Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan Fiskal di Indonesia Penerapan kebijakan fiskal tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN).

Perkembangan APBN di Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2010 dipengaruhi oleh beberapa perubahan mendasar. Perubahan tersebut terjadi baik dalam faktor ekonomi, seperti variabel-variabel ekonomi makro maupun faktor nonekonomi, seperti perubahan kondisi sosial-politik di dalam negeri dan luar negeri. Menurut Gambar 2.1, penerimaan negara di Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2008 selalu meningkat diiringi dengan belanja negaranya. Namun pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global Amerika yang kemudian berdampak pada APBN Indonesia, yaitu terjadi penurunan penerimaan negara dan belanja negara pada tahun 2009.

Gambar 2.1 Perkembangan Penerimaan Negara, Belanja Negara, dan Defisit APBN Tahun 2006-2010 (Triliun Rupiah)
1200.0 1000.0 800.0 600.0 400.0 200.0 0.0 (200.0) (29.1) 2006 (49.8) 2007 Defisit APBN (4.1) 2008 (88.6) 2009 (46.8) 2010 636.2 667.1 706.1 757.7 979.3 985.7 847.1 937.4 992.3 1042.1

Penerimaan Negara

Belanja Negara

Sumber: Data Pokok APBN 2006-2012, Kementrian Keuangan Krisis keuangan global mengakibatkan turunnya nilai tukar rupiah sehingga penerimaan negara yang berasal dari pajak perdagangan internasional mengalami penurunan. Dampak krisis keuangan global lainnya adalah terjadinya peningkatan laju inflasi yang menyebabkan beberapa perusahaan terpaksa harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para pekerjanya, maka penerimaan negara berkurang dari sisi pajak dalam negeri. Oleh karena itu, pada tahun 2009 terjadi defisit APBN yang sangat besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 88,6 triliun rupiah.

Defisit APBN menandakan pengeluaran negara yang lebih besar daripada penerimaannya. Rasio defisit APBN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,9 % artinya, Indonesia dapat menghimpun dana sebesar 0,9 % dari PDB untuk menutup defisit APBN pada tahun 2006. Semakin besar nilai persentase defisit APBN terhadap PDB

semakin membahayakan keadan perekonomian di negara Indonesia. besarnya tingkat prosentase tersebut.

Gambar 2.2 Rasio defisit APBN terhadap PDB Tahun 2006-2010 (Negatif, dalam %)
1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1.6 1.3 0.9 0.7

0.1 2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Data Pokok APBN 2006-2012, Kementrian Keuangan Pada tahun 2010 penerimaan negara kembali meningkat sebesar 992,3 triliun rupiah dari yang sebelumnya sebesar 847,1 triliun rupiah pada tahun 2009. Pengeluaran negara juga ikut mengalami peningkatan seiring pulihnya penerimaan negara sedangkan defisit APBN mengalami penurunan sebesar 46,8 triliun rupiah. Kondisi APBN yang membaik ini disebabkan adanya penerapan kebijakan oleh pemerintah dengan nama Program Stimulus Fiskal pada tahun 2009. Program pemerintah ini bertujuan untuk: a. Memelihara serta meningkatkan daya beli masyarakat agar konsumsi rumah tangga tumbuh 4,0 sampai dengan 4,7 persen. Stimulus fiskal diberikan dalam bentuk penurunan tarif pajak penghasilan, pemberian berbagai subsidi (misal: subsidi harga), peningkatan gaji pokok PNS, TNI, Polri. b. Menjaga daya tahan sektor usaha dalam menghadapi krisis global. Stimulus perpajakan diberikan dalam bentuk penurunan tarif tunggal PPh badan, pemberian subsidi berupa pembebasan bea masuk, fasilitas PPN, fasilitas PPh pasal 21 karyawan, potongan tarif listrik untuk industri, dan penurunan harga solar.

c. Menciptakan kesempatan kerja dan menyerap dampak PHK melalui kebijakan pembangunan infrastruktur padat karya. Pemerintah mengalokasikan stimulus fiskal pada belanja infrastruktur dan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/09-0224,%20MengatasiDampakKrisisGlobalmelaluiprogramStimulus FiskalAPBN2009 http://elsaryan.wordpress.com/2009/09/08/krisis-ekonomi-global-2008-serta-dampaknyabagi-perekonomian-indonesia/ http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3698&Itemid=29

DATA POKOK APBN 20062012


KEMENTERIAN KEUANGAN
ANALISIS EFEKTIVITAS ANTARA KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER DENGAN PENDEKATAN MODEL IS - LM
(STUDI KASUS INDONESIA TAHUN 1970 - 2005)
Noor Cholis Madjid

Defisit Anggaran Negara


Kunarjo *

Anda mungkin juga menyukai