Anda di halaman 1dari 3

FORMULASI KEBIJAKAN DAN LEGAL DRAFTING

OLEH :

Perdi Petrus

4520021052

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS BOSOWA

2022/2023
“KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR”

Dalam menghasilkan sebuah kebijakan yang kompeten dalam menangani


permasalahan kemiskinan perlu merujuk pada proses pembuatan kebijakan dan formulasinya.
Dalam melakukan formulasi kebijakan tetntunya memperhatikan hal –hal yang bersifat
urgent dan paling mendesak karena ketika pemerintah daerah memilih untuk mengambil
sebuah kebijakan tentunya berdasarkan analisis kebijakan pelaksanaan atau perencanaan dan
juga menjadi isu berkembang di masyarakat. Terkadang pemerintah daerah menangkap isu
yang sudah diatur di dalam sebuah aktivitas politis yang cenderung manipulatif yang
tujuannnya memang disengaja agar isu Yang ditangkap oleh para pembuat kebijakan. Unsur
politis sangat kuat di dalam mekanisme kebijakan. Pemilihan prioritas isu atau permasalahan
publik tidak bisa objektif, artinya sesuai dengan kehndak masyrakat secara umum., namun
tentu saja terkadang agenda pemerintahan tersebut selalu merujuk pada kepentingan
masyarakat namun dengan prioritas dan intensitas yang cenderung rendah. Sehingga
kebijakan yang dihasilkan lebih dominasi oleh kepentingan yang bersifat makro namun
dengan model penganggaran yang makro.

Mengingat bahwa jumlah penduduk Miskin di Kota Makassar pada tahun 2011
berdasarkan data BPS adalah 140.002 Jiwa, melihat angka kemiskinan tentu merupakan tugas
dari Pemerintah Daerah khususnya Pemda Makassar untuk mengatasi permasalahan tersebut
namun harus disikapi dengan kritis mengenai kebijakan yang selama ini dibuat walaupun
dialih untuk kepentingan masyarakat. Maka dari itu pentingnya melihat proses formulasi
dari suatu kebijakan untuk melihat bagaimana asal usul dari kebijakan tersebut muncul dan
dasar dari kebjakan tersebut dilahirkan.

CARA MENGATASI KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR

 Pemerintah menggunakan 2 strategi utama penanggulangan kemiskinan di Kota


Makassar. Pertama, mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan
melalui program perlindungan sosial dan subsidi. Penyusunan berbagai program dan
kegiatan merujuk pada sejumlah studi empiric berbasis bukti. Sifat kemiskinan yang
multidimensional berarti kemiskinan berhubungan erat dengan factor sosial-ekonomi
lain seperti tingkat dan kualitas pendidikan, kondisi kesehatan, dan jenis pekerjaan.
Pemerintah meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH), Program Percepatan
Pencegahan Anak Kerdil/Stunting, serta memperluas akses pendidikan untuk
memutus rantai kemiskinan dan mencegah kemiskinan antar generasi. Dalam bidang
kesehatan, pemerintah menjalankan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
 Kedua, pemerintah mendorong peningkatan produktivitas kelompok miskin dan
rentan yang antara lain lewat pemberdayaan UMKM. Upaya ini dilakukan 3 pilar,
yaitu :
1. Peningkatan kapasitas usaha dan kompetensi UMKM melalui pelatihan,
pendampingan, pengembangan kapasitas teknis dan mutu produk, serta dukungan
adopsi teknologi dan digitalisasi UMKM.
2. Mendorong lembaga keuangan agar lebih ramah pada UMKM. Dari sisi, regulasi,
pemerintah secara bertahap akan meningkatkan kewajiban porsi kredit perbankan
untuk UMKM dari 20 % saat menjadi 30 % di 2024. Pemerintah melakukan
perluasaan program Kredit Usaha Rakyat(KUR) dengan memperkenalkan Skema
KUR Super Mikro, memperbaiki dan meningkatkan efektivitas pembiayaan Ultra
Mikro(UMI) dan pembiayaan koperasi melalui Lembaga Pembiayaan Dana
Bergulir(LPDB)
3. Perbaikan ekosistem pendukung UMKM mulai dari peningkatan kemudahan
berusaha, penyederhanaan prosedur dan proses perizinan, dukungan standardisasi dan
sertifikat produk termasuk sertifikasi halal, dukungan pengembangan kawasan
industry, serta pemanfaatan infrastruktur publik seperti bandara hingga rest area
untuk dapat dimanfaatkan oleh UMK.

Anda mungkin juga menyukai