Anda di halaman 1dari 9

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

Isu Strategis
Thursday, 30 September 2010 15:21 administrator

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH


(Sumber : RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2011, Bappeda Kab. Karawang)

EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Pelaksanaan pembangunan tahun 2009 dapat dikatakan telah menunjukkan berbagai peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan catatan bahwa ukuran keberhasilan secara kuantitatif tersebut perlu terus ditingkatkan. Dengan demikian maka kualitas pembangunan yang terus berproses dan berlanjut senantiasa dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Evaluasi Indikator Makro Pembangunan Daerah Evaluasi indikator makro dilakukan pada 5 kelompok data makro yang sebagaimana tabel 2.1. Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Karawang Tahun 2009 mencapai angka 6,27 persen atau mengalami perlambatan apabila dibandingkan dengan LPE 2008 sebesar 6,72 persen. Angka LPE tersebut diperoleh dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009 sebesar Rp. 18,921 Trilyun, sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 42,927 Trilyun. Namun demikian, momentum pertumbuhan ekonomi yang dalam kondisi melambat, masih dapat memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pembangunan yang dilihat dari capaian IPM tahun 2009 sebesar 69,86 atau naik 0,86 point dengan laju pertumbuhan sebesar 1,25% dibandingkan tahun 2008 sebesar 69,00. Berdasarkan komponen pembentuknya, kenaikan tersebut diperlihatkan oleh capaian indikator Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 90,90% dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 8,16 tahun atau masing-masing mengalami laju pertumbuhan sebesar 0,59 persen dan 4,75 persen. Pada tahun 2009, AHH sebesar 67,76 tahun atau lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 67,48 tahun, sedangkan angka Purchasing Power Parity (PPP) sebesar Rp. 557.800/ kapita,- atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp. 553.750/ kapita. Pada indikator ketenagakerjaan memperlihatkan trend angka pengangguran yang dapat ditekan sebesar 14,40 persen dari total jumlah angkatan kerja sebanyak 1.02.595 jiwa atau dibandingkan tahun 2008 dapat ditekan sebesar 0,74 persen. Sebagaimana diketahui bahwa perlambatan ekonomi dunia akibat krisis global diperkirakan masih berlangsung hingga memasuki tahun 2009. Tekanan terhadap stabilitas moneter terus berlanjut dimana pada akhir bulan Maret 2009 nilai tukar rupiah mencapai Rp. 11.575 per USD dan laju pertumbuhan pada triwulan I mencapai 4,4 persen (y-o-y) dengan laju inflasi setahun (y-o-y) mencapai 7,9 persen. Sejalan dengan kondisi sektor moneter, pada tahun 2009, kebijakan fiskal negara tetap diarahkan untuk memberikan stimulus kepada perekonomian, namun dengan tetap menjaga ketahanan fiskal. Kebijakan fiskal yang ditempuh ditujukan dlaam rangka penyelematan

1 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

perekonomian nasional dengan memperluas program stimulus ekonomi termasuk didalamnya melakukan berbagai penyesuaian terhadap besaran pendapatan negara, belanja negara, defisit dan pembiayaan anggaran. Dengan memperhatikan kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang tahun 2010 diperkirakan sebesar 5,5 6,5 persen dan pada tahun 2011 diproyeksi berada pada range 6,0 6,3 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut, selain mempertimbangkan kondisi ekonomi tahun sebelumnya, terutama sekali didorong oleh masih positifnya pertumbuhan sektor industri yang ada di wilayah Kabupaten Karawang maupun intervensi program-program yang bersifat peningkatan produksi sektor pertanian, peternakan dan perikanan, industri dan perdagangan, Program PEM (perkuatan modal kerja), investasi pemerintah daerah dalam bentuk pembentukan modal tetap (aset) dalam rangka pembangunan infrastruktur fisik dan alokasi lain dalam rangka perkuatan pengeluaran rumah tangga masyarakat terutama sektor pendidikan melalui program pendampingan BOS dan pengganti DSP serta pada sektor kesehatan melalui pelayanan jaminan kesehatan penduduk miskin. CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2007, 2008 DAN PROYEKSI TAHUN 2009 DAN 2010

