Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH DAMPAK

INFLASI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN TIMUR
PRODI S1 MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah tentang inflasi dengan baik.
Adapun makalah tentang inflasi ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka saya
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada saya, sehingga saya dapat memperbaiki makalah tentang inflasi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang inflasi
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

SAMARINDA,21 OKTOBER 2022

KELOMPOK 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan.........................................................................1
BAB II TEORI DAN PENDAPAT............................................................2
2.1Teori................................................................................................2
2.1.1 Teori Inflasi Kuantitas............................................................2
2.1.2. Teori Inflasi Keynes...............................................................3
2.2 Pendapat..........................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................5
3.1 Pengertian Inflasi............................................................................5
3.2 Apakah Kalimantan Mengalami Inflasi..........................................5
3.3 Faktor Faktor Yang Membuat Kalimantan Timur Inflasi................8
3.4 Dampak Yang Ditimbulkan Inflasi Bagi Masyarakat...................10
3.5 Cara Mengatasi Inflasi..................................................................12
BAB VI PENUTUP...................................................................................14
4.1 Kesimpulan...................................................................................14
4.2 Saran.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut KBBI, Inflasi kemerosotan nilai uang, karna banyaknya dan
cepatnya uang beredar. inflasi adalah penurunan daya beli mata uang tertentu
dari waktu ke waktu. 
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari masalah ini, yaitu :
1. Apa Pengertian Inflasi?
2. Apakah Kalimantan Timur Mengalami Inflasi?
3. Faktor- faktor yang Membuat Kalimantan Timur Mengakami Inflasi
? (Modul OPL 3 & 7)
4. Dampak yang Ditimbulkan dari Inflasi bagi Masyarakat
5. Cara mengatasi inflasi di Kalimantan Timur
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari masalah ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari inflasi itu sendiri
2. Mengetahui faktor penyebab inflasi di Kalimantan Timur
3. Dampak inflasi di Kalimantan Timur
4. Mengetahui efek yang ditimbulkan dari terjadinya inflasi
5. Mengetahui cara mencegah dan mengatasi inflasi

1
BAB II
TEORI DAN PENDAPAT
2.1 Teori
2.1.1 Teori Inflasi Kuantitas
Menurut teori kuantitas ini, inflasi bisa terjadi karena disebabkan
oleh dua faktor, yaitu adanya pertambahan pada jumlah uang yang
beredar secara umum di masyarakat dan munculnya anggapan dari
masyarakat mengenai kenaikan harga barang dan jasa dalam kurun
waktu tertentu.

● Jumlah uang yang beredar


penyebab utama dari terjadinya inflasi dalam suatu negara adalah
karena peredaran mata uang di masyarakatnya meninggi. Dan
apabila penyebab utama dari terjadinya inflasi tersebut tidak
diminimalisir atau dihilangkan adanya akan semakin berpengaruh
terhadap tingkat kestabilan perekonomian nasional. Bahkan yang
lebih parah, bisa berdampak pada terjadinya hiperinflasi.
Hiperinflasi sendiri merupakan kondisi inflasi yang sudah tidak
bisa dikendalikan lagi oleh pihak pemerintah. Dan apabila kondisi
tersebut terjadi, kebijakan seperti peningkatan, penurunan suku
bank dari bunga sudah tidak efektif lagi untuk diterapkan dalam
kasus ini.

● Munculnya anggapan harga produk barang atau jasa naik


apabila masyarakat telah berasumsi bahwa harga barang dan jasa
dalam kurun waktu tertentu akan meningkat, masyarakat akan
berkecenderungan untuk membelanjakan semua uangnya untuk
membeli barang barang yang diperlukannya dalam waktu yang
lumayan panjang. Dalam kata lain, kepanikan masyarakat akan
rumor yang beredar mengenai kenaikan harga tersebut akan
menyebabkan masyarakat semakin membabi buta dalam membeli

2
barang barang yang diperlukannya. Dan apabila permasalahan
tersebut terajdi secara terus menerus tanpa adanya upaya apapun,
baik dari pihak pemrintah ataupun masyarakatnya akan
menyebabkan terjadinya peningkatan pada
angka permintaan barang. Dan hal tersebut apabila secara terus
menerus terjadi akan menyebabkan inflasi pada sistem
perekonomian. Sehingga terkait dengan kasus ini pihak
pemerintah harus mengambil langkah untuk melakukan
pembatasan terhadap peredaran mata uang di masyarakat.
Mungkin, salah satunya bisa dengan penerapan kebijakan
dari lembaga keuangan terkait.

2.1.2 Teori Inflasi Keynes

Apabila dilihat berdasarkan dengan teori Keynes, inflasi bisa terjadi


karena adanya peningkatan angka permintaan yang terjadi di masyarakat
terhadap barang atau jasa yang disediakan. Kondisi tersebut berbanding
terbalik dengan jumlah keseluruhan mata uang yang beredar secara
umum di masyarakat. Menurut Keynes, inflasi terjadi karena ada
sebagian masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.
Keadaan seperti ini ditunjukkan oleh permintaan masyarakat akan
barang-barang yang selalu melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia. Hal ini akan menimbulkan inflationary gap, ketika inflationary
gap tetap ada maka selama itu pula proses inflasi terjadi dan
berkelanjutan. Teori Keynes dipakai untuk menerangkan inflasi dalam
jangka pendek. Pemaparan mengenai penyebab dari inflasi dalam teori
ini lebih ditekankan pada kecenderungan dari sifat masyarakat yang
sangat menginginkan hidup yang mewah. Atau dalam kata lain, bisa
disebutkan hidup yang melebihi batas dan kapasitas kemampuan
keuangan yang dimiliki.

3
II.2 Pendapat
 Riza Indra Riad (Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim)
Berdasarkan data Dinas Kependudukan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kaltim, jumlah penduduk Kaltim
pada 2021 sebanyak 3,8 juta jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2,1
persen. Pertumbuhan ekonomi Kaltim tumbuh positif 2,48 persen atau
meningkat dari tahun 2020 yang sempat mengalami kontraksi sebesar -
2,87 persen. Kondisi ini membuat (ekonomi tumbuh positif 2021) akibat
berkurangnya pandemi Covid-19, sehingga memberikan dampak positif
perekonomian dan mulai meningkatnya daya beli masyarakat

 Ricky P Gozali (Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi


Kaltim)
Menjelaskan tingginya capaian inflasi secara tahunan disebabkan
oleh faktor base effect dimana pada tahun sebelumnya inflasi Kaltim
berada di level yang sangat rendah akibat berbagai pembatasan mobilitas
masyarakat.
Di sisi lain, capaian inflasi tersebut menunjukkan bahwa roda
perekonomian Kaltim mulai menggeliat sehingga perlu diupayakan
pemenuhan ketersediaan berbagai komoditas guna mengimbangi
perbaikan daya beli masyarakat.

 Yusniar Juliana (Kepala Pusat Statistik (BPS))

Pada Juli 2022 untuk inflasi untuk Kota Samarinda sebesar 0,52
persen dan Kota Balikpapan juga mengalami inflasi sebesar 0,73 persen.
Menurut Yusniar, Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang
ditunjukkan oleh beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu:

1. Kelompok pendidikan sebesar 1,31 %.

2. Kelompok transportasi sebesar 1,20 %

3. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,06 %

4. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,49 %

5. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,41 %

6. Kelompokperumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga


sebesar 0,34 %

4
7. Kelompok kesehatan sebesar 0,18 %

8. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan


inflasi sebesar 0,03 %dan

9. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin


rumah tangga sebesar 0,02 %

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Inflasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Inflasi kemerosotan
nilai uang, karna banyaknya dan cepatnya uang beredar. Inflasi adalah
penurunan daya beli mata uang tertentu dari waktu ke waktu. Penurunan daya
beli ini tercermin dari peningkatan harga rata-rata barang dan jasa suatu
ekonomi selama beberapa periode waktu. Kenaikan harga ini dapat terjadi
karena uang yang beredar lebih sedikit dibandingkan jumlah barang yang
tersedia di pasar. Alhasil, daya beli menurun namun harga barang meningkat
drastis. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Sementara itu, menurut International Monetary Fund, inflasi adalah
kenaik an harga selama periode waktu tertentu.Kenaikan harga ini terjadi
secara keseluruhan di suatu negara. Inflasi mewakili seberapa jauh kenaikan
harga barang dalam periode tertentu, biasanya dalam setahun. Inflasi dapat
menyebabkan berbagai masalah, seperti turunnya nilai mata uang, kenaikan
harga barang dan jasa, meningkatnya pengangguran, menurunnya
kesejahteraan masyarakat, hilangnya investasi, dan masih banyak lagi. Inflasi
merupakan mimpi buruk dalam perekonomian suatu negara. Sebab, dampak
yang ditimbulkan memang tak main-main. Inflasi dapat memicu kerusuhan di
berbagai daerah dan menyebabkan situasi negara mengalami chaos. Apalagi
bagi negara yang memiliki utang luar negeri yang besar dan pertumbuhan
ekonomi yang lambat. Inflasi bisa mematikan perekonomian dan diikuti dengan
berbagai masalah lain yang muncul.
Di Indonesia, Bank Indonesia memiliki tugas untuk mengatasi inflasi
dengan membuat kebijkan-kebijakan. Sementara itu, perhitungan inflasi
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Perlu diingat bahwa kenaikan harga satu
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika sudah meluas dan
berdampak pada harga barang lain. Lawan dari inflasi adalah deflasi.

3.2 Apakah Kalimantan Mengalami Inflasi?


Menurut Berita Resmi Statistik, selama desember 2019 terjadi inflasi
sebesar 0,40 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,66 persen
dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 1,66 persen di provinsi Kalimantan
Timur (Gabungan kota Samarinda dan Kota Balikpapan). Di Kota Samarinda
terjadi inflasi 0,19 persen.
Inflasi di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga
pada kelompok transportasi dan komunikasi mengalami inflasi sebesar 1,26
persen diikuti kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 1,00

6
persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15
persen dan kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar 0,03 persen. Sementara
3 kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu kelompok sandang dengan deflasi
sebesar-0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
sebesar -0,14 persen dan kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga dengan
deflasi sebesar -0,01 persen.
Pada Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,25 persen dengan tingkat inflasi
tahun kalender dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,78 persen. Di
Provinsi Kalimantan Timur (Gabungan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan).
Inflasi untuk Kota Samarinda sebesar 0,24 persen. Inflasi terjadi karena adanya
peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok
pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,70
persen; diikuti kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin
rumah tangga sebesar 0,41 persen; kelompok transportasi sebesar 0,27 persen;
kelom pok penyediaan makanan dan minuman/ restoran sebesar 0,14 persen;
kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan
sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05
persen; dan kelompok perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga sebesar
0,04 persen. Untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada Desember 2020 mengalami
deflasi masing-masing sebesar -0.06 persen dan -0,34 persen. Sementara itu
untuk kelompok pendidikan Menunjukan indeks yang stabil dibading bulan
sebelumnya.
Pada Desember 2021 terjadi inflasi sebesar 0,68 persen dengan tingkat
inflasi tahun kalender 2,15 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar
2,15 persen. Di kota Samarinda terjadinya Inflasi sebesar 0,65 persen. Inflasi
terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya
beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar 1,78 persen; diikuti kelompok transportasi sebesar 1,39
persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah
tangga sebesar 0,39 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya

7
sebesar 0,29 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran
sebesar 0,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah
tangga sebesar 0,09 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen;
kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,06 persen; dan kelompok
pendidikan sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok yang menunjukkan
penurunan yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0.90 persen; dan
kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0.24 persen.

Provinsi/kota Inflasi 2019 2020 20221


(2012=100) (2012=100) (2018=100)
Kalimantan Timur 1. Desember 0,40 0,25 0,68
2.Tahun Kalender 1,66 0,78 2,15
3.Tahun ketahun 1,66 0,78 2,15
Samarinda 1. Desember 0,19 0,24 0,65
2.Tahun Kalender 1,49 0,86 2,05
3.Tahun ketahun 1,49 0,86 2,05

Jika dirinci menurut kota Samarinda, pada Bulan Desember 2021


mengalami inflasi sebesar 0,65 persen, sedangkan pada periode yang sama dua
tahun sebelumnya yaitu tahun 2019 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dan
tahun 2020 mengalami inflasi 0,24 persen. Inflasi Tahun Kalender Kota
Samarinda sebesar 2,05 persen, sedangkan pada periode yang sama dua tahun
sebelumnya yaitu tahun 2019 mengalami inflasi sebesar 1.49 persen dan tahun
2020 mengalami Inflasi 0,86 persen. Inflasi tahun ke tahun Kota Samarinda
Bulan Desember 2021 sebesar 2,05 persen, pada periode yang sama dua tahun
sebelumnya yaitu tahun 2019 dan tahun 2020 masing masing tercatat sebesar
1,49 persen dan 0,86 persen.
Menurut Kaltim Post, Kamis 20 Oktober 2022. Pada Juli 2022 terjadi
inflasi untuk Kota Samarinda sebesar 0,52 persen dan di Kota Balikpapan juga

8
terjadi inflasi sebesar 0,73 persen. Inflasi terjadi paling tinggi disebabkan
naiknya biaya pendidikan saat tahun ajaran baru.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Yusniar Juliana Nababan
menjelaskan inflasi ini terjadi karena adanya peningkatan harga yang
ditunjukkan oleh meningkatnya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yaitu
kelompok pendidikan sebesar 1,31 persen, diikuti oleh kelompok transportasi
sebesar 1,20 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,06
persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,49 persen.
Selain itu, penyebab inflasi Kaltim disebabkan kelompok pengeluaran lainnya
yaitu kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,41 persen, kelompok
perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,34 persen dan
kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen. Kemudian kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran dengan inflasi sebesar 0,03 persen, dan
kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga
sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks
pada Bulan Juli yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar -0,06 persen; dan
kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,05 persen.
Apabila dilihat menurut dari komoditas, inflasi Kaltim Juli 2022 tercatat ada 5
komoditas memberi andil positif yaitu bawang merah, angkutan udara, cabe
rawit, mobil dan ikan layang atau ikan bonggol. Namun, terdapat juga
komoditas lain andil deflasi atau penurunan harga yakni daging ayam ras,
kacang panjang, bayam, sawi hijau dan ikan gabus.
BPS juga mencatat perubahan harga di 12 kota di pulau Kalimantan
untuk perhitungan IHK, seluruhnya alami inflasi pada Juli 2022. Inflasi
tertinggi terjadi di Kotabaru Kalsel 1,07 persen sedangkan inflasi terendah
terjadi di Tanjung 0,04 persen.

3.3 Faktor- Faktor yang membuat Kalimantan Timur inflasi


Kenaikan harga barang secara meluas atau inflasi juga dialami Provinsi
Kalimantan Timur. Pasalnya, kebutuhan bahan makanan dan transportasi
menjadi penyumbang terbesar inflasi Kalimantan Timur seperti pada perayaan

9
hari besar dan libur akhir tahun. Data inflasi dari masing – masing
Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur masih berpatokan dengan inflasi
provinsi. Terkecuali, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda yang memiliki
banda udara sehingga menjadi pusat dalam pemasokan barang.

Penyebab utama inflasi di Kalimantan Timur ialah kenaikan harga pangan


karena kapasitas produksi dalam provinsi yang masih kurang, ketergantungan
yang masih tinggi terhadap pasokan dari provinsi lain, serta rantai pasok benih
dan sistem distribusi pangan yang masih rendah. pada bulan Mei 2022,
Beberapa harga komoditas pangan mengalami peningkatan seiring dengan
momen puncak Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Kelompok
makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,34% (mtm)
lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi
sebesar 1,71% (mtm). Komoditas daging ayam ras, tomat, dan minyak goreng
merupakan komoditas bahan pangan penyumbang inflasi Kaltim pada bulan
Mei 2022.

