Nim. : 043992854
TUGAS 2
Faktor-faktor penyebab inflasi ada 2 yaitu :a. Tarikan permintaan ( demand pull inflasion) .inflasi
tarikan permintaan diakibatkan adanyakelebihan likuiditas. Meningkatnya permintaan terhadap
faktor produksi itu akan menyebabkan hargafaktor produksi meningkat. Inflasi ini bermula dari
adanya kenaikan permintaan total (agregatdemand) sedangakan produksi telah berada pada
keadaan kesempatan kerja penuh atau hampirmendekati kesempatan kerja penuh b..Tekanan
produksi (cosh push inflation) Inflasi desakan biaya (cosh push inflation) terjadi akibatadanya
krlangkaan produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan
secaraumum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Meningkatnya biaya dapat
diaebabkan2 hal; kenaikan harga dan kenaikan upah. Cost push inflation ditandai dengan
kenaikan harga sertaturunnya produksi.
tersebut digaji oleh pemerintah, yang berarti loyalitas mereka terhadap pemerintah tak
diragukan lagi. Hal ini jelas-jelas menyebabkan fungsi pengawasan tak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
e. Tingkat keparahan krisis.Faktor lain adalah tingkat keparahan krisis ekonomi yang terjadi di
Indonesia sudah tergolong akut,sehingga penanganannya juga lebih sulit dibanding negara-
negara lain. Mungkin kebijakan target inflasi ini berhasil diberlakukan di negara-negara lain,
namun belum tentu akan sesuai diberlakukan diIndonesia
3. jelaskan perbedaan antara kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif! berikan contohnya
Kebijakan ekspansif bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat ketika
terjadi resesi atau depresi. Sementara itu, kebijakan kontraktif justru sebaliknya. Bank sentral
mengurangi peredaran jumlah uang ketika inflasi. Dari jenis-jenisnya, kita bisa menyimpulkan
kalau kebijakan ini bertujuan untuk mengontrol jumlah uang yang beredar.
Bank sentral dapat mengaplikasikan kebijakan ini dengan macam-macam kebijakan moneter
ekspansif berikut ini: Pemotongan suku bunga kebijakan Menurunkan rasio cadangan wajib
Pemotongan suku bunga jangka pendek adalah salah satu contoh kebijakan moneter ekspansif
yang dapat diusahakan oleh bank sentral. Sebagai contohnya, pada Maret 2020 yang lalu Bank
Indonesia mengambil langkah memangkas BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi
4,50%.
Umumnya, bank komersial akan mengambil pinjaman dari bank sentral saat bank alami
kekurangan likuiditas. Sebagai kompensasinya, bank sentral akan membebankan bunga
terhadap bank komersial. Saat negara sedang mengalami resesi atau pelemahan ekonomi, bank
sentral dapat menurunkan suku bunga acuan.
Dalam arti lain, bank komersial dapat membayar bunga pinjaman yang lebih rendah pada bank
sentral sehingga bank komersial memiliki lebih banyak uang untuk dipinjamkan ke sektor rumah
tangga dan bisnis. Hal ini akan membantu meningkatkan ketersediaan kredit dengan biaya yang
lebih rendah dan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
Tak hanya sektor rumah tangga saja yang mengalami dampaknya, para pelaku bisnis pun dapat
memanfaatkan tingkat suku bunga yang rendah ini untuk meningkatkan nilai investasi modal
bisnis dan meningkatkan efisiensi produksi. Kondisi ini diharapkan secara perlahan akan
mendorong pergerakan ekonomi suatu negara secara positif.
Contoh kebijakan moneter ekspansif berikutnya adalah menurunkan rasio cadangan wajib.
Setiap bank komersial wajib memiliki cadangan minimum di bank sentral dan brankas
pribadinya sendiri sebagai dana cadangan dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko.
Oleh karena itu, total simpanan dana yang dimiliki bank tidak boleh digunakan secara
keseluruhan untuk memberikan pinjaman.
Bank wajib menyisihkan persentase tertentu dari dana deposito sebagai dana cadangan yang
sesuai dengan peraturan bank sentral. Sebagai contoh, bank sentral menetapkan rasio
cadangan wajib sebanyak 10%. Artinya, bank komersial harus menyimpan $10 dari setiap $100
simpanan uang di bank sebagai dana cadangan. Sedangkan sebesar $90 dapat bank gunakan
sebagai pinjaman.
Contoh dari jenis kebijakan moneter adalah Bank Indonesia yang melakukan lelang sertifikat
atau bisa juga melalui pembelian surat berharga di pasar modal.
3.Jelaskan syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan moneter dapat mencapai keberhasilan
dalam pelaksanaannya!
Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan moneter dapat mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaannya. Prasyarat tersebut meliputi:
4. Pengawasan instrumen.