NO

INDIKATOR

2007

2008 *)

2009 **)

2010 ***)

IPM

68,11

69,01

69,86

70,68

1.1 AMH (%)

90,12

91,06

91,43

91,43

1.2 RLS (Th)

7,45

7,54

8,16

8,51

1.3 AHH (Th)

67,17

67,44

71,27

71,73

1.4 PPP (Rp.)

548.710

554.570

557.80

561.52

LPE (%)

6,24

6,72

5,5 6,0

5,5 6,0

PDRB KONSTAN (Rp. Juta)

16.674.792

17.795.338

18.685.104

19.806.211

INLASI

6,06

12,49

6,5- 7,5

6,0 6,5

KETENAGAKERJAAN

2 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

5.1 ANGKATAN KERJA

923.323

971.692

1.022.595

1.076.164

5.2 PENDUDUK BEKERJA

776.810

824.605

875.341

929.198

5.3 PENGANGGURAN (%)

15,87%

15,14%

14,40%

13,66%

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH Dalam kajian ekonomi makro daerah, APBD dikategorikan sebagai fungsi pengeluaran pemerintah (G) yang diarahkan sebagai stimulus bagi pertumbuhan ekonomi yang terindikasi dari peningkatan pendapatan masyarakat (Y). Dengan pertimbangan tersebut, maka dalam merumuskan kerangka ekonomi daerah, asumsi-asumsi dasar serta proyeksi kinerja perekonomian daerah Kabupaten Karawang Tahun 2011 berpegang pada prinsip sebagai berikut : pertama, berpijak pada sasaran dan kerangka kebijakan ekonomi makro baik dalam bentuk kebijakan fiskal maupun moneter nasional. Kedua, Target yang ditetapkan berdasarkan proyeksi atas data pada tahun-tahun sebelumnya. Ketiga, peran APBD terutama diarahkan untuk melaksanakan fungsi alokasi dalam melayani dan memenuhi kebutuhan dasar mayarakat di daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pada tahun 2011 pemerintah akan bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi menjadi 6%. Hal ini disebabkan indikator-indikator makro yang mendukung sudah menunjukkan perkembangan yang positif. Misalnya angka inflasi yang rendah dan membaiknya ekspor yang diprediksi akan tumbuh antara 5-10% pada tahun 2010. Untuk memuluskan langkah menuju akselerasi dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah juga membutuhkan peran Bank Indonesia (BI) untuk bisa menjaga stabilitas moneter dengan menjaga level inflasi. Iklim investasi pasar modal di Indonesia pada 2010-2011, diperkirakan memasuki babak pemulihan setelah sempat turun signifikan karena resesi ekonomi Amerika Serikat. Dorongan kepada swasta agar bisa berperan lebih besar, juga akan dilakukan dengan memberikan kebijakan-kebijakan yang membangun, misalnya dengan melanjutkan program stimulus di berbagai bidang, terutama infrastruktur dan logistik. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang diproyeksi berada di atas proyeksi LPE Pusat yaitu sebesar 6,0 6,3 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut, tidak hanya berdasarkan proyeksi data time series, melainkan juga tercermin dalam dokumen APBD Kabupaten Karawang yang diarahkan antara lain program PEM (bantuan perkuatan modal kerja), program-program peningkatan produksi sektor pertanian, peternakan dan perikanan, industri dan perdagangan, belanja modal dalam rangka pembangunan infrastruktur fisik maupun alokasi lain dalam rangka pemberdayaan dan perkuatan konsumsi masyarakat terutama sektor pendidikan dan kesehatan. Perlu diketahui bersama bahwa menganalisa perekonomian daerah merupakan pekerjaan yang relatif lebih sukar kalau dibandingkan dengan menganalisa perekonomian nasional. Keadaan demikian timbul karena, pertama, kondisi lingkungan perekonomian daerah lebih terbuka daripada perekonomian nasional, sehingga aliran-aliran yang masuk (inflow) maupun aliran-lairan keluar (outflow) dari sesuatu daerah sangat sukar diperoleh. Kedua, dalam Sistem Perekonomian Indonesia, kebijakan ekonomi daerah dan implikasinya terhadap laju pertumbuhan, sangat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan moneter yang masih menjadi kewenangan luas Pemerintah Pusat.

3 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

Dengan pertimbangan tersebut, maka dalam merumuskan kerangka ekonomi daerah, asumsi-asumsi dasar serta proyeksi kinerja perekonomian daerah Kabupaten Karawang Tahun 2011 berpegang pada prinsip sebagai berikut : pertama, berpijak pada sasaran dan kerangka kebijakan ekonomi makro baik dalam bentuk kebijakan fiskal maupun moneter nasional. Kedua, Target yang ditetapkan berdasarkan proyeksi atas data pada tahun-tahun sebelumnya. Ketiga, peran APBD terutama diarahkan untuk melaksanakan fungsi alokasi dalam melayani dan memenuhi kebutuhan dasar mayarakat di daerah. Berangkat pada kondisi perekonomian makro dan kebijakan fiskal nasional tahun 2011 serta asumsi-asumsi yang mendasari proyeksi perekonomian Kabupaten Karawang, maka sasaran perekonomian daerah sebagaimana pada tabel 2.2 di bawah ini.

PROYEKSI 2010 DAN TARGET 2011 INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN KABUPATEN KARAWANG

NO

INDIKATOR

2010 **)

2011***)

IPM

70,68

71,64

1.1 AMH (%)

91,43

91,97

1.2 RLS (Th)

8,51

8,87

1.3 AHH (Th)

68,04

68,36

1.4 PPP (Rp. Ribu)

561,52

566,76

LPE (%)

5,5 - 6,0

6,0 - 6,3

PDRB KONSTAN (Rp. Juta)

19.806.211

21.054.002

INLASI

6,0 6,5

5,7 6,0

KETENAGAKERJAAN

5.1 ANGKATAN KERJA

1.076.164

1.132.540

4 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

5.2 PENDUDUK BEKERJA

929.198

987.737

5.3 PENGANGGURAN (%)

13,66

12,79%

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN 2011 1. Dalam konteks perekonomian daerah, pembangunan ekonomi yang berkualitas merupakan tantangan yang

harus dicapai dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah kemiskinan, kesenjangan dan pengangguran. Laju Pertumbuhan Ekonomi harus dapat mencapai titik terjadinya peningkatan produktifitas dan nilai tambah seluruh sektor, kenaikan pendapatan masyarakat pada tingkat yang layak dan kebutuhan lapangan kerja bagi penduduk. Isu pokok yang diangkat dalam misi tersebut adalah masih tingginya angka pengangguran yang berdasarkan data tahun 2007 sebesar 151.430 jiwa. Dengan kondisi sempitnya lapangan kerja di pedesaan, maka tingkat urbanisasi dan dibarengi migrasi penduduk masuk ke Kabupaten Karawang menjadi beban tersendiri. Sebagai daerah yang memiliki kawasan industri, maka Karawang menjadi salah satu tujuan para pendatang dalam mencoba mengadu nasib. Berdasarkan data tahun 2008 terdapat jumlah pencari kerja yang mendaftar sebanyak 43.801 orang dengan lowongan kerja yang tersedia hanya sebesar 16.482 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan jumlah penduduk pencari kerja belum dibarengi pertumbuhan sektor formal dalam menciptakan kesempatan kerja baru. Di lain pihak, kemampuan angkatan kerja produktif pada sektor informal masih sangat terbatas sehingga belum mampu menjadikan dirinya sebagai pelaku ekonomi yang mandiri dan produktif. kebijakan pembangunan sektor industri di wilayah Karawang lebih memperhitungkan faktor keuntungan lokasi ketimbang faktor sumber daya lokal, sehingga menyebabkan arah perkembangan industri di Kabupaten Karawang bersifat foot loose industry dan padat modal. Di lain pihak, potensi sektor pertanian belum dikelola dalam suatu bentuk usaha tani dan masih bersifat subsisten. Konsep agribisnis dan agroindustri termasuk pola tata niaga pada sektor pertanian belum efektif berjalan. Penggunaan teknologi pertanian masih dalam skala rintisan. Oleh sebab itu isu pokok yang diangkat adalah terkait dengan faktor deminishing return scale pada sektor pertanian, maka peningkatan produksi dan produktifitas sumberdaya pertanian secara kontinuum dan kualitas yang baik sangat penting untuk menarik peluang pasar dan bahkan dalam jangka tertentu bagi pertumbuhan investasi pada sektor agribisnis dan agroindustri di Kabupaten Karawang. 2. Kondisi masih rendahnya tingkat pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana belajar yang terstandar juga

