A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1.1 Menjelaskan dan menganalisis tentang Pertumbuhan ekonomi
1.2 Menjelaskan dan menganalisis perubahan struktur Ekonomi
B. URAIAN MATERI
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk
ukuran nasional,Gross National Product, tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.
4. Faktor Budaya,
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sebagainya.
Ada beberapa dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan hidup, antara lain:
1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
pendudukhttps://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
1. Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang
harus dijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak
langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan
pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk
menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan
peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan
perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
3. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan
perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan
perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah
bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut
mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting
bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Perkembangan ekonomi Indonesia selama masa 25 tahun berselang diteroping dari sudut
pandang tentang pembangunan ekonomi sebagai proses transisi yang dalam perjalanan
waktu ditandai oleh transformasi multidimensional dan menyangkut perubahan pada
struktur ekonomi. Akan ditinjau beberapa pokok dalam perubahan struktur selama lima
tahap Pelita (Pembangunan Jangka Panjang Tahap I).
(Soemitro Djojohadikusumo, 1993).
1. Proses Akumulasi Sumber Daya Produksi
• Sumber daya produksi adalah aset-aset produktif atau faktor-faktor produksi
(Tanah, tenaga kerja, kapital produksi (output) diperlukan peningkatan atau
tambahan faktor-faktor produksi (input).
• Akumulasi menyangkut proses pembinaan sumber daya produksi (produktive
resources) untuk meningkatkan kemampuan berproduksi secara kontinu. Selama
masa pembangunan 25 tahun telah terjadi akumulasi sumber daya produksi dalam
jumlah yang besar dan sangat berarti.
• Indikator adanya akumulasi sumber daya produksi :
1) Produk domestik bruto (PDB, GDP) secara riil meningkat 4 kali lipat. Tingkat
hidup rata-rata (GDP per kapita) meningkat 2,5 kali lipat.
2) Keberhasilan penyediaan pangan : Pelita I sebagai negara pengimpor beras
terbesar, sedangkan akhir Pelita III sudah mencapai swasembada beras.
3) Keberhasilan melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB) : dari Pelita I –
Pelita V (25 tahun) tingkat pertambahan penduduk turun dari 2,5% menjadi
1,7%.
4) Pertumbuhan ekonomi menunjukkan trend meningkat: meskipun lajunya
mengalami siklus naik-turun. Secara rata-rata diperkirakan masih 6,8%
setahun.
5) Investasi rata-rata per tahun meningkat: dalam Pelita I rata-rata 15% (dari
PDB), sedang dalam Pelita V rata-rata mencapai 33%.
• Kelemahan/ kekurangan yang menyertai proses akumulasi :
1) Pelaksanaan Investasi modal kurang efisien dan efektif : nisbah tambahan
investasi terhadap tambahan hasil (ICOR = Incremental Capital Output Ratio)
selama 10 tahun (1984-1993) angkanya terlalu besar, yaitu 5 (investasi rata-rata
33,4%, laju pertumbuhan ekonomi 6,8% sehingga ICOR = 33,4 : 6,8 = 4,9 atau
dibulatkan 5).
➢ Memang benar bahwa dalam proses pembangunan investasi untuk
infrastruktur bersifat slow vielding dan low vielding, tetapi sebagian
pemborosan karena kelemahan teknis dalam perencanaan, penyelenggaraan
dan perawatan proyek-proyek investasi serta kelemahan institusional
(organisasi) seperti penyimpangan, penyelewenanga. Jadi inefisiensi karena
terjadinya mismanagement
➢ Jadi struktur lapangan kerja tidak banyak mengalami perubahan (relatif statis),
yakni masih tertumppu pada sektor pertanian. Sebab sumbangan produksi yang
mengalami penurunan 26%, hanya diikuti penurunan kesempatan kerja 9%.
Sebaliknya sumbanga produksi sektor industri yang meningkat 10%, hanya
diikuti pertambahan kesempatan kerja 3%.
➢ Ketidakserasian antara perubahan struktur produksi dan struktur Lapangan
kerja itu ada kaitannya dengan sifat khas yang melekat pada perekonomian
Indonesia (negara berkembang), yaitu :
1) Permintaan tenaga meningkat lebih cepat dikawasan perkotaan
2) Mobilitas tenaga kerja antar sektor kurang lancar
3) Tidak akses yang sama untuk mendapatkann modal berupa dana atau tanah
yang baik
4) Investasi dan penerapan teknologi diutamakan di bidang modern pada
masing-masing sektor
5) Laju pertambahan penduduk melampaui tingkat permintaan tenaga kerja.
LAMPIRAN TABEL
b. Ketimpangan Relatif
• Tahun 1976: 40% dari jumlah penduduk yang termasuk golongan
berpendapatan rendah hanya menerima kurang dari 12% dari pendapatan
nasional, yang menunjukkan ketimpangan mencolok (gross inequality).
Tahun 1990 : golongan berpendapatan rendah yang dimaksud menerima
21% lebih dari pendapatan nasional yang berarti ketimpangan menjadi
lumayan kecil (low inequality).
(Soemitro Djojohadikusumo, 1993).
• Menarik disini melihat bahwa 77 juta (yang nyaris miskin) itu meliputi 67
juta manusia yang hidup di desa dan 10 juta yang hidup di kota. Pandangan
Michael Lipton (176) bahwa : konflik kelas yang paling penting di negara
msikin di udnia kini bukanlah antara buruh dan modal, juga bukan antara
kepentingan asing dan nasional. Konflik yang paling penting justru antara
kelas pedesaan dan kelas kota. (Sjahrir, 1996).
• Sekarang ini tingkat pendapatan rata-rata per kapita di Indonesia sudah jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu, yakni sekitar US$880.
namun, apa artinya jika hanya 10% saja dari jumlah penduduk ditanah air
yang menikmati 90% dari jumlah pendapatan nasional, sedang sisanya
(90%) hanya menikmati 10% dari pendapatan nasional atau kenaikan
pendapatan nasional selama ini hanya dinikmati oleh kelompok 10%
tersebut. jadi, dalam kata lain, pembangunan ekonomi di Indonesia akan
dikatakan berhasil sepenuhnya bila tingkat kesenjangan ekonomi antara
kelompok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat kaya bisa
diperkecil (Tulus Tambunan, 1996).
• Disisi berlaku satu kaidah dalam statistik yang disebut the importance of
being unimportant. Artinya ada satu kelompok yang jumlhanya sangat kecil
tetapi berpendapatan sangat tinggi, yang mengakibatkan tertariknya angka
konsumsi rata-rata ketingkat 82.226 ruiah (1993), walauun lebih dari 82%
penduduk sebenarnya berpendapatan di bawah Rp 60.000 per bulan per
kapita (Sjahrir, 1996).
35
30
25
olume
20 pertanian
migas
Gambar 2.2
Pertumbuhan Pangsa Ekspor Manufaktur
(Sebagai Persentase dari PDB) di Indonesia, 1980-1992
C. LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan apa arti transformasi struktural!
2. Jelaskan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi!
D. DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tulus T.H. Tambunan, PEREKONOMIAN INDONESIA , Beber. Penerbit Ghalia
Indonesia, 2006