Kenaikan beberapa harga komoditas pangan tersebut utamanya didorong


oleh relatif tingginya permintaan masyarakat seiring dengan adanya momen
puncak HBKN Idul Fitri. Kedepan, berbagai program dari Tim Pengendali
Inflasi Daerah (TPID) wilayah Kaltim seperti sidak dan operasi pasar akan
secara berkala dilakukan guna memastikan ketersediaan pasokan dan
keterjangkauan harga barang khususnya komoditas pangan bagi seluruh
masyarakat.

Selain itu, kelompok transportasi kembali mengalami peningkatan harga


meskipun lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Kelompok transportasi
tercatat mengalami inflasi sebesar 1,05% (mtm) lebih rendah bulan sebelumnya
mengalami inflasi sebesar 1,96% (mtm). Peningkatan tersebut utamanya
disebabkan oleh peningkatan pada tarif angkutan udara seiring dengan momen
mudik lebaran di tengah semakin longgarnya berbagai pembatasan oleh

10
pemerintah akibat kasus COVID-19 yang terkendali. Adapun untuk tarif
angkutan udara mengalami peningkatan sebesar 3,96% (mtm) di bulan Mei
2022.
Koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di
wilayah Kalimantan Timur terus dilakukan guna menjaga stabilitas inflasi di
Kalimantan Timur. Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang apabila
pendapatan nasional dalam jangka Panjang cenderung naik, peningkatan
produksi dalam negeri yang diikuti oleh daya beli yang tinggi akan
menyebabkan pendapatan nasional meningkat. Sedangkan nilai tukar rupiah
yang mengalami depresiasi dan pendapatan nasional meningkat, kurs
mengalami penurunan karna sektor usaha tidak mampu membeli bahan
pendukung produksi yang relatif tinggi juga. Oleh karna itu, nilai tukar (kurs)
juga merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi pendapatan
nasional.

3.4 Dampak Yang Ditimbulkan Inflasi Bagi Masyarakat


1. Dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi karena dapat menjadi tanda
meningkatnya permintaan
Contoh: pada saat terjadinya Covid-19 pernah ada terjadinya Krisis
masker sehingga terjadinya kelangkaan produk masker hal ini
menyebabkan terjadinya kenaikan harga pada masker. Dan pada
akhirnya terpikir oleh pebisnis untuk menciptakan peluang usaha baru
yaitu memproduksi masker. Hal ini membuat stok masker tidak selalu
untuk diimpor. Dan membuat harga masker menjadi daripada
sebelumnya. Sehingga dengan harga murah ini terjadinya peningkatan
permintaan dari konsumen
2. Meningkatnya biaya karena permintaan pekerja untuk mendapatkan
upah lebih tinggi untuk membeli produk sehari hari
Biasanya hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti naiknya bahan
baku/biaya upah pegawai. Pada saat itu pernah terjadinya kelangkaan
BBM. Sehinggal menjadi meningkatnya bahan bahan baku hal ini

11
dikarenakan itu kebutuhan yang paling pokok untuk pereknomian
masyrakat
3. Dampak inflasi selanjutnya akan ada terjadinya peredaran uang
Ketika jumlah uang beredar di masyarakat kelas atas maka inflasi
terjadi. Hal ini dikarenakan jumlah uang mengalami kenaikan harga.
Karena itu para produksi mengalami stok statis atau ngestuck sehingga
terjadinya penurunan privilage.
4. Dampak Inflasi yang terjadi di Kalimantan Timur
Laju inflasi Kaltim cenderung menurun dari tahun ke tahun, namun di
tahun 2021 mengalami peningkatan 2,15 persen. Inflasi dampak
meningkatnya daya beli masyarakat di masa pemulihan ekonomi akibat
Covid-19. Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan dibanding tahun
2020, sekitar 6,54 persen. Secara absolut jumlah penduduk miskin juga
meningkat sebanyak 241.077 jiwa dibandingkan tahun 2020 sebanyak
230.026 jiwa. Dimana garis kemiskinan juga meningkat sebesar Rp
689.035, yang didominasi untuk memenuhi kecukupan pangan dan
makanan. Lanjut Riza, ada kebijakan selama pandemi, seperti
pengurangan karyawan (PHK), penurunan omzet hingga pembatasan
produksi, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan angka kemiskinan.
Namun demikian jumlah penduduk yang tidak bekerja (pengangguran)
terus menurun setiap tahunnya, sempat mengalami peningkatan 6,87
persen dampak pandemi.

3.5 Cara Mengatasi Inflasi

12
Meski inflasi saat ini masih dapat dikendalikan, namun perlu ada upaya
dalam mengurangi laju inflasi. Ada beberapa cara menekan laju inflasi, berikut
caranya:
1. Kebijakan Fiskal
Cara pertama yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah kebijakan
fiskal. Kebijakan fiskal ini sendiri berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran dari anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal ini antara lain dengan
meningkatkan tarif pajak, mengurangi pengeluaran dari pemerintah, dan melakukan
pinjaman.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter menjadi salah satu daricara mengatasi inflasi yang bisa
dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan moneter atau kebijakan keuangan bisa
dilakukan dengan menambah ataupun mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kestabilan moneter dengan tujuan bisa meningkatkan
kesejahteraan dari masyarakat suatu negara. Kebijakan moneter lainnya adalah
dengan melakukan kebijakan operasi pasar terbuka. Kebijakan ini bisa dilakukan
dengan cara mengendalikan jumlah uang beredar.
3. Kebijakan Non-fiskal dan Non-moneter
Selain menggunakan kebijakan fiskal dan juga kebijakan moneter, pemerintah
juga bisa menggunakan kebijakan non fiskal dan juga non moneter. Kebijakan
nonfiskal dan nonmoneter ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Setidaknya
terdapat cara yang termasuk ke dalam kebijakan non-fiskal dan non-moneter yang
biasanya dilakukan oleh pemerintah.
A. Menambah hasil produksi
Pemerintah akan memberikan kebijakan-kebijakan yang bisa meringankan
para pengusaha. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dengan harapan para
pengusaha bisa menggenjot produksi agar lebih banyak lagi.
Dengan banyaknya barang yang beredar di masyarakat, maka perputaran uang
akan semakin cepat dan banyak, sehingga uang yang beredar menjadi kembali
seimbang.
B. Mempermudah masuknya barang impor

13
Tak semua barang bisa dipenuhi oleh produsen dalam negeri, untuk itu
mempermudah masuknya barang barang impor menjadi salah satu solusi untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara menurunkan pajak dan juga mempermudah
perizinan barang impor.

PENANGANAN INFLASI DI KALIMANTAN TIMUR

Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan  langkah-langkah


penanganan inflasi harus dilakukan dengan penguatan koordinasi antarpemangku
kepentingan. Pengendalian inflasi dimaksudkan dalam upaya stabilisasi harga,
pengelolaan pasokan dan distribusi pangan dengan tetap memperhatikan
kesejahteraan petani, antara lain melalui kerja sama dengan Bulog dan pihak-pihak
terkait.

Langkah-langkah yang potensial dilakukan adalah dengan memastikan


ketersediaan dan kecukupan cadangan pangan strategis, menyelenggarakan pasar
murah dan operasi pasar, bersama Satgas Pangan melakukan monitoring kewajaran
stok pangan di gudang-gudang secara berkala dan bersama tokoh masyarakat, para
ulama dan tokoh agama menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk berbelanja
secara bijak.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada
umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat,
maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya
harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang.
Dengan demikian, inflasi dapat jugadiartikan sebagai penurunan nilai mata
uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Menurut sumber yg kami dapat inflasi di kalimantan timur dari tahun
2019-2021 mengalami naik turun. Pada tahun 2019 mengalami kenaikan
0,40%, tahun 2020 mengalami kenaikan 0,25% dan tahun 2021 mengalami
kenaikan 0,68%. Faktor utama terjadinya inflasi di Kalimantan timur
adalah kenaikan harga Secara tidak langsung, inflasi tahun ini bisa
menyeret banyak masalah kelas menengah ke atas mengalami masalah
finansial. Serta, membuat masyarakat kelas menengah ke bawah menjadi
rentan dan mengalami kemiskinan. Meski tak dirasakan oleh semua
kelompok masyarakat, namun inflasi kali ini merupakan lampu kuning bagi
pemerintah. Inflasi yang nyaris mencapai angka 5% ini disebabkan oleh
naiknya harga berbagai barang kebutuhan. Jika subsidi BBM dan listrik
dicabut, maka akan berdampak besar terhadap inflasi.
4.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka berikut
adalah saran yang dikemukakan:
I. Untuk menurunkan atau mempertahankan tingkat inflasi agar
berada pada tingkat yang telah di tetapkan oleh bank Indonesia,
maka sebaiknya bank Indonesia selaku pemegang otoritas
tertinggi dalam kebijkan moneter, harus menjaga agar tingkat BI
rate berada pada tingkat yang tepat sesuai dengan tingkat inflasi
yang terjadi, agar jumlah uang beredar dimasyarakat tetap terjaga
dan tidakmenimbulkan inflasi.

15
II. Untuk mengatasi defisit anggaran yang dapat memicu timbulnya
inflasi, pemerintah seharus menjaga atau mengusahakan
pengeluaran nya sesuai dengan apa yang telah dianggarkan agar
tidak melebihi pendapatan pemerintah, karena apabila
pengeluaran pemerintah seimbang dengan pendapatan pemerintah
maka tingkat inflasi dapat dipertahankan. Selanjutnya
memprioritaskan pengeluaran hanya pada bidang yang produktif
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapaitas output yang
dapat memenuhi kenaikan permintaan agregat akibat dari ouput
tetap dan dapat menekan inflasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

❖ Sadono sukirno. 2011. makroekonomi teori pengantar. Bab


10. jakarta

❖ Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X / penulis, Yuli


eko.--Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009

❖ CNNindonesia.19juli2022.https://
www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220719141458-532-
823357/mengenal-inflasi-penyebab-dan-cara-
mengatasinya

❖ BBCNewsIndonesia.3Agustus2022.https://www.bbc.com/
indonesia/articles/c3g1zezrlj7o

❖ Bisnis.com.29Juni2022.https://ekonomi.bisnis.com/read/
20220629/9/1549352/inflasi-indonesia-juni-2022-
diproyeksi-tembus-4-persen-ini-dampaknya

❖ 2009,PusatPenelitianBadanKeahlianDPRRI.https://
berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat
-XIV-8-II-P3DI-April-2022-163.pdf

17
❖ https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/
20220202114604-537-754013/3-cara-mengatasi-inflasi-
beserta-penjelasannya/amp

18
Nama Anggota Kelompok 3

Presentasi
 2. Fitri Handayani : 2211102431005 (Presentasi)
 4. Dwi Vivi Soleha : 2211102431008 (Presentasi)
 18. Meliana Dwi Putri : 2211102431078 (Presentasi)
 42. Adam Saupi Ibtizar : 2211102431169 (Presentasi)
 63. Ardiansyah : 2211102431416 (Presentasi)
 67. Rahmat Pebriansyah : 2211102431424 (Presentasi)

Makalah
➢ 3. Chalimatusakdiah : 2211102431007 (Makalah)

➢ 13. Mario Sulistiyo : 2211102431040 (Makalah)

➢ 20. Dahliani : 2211102431087 (Makalah)

➢ 22. Aluni Fitriah : 2211102431096 (Makalah)

➢ 39. Muhammad Abdul Gofur : 2211102431160 (Makalah)

➢ 50. Denis Dakar Ramsyah : 2211102431254 (Makalah)

➢ 78. Ipmal : 2211102431452 (Makalah)

Kesimpulan & Saran


➢ 7. Selva Yunita Al Bugis : 2211102431012 (Kesimpulan & Saran)

➢ 62. Ilma Amalia Putri : 2211102431397 (Kesimpulan & Saran)

➢ 84. Yogi Anhar Putra : 2211102431465 (Kesimpulan & Saran)

Power point
➢ 69. Vicky Rialdi : 2211102431428 (Membuat Power Point)

19

Anda mungkin juga menyukai