persoalan mutu pendidik dan peserta didik merupakan isu pokok upaya pencapaian misi peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan. Berdasarkan data, angka rata-rata lama sekolah baru mencapai 7,54 tahun atau lulusan SD, jumlah prasarana sekolah, pada jenjang SD masih terdapat sisa 326 lokal ruang kelas dengan kategori rusak berat termasuk kondisi sarana penunjang lainnya yang masih belum memadai. Sedangkan, terkait mutu pendidikan, berdasarkan data rata-rata kategori sekolah di Kabupaten Karawang masih dalam kategori sekolah berstandar pelayanan minimal. Untuk kategori Sekolah Berstandar Nasional (SBN) pada jenjang SD baru sebanyak 30 unit, SMP sebanyak 2 unit dan SMA 10 unit ditambah 1 unit merupakan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Kondisi mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh kualitas guru dimana berdasarkan data untuk guru SD sekitar 69 persen masih berpendidikan D II. Masalah buta huruf dapat dikatakan telah tuntas ditandai dengan capaian AMH sebesar 91,6 persen sehingga tahun 2010 lebih diarahkan pada upaya pelestarian melek aksara. Tantangan dalam bidang pendidikan pada tahun 2011, masih dalam tataran proses penyelenggaraan pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat secara terjangkau dan bermutu yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan dalam jumlah dan kualitas yang memadai serta kurikulum dan bahan ajar yang relevan dalam suatu tata kelola pendidikan yang akuntabel.

5 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

3.

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan

kualitas hidup, mengurangi angka kematian bayi dan ibu melahirkan melalui peningkatan pelayanan kesehatan yang memadai dan mampu menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Karawang. Masalah yang dihadapi adalah masih terdapatnya penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, diare dan demam berdarah yang disebabkan perilaku dan budaya hidup yang belum sesuai dengan standar kesehatan. Akses terhadap sarana air bersih, terutama di wilayah pesisir pun masih sangat minim. Oleh sebab itu secara garis besar terdapat dua isu pokok yaitu pertama, intensitas dan penyebaran penyakit antara lain ISPA, DBD termasuk penyakit menular sexual yaitu HIV-AIDS. Kedua, masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang ditandai dengan masih minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan, pola makan seimbang dan bergizi serta aktifitas olahraga. Selain itu pula keterbatasan sarana penunjang PHBS di wilayah pedesaan seperti MCK, tempat sampah, drainase lingkungan serta lapangan olahraga masyarakat masih menjadi permasalahan pembangunan bidang kesehatan.Tantangan bidang kesehatan selain terkait dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat juga terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas. 4. Tujuan pembangunan adalah pengentasan kemiskinan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kemiskinan masih menjadi isu strategis pada tahun 2010 dimana berdasarkan data BPS Kabupaten Karawang pada tahun 2008 diperoleh data keluarga miskin sebesar 615.485 jiwa atau 30,00 persen dari jumlah penduduk Karawang. Hasil perhitungan tingkat pendapatan rata-rata rumah tangga petani di Kabupaten Karawang memperlihatkan angka sebesar Rp. 4.290.600,- per tahun atau Rp. 11.918,- per hari dan pada rumah tangga nelayan hanya sebesar Rp. 2.875.000,- atau Rp. 7.986,- per hari. Berdasarkan penetapan standar Bank Dunia tahun 2004, yaitu jika pendapatan per kapita < $1,08/ hari (dengan asumsi $1 = Rp. 9.000,-), maka termasuk dalam kategori batas garis kemiskinan. Untuk lebih memahami persoalan kemiskinan di Karawang, maka diperlukan pemahaman secara integratif pula, yang disebabkan sifat kemiskinan di Karawang tidak saja persoalan ekonomi semata melainkan permasalahan-permasalahan non ekonomi lainnya misalnya minimnya tingkat pendidikan, rendahnya perilaku sehat serta terbatasnya akses infrastruktur. Oleh sebab itu Tantangan terbesar penangulangan masalah sosial adalah bagaimana memberikan jaminan perlindungan sosial bagi penduduk miskin sehingga mereka dapat terlepas dari belenggu kemiskinan serta ekses lain yang ditimbulkannya seperti munculnya kelompok penyandang masalah sosial, kekerasan dalam rumah tangga serta masalah trafficking pada anak dan perempuan. 5. Perubahan tatanan penyelenggaraan pemerintahan dengan prinsip-prinsip good governance mensyaratkan

