Anda di halaman 1dari 17

INFLASI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu : Supriadi Hamid, S.E.I., M.E.I. IMMIM

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

RESA ANUGRAH SAPUTRA (90400120042)

NUR FITRIANI (90400120059)

EMILIA DAMAYANTI (90400120071)

NURUL TAHRA (90400120077)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN AKUNTANSI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penyusunan makalah “INFLASI DALAM

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa

kendala. Maksud dan tujuan penyusunan ini adalah untuk melengkapi persyaratan

mendapat nilai Program Studi Ekonomi Syariah.

Adapun penyusunan makalah “INFLASI DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM” ini berdasarkan data-data yang diperoleh. Disadari

sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih ada kekurangan karena

keterbatasan kemampuan.

Untuk itu kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan yang membangun

dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah “INFLASI

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” ini. Mudah-mudahan kita dapat

memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan.

Gowa, 26 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertian Dan Penyebab Inflasi...........................................................................6
1. Pengertian Inflasi...............................................................................................6
2. Penyebab Inflasi.................................................................................................7
B. Jenis-Jenis Inflasi.................................................................................................10
C. Akibat Inflasi........................................................................................................11
D. Hubungan Inflasi dengan Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi.................13
E. Solusi Inflasi dalam Perspektif Islam...................................................................14
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi merupakan gejala ekonomi yang menjadi perhatian berbagai pihak.

Inflasi tidak hanya menjadi perhatian masyarakat umum, tetapi juga menjadi

perhatian dunia usaha, bank sentral, dan pemerintah. Inflasi dapat berpengaruh

terhadap masyarakat dan perekonomian suatu negara. Bagi masyarakat umum,

inflasi menjadi perhatian karena inflasi langsung berpengaruh terhadap

kesejahteraan hidup, dan bagi dunia usaha laju inflasi merupakan faktor yang

sangat penting dalam membuat berbagai keputusan. Inflasi juga menjadi perhatian

pemerintah dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan ekonomi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Banyak orang merasakan bahwa harga barang dan jasa kebutuhan pokok pada

saat ini lebih mahal dibandingkan dengan harga barang dan jasa tersebut pada satu

atau dua tahun yang lalu. Bahkan bagi sebagian masyarakat kenaikan harga-harga

kebutuhan hidup sehari-hari tersebut telah menjadi beban hidup yang sangat berat.

Protes dan keluhan masyarakat yang disampaikan dalam berbagai demonstrasi

apabila Pemerintah merencanakan menaikkan harga bahan bakar atau tarif dasar

listrik, antara lain merupakan bentuk ketidaksukaan masyarakat terhadap kenaikan

hargaharga sebagai akibat rencana tersebut. Kenaikan harga-harga kebutuhan

hidup sehari-hari dari waktu ke waktu tersebut disebabkan adanya apa yang

disebut sebagai inflasi. Inflasi, kenaikan harga barang dan jasa secara umum, yang

tinggi akan menjadi beban oleh banyak pihak. Dengan inflasi, maka daya beli
suatu mata uang menjadi lebih rendah atau menurun. Dengan menurunnya daya

beli mata uang, maka kemampuan masyarakat berpendapatan tetap dalam

membeli barang dan jasa kebutuhan sehari-hari akan menjadi semakin rendah.

Laju inflasi yang tidak stabil juga menyulitkan perencanaan bagi dunia usaha,

tidak mendorong masyarakat untuk menabung, dan berbagai dampak negatif lain

yang tidak kondusif bagi perekonomian secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan penyebab inflasi?

2. Apa saja jenis-jenis inflasi?

3. Apa akibat dari inflasi?

4. Apa hubungan inflasi dengan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi?

5. Bagaimana solusi inflasi dalam perspektif Islam?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dan penyebab inflasi.

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis inflasi.

3. Untuk mengetahui akibat dari inflasi.

4. Untuk mengetahui hubungan inflasi dengan pengangguran dan

pertumbuhan ekonomi.

