Anda di halaman 1dari 6

Tugas Asis PI – Kak Amalia Wardhani

Timothy Ryan Gilbert – 1506749810


Faris Adinugroho Poerwowinoto - 1506678751

Soal 1

Peran pemerintah:
1. Alokasi – pemerintah mengintervensi perekonomian dan mengalokasikan sumber
dayanya
2. Stabilisasi – memastikan perekonomian dalam keadaan full employment dengan
harga stabil, memelihara pendapatan nasional
3. Distribusi – pemerataan pendapatan dan pembangunan
Kendala:
 Pengeluaran pemerintah sebagian besar untuk subsidi yang targetnya kurang tepat
 Primary balance deficit
 Contingent Liability tidak termasuk dalam balance sheet pemerintah
 Rasio utang yang meningkat hingga mencapai 100% pada tahun 2000 akibat krisis,
tetapi secara perlahan sudah turun hingga ke level kini
 Krisis ekonomi dunia belum selesai
 Esentralisasi pemerintah mengubah pola kendali anggaran, khususnya belanja ke
daerah dan desa
Solusi:
 Membenahi alokasi pengeluaran pemerintah
 Menaikkan penerimaan negara terhadap PDB melalui peningkatan penerimaan pajak
dan non pajak dari sector SDA maupun non-SDA dan penerimaan pajak non migas
 Efisiensi belanja negara pemerintah pusat dan perbaikan mekanisme transfer dana
daerah dan desa

Soal 2

Reformasi fiskal perlu dilakukan agar mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
harus dimanfaatkan disaat ini yaitu ketika Indonesia sedang mengalami bonus demografi,
agar kita tidak masuk ke middle income trap. Disamping itu, krisis ekonomi dapat terjadi
kapan saja, maka ruang fiskal harus disediakan untuk membiayai krisis ekonomi yang dapat
terjadi, ditambah adanya contingent liability yang dapat menjadi beban fiskal bagi
pemerintah. Berikutnya, untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia dan mengecilkan
ketimpangan ekonomi yang ada karena ketidakoptimalan mekanisme pasar.

Sektor pertama yang harus dibenahi merupakan sektor perpajakan. Perluasan basis pajak
dan perbaikan administrasi merupakan kedua cara untuk membenahi sektor perpajakan
supaya penerimaan pajak dapat meningkat yang tentunya merupakan potensi besar yang
dimiliki negara ini. Dengan penerimaan pajak yang meningkat tinggi, maka pendapatan
Indonesia secara keseluruhan pun dapat naik. Dengan perbaikan sektor pajak juga tax
administration akan menjadi lebih efisien, public trust akan terbangun, iklim investasi juga
akan diperbaiki karena mengurangi biaya tax compliance dari wajib pajak.

Reformasi tidak dapat dilakukan serentak karena berbagai masalah seperti biaya dan
kefektifan pelaksanaan reformasi. Oleh karena itu, lebih baik adanya reformasi secara
parallel agar reformasi dapat dilakukan secara spesifik dan efektif.

Soal 3

Sektor subsidi, karena dapat dikatakan subsidi tidak mengenai sasaran yang tepat, dalam
kata lain, subsidi pada awalnya ditujukan kepada golongan-golongan rendah yaitu
masyarakat dengan pendapatan rendah, tetapi yang menikmati subsidi justru lebih ke
kalangan atas yang berkecukupan dan sebenarnya tidak membutuhkan subsidi. Contohnya,
BBM jenis Premium yang disubsidi pemerintah, yang sebenarnya ditujukan untuk
masyarakat kelas menengah kebawah, juga banyak digunakan oleh masyarakat kelas atas
dengan kendaraan kelas LCGC keatas. Contoh lainnya merupakan elpiji 3kg yang disubsidi
pemerintah, yang sebenarnya ditujukan untuk masyarakat kelas bawah ataupun usaha
mikro, tetapi malah digunakan oleh masyarakat yang sudah berkecukupan dan banyak
usaha mengengah dan atas yang memakai epliji 3 kg ini. Oleh karena 2 contoh ini, dapat
dikatakan bahwa subsidi tidak mengenai sasaran yang tepat dan harus dibenahi segera.
Sri Mulyani memiliki beberapa ide untuk membenahi hal-hal diatas. Yang pertama yaitu
menggunakan system basis data terpadu yang dimutakhirkan. Teknologi yang lebih majupun
dapat memperbaiki keakurasian, keefektifan, dan keefesiensian pemberian subsidi, seperti
menggunakan kartu dan smartcard, yang kemudian akan didukung dengan kegiatan
sosialisasi dan edukasi bagi rumah tangga penerima subsidi. Koordinasi dan kerjasama dari
semua pihak terkait pun juga dibutuhkan seperti pemerintah pusat dan daerah, BUMN, dan
para masyarakat sendiri. (https://www.merdeka.com/uang/strategi-menkeu-sri-mulyani-
agar-penyaluran-subsidi-tepat-sasaran.html)

Penganggaran subsidi juga dapat dikurangi dan dialokasikan ke sektor lain seperti
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. (https://blogs.imf.org/2011/05/10/food-and-fuel-
subsidies/) Subsidi juga dapat direformasi dengan cara penggunaan cash transfer (BLT),
ataupun cara lainnya seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan
membebasbiayakan public services bagi orang-orang yang kurang mampu.

Soal 4

Bagi perekonomian Indonesia, UMKM memiliki peran yang amatlah penting seperti
ditunjukan pada bagan di bawah ini:

UMKM merupakan faktor penyumbang terbesar pada PDB Indonesia, UMKM juga memiliki
peran yang amatlah penting dalam menciptakan pasar tenaga kerja, 96.9% penyerapan
tenaga kerja adalah merupakan peran dari UMKM, hal-hal di atas ini secara singkat dapat
memberikan gambaran betapa pentingnya peran UMKM bagi perekonomian Indonesia dan
bahwa memajukan UMKM haruslah merupakan salah satu agenda ekonomi yang menjadi
prioritas bagi Indonesia.

pada bagan di atas, digambarkan permasalahan-permasalahan yang saat ini sedang menjadi
tantangan bagi UMKM, mulai dari masalah manajemen hingga masalah penerapan teknologi
dan inovasi. Namun, tantangan terbesar UMKM sebenarnya dating dari akses terhadap
pembiayaan keuangan. Hal ini ditunjukkan dari fakta bahwa sebagian besar sumber
pembiayaan umkm berasal dari luar system keuangan, yakni sektor informal yang terdiri dari
uang/tabungan sendiri atau pinjaman terhadap kerabat. Untuk membenahi hal ini, reformasi
untuk meningkatkan inklusi keuangan haruslah dilaksanakan, supaya pembiayaan terhadap
UMKM ini menjadi lancar, mengingat perannya yang amatlah penting bagi perekonomian
Indonesia.

Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah mengenai UMKM saat ini juga ada beberapa
yang masih kurang sesuai, contohnya:
 Inovasi produk/jasa keuangan yang cocok untuk UMKM dalam sistem keuangan
nasional masih kurang.
 Pembiayaan UMKM terlalu fokus pada bank dan berbentuk kredit dg berbagai variasi
subsidi (subsidi bunga, subsidi penjaminan kredit). Rentan terhadap “moral hazard”.
 Instrumen dan peran lembaga non-bank (leasing , pasar modal, factoring, LKM,
asuransi dll) dalam menyokong UMKM masih bersifat sporadis dan belum maksimal.
 Monitoring and Evaluation program UMKM hampir tidak
pernah dilakukan. KPI belum ada, tidak jelas dan parsial.
Soal 5

