Anda di halaman 1dari 18

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH


DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2011 berikut


karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2012-2013 dapat
digambarkan melalui Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga
merupakan penjelasan atas analisis statistik Perekonomian Daerah. Bab ini juga
membahas kinerja perekonomian daerah Kabupaten Sleman berikut dinamika
faktor eksternal dan internalnya.
Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka
disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk
menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah
pembangunan daerah Tahun 2013 dapat dicapai sesuai dengan sasaran
program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-
sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial
merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan
anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien.

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah


Arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan kajian internal dan
eksternal serta berpedoman pada dokumen RPJMD 2011-2015. Untuk menjamin
keberlanjutan arah pembangunan, arah kebijakan ekonomi Kabupaten Sleman
Tahun 2013 harus sejalan dengan kebijakan ekonomi nasional dan provinsi
Tahun 2013. Berikut arah kebijakan ekonomi daerah Tahun 2013 yang
mendasarkan pada perkembangan ekonomi daerah, nasional dan global serta
tantangan yang masih akan dihadapi :
a. Mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui koordinasi dan
efektivitas kebijakan sektor riil. Pemilihan potensi komoditas unggulan
sebagai basis pengembangan wilayah merupakan bagian terpenting dalam

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 1


upaya meningkatkan daya saing daerah. Pemberdayaan ekonomi
masyarakat khususnya dari UMKM akan terus dilakukan termasuk
memberdayakan peranan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan ini akan dilaksanakan dengan terus melakukan
peningkatan sumberdaya manusia dalam hal manajerial maupun teknis
untuk mendorong penguatan daya saing produk, fasilitasi kemudahan
dalam akses permodalan bagi UMKM, fasilitasi promosi produk-produk
industri dan promosi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara;
b. Mendorong peningkatan pemerataan distribusi pendapatan melalui
percepatan pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan penciptaan
keseimbangan pembangunan di setiap wilayah. Pengembangan kawasan-
kawasan khusus seperti pengembangan kawasan agropolitan,
pengembangan sentra-sentra produksi andalan pada sektor-sektor
potensial, percepatan pembangunan pertanian melalui program revitalisasi
pembangunan pertanian dan pembangunan perdesaan melalui peningkatan
produksi pangan, peningkatan produktivitas pertanian dan pengembangan
diversifikasi usaha di perdesaan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan
memperluas cakupan program pembangunan yang berbasis masyarakat,
pengembangan produk unggulan (core business daerah) yang meliputi:
agribisnis, industri manufaktur, dan pariwisata.
c. Meningkatkan investasi daerah yang mampu memperluas kesempatan
kerja dan berusaha yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan
perkapita. Kebijakan yang ditempuh antara lain melalui perbaikan iklim
investasi yang kondusif bagi dunia usaha, baik skala usaha kecil,
menengah maupun besar. Beberapa langkah yang ditempuh dalam
menciptakan iklim investasi dan daya tarik investasi melalui penyediaan
informasi potensi daerah, penyederhanaan perijinan dan pelaksanaan
pelayanan terpadu satu atap, membangun prasarana penunjang,
melindungi kepastian hukum dan penyediaan tenaga kerja di daerah,
meningkatkan produktivitas dan akses UMKM pada sumberdaya produktif

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 2


serta mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi yang memberikan
dampak multiplier yang tinggi terhadap pendapatan masyarakat.
d. Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian daerah untuk
penciptaan lapangan kerja melalui peningkatkan keterampilan tenaga kerja,
peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, dan
optimalisasi pemanfaatan dana program-program penanggulangan
kemiskinan. Selain itu, untuk menjaga ketersediaan pangan dilakukan
upaya peningkatan ketahanan pangan melalui pemberdayaan lumbung
desa untuk mewujudkan desa mandiri pangan, dan diversifikasi pangan.
e. Percepatan pembangunan sarana dan prasarana dilakukan untuk
mendukung percepatan pembangunan ekonomi maupun peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat. Cakupan sarana dan prasarana dasar
tersebut diarahkan untuk menyediakan sarana dan prasarana dasar di
bidang kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi masyarakat, pekerjaan
umum, perhubungan dan irigasi. Selain itu, prasarana yang dibangun juga
ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas guna memperlancar aliran
investasi dan produksi untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar
wilayah dengan tetap memperhatikan aspek berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan ekonomi
sebagaimana yang diharapkan maka perlu dilakukan perbaikan kualitas
lingkungan melalui upaya pemantauan kualitas lingkungan dan rehabilitasi
lahan serta penerapan sanksi bagi pelanggar masalah lingkungan.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun


2012
Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator
ekonomi makro serta perekonomian daerah. Perekonomian suatu daerah
tidak dapat terlepas dengan perekonomian regional, perekonomian nasional
bahkan perekonomian global. Ada faktor-faktor perekonomian yang tidak
dapat dikendalikan oleh daerah seperti yang menyangkut kebijakan
pemerintah pusat menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Kemudian
juga pengaruh perekonomian global seperti pengaruh naik turunnya harga

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 3


minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing, dan yang terakhir adalah
pengaruh krisis keuangan global yang telah berdampak pada meningkatnya
pemutusan hubungan kerja dan kelesuan pasar ekspor. Capaian indikator
ekonomi daerah adalah sebagai berikut :
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Kabupaten Sleman Tahun 2010 Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) sebesar Rp.13.611.725 menjadi Rp.14.975.573 pada tahun
2011. Pada tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp.16.115.819.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 (ADHK 2000) pada tahun
2010 sebesar Rp.6.350.336 menjadi Rp.6.681.917 pada tahun 2011,
perkiraan pada tahun 2012 sebesar Rp.7.017.083.
Struktur perekonomian daerah cenderung berubah dari sektor primer
beralih ke sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 2010 sektor primer
sebesar 16,24%, sektor sekunder sebesar 27,27% dan sektor tersier
sebesar 56,49%. Pada tahun 2011 sektor primer sebesar 15,55%,
sektor sekunder sebesar 27,26% dan sektor tersier sebesar 57,19%,
perkiraan tahun 2012 sektor primer sebesar 15,02%, sektor sekunder
sebesar 27,16% dan sektor tersier sebesar 57,82%. Empat lapangan
usaha pendukung utama perekonomian di Kabupaten Sleman adalah
perdagangan, hotel dan restoran; jasa-jasa; pertanian dan industri
pengolahan.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun 2010
mengalami penurunan menjadi 4,49% dan pada tahun 2011 menguat
menjadi 4,84%. Penguatan ini karena kinerja sektor ekonomi terutama
yang terkena dampak erupsi merapi tahun 2010 seperti sektor pertanian
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mulai pulih. Pada tahun
2012 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,02%.

b. PDRB Perkapita
PDRB perkapita menurut harga berlaku (ADHB) pada tahun 2010
sebesar Rp.12.441.911 menjadi Rp.13.524.356 pada tahun 2011,
perkiraan pada tahun 2012 sebesar Rp.14.379.534 sedangkan PDRB

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 4


perkapita menurut harga konstan (ADHK 2000) tahun 2010 sebesar
Rp.5.825.477 menjadi Rp.6.034.402 pada tahun 2011, perkiraan pada
tahun 2012 sebesar Rp.6.261.077.

c. Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Sleman pada tahun 2010 sebesar
7,46% dan pada tahun 2011 menjadi 3,19%. Pada tahun 2010 inflasi
tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 22,02% dan terendah
pada kelompok kesehatan sebesar 0,60%. Sedangkan pada tahun
2011 inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran sandang
sebesar 5,63% dan inflasi terendah pada kelompok pendidikan, rekreasi,
dan olah raga sebesar 0,94%.
Perkiraan pada tahun 2012 kurang lebih 2,83% dengan asumsi tidak
ada kebijakan pemerintah pusat terkait dengan kenaikan harga BBM
dan kenaikan tarif dasar listrik.
d. Investasi
Besaran nilai investasi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan dinamika perekonomian daerah. Disamping untuk
mendorong perekonomian daerah, peningkatan investasi juga
diharapkan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja. Pada tahun
2010, nilai investasi PMA sebesar US$ 162,55 meningkat pada tahun
2011 menjadi US$ 1.023,49 sedangkan perkiraan nilai investasi PMA
pada tahun 2012 adalah US$ 1.558,00.
Nilai investasi PMDN pada tahun 2010 sebesar Rp.333.175.000.000
meningkat pada tahun 2011 menjadi Rp.827.390.000.000, sedangkan
perkiraan nilai investasi PMDN pada tahun 2012 berdasarkan prediksi
RPJMD tahun 2011-2015 adalah Rp.331.300.000.000,00, sehingga
dapat dikatakan bahwa target 2012 telah tercapai pada tahun 2011.
Kebutuhan investasi tersebut dibiayai oleh pemerintah pusat, daerah
dan masyarakat.

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 5


e. Ekspor
Nilai ekspor pada tahun 2010 sebesar US $ 46.505.526 dengan
volume 3.475.581 kg. Nilai ekspor pada tahun 2011 sebesar US $
50.019.307 dan diperkirakan pada tahun 2012 sebesar US $ 52.960.056
Komoditi ekspor tertinggi pada komoditi pakaian jadi.
f. Tenaga Kerja
Seiring dengan perkembangan kondisi, maka kebijakan ekonomi
daerah tetap diarahkan dan diupayakan dengan cara-cara: (1)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (2) menekan laju inflasi agar tidak
melebihi satu digit, (3) menekan laju pertumbuhan penduduk.
Sebagaimana gambaran diatas, agar pertumbuhan perekonomian
daerah berjalan pada jalur yang benar perlu dijaga terciptanya kondisi
keuangan yang mantap, yaitu dengan mengupayakan terciptanya
pelaksanaan pembangunan yang aman secara politis dan layak secara
ekonomis.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 sebanyak 591.505 orang,
meningkat pada tahun 2011 menjadi 600.626 orang.

Tabel 3.1
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Capaian Target Capaian Proyeksi Proyeksi
No Indikator Kinerja Satuan
2010 2011 2011 2012 2013
1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi % 4,49 5,28 4,84 5,39 5,69
PDRB Atas Dasar Harga
Rp.Miliar 6.373,2 6.742,59 6.681,91 7.105,77 7.509,84
Konstan 2000
PDRB Atas Dasar Harga
Rp.Miliar 13.611,7 13.496,88 14.975,57 14.405,12 15.341,99
Berlaku
2 Share PDRB Harga
Berlaku Menurut
Lapangan Usaha
Pertanian % 13,02 11,87 12,56 11,22 10,85
Pertambangan dan
% 0,54 0,46 0,49 0,44 0,41
Penggalian
Industri Pengolahan % 14,16 12,63 13,84 12,13 11,74
Listrik, Gas dan Air Bersih % 1,28 1,31 1,27 1,32 1,33
Bangunan % 12,82 14,23 13,69 14,63 14,97
Perdagangan, Hotel dan
% 22,76 23,64 23,18 24,00 24,30
Restoran
Pengangkutan dan
% 5,74 6,37 5,67 6,46 6,52
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
% 10,89 10,70 10,82 10,84 10,87
dan Jasa Perusahaan

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 6


Jasa-jasa % 18,80 18,79 18,48 18,96 19,01
3 Pendapatan perkapita Rp. juta 12,44 12,170 13,52 12,79 13,41
4 Investasi
Nilai Investasi PMDN Rp.Miliar 333,17 328,3 827,39 331,3 334,6
Nilai Investasi PMA Rp.Miliar 162,55 154,3 1.023,49 1.558,00 1.574,00
Investasi Non PMA /
Rp.Miliar 2.558,49 2.393,86 2.877,18 2.577,98 2.762,09
PMDN
Penyerapan TK. Investasi
orang 9.065 9.247 9.269 9.340 9.433
PMDN
Penyerapan TK Investasi
orang 6.146 6.230 6.328 6.292 6.355
PMA
Penyerapan TK Investasi
orang 238.940 233.463 245.787 241.751 250.038
Non PMA/PMDN
Data belum
ICOR 8,69 6,58 6,12 5,66
tersedia
Kebutuhan Investasi Rp.Miliar 2.379,287 2.396,66 2.494,17 2.422,56 2.527,34
5 Koperasi
Jumlah koperasi unit 598 638 604 657 675
Koperasi aktif unit 517 503 541 552 601
6 Sosial Budaya
Penduduk :
- Jumlah Penduduk orang 1.093.110 1.108.998 1.107.304 1.126.637 1.143.461
- Laju Pertumbuhan
% 1,92 1,69 1,69 1,64 1,59
penduduk
Angka Kemiskinan % 19,72 19,00 16,57 18 17
Tingkat Pengangguran
% 7,29 7,19 5,93 6,99 6,80
Terbuka
Angka Harapan Hidup Tahun 75,06 74,76 75,76 74,76 74,76
Indeks Pembangunan Data belum
78,20 78,13 78,63 79,13
Manusia tersedia

