Terkait pengeluaran:
Kebijakan tentang penurunan belanja subsidi BBM
Perpres RI No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.pdf
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dalam praktik di Indonesia ditetapkan
keputusan bersama antara Pemerintah dan DPR melalui
APBN. pemerintah. (Pasal 1 angka 7 UU RI No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara.pdf)
APBN berisi besarnya penerimaan, pengeluaran, dan
pembiayaan defisit
Karena penerimaan dan pengeluaran tidak selalu sama,
maka ada penyeimbang berupa pembiayaan negara.
Pasal 1 angka 17 UU RI No. 17/2003 Pembiayaan adalah
setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Mengendalikan harga-harga untuk
mengatasi inflasi (melalui
anggaran)
Pengeluaran pemerintah
ditekankan pada
peningkatan infrastruktur
dan proyek-proyek
pembangunan dan padat
karya yang menyerap
banyak tenaga kerja
Kebijakan Fiskal memperbaiki perekonomian
secara umum dan luas
Dengan terciptanya
kestabilan ekonomi,
pengangguran diminimalisir,
terjadinya kestabilan harga-
harga umum maka akan
berdampak pada
perekonomian secara luas
Keterkaitan Kebijakan Fiskal dan Kerangka
Ekonomi Makro
Kestabilan
ekonomi secara
menyeluruh
(makro) :
tingkat
pendapatan
nasional, konsumsi
rumah tangga,
investasi nasional,
Tujuan belanja
Kebijakan pemerintah,
tingkat harga-
Fiskal harga umum,
kesempatan
bekerja, dan lain-
lain
Lingkup kebijakan fiskal
Penerimaan,
Pengeluaran, dan
Pembiayaan
Unsur kebijakan fiskal dalam praktik
Kerangka kebijakan fiskal, berupa asumsi-asumsi
makro ekonomi, tingkat likuiditas pemerintah,
tingkat hutang pemerintah, tingkat defisit dan
pembiayaan.
Kebijakan anggaran , berupa cakupan penerimaan
negara dan pengeluaran negara (termasuk dana
alokasi ke daerah)
Kebijakan penerimaan pajak dan bukan pajak,
berupa : rangkaian kebijakan pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, tarif layanan khusus
(misalnya tarif listrik, dll), dan penerimaan bukan
pajak lainnya (penerbitan surat izin usaha, dll)
Kebijakan penerimaan bea masuk, berupa
rangkaian kebijakanberkenaan tarif bea masuk
(misalnya bea masuk barang impor)
Lihat KEM_PPKF THN 2017.pdf
Penyusunan dan Penetapan Pengelolaan
Kebijakan Fiskal dan Kerangka Ekonomi
Makro
Di Indonesia, arah kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro tertuang dalam dokumen :
Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-
Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) yang disampaikan
oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan
kepada DPR RI sebagai bahan pembicaraan
pendahuluan dalam rangka penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN)
UU RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Pasal 8 Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan
fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut : Huruf
a menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
Pasal 13
ayat (1) Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan
fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya
kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya
pertengahan bulan Mei tahun berjalan.
ayat (2) Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat
membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan
fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan
pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.
ayat (3) Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok
kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan
Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk
dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam
penyusunan usulan anggaran.
Salah satu dasar penyesuaian APBN apabila ada perubahan pokok-
pokok kebijakan fiskal (Pasal 27 ayat (3) huruf b)
Koordinasi antara penyusun kebijakan fiskal dan moneter (Pasal
21)
Perpres RI No. 28 Tahun 2015 tentang
Kementerian Keuangan
. .
KEM
PPKF
Reviu
PENCAPAIAN
TUJUAN:
Perbaikan
Ekonomi secara
Luas
Penjelasan Pasal 3 ayat (4) UU 17/2003:
Otorisasi : anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. (target dan
batasan maksimal belanja)
Perencanaan : anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan . (program
dan kegiatan)
(Pasal 4 UU 17/2003 TA meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember )
Pengawasan : anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. (bahan evaluasi
penyerapan/pelaksanaan program kegiatan/capaian kinerja)
Alokasi : anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. (pembagian
sektor pembangunan)
Distribusi : kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
Stabilisasi : anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. (subsidi)
ILUSTRASI DALAM MELIHAT PROSES
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEM-PPKP
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2017
UU RI tentang APBN
Dokumen Perencanaan
Pembangunan Nasional Periode Penetapan
Jangka UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN
Panjang RPJPN 20 Tahun 2005-2025 Tahun 2005-2025
UU No. 25 Tahun
2004 Jangka
PP No. 40 Tahun Menengah RPJMN 5 Tahun 2005-2009 Tahap I
2006 2010-2014 Tahap II
PP No. 20 Tahun
Tahap III : Perpres No. 2 Tahun 2015
2004
2015-2019 tentang RPJMN Tahun 2015-2019
2020-2024 Tahap IV