kehidupan sehari hari dan dampak serta cara mengukur inflasi. Terdapat
penggolongan dalam inflasi.
BAB I

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN INFLASI

Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan
dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi
masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
hingga ketidaklancaran distribusi barang.

Pengertian Inflasi menurut para Ahli :

1. A. P. Lahnerinflasi

Menurut Lahnerinflasi mengungkapkan bahwa Inflasi yaitu suatu keadaan yang di mana sudah
terjadinya kelebihan dari suatu permintaan atas barang-barang di dalam suatu perekonomian
dengan cara menyeluruh.

2. Dwi Eko Waluyo

Menurut Dwi Eko Waluyo mengungkapkan bahwa Inflasi yaitu salah satu bentuk dari
penyakit-penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir di semua negara.
Kecenderungan dari kenaikan suatu harga-harga pada umumnya dan terjadi secara terus-
menerus.

3. Menurut Boediono,

Pengertian inflasi adalah suatu kecenderungan mengenai harga-harga agar naik secara umum
dan secara terus-menerus. Keadaan ketika harga dari satu atau beberapa barang naik, maka itu
bukanlah dapat dikatakan sebagai inflasi.

4. Menurut Murni

Menyatakan bahwa pengertian inflasi sebagai berikut: “Inflasi adalah suatu kejadian yang
menunjukan kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus”.

5. Marcus

Menurut Marcus mengungkapkan bahwa Inflasi yaitu sebuah nilai pada saat tingkat dari suatu
harga barang atau pun jasa umumnya yang sedang mengalami kenaikan.

4. Mc. Eachern
Inflasi ialah suatu keadaan yang di mana kenaikan secara terus-menerus di dalam rata-rata
tingkat suatu harga. jika tingkat harga itu berfluktuasi, maksudnya dengan keadaan pada bulan
ini naik bila pada bulan depannya lagi turun, bila pada saat setiap kenaikan kerja itu bukanlah
termasuk dalam suatu inflasi.

5. Nanga

Menurut Nanga mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu gejala ketika tingkat dari 1 harga
pada umumnya sedang mengalami kenaikan terus-menerus. Namun, jika keadaan kenaikan pada
harga ini terjadi dalam sekali masa saja itu tidak bisa dikatakan dengan terjadi sebuah inflasi.

6. Nopirin

Menurut Nopirin mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu proses dari suatu kenaikan harga
pada umumnya dan akan bergerak secara terus-menerus, misalnya pada barang-barang primer
kebutuhan sehari-hari.

7. Nordhaus dan Samuelson

Menurut kedua nya menyatakan bahwa Inflasi ialah suatu keadaan dari kenaikan harga pada
umumnya.

8. Rahardja

Menurut Rahardja mengungkapkan bahwa Inflasi ialah suatu kecenderungan atas harga yang
berguna untuk meningkat secara terus-menerus pada umumnya. Ketika harga barang sedang
mengalami kenaikan hampir sebagian besar dari harga barang pada umumnya itulah yang disebut
dengan sebagai Pengertian Inflasi.

9. Rimsky K. Judisseno

Menurut Rimsky K. Judisseno mengungkapkan bahwa Inflasi ialah salah satu kejadian yang
dimana di mana moneter yang ditunjukkan dari satu kecenderungan dari naiknya harga barang-
barang pada umumnya. Dalam kejadian ini berarti sedang terjadinya penurunan tingkat nilai
mata uang.

Inflasi termasuk masalah ekonomi yang berdampak pada penurunan nilai mata uang hingga
kemampuan ekspor di suatu negara. Inflasi adalah penurunan nilai uang (kertas) yang drastis
karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) yang beredar sehingga menyebabkan naiknya
harga barang-barang. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yakni penurunan harga barang secara
umum dan terus menerus.Penyebab inflasi karena banyak faktor. Menurut laman resmi
Kementerian Keuangan, setidaknya ada enam faktor penyebab inflasi antara lain permintaan
yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harga barang atau jasa tersebut
mengalami kenaikan.

Indonesia pertama kali mengalami inflasi pada saat kemerdekaan. Sebagai informasi,
keadaan ekonomi Indonesia pada masa itu sangat terpuruk karena kebutuhan masyarakat
meningkat hingga 100%. Inflasi yang terjadi pada tahun 1963-1965 pada era demokrasi
terpimpin. Pada saat itu, Indonesia mencapai taraf hiperinflasi yang bahkan angka inflasinya
sudah mencapai 600% lebih. Inflasi Indonesia juga hanya berada di angka 5,1%. Setelah
melewati pertumbuhan tinggi, Indonesia mengalami resesi hebat pada 1998. Ekonomi
terkontraksi hingga 13,13% sementara inflasi Indonesia melambung 77,63% pada 1998.

Contoh inflasi seperti misalnya kenaikan minyak goreng, dapat mengakibatkan kenaikan
inflasi karena memberikan efek yang luas dan diikuti dengan kenaikan harga barang atau jasa
lainnya.