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012 dan


Tahun 2013

Melihat perkembangan perekonomian Kabupaten Sleman tahun 2010-


2011, proyeksi perekonomian tahun 2012, perekonomian Kabupaten
Sleman pada Tahun 2013 dan tahun-tahun berikutnya diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan yang positif.
Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten
Sleman serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal,
maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada
Tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut :
a. Tantangan
Diperkirakan perekonomian Kabupaten Sleman masih akan
dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika
internal maupun lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 7


beberapa tahun terakhir. Beragam tantangan dimaksud perlu disikapi
secara arif dan komprehensif serta dengan langkah-langkah yang lebih
nyata. Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup:
1) Percepatan pertumbuhan ekonomi akan terus diupayakan dengan
mengembangkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dominan.
Pertumbuhan ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi,
terjaganya stabilitas ekonomi makro, dan dengan pembenahan yang
sungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan akan dapat mendorong
peningkatan investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas
dengan fokus utama untuk menurunkan tingkat pengangguran dan
kemiskinan. Dalam hal ini diperlukan strategi kebijakan yang tepat
dengan menempatkan prioritas pengembangan pada sektor-sektor
yang mempunyai efek pengganda tinggi dalam menciptakan
kesempatan kerja.
2) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Ini adalah tantangan
cukup besar bagi pemerintah dewasa ini mengingat investasi
merupakan salah satu penggerak kegiatan ekonomi daerah. Komitmen
perbaikan iklim investasi tersebut telah dilakukan pemerintah dengan
mengadakan perbaikan di bidang peraturan perundang-undangan,
pelayanan, dan penyederhanaan prosedur termasuk penyederhanaan
birokrasi.
3) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini
merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang
tidak memadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi. Selain
itu infrastruktur sangat dibutuhkan karena mendukung tercapainya
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan. Infrastruktur tersebut dapat menyokong banyak aspek
ekonomi dan kegiatan sosial.
4) Meningkatkan daya saing ekspor, untuk mencapai peningkatan
pertumbuhan ekspor yang tinggi. Tingginya pertumbuhan ekspor

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 8


diperlukan tidak saja sebagai penopang pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkelanjutan juga untuk merangsang penciptaan lapangan
kerja yang lebih luas dan bermutu.
5) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini
menjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya pemerintah
dalam pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi
pembiayaan investasi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi
dan berkualitas.
6) Membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Pembangunan daerah tidak lagi dapat didasarkan
pada pembangunan ekonomi semata, tetapi harus didasarkan pada
pembangunan yang berkelanjutan dengan memnuhi kriteria ekonomis,
bermanfaat secara sosial, didukung oleh kelembagaan yang memadai,
dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
b. Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012-2013
Adanya situasi keterbatasan keuangan negara dalam pembiayaan
pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah.
Pemerintah daerah dituntut mampu meningkatkan pendapatan asli daerah
dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan keuangan
daerah. Berkaitan dengan kondisi yang digambarkan diatas serta
mendasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2011 dan perkiraan tahun
2012 serta tantangan yang dihadapi pada masa mendatang maka usaha-
usaha yang harus dilakukan dalam pemantapan ekonomi daerah adalah:
pertama, menciptakan kondisi ketenteraman dan ketertiban yang kondusif
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh daerah. Kedua,
meningkatkan pelayanan perijinan usaha. Ketiga, menyediakan infrastruktur
perekonomian yang cukup dan berkualitas untuk menunjang pertumbuhan
dan distribusi ekonomi daerah. Keempat, pemberdayaan ekonomi UMKM
dan masyarakat miskin dengan meningkatkan koordinasi berbagai institusi
melalui jaringan sistem keuangan mikro. Kelima, memperbaiki modal sosial

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 9


khususnya etos kerja dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.
Keenam, efisiensi alokasi sumber daya dan dana dalam perekonomian
daerah.
Berdasarkan kondisi riil perekonomian daerah tahun 2011 dan
perkiraan tahun 2012, maka prospek perekonomian pada Tahun 2012 dan
2013 adalah sebagai berikut :
1) Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan akan terus menguat,
setelah tahun 2011 kinerja sector ekonomi mulai membaik setelah
terjadinya erupsi merapi tahun 2010. Perekonomian diharapkan
kembali tumbuh sebesar 5,02% dan pada Tahun 2013 mampu tumbuh
5,07%.
2) Inflasi pada tahun 2012 diperkirakan pada kisaran angka dua digit
yaitu sekitar 2,83% dan pada Tahun 2013 menjadi sekitar 1,67%.
3) Nilai ekspor daerah pada tahun 2012 diperkirakan sebesar US $
56.044.063.

Dengan kondisi diatas, diharapkan tingkat pengangguran terbuka pada


Tahun 2013 dapat ditekan dibawah 6,80%, angka kemiskinan pada tahun
2012 sebesar 18% turun menjadi 17% pada tahun 2013 optimis dapat
tercapai karena realisasi angka kemiskinan pada tahun 2011 sudah
melampaui target yaitu 16,57%.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Efektivitas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang tertuang
dalam RKPD Tahun 2013 sebagai pelaksanaan agenda RPJMD tahun 2011-
2015 di tahun ketiga, tidak terlepas dari kapasitas anggaran yang dapat terkelola
oleh pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan belanja pembangunan daerah
akan selalu mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah sebagai salah satu
penopang strategis dalam implementasi RKPD, yang akan selalu berdampingan
dengan sumber-sumber pendanaan non APBD, seperti APBN, Hibah, dana
kemitraan swasta, swadaya masyarakat serta kontribusi pelaku usaha melalui
Corporate Social Resposibility (CSR).

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 10


Kapasitas fiskal daerah pada dasarnya akan tercermin dalam volume APBD
tahun 2012. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
perubahan atas Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta lebih teknis mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007, dan revisi kedua menjadi Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. APBD merupakan dasar
pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran, yang terdiri
atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (penerimaan
dan pengeluaran pembiayaan daerah).
Untuk pendapatan daerah akan bersumber dari: 1) Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan dan lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus;
3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana
Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Pemerintah Provinsi, Dana
Penyesuaian dan Dana Alternatif Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan.
Selanjutnya untuk pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain dana dari
penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari
Pemerintah Pusat berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan dan
urusan bersama, yang dialokasikan untuk menunjang program dan kegiatan
pembangunan yang dilakukan berdasarkan prioritas dan bersifat penugasan
kepada perangkat daerah.

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 11


3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan telah diatur sesuai kewenangan yang
diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih
ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai
dari APBD, sedangkan penyelenggaraan kewenangan yang menjadi
tanggungjawab Pemerintah dibiayai dari APBN, baik kewenangan Pusat
yang didekonsentrasikan kepada Gubernur atau dalam rangka tugas
pembantuan dan urusan bersama.
Berdasarkan pada hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber
pendanaan daerah, selanjutnya dirumuskan kebijakan di bidang keuangan
daerah yang terdiri dari kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Kebijakan-kebijakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2013.
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Perencanaan pendapatan daerah pada Tahun 2013 dihitung dengan
asumsi sebagai berikut :
1) Pendapatan asli daerah dihitung dengan memperhatikan realisasi
perkembangan pendapatan, serta prakiraan masing-masing potensi
jenis pendapatan asli daerah;
2) Dana perimbangan berupa bagi hasil pajak/bukan pajak dihitung
dengan memperhatikan potensi masing-masing jenis pajak.
Sedangkan DAU dan DAK diasumsikan sama dengan alokasi tahun
2012;
3) Lain-lain pendapatan yang sah sementara diperhitungkan pada
sumber-sumber pendapatan yang dapat dipastikan.
Untuk mewujudkan peningkatan Pendapatan Daerah di Kabupaten
Sleman, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Meningkatkan manajemen tata-kelola pemungutan dan penerimaan
Pendapatan Daerah sesuai dengan mekanisme dan standar baku;

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 12


2) Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui perluasan obyek dan
intensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara optimal;
3) Pendayagunaan asset daerah;
4) Optimalisasi hasil usaha Badan Umum Milik Daerah (BUMD) agar
memberikan kontribusi yang optimal kepada Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada khususnya dan Penerimaan Daerah pada umumnya; dan
5) Mengadakan peninjauan kembali (annual-review) atas berbagai
Peraturan Daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman.
Adapun realiasi dan proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Sleman tahun
2010-2014 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan
Tahun 2010 s.d Tahun 2014

Realisasi Realisasi Anggaran P APBD Proyeksi Proyeksi


NO Uraian
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.1 Pendapatan asli daerah 163.056.459.137,93 226.686.250.221,47 237.016.799.892,71 240.583.240.084,71 240.583.240.084,71

1.1.1 Pajak daerah 80.611.542.955,52 142.698.407.280,12 145.430.000.000,00 148.850.000.000,00 148.850.000.000,00


1.1.2 Retribusi daerah 59.110.503.292,07 33.163.697.870,80 32.199.503.960,00 21.016.785.630,00 21.016.785.630,00
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
1.1.3 10.169.824.623,38 11.036.188.376,45 11.659.155.425,71 11.659.155.425,71 11.659.155.425,71
dipisahkan (Bagian laba BUMD)
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 13.164.588.266,96 39.787.956.694,10 47.728.140.507,00 59.057.299.029,00 59.057.299.029,00

1.2 Dana perimbangan 740.198.028.398,00 753.889.009.957,00 916.800.329.387,00 856.914.939.385,00 856.914.939.385,00

1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 107.029.836.398,00 79.317.976.957,00 68.854.172.387,00 61.206.172.385,00 61.206.172.385,00
1.2.2 Dana alokasi umum 563.320.892.000,00 631.920.733.000,00 795.708.767.000,00 795.708.767.000,00 795.708.767.000,00
1.2.3 Dana alokasi khusus 69.847.300.000,00 42.650.300.000,00 52.237.390.000,00 --- ---

1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 192.374.400.024,00 330.861.266.810,00 245.272.422.360,00 295.298.900.000,00 295.298.900.000,00

1.3.1 Pendapatan Hibah 20.785.299.550,00 21.984.517.450,00 996.155.350,00 --- ---


1.3.2 Dana darurat --- --- --- --- ---
Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari
1.3.3 73.868.806.474,00 94.205.328.000,00 86.812.356.000,00 86.812.356.000,00 86.812.356.000,00
pemerintah daerah lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus --- 54.525.375.000,00 --- --- ---
Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah
1.3.5 11.367.000.000,00 8.080.000.000,00 12.800.000.000,00 --- ---
daerah lainnya**)

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 13


Realisasi Realisasi Anggaran P APBD Proyeksi Proyeksi
NO Uraian
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.3.6 Dana penyesuaian hasil tambahan --- --- --- --- ---
1.3.7 Dana penguatan desentralisasi fiscal --- --- --- --- ---
1.3.8 Tunjangan pendidikan 84.453.294.000,00 148.082.286.360,00 208.486.544.000,00 208.486.544.000,00 208.486.544.000,00

1.3.9 DPPIP 1.000.000.000,00 --- --- --- ---


1.3.10 DPPID 900.000.000,00 3.983.760.000,00 --- --- ---
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
1.095.628.887.559,93 1.311.436.526.988,47 1.462.912.184.629,71 1.392.797.079.469,71 1.392.797.079.469,71
(1.1 + 1.2 + 1.3)

Catatan :
- Proyeksi pendapatan tahun 2013 diasumsikan sama dengan
proyeksi pendapatan tahun 2014
- DAK tahun 2013 tidak dicantumkan sebagaimana amanat
Permendagri nomor 37 tahun 2012 tentang Penyusunan APBD
Tahun 2013

3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah


Berkaitan dengan kondisi pendapatan sebagaimana diuraikan di atas
dan dikaitkan dengan permasalahan/isu yang dihadapi maka kebijakan-
kebijakan belanja daerah masih diarahkan sebagai berikut :
a. Belanja daerah yang bersifat tetap dan mengikat seperti belanja
pegawai menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada tahun
berkenaan.
b. Belanja daerah berupa hibah dan bantuan sosial diberikan secara
selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta berpedoman
pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Belanja bagi hasil pada pemerintahan desa merupakan bentuk
distribusi fiskal yang ditentukan berdasarkan proporsi besaran
pendapatan asli daerah (pajak daerah dan retribusi daerah) dan dana
perimbangan (DAU yang telah dikurangi oleh belanja pegawai), sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 14


d. Belanja daerah berupa bantuan keuangan kepada desa diarahkan
pada Program Penguatan Pembangunan Perdesaan (P4), operasional
perangkat desa dan BPD, RT, RW, dan LPMD.
e. Belanja tidak terduga diarahkan untuk menyediakan anggaran siaga
(standby budget) terutama disiapkan untuk antisipasi dan penanganan
bencana alam maupun sosial.
f. Belanja daerah berupa belanja langsung setiap SKPD diarahkan untuk
mendukung operasional dan peningkatan kinerja SKPD sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi yang melekat.
g. Belanja daerah berupa belanja langsung urusan wajib dan pilihan
digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan dan
pemulihan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan
fasilitas umum yang layak. Belanja langsung program diutamakan
untuk membiayai 11 prioritas pembangunan Tahun 2013.
h. Mendukung program/kegiatan strategis yang terkait dengan agenda
provinsi dan nasional, dengan tetap memprioritaskan pembangunan
daerah serta memiliki skala pelayanan regional maupun nasional.
Adapun realiasi dan proyeksi belanja daerah Kabupaten Sleman tahun
2010-2014 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah
Tahun 2010 s.d Tahun 2014

NO Uraian Realisasi Tahun Anggaran PAPBD Proyeksi /Target Proyeksi/Target


Realisasi Tahun 2011
2010 Tahun 2012 pada Tahun 2013 pada Tahun 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2.1 Belanja Tidak Langsung 782.307.301.323,83 883.296.136.268,22 1.077.461.921.321,40 1.164.915.037.506,66 1.164.915.037.506,66


2.1.1 Belanja pegawai 688.994.947.281,52 776.376.372.436,07 957.531.161.852,64 1.053.284.278.037,90 1.053.284.278.037,90
2.1.2 Belanja bunga 77.980.369,31 61.570.548,15 144.000.000,00 144.000.000,00 144.000.000,00
2.1.3 Belanja subsidi
2.1.4 Belanja hibah 18.413.622.487,00 36.819.419.800,00 58.935.910.990,00 54.635.910.990,00 54.635.910.990,00
2.1.5 Belanja bantuan sosial 32.161.755.577,00 30.102.115.317,00 6.514.899.500,00 6.514.899.500,00 6.514.899.500,00
Belanja bagi hasil kepada
2.1.6 Provinsi/Kabupaten/kota dan 19.528.558.295,00 19.693.062.267,00 24.316.536.862,32 24.316.536.862,32 24.316.536.862,32
Pemerintah Desa*
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada 18.726.347.000,00 19.754.372.900,00 22.405.935.000,00 22.405.935.000,00 22.405.935.000,00

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 15


NO Uraian Realisasi Tahun Anggaran PAPBD Proyeksi /Target Proyeksi/Target
Realisasi Tahun 2011
2010 Tahun 2012 pada Tahun 2013 pada Tahun 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintahan Desa*
2.1.8 Belanja tidak terduga 4.404.090.314,00 489.223.000,00 7.613.477.116,44 3.613.477.116,44 3.613.477.116,44