5. Untuk mengetahui solusi inflasi dalam perspektif islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Penyebab Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan suatu gejala dimana tingkat harga pada umumnya

mengalami kenaikan secara terus menerus. Venieris dan sebold ( 1978:603 )

mendefinisikan inflasi sebagai suatu kecenderungan meningkatnya tingkat

harga umum secara terus menerus sepanjang waktu. Dengan kata lain bahwa

kenaikan tingkat harga yang terjadi sekali saja tidak dapat dikatakan sebagai

inflasi selain itu tingkat harga umum yang dimaksud adalah tingkat harga

yang mengalami kenaikan bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja

akan tetapi harga barang umum, seperti saat harga BBM naik maka ongkos

angkutan umum, bahan-bahan pokok akan naik maka hal tersebut bisa disebut

sebagai inflasi.1

Dalam pengertian tersebut, terdapat dua pengertian penting yang

merupakan kunci dalam memahami inflasi. Yang pertama adalah kenaikan

harga secara umum dan yang kedua adalah terus-menerus. Dalam inflasi

1
Efi Suci Purwanti, dkk, “Economics Development Analysis Journal”, diakses dari

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj, pada tanggal 24 Maret 2021.


harus terkandung unsur kenaikan harga, dan selanjutnya kenaikan harga

tersebut adalah harga secara umum. Hanya kenaikan harga yang terjadi secara

umum yang dapat disebut sebagai inflasi. Hal ini penting untuk membedakan

kenaikan harga atas barang dan jasa tertentu. Kata kunci kedua adalah terus

menerus, kenaikan harga yang terjadi karena faktor musiman, misalnya,

menjelang hari-hari besar atau kenaikan harga sekali saja dan tidak

mempunyai pengaruh lanjutan juga tidak dapat disebut inflasi karena

kenaikan harga tersebut bukan masalah kronis ekonomi.

Perkembangan kenaikan harga sejumlah barang dan jasa secara umum

dalam suatu periode waktu ke waktu tersebut disebut sebagai laju inflasi

(inflation rate). Laju inflasi pada umumnya dinyatakan dalam angka

persentase (%). Laju inflasi dapat terjadi pada tingkat yang ringan, sedang,

berat, dan hiperinflasi.2

2. Penyebab Inflasi

Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi dalam

perekonomian suatu negara diantaranya :

a. Demand Pull Inflation

2
Suseno Siti Astiyah, Inflasi, (Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), 2009), hlm. 3.
Merupakan inflasi yang disebabkan oleh adanya daya tarik dari

permintaan masyarakat terhadap berbagai barang yang terlalu kuat. Di

indonesia demand pull inflation disebabkan karena permintaan barang dan

jasa relatif terhadap ketersediaannya, artinya barang dan jasa yang diminta

terlalu tinggi dibandingkan ketersediaan barang dan jasa yang diminta

sementara daya beli rendah. Dalam makro ekonomi inflasi digambarkan

dengan output riil yang melebihi output potensial atau permintaan total

atau agregat demand lebih besar daripada kapasitas perekonomian.

Meningkatnya inflasi di indonesia juga disebabkan oleh faktor lain, yaitu

akibat kenaikan harga BBM sebagai bahan kebutuhan masyarakat yang

sangat strategis. Dengan kata lain, penyebab inflasi di indonesia

disebabkan dari faktor penawaran terhadap barang dan jasa.

b. Cost Push Inflation

Merupakan inflasi yang disebabkan oleh adanya guncangan atau

dorongan kenaikan biaya faktor – faktor produksi secara terus – menerus

dalam jangka waktu tertentu. Inflasi tersebut terjadi akibat desakan

kenaikan biaya faktor produksi. Inflasi desakan biaya terjadi akibat

desakan kenaikan biaya faktor produksi. Inflasi desakan biaya terjadi pada

masa perekonomian yang sedang mengalami pertumbuhan besar dengan

tingkat pengangguran yang relatif rendah. Kenaikan biaya dari faktor

produksi dapat diakibatkan oleh depresiasi atau turunnya nilai tukar mata

uang domestik terhadap mata uang asing. Bahan baku dan barang dari luar

negeri menjadi lebih mahal didalam negeri. Terjadinya inflasi diluar negeri
khususnya negara partner dagang menyebabkan bahan baku produksi

menjadi naik pula. Sehingga cosh push inflation tidak menjadi faktor

penyebab inflasi di Indonesia karena jumlah pengangguran di Indonesia

sangat tinggi.

c. Mixed Inflation ( inflasi campuran )

Merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan dan

kenaikan penawaran. Perilaku permintaan dan penawaran tidak simbang

karena permintaan terhadap dan jasa bertambah, hal tersebut

mengakibatkan faktor produksi dan persediaan barang menjadi turun.

Sementara substitusi atau barang pengganti terbatas atau bahkan tidak ada.

Keadaan tersebut pada akhirnya menjadi naik. Inflasi tersebut semakin

sulit dikendalikan atau diatasi ketika kenaikan supply lebih tinggi atua

setudaknya sama dengan demand.

d. Expeted Inflation ( inflasi ekspektasi )

Merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya perilaku masyarakat

secara umum yang bersifat adaptif atau forward looking. Dalam hal ini

masyarakat menilai bahwa dimasa yang akan datang kondisi ekonomi

menjadi semakin baik dari masa sebelumnya. Penyebab terjadinya demand

pull inflation maupun cost push inflation tergantung pada harapan

masyarakat bagaimana untuk menjadi lebih baik dan bagaimana kondisi

persediaan barang dan faktor produksi saat itu dan masa yang akan datang.
Inflasi pada jenis ini relatif sulit untuk dideteksi secara pasti sehingga

kejadiannya kurang diperhatikan.3

B. Jenis-Jenis Inflasi

Berdasarkan sifatnya, inflasi terbagi menjadi 4 jenis:

1. INFLASI RINGAN/MERAYAP (CREEPING INFLATION)

Inflasi ini ditandai dengan peningkatan laju inflasi yang rendah.

Biasanya, kurang dari 10% setahun. Ciri dari inflasi ini adalah kenaikan

harga yang relative lambat dan berlangsung dengan lambat.

2. INFLASI SEDANG (GALLOPING INFLATION)

Inflasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi ringan. Lajunya

berkisar antara 10-30% per tahun. Jenis inflasi ini ditandai dengan

kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu yang singkat.

3. INFLASI BERAT (HIGH INFLATION)

Inflasi ini adalah inflasi yang tergolong berat. Mencakup laju mulai

dari 30-100% setahun. Pada tingkat ini, harga kebutuhan masyarakat naik

secara signifikan dan sulit dikendalikan.

3Efi Suci Purwanti, dkk, “Economics Development Analysis Journal”, diakses dari

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj, pada tanggal 24 Maret 2021.


4. INFLASI SANGAT BERAT (HYPERINFLATION)

Jenis inflasi ini sangat dirasakan karena terjadi secara besar-besaran dan

mencapai lebih dari 100% setahun.

Selain berdasarkan sifatnya, inflasi juga bisa dibedakan berdasarkan asalnya.

1. INFLASI YANG BERASAL DARI DALAM NEGERI

Jika pemerintah memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan

pencetakan uang baru, maka akan meningkatkan jumlah uang yang

beredar. Meningkatnya jumlah uang yang beredar ini akan

cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan.

2. INFLASI YANG BERASAL DARI LUAR NEGERI

Inflasi ini timbul karena naiknya harga-harga kebutuhan di luar negeri atau

di negara-negara mitra dagang.4

C. Akibat Inflasi

Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif,

dimana bila inflasi itu ringan akan berpengaruh positif terhadap

perekonomian, artinya bisa meningkatkan pendapatan nasional dan

meningkatkan minat masyarakat untuk menabung serta berinvestasi.

4
Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 47.
Sebaliknya, pada saat terjadi inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi

yang takterkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi kacau dan

perekonomian dirasakan lesu, orang tidak bersemangat untuk menabung,

berinvestasi dan berproduksi karena harga meningkat dengan cepat.

Inflasi yang berdampak pada distribusi pendapatan yang pada umumnya

bersifat tidak merata ada yang mengalami keuntungan dengan adanya inflasi

dan ada yang dirugikan tampaknya jelas inflasi akibat distribusi terhadap

pendapatan ini diantaranya: mereka yang berpenghasilan tetap akan

mengalami penurunan nilai riil dan penghasilan. Sehingga data belinya

menjadi lemah. Hal itu pula berlaku bagi orang yang gemar menumpuk

kekayaan dalam bentuk uang tunai, karena daya beli dan nilai riil uang yang

disimpannya akan menurun drastis dan mengalami kerugian sebesar inflasi yang

terjadi. Pemilik modal yang meminjamkan modalnya lebih rendah dari inflasi akan

mengalami kerugian.5

Menurut Putong ada beberapa dampak Inflasi terhadap perekonomian

diantaranya adalah :

1. Bila harga barang secara umum naik terus menerus maka masyarakat akan

panik sehingga masyarakat akan terlalu Banyak mengeluarkan uang untuk

membeli barang.

2. Masyarakat cenderung menarik uang mereka di bank untuk membeli

5
M.A. Aji Mukri Ahmad. KH. Dr dan Dr. Syarifah Gustiawati Mukri, Strategi Moneter Berhasil Ekonomi

Syariah (Upaya Islam Mengatasi Inflasi). (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2020), hlm. 11.
barang, sehingga bank akan kekurangan dana yang dapat menyebabkan

bangkrutnya bank atau rendahnya dana investasi yang tersedia.

3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan dengan menaikkan harga

untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di

pasaran, sehingga harga akan terus naik.

4. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan

konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber

produksi dan dekat dengan masyarakat yang memiliki uang banyak.6

D. Hubungan Inflasi dengan Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi

Ketika inflasi mengalami peningkatan maka akan menyebabkan turunnya

tingkat investasi. Hal ini dikarenakan kenaikan inflasi akan mendorong

naiknya tingkat suku bunga. Turunnya investasi berarti akan menurunkan

kapasitas produsi. Ketika kapasitas produksi menurun hal ini akan berdampak

pada menurunnya penyerapan tenaga kerja di satu pihak, karena pengangguran

disatu pihak meningkat maka pendapatan masyarakat menjadi berkurang,

menurunnya ringkat pendapatan masyarakat selanjutnya berdampak pada

berkurangnya konsumsi masyarakat. Dimana menurunnya konsumsi

masyarakat berarti juga menurunnya permintaan agregat (permintaan

konsumsi), hal tersebut kemudian menyebabkann laju pertumbuhan ekonomi

6
Desrini Ningsih, Puti Andiny, “Analisis Pengaruh Inflasidan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan

di Indonesia”, Jurnal Samudra Ekonomika Vol. 2 No. 1, 2018, hlm. 55.


mengalami penurunan dan selanjutnya akan menyebabkan dana anggaran

belanja juga akan ikut turun. Ketika pendanaan untuk anggaran belanja

mengalami penurunan namun di lain sisi pemerintah ingin mempertahankan

anggaran belanja yang tinggi guna memacu pertumbuhan ekonomi, maka

pemerintah akan berusaha mencari pendanaan baru dengan cara mencetak

uang sehingga jumlah uang yang beredar semakin banyak yang berdampak

pada tingginya inflasi karena banyaknya jumlah uang yang beredar. Siklus ini

akan terjadi secara terus menerus dan akan saling berkelanjutan.7

E. Solusi Inflasi dalam Perspektif Islam

Secara teori, inflasi tidak dapat dihapus dan dihentikan, namun laju inflasi

dapat ditekan sedemikian rupa. Islam sebetulnya pula solusi menekan laju

inflasi seperti yang telah dikemukan oleh tokoh-tokoh ekonomi Islam klasik.

Misalnya al-Ghazali (1058-1111) menyatakan, pemerintah mempunyai

kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang. Dalam hal ini al-Ghazali

membolehkan penggunaan uang yang bukan berasal dari logam mulia seperti

dinar dan dirham, tetapi dengan syarat pemerintah wajib menjaga stabilitas

nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi dalam bentuk

perdagangan uang.

Ibnu Taimiyah (1263-1328) juga mempunyai solusi terhadap inflasi ini. Ia

7
Yosephine Dwi Indah Murtisari Nurcahyaningtyas, “KETERKAITAN TINGKAT INFLASI DAN

TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2014”, diakses dari http://e-

journal.uajy.ac.id/10345/1/JURNALEP19976.pdf, pada tanggal 22 Maret 2021.


sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan nilai mata uang dan

percetakan uang yang berlebihan. Ini berarti Ibnu Taimiyah menekankan

bahwa percetakan uang harus seimbang dengan trasnsaksi pada sector riil.

Uang sebaiknya dicetak hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk

bertransaksi dan dalam pecahan yang mempunyai nilai nominal yang kecil.

Husain Shahathah menawarkan beberpa solusi untuk mengatasi inflasi

adalah; 1) Reformasi terhadap system moneter yang ada sekarang dan

menghubungkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi. 2)

Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak

bermanfaat. 3) Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk

menginvestasikannya. 4) Meningkatkan produksi dengan memberikan

dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral. Menjaga pasokan

barang kebutuhan pokok merupakan yang krusial untuk bias mengendalikan

inflasi.

Dalam perekonomian sekarang Bank sentral mempunyai peranan penting

dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara umumnya berusaha

mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Selain itu bank sentral

juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar uang mata uang

domestic. Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral

di seluruh dunia termasuk Indonesia.8

8
Rozalinda, “Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam” , diakses dari

https://rozalinda.wordpress.com/2010/05/04/inflasi-dalam-perspektif-ekonomi-islam/, pada tanggal 22 Maret

2021.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Inflasi merupakan suatu gejala dimana tingkat harga pada umumnya

mengalami kenaikan secara terus menerus. Berdasarkan sifatnya, inflasi terbagi

menjadi inflasi ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Berdasarkan asalnya,

inflasi terbagi atas inflasi dari dalam negeri dan inflasi dari luar negeri.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, dimana bila

inflasi itu ringan akan berpengaruh positif terhadap perekonomian. Sebaliknya,

pada saat terjadi inflasi yang parah, perekonomian menjadi kacau, orang tidak

bersemangat untuk menabung, berinvestasi dan berproduksi karena harga

meningkat dengan cepat.

Ketika kapasitas produksi menurun hal ini akan berdampak pada

menurunnya penyerapan tenaga kerja di satu pihak, karena pengangguran disatu

pihak meningkat maka menurunnya tingkat pendapatan masyarakat selanjutnya

berdampak pada berkurangnya konsumsi masyarakat.

Dalam perspektif Islam, al-Ghazali (1058-1111) menyatakan,

pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang.


B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat. Sarandan

kritik diharapkan guna membantu kami agar lebih baik lagi kedepannya. Apabila

terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi.

DAFTAR PUSTAKA

Efi Suci Purwanti, dkk, “Economics Development Analysis Journal”, diakses dari

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj, pada tanggal 24 Maret 2021.

Suseno Siti Astiyah, Inflasi, (Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan

(PPSK), 2009), hlm. 3.

Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2014).

M.A. Aji Mukri Ahmad. KH. Dr dan Dr. Syarifah Gustiawati Mukri, Strategi

Moneter Berhasil Ekonomi Syariah (Upaya Islam Mengatasi Inflasi).

Desrini Ningsih, Puti Andiny, “Analisis Pengaruh Inflasidan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Indonesia”, Jurnal Samudra Ekonomika

Yosephine Dwi Indah Murtisari Nurcahyaningtyas, “KETERKAITAN TINGKAT

INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA

TAHUN 1991 – 2014”.

Rozalinda, “Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam” , diakses dari

https://rozalinda.wordpress.com/2010/05/04/inflasi-dalam-perspektif-

ekonomi-islam/, pada tanggal 22 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai