DISUSUN OLEH:
Akuntansi 1A
Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih memahami dan memperluas
pengetahuannya mengenai “Pertumbuhan Uang dan Inflasi” yang saya buat
berdasarkan sumber. Penyusun menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan,
maka saya dengan rendah hati dan ikhlas menerima kritikan maupun saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….....i
Daftar Isi………………………………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………...2
C. TUJUAN MASALAH………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
A. SIMPULAN………………………………………………….12
B. SARAN………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Walaupun inflasi telah menjadi hal yang biasa dalam sejarah terkini,
terdapat variasi yang substansial dalam tingkat kenaikan harga. Antara tahun
1997 dan 2006, harga-harga naik dengan tingkat rata-rata 2 persen per tahun,
dan 3,4 persen di wilayah Asia secara keseluruhan. Sebagai pembanding, pada
dekade 1970-an, harga-harga naik hingga hamper 9 persen per tahun di
negara-negara industry dan 9 persen di Asia, yang berarti tingkat harga naik
lebih dari dua kali lipat selama dekade itu sebagai masalah ekonomi yang
penting.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ketika indeks harga konsumen dan pengukur tingkat harga lain naik, para
komentator sering kali tergoda untuk melihat harga-harga individual yang
menyusun indeks-indeks harga ini: “IHK naik sebesar 3 persen bulan lalu,
disebabkan oleh kenaikan 20 persen pada harga beras dan kenaikan 30 persen
pada harga minyak goreng”. Walaupun pendekatan ini memang memiliki
beberapa informasi yang menarik tentang apa yang terjadi pada
perekonomian, pendekatan ini juga melewatkan sebuah pokok penting: inflasi
adalah fenomena dalam perekonomian yang berkaitan dengan, pertama dan
terpenting, nilai alat tukar dalam perekonomian.
3
lokal didalam dompet anda sekarang hanya dapat membeli barang dan jasa
dengan jumlah yang lebih sedikit.
Ketika bank sentral menjual surat obligasi dalam operasi pasar terbuka,
bank sentral menerima uang dan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Ketika bank sentral membeli surat obligasi pemerintah, bank sentral
membayar dengan uang tunai dan memperbanyak jumlah uang yang beredar.
Selain itu, jika uang disimpan di bank yang kemudian menjadikannya
cadangan, penggandaan uang mulai beraksi, dan operasi pasar terbuka ini
memberi efek yang besar terhadap jumlah uang yang beredar.
Yang dapat memastikan bahwa jumlah uang yang beredar di bank sentral
dapat seimbang dengan jumlah uang yang diminta masyarakat ialah ternyata
bergantung pada horizon waktu. Dalam jangka pendek suku bunga
memainkan peran penting. Dalam jangka panjang, tingkat harga keseluruhan
menyesuaikan dir dengan tingkat keseimbangan penawaran dan permintaan.
4
Jika tingkat harga di atas titik kesimbangan, masyarakat ingin menyimpan
uang lebih banyak daripada yang telah dicetak oleh bank sentral. Jadi, tingkat
harga harus turun untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Jika
tingkat harga di bawah titik keseimbangan, orang-orang akan ingin memiliki
uang lebih sedikit daripada yang telah dicetak oleh bank sentral, dan tingkat
harga harus naik untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada
tingkat harga keseimbangan, jumlah uang yang ingin dimiliki oleh orang-
orang seimbang dengan jumlah uang yang disediakan oleh bank sentral.
5
menggunakan lebih banyak uang untuk setiap transaksi. Dan tingkat harga
barang dan jasa keseluruhan disesuaikan agar penawaran dan permintaan
menjadi seimbang.
Hume dan para filsuf yang sezaman dengannya berpendapat bahwa semua
variabel ekonomi harus dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
terdiri atas variabel-variabel nominal (nominal variables) ialah variabel-
variabel yang diukur dengan unit moneter. Kelompok kedua terdiri atas
variabel-variabel riil (real variables) ialah variabel-variabel yang diukur
dengan unit fisik. Sebagai contoh, pendapatan para petani padi adalah variabel
nominal karena diukur dengan uang, sedangakan jumlah padi yang mereka
hasilkan adalah variabel riil karena diukur dengan kilogram.
Hal serupa, PDB nominal adalah variabel nominal karena mengukur nilai
moneter keluaran barang dan jasa pada ekonomi; PDB riil adalah variabel riil
karena mengukur jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dan tidak
dipengaruhi oleh harga barang dan jasa tersebut. Pemisahan variabel meenjadi
dua kelompok ini sekarang disebut dengan dikotomi klasik (classical
dichotomy). Dikotomi adalah pembagian menjadi dua kelompok, sedangkan
klasik merujuk pada para pemikir ekonomi awal.
6
Perubahan jumlah uang yang beredar menurut Hume, memengaruhi
variabel-variabel nominal, tetapi tidak memengaruhi variabel-variabel riil.
Ketika bank sentral menggandakan jumlah uang yang beredar, tingkat harga
menjadi dua kali lipat, upah uang menjadi dua kali lipat, dan semua nilai uang
lain menjadi dua kali lipat. Variabel riil seperti produksi, tenaga kerja, upah
riil, dan suku bunga riil tidak berubah. Tidak relevannya perubahan-perubahan
meoneter terhadap variabel-variabel riil dinamakan dengan kenetralan moneter
(monetary neutrality).
Kita dapat mengambil perspektif lain tentang teori jumlah uang dengan
memperhatikan pertanyaan berikut: Berapa kali dalam setahun uang kartal
untuk membayar barang dan jasa yang baru diproduksi? Jawaban atas
pertanyaan ini diberikan dengan sebuah variabel yang dinamakan vesolitas
uang (velocity of money). Dalam ilmu fisika istilah velositas merujuk pada
kecepatan gerakan sebuah benda. Dalam ilmu ekonomi, velositas uang
merujuk pada kecepatan sebuah mata uang bergerak di dalam ekonomi dari
dompet ke dompet.
V = (P x Y) / M
7
V = ($10 x 100) $50
= 20
MxV=PxY
8
(P x Y), perubahan-perubahan ini dicerminkan dalam perubahan-
perubahan tingkat harga (P).
5. Oleh karena itu, saat bank sentral meningkatkan jumlah uang yang
beredar dengan sangat cepat, hasilnya adalah tingkat inflasi yang
tinggi.
7. Pajak inflasi
8. Efek fisher
Untuk memahami hubungan antara uang, inflasi, dan suku bunga, ingat
perbedaan antara suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga
nominal adalah suku bunga yang anda ketahui dari bank anda. Jika anda
memiliki rekening tabungan misalnya, suku bunga nominal menunjukan
berapa banyak uang yang dihasilkan oleh rekening bank anda seiring
9
berjalannya waktu. Suku bunga riil adalah suku bunga nominal dikurangi
dengan tingkat inflasi.
B. BIAYA INFLASI
Ketika harga naik, para pembeli barang dan jasa membayar lebih banyak
untuk barang dan jasa yang mereka beli. Namun, pada saat yang sama para
penjual barang dan jasa memperoleh lebih banyak uang untuk barang dan jasa
yang mereka jual. Karena sebagian besar orang memperoleh penghasilan
dengan menjual jasa mereka seperti tanaga mereka, inflasi pada pendapatan
berjalan seiring dengan inflasi harga. Jadi, inflasi sendiri tidak mengurangi
daya beli riil masyarakat.
10
Orang tidak percaya pada kekeliruan ini karena mereka tidak mengakui
prinsip kenetralan moneter. Seorang pekerja yang menerima kenaikan upah
sebesar 10 persen cenderung memandang bahwa kenaikan tersebut sebagai
imbalan dari kemampuan dan usahanya. Ketika tingkat inflasi sebesar 6 persen
mengurangi nilai riil dari kenaikan upah itu menjadi hanya 4 persen, pekerja
tersebut mungkin merasa dicurangi haknya. Pendapatan nominal ditentukan
oleh faktor-faktor misalnya tentang produksi dan pertumbuhan, pendapatan riil
ditentukan oleh variabel-variabel riil, seperti modal fisik, modal sumber daya
alam, dan teknologi produksi yang tersedia dan juga oleh tingkat harga
keseluruhan. Jika bank sentral ingin menurunkan tingkat inflasi dari 6 persen
menjadi nol, kenaikan upah tahunan pekerja tesebut akan berkurang dari 10
persen menjadi 4 persen. Ia mungkin tidak terlalu merasa dirampok oleh
inflasi, tetapi pendapatan nyata pekerja ini tidak akan naik dengan cepat.
11
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Quah, dan Wilson. 2014. pengantar ekonomi makro. Jakarta: Salemba
Empat