2.2 Belanja Langsung 349.295.097.580,31 394.870.545.112,08 507.360.357.604,31 311.449.866.731,23 311.449.866.731,23


2.2.1 Belanja pegawai 66.843.296.573,42 84.196.304.749,12 --- --- ---
2.2.2 Belanja barang dan jasa 182.639.531.636,08 214.562.841.228,24 --- --- ---
2.2.3 Belanja modal 99.812.269.370,81 96.111.399.134,72 --- --- ---

TOTAL JUMLAH BELANJA 1.131.602.398.904,14 1.278.166.681.380,30 1.584.822.278.925,71 1.476.364.904.237,89 1.476.364.904.237,89

Catatan :
- Proyeksi belanja daerah tahun 2013 diasumsikan sama dengan
proyeksi belanja daerah tahun 2014.
- Perhitungan gaji menggunakan basis 2012 dengan acress 1,1%

3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah


Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua
bagian yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan
untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Penerimaan
Pembiayaan dapat bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu (SiLPA) tahun anggaran 2012, pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah,
penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.
Pengeluran pembiayaan diarahkan yaitu untuk penyertaan modal pada
perusahaan daerah serta penyediaan fasilitas kredit bagi pelaku KUMKM.
Kebijakan Pembiayaan Daerah pada Tahun 2013 di Kabupaten
Sleman antara lain diarahkan untuk :
a. Menjaga agar keuangan daerah tetap dalam kondisi surplus anggaran,
dan jika terjadi defisit anggaran sedapat mungkin ditutup dengan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun lalu;

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 16


b. Membentuk dana cadangan yang akan digunakan untuk kepentingan-
kepentingan yang sifatnya strategis, misalnya belanja Pemilihan
Kepala Daerah (pilkada), dan dana cadangan bencana alam; dan
c. Mengembangkan investasi daerah dan penyertaan modal melalui
taksasi dalam prinsip kehati-hatian (prudential).

Adapun realiasi dan proyeksi pembiayaan daerah Kabupaten Sleman tahun


2010-2014 dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini:

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 17


Tabel 3.4
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2010 s.d Tahun 2014

Jenis Penerimaan dan


NO
Pengeluaran Pembiayaan Daerah Realisasi Tahun Realisasi Tahun Anggaran P APBD Proyeksi/Target Proyeksi/Target
2010 2011 Tahun 2012 pada Tahun 2013 pada Tahun 2014
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
3. PEMBIAYAAN
3.1 Penerimaan pembiayaan 164.125.626.539,66 111.413.870.267,05 138.548.094.296,00 --- ---
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran 164.125.626.539,66 111.413.870.267,05 138.548.094.296,00
tahun sebelumnya (SILPA) --- ---

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan --- --- --- --- ---


3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan --- --- --- --- ---

3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah --- --- --- --- ---


3.1.5 Penerimaan kembali pemberian
pinjaman --- --- --- --- ---

3.1.6 Penerimaan piutang daerah --- --- --- --- ---

3.2 Pengeluaran pembiayaan 16.738.244.928,40 6.137.744.928,40 16.638.000.000,00 16.638.000.000,00 16.638.000.000,00


3.2.1 Pembentukan dana cadangan
3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) 10.500.000.000,00 6.000.000.000,00 16.500.000.000,00 16.500.000.000,00 16.500.000.000,00
daerah
3.2.3 Pembayaran pokok utang 137.744.928,40 137.744.928,40 138.000.000,00 138.000.000,00 138.000.000,00
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah --- --- --- --- ---
3.2.5 Penguatan Modal 6.100.500.000,00 --- --- --- ---

147.387.381.611,26 105.276.125.338,65 121.910.094.296,00 16.638.000.000,00 16.638.000.000,00


JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO

Catatan :
- Proyeksi pembiayaan daerah tahun 2013 diasumsikan sama
dengan proyeksi pembiayaan daerah tahun 2014
- SiLPA tahun 2013 tidak dicantumkan karena penghitungannya
harus didasarkan pada perkiraan realisasi anggaran tahun 2012

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013 III - 18

Anda mungkin juga menyukai