budaya organisasi yang memiliki kemampuan adaptasi dan penyesuaian terhadap berbagai perubahan paradigma maupun regulasi. Pemerintah daerah sebagai regulator, harus mampu menciptakan iklim sosial yang aman, nyaman dan tertib serta iklim ekonomi yang kondusif. Dalam fungsi sebagai fasilitator, pemerintah daerah di masa depan harus mampu menyusun kerangka regulasi yang dapat mewadahi tumbuh berkembangnya budaya partisipasi baik oleh pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri. Sejalan dengan tuntutan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik juga dihadapkan pada permasalahan mengenai SDM aparatur yang besar secara kuantitas namun rendah dalam kualitas serta jauh dari tingkat kesejahteraan. Oleh sebab itu tantangan strategis di masa depan adalah bagaimana pembangunan aparatur pemerintah mampu menghasilkan ketersediaan SDM aparatur yang secara kuantitas sesuai dengan kebutuhan organisasi dan secara kualitas memiliki kompetensi dan moralitas. Tantangan pemerintahan juga dihadapkan pada tuntutan pelayanan prima yang cepat, tanggap dan murah. Oleh juga diperlukan perubahan mekanisme kerja dari manual menuju otomatisasi (office otomation) antara lain pemanfaatan teknologi sistem informasi, e-procurement, e-goverment dan lain sebagainya. 6. Infrastruktur merupakan sarana pendukung bagi aktivitas manusia, sehingga infrastruktur merupakan salah

satu elemen utama di dalam pembangunan wilayah. Infrastruktur fisik jaringan jalan yang berfungsi sebagai pembentuk struktur ruang, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah

6 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

maupun perkembangan aktifitas sosial masyarakat. Secara umum jaringan jalan status kabupaten terdiri dari 120 nomor ruas dengan panjang 854,70 km dan sekitar 47,69 persen kondisinya rusak berat dan 32,81 persen rusak ringan dan hanya 4,27 persen dalam kondisi baik. Hal ini memperlihatkan kondisi kemantapan jalan masih jauh dari memadai. Dengan kondisi fisik alamiah kabupaten karawang merupakan daerah persawahan yang memiliki banyak saluran/ jaringan irigasi, maka infrasruktur jembatan penghubung juga menjadi prasarana fisik dasar yang sangat vital. Berdasarkan data terdapat 58 ruas jembatan penghubung dengan total panjang 1.341,20 m dan kondisi fisik rata-rata masih dalam kondisi kerusakan kecil dan/ atau kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan di waktu mendatang. Pada bidang pengairan, saluran irigasi dalam satu kabupaten dibagi ke dalam tiga wilayah besar yaitu Saluran Irigasi Tarum Utara Barat sepanjang 200.160 m dengan jumlah bangunan bagi sadap sebanyak 149 unit mengairi 46.218 Ha lahan pertanian, Saluran Irigasi Tarum Utara Timur sepanjang 238.273 m dengan jumlah bangunan bagi sadap sebanyak 212 unit mengairi 39.531 Ha lahan pertanian, Saluran Irigasi Selatan Jatiluhur sepanjang 34.226 m dengan jumlah bangunan bagi sadap sebanyak 21 unit mengairi 3.091 Ha lahan pertanian. Sedangkan saluran irigasi lintas kabupaten di bagi dalam dua wilayah besar yaitu Saluran Irigasi Utara Jatiluhur sepanjang 71.755 m dengan jumlah bangunan bagi sadap sebanyak 93 unit mengairi 11.981 Ha lahan pertanian dan Saluran Irigasi Selatan Jatiluhur sepanjang 15.377 m dengan jumlah bangunan bagi sadap sebanyak 20 unit mengairi 2.199 Ha lahan pertanian. Pada bidang keciptakaryaan, upaya peningkatan fisik sarana dan prasarana gedung kantor pemerintah masih menjadi prioritas dengan harapan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja aparatur secara khusus maupun pelayanan publik secara umum. Pada sektor sanitasi khususnya persampahan, pertambahan penduduk dengan aktivitasnya akan menyebabkan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan. Kecenderungan peningkatan volume sampah yang dihasilkan selama ini masih belum diimbangi dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengurangi jumlah timbulan sampah serta kapasitas prasarana dan sarana persampahan yang memadai. Sampai saat ini, volume produksi sampah sebesar 470 m3 baru dapat ditangani/ dilayani sebesar 350 m3 atau sekitar 74,47 persen, sedangkan sisanya masih dibuang dengan cara dibakar, ditimbun, dan dibuang ke sungai, laut atau saluran drainase di permukiman. Hal ini selanjutnya menyebabkan lingkungan permukiman tergenang dan kumuh dimana berdasarkan data tahun 2008, luasan permukiman kumuh masih sebesar 360 Ha. Upaya untuk mencukupi kebutuhan air minum bagi keperluan rumah tangga dan industri selama ini sebagian besar bersumber dari air tanah. Dalam jangka panjang pemanfaatan air tanah besar-besaran akibat tidak adanya substitusi kecukupan air minum akan menyebabkan terjadinya penurunan tanah (land subsidence) dan intrusi air laut pada kawasan yang dekat dengan garis pantai. Oleh sebab itu, pelayanan air yang dipasok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) perlu ditingkatkan baik kondisi kinerja maupun cakupan pelayanan. Berdasarkan data tahun 2007, banyaknya konsumen yang terlayani mencapai 35.286 unit konsumen dengan persentase terbesar pada golongan non niaga (rumah tangga) yang mencapai 95,21 persen dengan wilayah pelayanan terbanyak untuk jenis sambungan langganan adalah Cabang Karawang yang mencapai 48,43 persen. Sedangkan untuk sektor industri, konsumen terlayani baru mencapai 0,04 persen. Hal ini juga terkait dengan faktor prasarana seperti panjang pipa transmisi terpasang yang pada tahun 2007 baru mencapai 6.340 m dan pipa distribusi mencapai 775.780 m. Pelayanan sarana air bersih pun masih menjadi isu karena berdasarkan data masih terdapat 124 desa dengan status rawan air bersih, sedangkan sistem pengolahan air sederhana yang dimiliki baru mencakup : hidran umum/ tangki air sebanyak 108 unit, bangunan penangkap mata air (Broncaptering) sebanyak 5 unit, sumur dalam (deep wel) sebanyak 11 unit dan instalasi pengolahan air sebanyak 3 unit. Oleh sebab itu, tantangan di bidang sarana dan prasarana wilayah secara pokok meliputi : Pembangunan

infrastruktur transportasi dihadapkan pada masalah peningkatan volume dan kualitas jaringan jalan yang mampu

7 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

meningkatkan akses dan bangkitan sosial ekonomi masyarakat. Pengelolaan infrastruktur irigasi dihadapkan pada masalah-masalah yang terkait kondisi fisik bangunan, kelembagaan, operasi dan pemeliharaan serta sumberdaya air yang lintas regional. Pembangunan dan manajemen persampahan dihadapkan pada masalah pertumbuhan volume sampah dan lokasi pembuangan akhir seiring dengan semakin sempitnya ruang lahan pembuangan. Infrastruktur pelayanan air bersih dihadapkan pada semakin meningkatnya kebutuhan air bersih baik untuk sektor perumahan, industri maupun jasa-jasa. Dalam konteks otonomi daerah di era pasar bebas yang semakin mengglobal dibutuhkan daya tarik daerah dalam menciptakan iklim berusaha dan berinvestasi yang kondusif. Terkait dengan hal tersebut, tantangan yang tidak kalah strategisnya adalah bagaimana penyediaan infrastruktur menjadi daya tarik ditengah-tengah kompetisi antar daerah baik di dalam dan luar negeri untuk menarik minat investasi masuk . 7. Tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan adalah bagaimana menjaga

keseimbangan antara penggunaan sumberdaya alam secara produktif di satu pihak dan di pihak lain agar produktifitas sumberdaya alam tersebut dapat berlangsung secara lestari dan terus-menerus serta melakukan pemulihan dan penguatan daya dukung lingkungan dalam proses pembangunan dengan pelibatan seluruh komponen masyarakat secara terpadu. Terkait dengan sumberdaya air, tantangan strategis yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan pasokan air baku, optimalisasi peran petani pengguna air dan alih fungsi lahan beririgasi. Isu yang diangkat antara lain mengenai : a. Masalah pencemaran air sungai.

Dari hasil pemantauan di beberapa titik pantau sungai di Karawang memperlihatkan adanya indikasi yang cukup mengkhawatirkan yang diperlihatkan oleh 6 parameter pencemar dominan yang konsentrasinya pada badan air/ sungai sudah sering berada dan/ melebihi ambang baku mutu yaitu: oksigen terlarut (DO), Amoniak (NH3-N), Sulfida sebagai H2S, Besi (Fe), Biological Oxygen Demand (BOD5) dan Chemical Oxygen Demand (COD). b. 1) Status Udara meliputi : Kualitas Udara Ambien.

Kondisi status udara hasil pantauan terhadap beberapa parameter di lokasi sampling di Kabupaten Karawang dengan parameter SO2, CO, NO2, Debu, H2S dan NH3 masih menunjukkan kualitas yang relatif baik, namun demikian memperlihatkan kualitas yang semakin menurun. Sedangkan pengujian kualitas udara terkait dengan penggunaan bahan bakar batubara pada tahun 2006 di lokasi industri dengan kriteria sample industri yang menggunakan batubara berdasarkan kadar sulfur yang dipergunakan memperlihatkan hasil bahwa lokasi industri yang menggunakan batubara dengan kadar sulfur > 2% akan meningkatkan kadar PM10. 2) Atmosfer

Dengan indikator, pertama, Variabilitas Iklim dengan parameter rata-rata curah hujan selama tahun 2005 sebesar 2.534 mm, tahun 2006 sebesar 1.722 mm dan tahun 2007 sebesar 1.512 mm yang berarti memperlihatkan kecenderungan menurun. Kondisi ini erat kaitannya dengan perubahan iklim global yang disebabkan aktifitas sektor industri dan penggunaan bahan bakar minyal akibat perkembangan transportasi. Kedua, Deposisi Asam yang terkandung dalam air hujan (kondisi pH air hujan) di Kabupaten Karawang berdasarkan hasil pengujian di empat lokasi sample memperlihatkan kondisi yang masih tergolong netral yaitu pada kisaran 69. c. Lahan kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan fungsi daya tampung maupun daya dukung.

Berdasarkan data 2007 dan 2008 memperlihatkan kecenderungan yang membaik dimana program rehabilitasi lahan kritis telah mampu mengurangi luasan lahan kritis dari sebesar 11.887 Ha menjadi 9.695 Ha. Namun demikian masih perlu terus ditingkatkan karena secara total luas lahan kritis masih mencapai 6 persen dari total

8 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Isu Strategis

http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/indikator-makro/isu-strat...

wilayah Karawang yang tersebar pada 14 kecamatan yang sebagian besar merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dan Cibeet.

9 of 9

11/9/2011 10:32 AM

Anda mungkin juga menyukai