B. PENGGOLONGAN INFLASI

Inflasi dapat digolongkan berdasarkan kelompoknya, sumber datangnya inflasi (asal) dan
tingkat keparahan inflasi.

A. Berdasarkan Kelompoknya Di Indonesia, inflasi dibagi menjadi 7 kelompok pengeluaran.


Berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose COICOP, ketujuh
kelompok tersebut yaitu:

1. Kelompok Bahan Makanan

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

4. Kelompok Sandang

5. Kelompok Kesehatan

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

B. Berdasarkan Asalnya Intiasi berdasarkan asalnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

1. Domestic inflation

Domestic inflation adalah inflasi yang berasal dari dalam neger), vane iskan karena
kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sektor ri maupun di sektor moneter. Misalnya
pencetakan uang haru untuk mengatasi defisit dalam pembiayaan dan belanja Negara,
kuranganya pasokan kebutuhan bahan pangan karena adanya gagal panen.

2. Imported Inflation,

Imported inflation adalah inflasi yang berasal dari luar negeri, yang biasanya disebabkan
karena Negara yang menjadi mitra dagang sedang mengalami inflasi yang tinggi. Pada saat
Negara yang menjadi mitra dagang mengalami kenaikan harga barang-barang, maka baik secara
langsung ataupun tidak langsung, kenaikan harga barang-barang tersebut akan menular ke dalam
negeri. Penularan inflasi ke dalam negeri ini bisa terjadi karena kenaikan harga barang-barang
impor.

C. Berdasarkan tingkat keparahan.

Inflasi, berdasarkan tingkat keparahan selama satu tahun dapat dibagi menjadi 4 tingkat.

1. Ringan apabila terjadi kenaikan harga dibawah angka 10% selama setahun

2. Sedang apabila terjadi kenaikan harga 10-30% selama setahun.

3. Berat: apabila terjadi kenaikan harga 30-100% selama setahun.

4. Hiperinflasi apabila terjadi kenaikan harga diatas 100% selama setahun (tidak terkendali).

C. PENYEBAB TIMBULNYA INFLASI

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:

a. Inflasi Tekanan Permintaan atau Demand-Pull Inflation.

Inflasi Tekanan Permintaan atauDemand-Pull Inflation timbul karena adanya permintaan


total yang kuat pada masyaraka

b. Inflasi dorongan biaya atau Cost-Push Inflation.

Inflasi dorongan biaya atauCost-Push inflation terjadi karena kenaikan biaya produksi.

C. Kekacauan ekonomi dan politik.

Inflasi bisa disebabkan karena adanya kekacauan ekonomi dan politik suatu Negara.

d. Bertambahnya uang yang beredar.

Ketika jumlah uang yang beredar bertambah tanpa dikuti dengan kenalkan jumlah barang-
barang, maka harga barang-barang akan naik. Uang yang beredar di masyarakat jumlahnya bisa
bertambah, jika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi kekurangan anggaran
belanjanya.

e. Campuran (Mixed inflation)

Inflasi ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.

D. CARA MENGUKUR INFLASI

Untuk mengukur inflasi ada beberapa indikator ekonomi makro yang sering digunakan, yaitu
sebagai berikut:

a. Indeks Harga Konsumen (IHK).

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi. Nilai IHK memperlihatkan tingkat harga dari barang-barang dan jasa
utama yang dibeli konsumen pada periode tertentu. Barang-barang dan jasa tersebut sudah diberi
bobot berdasarkan tingkat keutamaannya. Perubahan nilai yan terjadi pada IHK dari waktu ke
waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) ata tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan
jasa.

b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang
terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang b berikutnya dalam
jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas Indonesia). Salah satu contoh berdasarkan
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHP8) bulan November 2018 untuk barang umum nonmigas
mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.

c. Indeks Harga Produsen (IHP))

Indeks Harga Produsen (IHP) merupakan indeks yang digunakan untuk me perubahan rata-
rata harga yang diterima produsen domestik untuk barang yang mereka hasilkan.

d. Indeks Harga Aset

Indeks Harga Aset mengukur pergerakan harga aset yang dapat dijadikan indikator adanya
tekanan terhadap harga secara keseluruhan. Aset yang digunakan dalam pengukuran adalah
properti dan saham.

e. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)

Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) memperlihatkan jumlah perubahan harga dari
semua barang baru, barang jadi, barang produksi lokal, dan jasa. Deflator Produk Domestik
Bruto (PDB) diperoleh dengan membagi PDB atas dasar harga konstan dengan PDB atas dasar
harga nominal.

E. DAMPAK- DAMPAK INFLASI

Adanya inflasi akan memberikan dampak pada perekonomian suatu Negara. Dampak yang
ditimbulkan bisa positif dan bisa negatif tergantung dari tingkat inflasi tersebut.

a. Dampak Positif Tingkat inflasi sampai pada angka tertentu diperlukan untuk mendorong
pertumbuhan penawaran agregat. Para ekonom sepakat, tingkat inflasi yang aman adalah 5%
setahun.

b. Dampak Negatif Jika terjadi inflasi yang tinggi (>10% per tahun), maka akan menimbulkan
dampak negatif, yaitu antara lain:

1. Menurunnya tingkat kesejahteraan

2. Memburuknya distribusi pendapatan

3. Terganggunya stabilitas Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara maupun rakyatnya. Dampak-
dampak ini dapat kita lihat melalui beberapa aspek kehidupan masyarakat. Berikut adalah
beberapa dampak inflasi secara umum:

1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan

Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada
kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk
memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak
buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga
barang atau jasa naik.

2. Dampak Inflasi Terhadap Minat

Pada kondisi inflasi, minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya,
karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil, sedangkan penabung harus membayar
biaya administrasi tabungannya.

3. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi

Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit,
karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan
seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat.
4. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor

Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya
ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang
pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.

5. Dampak Inflasi Terhadap Efisiensi

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi
melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong
terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi
faktor produksi menjadi tidak efisien.

Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan
perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat
tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk
tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah,
rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang
bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun.
Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan wujud.

F. PERAN BANK SENTRAL

Salah satu tugas Bank sentral yang dalam hal ini adalah bank indonesia adalah memainkan
peranan penting dalam mengendalikan inflasi pada tingkat yang wajar Bank sentral dalam
melakukan pengendalian inflasi, umumnya dengan mengatur tingkat suku bunga, mengatur
Jumlah uang yang beredar, sebagai instrumen dalam mengendalikan harga Selain itu , bank
sentral juga mempunyai kewajiban untuk mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik.
Hal ini karena nilai mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun
eksternal (kurs).

Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia. Bank sentral melalui kebijakan moneter dapat mengontrol jumlah
uang beredar untuk mengendalikan inflasi dengan menggunakan tiga kebijakan moneter utama
sebagai berikut.

Operasi Pasar Terbuka – Bank sentral membeli dan menjual obligasi negara dengan cara
bank sentral menginstruksikan para pialang obligasi untuk membeli dari publik di pasar obligasi
nasional. Uang yang dibayarkan bank sentral untuk obligasi tersebut meningkatkan jumlah uang
beredar di suatu negara. Untuk mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah melakukan hal
yang sebaliknya.
Tingkat Diskonto – Bank sentral melalui regulasinya dapat menaikkan atau menurunkan
tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di bawahnya. Bank umum meminjam dari bank
sentral jika memiliki sedikit cadangan untuk memenuhi persyaratan cadangan, ketika bank
sentral memberikan pinjaman kepada bank umum tersebut, sistem perbankan memiliki lebih
banyak cadangan dibandingkan dengan yang seharusnya sehingga cadangan tambahan ini
memungkinkan sistem perbankan menciptakan lebih banyak uang. Semakin tinggi tingkat
diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum, maka semakin enggan bank
meminjam cadangan dari bank sentral. Oleh karena itu, kenaikan tingkat diskonto mengurangi
cadangan dalam sistem perbankan yang kemudian mengurangi jumlah uang beredar.

Syarat Cadangan Kas Minimum – Bank sentral dapat meningkatkan atau mengurangi syarat
cadangan kas minimum yang harus dimiliki oleh bank umum di negaranya. Kenaikan syarat
cadangan kas minimum berarti bahwa bank-bank harus memegang lebih banyak cadangan
sehingga mengurangi pinjaman dari setiap unit yang disimpan, akibatnya hal tersebut
meningkatkan rasio cadangan menurunkan penggandaan uang, dan menurunkan jumlah uang
yang beredar. Sebaliknya penurunan syarat cadangan minimum menurunkan rasio cadangan,
meningkatkan penggandaan uang, dan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka
waktu tertentu. Inflasi terjadi jika kenalkan harga barang- barang terjadi secara meluas, bukan
hanya kenaikan harga barang pada satu atau dua barang saja. Misalnya pada saat bukan musim
buah rambutan, harga rambutan akan naik. Kenaikan harga buah rambutan ini tidak diikuti
dengan kenaikan harga barang lain, maka tidak bisa disebut dengan inflasi. Kebalikan dari inflasi
disebut deflasi. Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah komoditas strategis.

Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada
kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk
memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak
buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga
barang atau jasa naik.

3.2 Saran

Adapaun saran yang penulis ingin sampikan adalah dalam inflasi adalah :

Efisiensi biaya internal, adapun biaya internal ini seperti biaya listrik, biaya administrasi, dan
jenis biaya lainnya. menekan biaya produksi, biaya operasional dan biaya pemasaran, melakukan
inovasi dan variasi produk, meminimalkan biaya penyimpanan atau biaya gudang, menaikkan
harga.
DAFTAR PUSTAKA

Meirani . 2022 Modul Pengantar ekonomi .Bengkulu : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai