Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 3

Nama : Cece Collazo


NIM : 041333838
Jurusan : Manajemen
Asal UPBJJ : Kupang

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Kode/Nama MK :ESPA4110/PengantarEkonomi Makro
Tugas :1/2/3*)
Penulis Soal/Institusi : Herlitah, M.Ec.Dev / Universitas Negeri Jakarta
Dr. Etty Puji Lestari/ Universitas Terbuka
Penelaah Soal//Institusi : HendrinHariatiSawitri, M.Si/Universitas Terbuka

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 a. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi? 15
b. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi? 20

2 Para ekonom pada umumnya setuju bahwa inflasi rendah itu baik jikalau 30
diiringi dengan inovasi. Untuk menjaga agar inflasi tetap rendah maka
harus diketahui faktor apa yang membuatnya tetap rendah. Faktor apa
sajakah yang menjadi sumber dari inflasi?
3 a. Apakah yang dimaksud dengan devaluasi? 15
b. Efek atau dampak apa yang mungkin ditimbulkan oleh adanya
devaluasi? 20

Nilai Total 100


* coret yang tidak sesuai
1.
a. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian
dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih
menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitatif change) dan biasanya diukur
dengan menggunakan data produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan output perkapita.
Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil
pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun
sebelumnya Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses
pertambahan output wilayah sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik. Dengan
di ketahuinya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi maka dapat ditentukan sektor prioritas
pembangunan. Terdapat tiga faktor atau komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, yaitu akumulasi modal (capital accumulation), pertumbuhan penduduk (growth in
population), dan kemajuan teknologi (technological progress).
b. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi

Terdapat beberapa faktor atau hal yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya
adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya,
dan sumber daya modal.
 Sumber daya manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber
daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.
 Sumber daya alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya
dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan
laut.
 Ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
 Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan sebagainya.
 Sumber daya modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas
IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
 Inflasi
Inflasi dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan suatu barang atau jasa dan/atau
meningkatnya harga produk. Perubahan inflasi dapat mempengaruhi PDB setiap tahunnya.
2.
Secara umum, inflasi disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Tidak hanya itu, inflasi juga dipengaruhi oleh harga bahan pokok naik. Adanya tarikan
permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar), serta desakan (tekanan) produksi atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi) juga penyebab terjadinya inflasi.[butuh rujukan] Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk
sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal
ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi,
dll.
Inflasi permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan di mana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga
terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment di mana biasanya
lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat
pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll),
bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi
spekulasi (penimbunan), dan lain-lain, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait
tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, di mana dalam
hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting. Meningkatnya biaya
produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu: kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan
upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan
harga barang-barang.
3.
a. Devaluasi adalah kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan
penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri khususnya pada mata
uang asing yang sangat berpengaruh dalam perdagangan internasional. Tujuan dari kebijakan
yang diambil oleh pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap
stabil dan menjaga nilai ekspor dan impor serta menjaga nilai devisa negara. Istilah devaluasi
lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang
asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.
b. Dampak Devaluasi Terhadap Ekspor – Impor dan Perekonomian Negara
 Bertambahnya Volume Ekspor
Ketika nilai mata uang lokal rendah di dunia internasional, maka harga barang lokal pun
dirasa murah oleh negara asing. Sehingga akan mendorong permintaan barang oleh
masyarakat luar negeri. Permintaan yang semakin banyak tentu volume ekspor barang pun
akan semakin bertambah juga.
Peningkatan ekspor dalam suatu negara juga berguna untuk meningkatkan jumlah peredaran
mata uang asing. Misalnya peredaran uang dollar di suatu negara akan bertambah. Sehingga
mampu memperbaiki posisi balance of payment dan balance of trade.
 Berkurangnya Volume Impor
Terjadinya devaluasi akan menyebabkan harga barang di luar negeri semakin mahal sehingga
masyarakat akan sulit dan terbebani untuk membelinya. Sehingga mulai bertahap akan
mengubah pola pikir dan membeli barang-barang dalam negeri. Volume impor pun akan
semakin berkurang. Barang lokal yang terus mengalami peningkatan penjualan pun nantinya
akan mempengaruhi pendapatan perkapita dalam suatu negara.
 Barang Lokal Semakin Bersaing
Adanya devaluasi mampu membuat barang lokal atau dalam negeri semakin bersaing dengan
barang-barang luar negeri. Kondisi devaluasi menjadi salah satu batu loncatan para
pengusaha lokal untuk mengembangkan sayapnya di persaingan pasar internasional. Barang
lokal yang ditawarkan di negara lain pun akan semakin beragam.
Selain itu, adanya devaluasi juga menjadikan barang yang diekspor dianggap murah oleh luar
negeri. Pola pikir yang seperti itu membuat mereka tertarik memiliki impor yang murah
dibanding dengan membeli barang dalam negeri yang cenderung lebih mahal.
 Meningkatkan Devisa
Ketika terjadinya keseimbangan antara ekspor dan impor atau bahkan ekspor lebih tinggi
dibanding impor, maka negara akan sangat diuntungkan. Perdagangan internasional yang
berjalan dapat meningkat sehingga cadangan devisa dalam negara pun akan semakin
meningkat pula.
Adanya cadangan devisa ini bermanfaat untuk mengembangkan dan mendirikan suatu
perusahaan. Nah, dengan mendirikan suatu perusahaan tentu akan menyerap tenaga kerja.
Lapangan pekerjaan terbuka lebar dan membantu mengurangi pengangguran di negara.
Dampak Devaluasi Terhadap Perekonomian
 Meningkatnya Kesempatan Kerja
Adanya devaluasi dalam negeri menjadikan mata uang domestik memiliki nilai yang lebih
rendah dari mata uang asing. Sehingga barang-barang domestik yang diekspor pun dirasa
memiliki harga yang lebih murah. Dengan begitu, permintaan dari luar negeri pun akan naik.
Para produsen harus memenuhi pasar internasional dan mendorong untuk menambah tenaga
kerja agar bisa membuat barang sesuai pesanan.
Selain itu, dampak devaluasi mengakibatkan harga barang-barang impor terasa lebih mahal
dan membuat barang barang impor mengalami penurunan. Masyarakat akan lebih tertarik
dengan produk dalam negeri, sehingga pesanan dalam negeri pun mengalami peningkatan.
Para produsen akan menambah tenaga kerja untuk memenuhi pasar.
 Peningkatan Produksi Output
Devaluasi dapat mendorong peningkatan produksi barang-barang ekspor dan mengurangi
produk impor di dalam negeri. Peningkatan produksi pun akan terjadi untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Dengan begitu, produksi output juga akan mengalami peningkatan.
Terjadinya devaluasi mampu meningkatkan output dalam jangka menengah dan panjang.
Tidak hanya itu, devaluasi mampu mendorong pembukaan lahan-lahan perkebunan baru
maupun penerimaan replanting atau proyek lainnya di sektor industri.
 Perubahan Metode Produksi
Akibat terjadinya devaluasi akan mendorong perusahaan-perusahaan mengubah metode
produksinya, yaitu dari pemakaian mesin ke pemakaian tenaga kerja. Karena memanfaatkan
tenaga kerja dirasa lebih murah dimana upah tenaga relatif lebih rendah dibanding
menggunakan mesin. Nah, lapangan kerja pun akan semakin banyak dan menurunkan tingkat
pengangguran di negara.
 Peningkatan Jumlah Cadangan Devisa
Perubahan nilai tukar mata uang domestik melalui devaluasi akan menciptakan surplus
neraca pembayaran. Sehingga jumlah cadangan dari devisa pun akan bertambah atau
mengalami peningkatan.
 Peningkatan Pendapatan
Nilai tukar mata uang domestik yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan para
eksportir dan keuntungan para importir semakin besar. Kondisi ini menjadikan terjadinya
penurunan produksi barang barang subtitusi impor dan akan berakibat pada turunnya
pendapatan di sektor industri terkait. Dengan begitu, keuntungan para eksportir akan
meningkat dan pendapatan dari sektor sektor pun juga akan meningkat.
 Keseimbangan Neraca Pembayaran
Terjadinya devaluasi juga dapat digunakan untuk keseimbangan neraca pembayaran. Nilai
mata uang domestik yang terlalu tinggi akan menyebabkan ekspor naik dan impor turun.
Sehingga akan menyebabkan defisit neraca perdagangan yang pada akhirnya akan membuat
defisit negara pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai