TERHADAP PENGANGGURAN
Disusun Oleh:
1. Jumrotul Ismawati (1221509050)
2. Ichlasul Amal Bazargan (1221509105)
3. Fitri Liz Indriani (1221509152)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas 17 Agustus Surabaya
2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Makro. Dalam makalah kami ini kami akan mencoba menguraikan tentang
Kebijakan Mengatasi Inflasi. Kami akan membahasnya secara rinci. Semoga makalah ini
dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga Tuhan senantiasa meridhai segala usaha kalian dan semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan manfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi dan Pengangguran..................................................
13
13
14
15
15
17
3.2. Saran...................................................................................................
18
19
REFERENSI........................................................................................................
20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi dan pengangguran adalah masalah dua ekonomi utama yang dihadapi setiap
masyarakat. Masalah ekonomi tersebut dapat mewujudkan beberapa efek yan bersifat
negatif pada bidang ekonomi, politik dan sosial. Untuk menghindari berbagai efek negatif
yang mungkin terjadi, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan. Analisis dalam
makalah ini bertujuan untuk menerangkan tentang bentuk-bentuk masalah inflasi yang
dihadapi suatu perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan
untuk mengatasi masalah tersebut. Tiga bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan
yaitu kebijakan fiscal, kebijakan moneter dan kebijakan segi penawaran.
Seperti telah diketahui secara teoritis, pengertian inflasi merujuk pada perubahan
tingkat harga barang dan jasa umum yang terjadi secara terus menerus. Data mengenai
perkembangan harga dapat didasarkan pada cakupan barang dan jasa secara komponen
pembentuk PDB (deflator PDB), cakupan barang dan jasa yang diperdagangkan antara
produsen dengan pedagang besar atau antar pedagang besar (Indeks Harga Perdagangan
Besar/IHPB), ataupun cakupan barang dan jasa yang dijual secara eceran dan dikonsumsi
oleh sebagian besar masyarakat (Indeks Harga Konsumen/IHK). Dalam kaitan ini, cara
penghitungan inflasi didasarkan pada perubahan indeks pada periode tertentu dengan indeks
periode sebelumnya.
Dengan diberlakukannya UU No.23 Tahun 1999 tersebut, sejak tahun 2000 Bank
Indonesia pada mulanya menetapkan sasaran inflasi pada awal tahun yang akan dicapainya
untuk tahun yang bersangkutan. Sasaran ditetapkan untuk inflasi yang diukur dengan indeks
harga konsumen (IHK) dengan mengeluarkan dampak dari kenaikan harga-harga yang
disebabkan oleh kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan (administered prices
and income policy).
1.2
Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi mengenai Kebijakan Masalah Inflasi kami mengangkat
1.3
Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang pengertian inflasi dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
karena dengan
akan berkurang
nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan menurun, kenaikan harga bahan
baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan
sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi maka dua hal yang bisa dilakukan
produsen adalah:pertama, langsung menaikan harga produknya dengan jumlah
penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik
permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.
c. Imported Inflation, Inflasi ini disebabkan terjadinya inflasi diluar negeri. Inflasi ini
terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga memiliki
peranan yang penting dalam kegiatan peneluaran diperusahaan.
d. Structural Inflation, Inflasi ini terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala
atau kekuatan struktural yang menyebabkan penawaran di dalam perekonomian
menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.
e. Spiralling Inflation, Inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya
yang mana inflasi yang sebelumnya terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.
Berdasarkan asal inflasi
a. Inflasi berasal dari dalam negeri yang timbul karena terjadinya defisit dalam
pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri karena negara-negara yang merupakan
mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi maka mempengaruhi
harga-harga barang dan ongkos produksi menjadi mahal.
2.2.2 Jenis-jenis Penganggran
Berdasarkan jam kerja
a. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguhsungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
2.3
Teori Inflasi
Berikut adalah teori-teori yang menerangkan mengenai inflasi:
Teori Keynes, mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar batas
kemampuan perekonomiannya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan rezeki antar
golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan aggregate yang lebih besar dari
pada jumlah barang yaitu bila I > S. Selama gap inflasi masih tetap ada maka besar
kemungkinan inflasi dapat terjadi apabila kekuatan-kekutan pendukung dalam
perekonomian tidak digalakkan.
Teori Struktualis atau Teori Inflasi Jangka Panjang, teori ini menyoroti sebab-sebab
inflasi yang berasal dari kekuatan struktur ekonomi, khususnya ketegaran suplai
bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab structural
pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat dibanding dengan
pertumbuhan kebutuhannya, sehingga sehingga menaikkan harga bahan makanan dan
kelangkaan devisa.
2.5
Bila harga barang secara umum naik terus menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal.
Banyak masyarakat yang menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang
sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana dan tutup.
Masyarakat akan lebih selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan lebih efisien dan
konsumtifisme dapat ditekan.
10
antara
inflasi
dengan
tingkat
pengangguran.
suatu
negara
pembahasan
dalam
mengalami
karya
ilmiah
inflasi
diatas,
yang
rendah.
setelah
penulis
12
tenaga kerja meskipun tetap namun nilai riil upah yang dibayarkan tersebut menurun.
Akan tetapi berbeda dengan Indonesia, seperti yang disebutkan di atas, inflasi
terjadi karena menigkatnya biaya produksi, sehingga secara tidak langsung harga bahan
untuk memenuhi output atau permintaan pasar juga meningkat, sehingga perusahaan
akan berupaya menekan biaya produksi guna efisiensi perusahaan, akibatnya demi
menjaga efisiensi tersebut salah satu langkah yang bisa ditempuh oleh perusahaan
adalah mengurangi tenaga kerja dan mengganti dengan mesin, sehingga biaya yang
dianggarkapun juga berkurang, dalam artian perusahaan harus mengurangi tenaga
keranya dengan cara mem PHK. Namun hal ini tidak dapat diartikan, bahwa di
Indonesia hubungan antara inflasi dan pengangguran adalah positip, sebab dalam
kenyataannya di Indonesia tidak ada hubungan yang pasti antara inflasi dan
pengangguran .
2.6
Rp6,4 lebih kecil bila dibandingkan dengan tidak adanya penambahan pajak
yaitu Rp8,00. Makin tinggi pajak yang dikenakan pemerintah terhadap
pendapatan, maka semakin kecil konsumsi masyarakat. Dengan naiknya pajak
yang dikenankan pemerintah terhadap pendapatan masyarakat akan dapat
menekan tingkat konsumsi.
2. Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
Kebijakan yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk mengurangi
pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek yang cepat dalam
mengurangi pengeluaran dalam perekonomian. Maka untuk menerangkan
tentang efek dari kebijakan fiskal dalam mengatasi inflasi berlaku tanpa control
pemerintah, kedua inflasi diatas melalui kebijakn fiskal
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ialah peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh
otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Agar ekonomi
tumbuh lebih cepat, bank sentral bisa memberikanlebih banyak kredit kepada
system perbankan melalui operasi pasar terbuka atau bank sentral menurunkan
persyaratan cadangan dari bank-bank atau menurunkan tingkat diskonto, yang
harus dibayar oleh bank jika hendak meminjam dari bank sentral. Akan tetepi,
apabila ekonomi tumbuh lebih cepat dan inflasi menjadi masalah yang semakin
besar, maka bank sentral dapat melakukan operasi pasar terbuka, manarik uang
dari system perbankan, menaikkan persyratan cadangan minimum atau
menaikkan tingkat diskonto sehingga dengan demikian akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.
2.6.2 Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan Segi Penawaran adalah Langkah Pemerintah yang berusaha
meningkatkan efisiensi kegiatan Perusahaan-perusahaan dan tenaga kerja sehingga
Produksi Nasional dapat ditingkatkan, Biaya Produksi dikurangkan dan teknologi
semakin berkembang.
Stagflasi adalah keadaan inflasi yang sangat tinggi dan berkepanjangan, ditandai
dengan macetnya kegiatan perekonomian yang menyebabkan pengangguran.
14
2.6.3 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Kebijakan Fiskal, Moneter dan Segi
Penawaran.
16
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah penulis mengemukakan dan menguraikan secara keseluruhan tentang
Pengaruh Inflasi terhadap Pengangguran Penulis dapat menarik kesimpulan :
Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi oleh segolongan
tenaga kerja, yang telah mencari pekerjaan, tetapi tidak memperolehnya.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu
perekonomian dari satu periode ke periode yang lain.
Kebijakan Pemerintah adalah kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi terutama pada Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter, dan Kebijakan Segi
Penawaran
Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat
pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi
harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah. Namun negara
berkembang khusunya Indonseia, teori Philips ini sangat bertolak belakang. Di
Indonesia, adanya kenaikan harga-harga atau inflasi pada umumnya disebabkan
karena adanya kenaikan biaya produksi misalnya naiknya Bahan Bakar Minyak
(BBM), bukan karena kenaikan permintaan. Dengan alasan inilah, maka tidaklah
tepat bila perubahan tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan dengan
inflasi. Karena itu, perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila dikaitkan
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi merupakan
akibat dari adanya pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan dari
peningkatan investasi.
17
3.2
Saran
Menurut kami dengan sudah ditetapkannya kebijakan-kebijakan untuk
mengatasi inflasi khusunya yang berpengaruh besar terhadap pengangguran di negara
berkembang pemerintah sebaiknya dapat mengatasi masalah tersebut khususnya di
Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja
dan menghapus sistem kerja kontrak. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global
diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu,
globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia
yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke
depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,
wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, 2008 183 dalam buku M. Nur
Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam Konsep, 105.
Rianto Al Arif, M. Nur. Teori Makroekonomi Islam Konsep, Teori dan Analisis. Bandung:
Alfabeta. 2010.
Karim, Adiwarman. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Putong, Iskandar. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra wacana media.
2013.
Nanga, Muana. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada. 2005.
Bangun Wilson.2007.Teori ekonomi makro.Bandung:Refika Aditama
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua. Collins. Penerbit
Erlangga : 1997.
Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta: 1993.
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit Erlangga: 1992.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta: 2011.
19
REFERENSI
http://makalahku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran
Google.2013.Slide share.Pengangguran dan Inflasi
Google.2013.Slide share.Kebijakan Pemerintah
http://elishisa.blogspot.co.id/2015/03/pengaruh-inflasi-terhadap-pengangguran.html
20