Interest rate
Penetapan suku bunga merupakan instrumen langsung bank sentral berupa penetapan tingkat
suku bunga baik untuk pinjaman maupun simpanan di dalam sistem perbankan. Rancangan
penetapan suku bunga dapat meliputi suku bunga tetap atau kisaran (spreads) antara suku
bunga pinjaman dan simpanan. Keefektifan instrumen langsung ini terletak pada kredibilitas
sistem penegakan (enforcement) dan pengawasannya. Dengan semakin berkembang dan
terintegrasinya pasar keuangan domestik dengan pasar keuangan internasional serta semakin
berkembangnya produk-produk perbankan, perbankan dan pelaku ekonomi memiliki banyak
alternatif untuk menghindari kebijakan penetapan suku bunga itu. Hal ini mengakibatkan
kebijakan penetapan suku bunga semakin tidak efektif. Namun, instrumen ini masih digunakan
di beberapa negara berkembang

Reserves Requirement
Cadangan primer atau yang umum dikenal dengan reserve requirement adalah instrumen tidak
langsung yang merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank memelihara
sejumlah alat likuid sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Sebagian alat likuid
tersebut ada yang harus dipelihara dalam bentuk kas dan sebagian lainnya dalam bentuk
rekening giro bank tersebut pada bank sentral. Cadangan primer ini termasuk instrumen tidak
langsung karena ia pada satu sisi akan mempengaruhi kemampuan bank memberikan kredit
dan pada sisi lain tingkat suku bunga. Meskipun merupakan instrumen tidak langsung,
cadangan primer ini adalah jenis instrument yang bersifat non-market based karena jumlah
cadangan primer ditentukan oleh bank sentral

Open Market Operation (OMO/OPT)


OPT merupakan instrumen kebijakan moneter tidak langsung yang penting karena melalui
OPT bank sentral dapat mempengaruhi sasaran operasionalnya (yaitu suku bunga atau jumlah
uang beredar) secara lebih efektif. Dikatakan demikian karena sinyal arah kebijakan moneter
dapat disampaikan melalui OPT, yang pelaksanaannya dilakukan secara terbuka dan
pembentukan suku bunganya ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. Selain itu, OPT juga
dapat dilakukan atas inisiatif bank sentral dengan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang
diinginkannya. OPT berbentuk kegiatan jual-beli surat-surat berharga oleh bank sentral, baik
di pasar primer maupun pasar sekunder melalui mekanisme lelang atau nonlelang. Apabila
bank sentral akan mengurangi jumlah uang beredar, bank sentral akan menjual surat-surat
berharga (biasa disebut kontraksi) yang akan berdampak pada pengurangan alat-alat likuid
bankbank dan selanjutnya akan memperkecil kemampuan bank-bank memberikan pinjaman.
Demikian pula sebaliknya, apabila bank sentral akan menambah jumlah uang beredar, bank
sentral akan membeli suratsurat berharga (biasa disebut ekspansi) yang akan berdampak pada
peningkatan alat-alat likuid bank-bank dan selanjutnya akan memperbesar kemampuan bank-
bank memberikan pinjaman

Soal 6

Kebijakan transformasi fiskal sangatlah penting dan dibutuhkan oleh Indonesia saat
ini, sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, mengingat
bahwa Indonesia saat ini dituntut untuk menciptakan lapangan kerja baru dan juga saat ini
dibayang-bayangi oleh Middle Income Trap yang senantiasa mengancam. Dengan
dilaksanakannya reformasi fiskal, maka hal tersebut dapat memperkuat ketahanan
perekonomian Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman mengingat krisis
perekonomian dapat terulang setiap saat dan bahwa masih ada contingen liability yang masih
menjadi beban fiskal bagi pemerintah.
Salah satu faktor lain yang menjelaskan mengapa Indonesia butuh transformasi fiskal
adalah untuk mengurangi kemiskinan dan memperbaiki ketimpangan ekonomi. Mekanisme
pasar dinilai tidak optimal dalam mengurangi kemiskinan, akibat tidak cukup insentif bagi
pelaku ekonomi untuk menciptakan kegiatan ekonomi bagi kelompok rumah tangga
berpendapatan rendah hal ini cenderung menciptakan terjadinya pemusatan ekonomi yang
kemudian dapat meningkatkan ketimpangan.

Anda mungkin juga menyukai