Anda di halaman 1dari 14

Praktik Governance dalam Program

Penanggulangan Kemiskinan

Nama : Antonius sasana talino pabayo


NIM : 14020122410004
Dosen : Dr.Dra. Retno Sunu Astuti, M.Si
Mata Kuliah : Teori Administrasi dan Organisasi  
TARGET PEMERINTAH
Pada 2021 pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem di 35 kabupaten prioritas di 7
provinsi dengan 24 kabupaten di antaranya berada di wilayah pesisir. Adapun pada 2022, pemerintah akan
memperluas cakupannya dengan menanggulangi kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten/kota di 25 provinsi dengan
147 kabupaten/kota di antaranya berada di wilayah pesisir.

Wapres K.H. Ma’ruf Amin menuturkan bahwa sebenarnya pemerintah telah memberikan perhatian besar terhadap
upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah pesisir. Menurutnya berdasarkan data Kementerian Keuangan,
anggaran lintas kementerian tahun 2021 untuk berbagai program peningkatan produktivitas dan pemberdayaan di
wilayah pesisir mencapai lebih dari 76 triliun rupiah.

Kemudian, program penanggulangan kemiskinan ekstrem akan dilakukan dengan fokus pada perluasan
pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa program penanggulangan
kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir tidak terpisahkan dari program penanggulangan kemiskinan ekstrem secara
umum, seperti pembangunan infrastruktur dasar, program padat karya tunai, bantuan permodalan dan pembiayaan
UMKM, serta program produktif terkait akses pekerjaan.
Program Yang Akan Dioptimalkan

Kredit Usaha Rakyat


01 SUBSIDI 02 (KUR)

03 Kartu Prakerja 04 Pembangunan Desa

Sumber : www.setneg.go.id
Bagaimana Praktik Governance nya dalam
Program Penanggulangan
Kemiskinan?
OUR SOLUTIONS
Kredit Usaha Rakyat Pembangunan Desa
(KUR) Pembangunan desa merupakan upaya meningkatkan kualitas
hidup masyarakat desa, dalam rangka tersebut maka
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu
program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan pemerintah desa harus menyusun perencanaan pembangunan
kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang desa berdasarkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat,
disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. serta memanfaatkan seluruh potensi atau sumber daya yang
Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan dimiliki sesuai kewenangannya dengan mengacu pada
permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan
UMKM.

Kartu Prakerja SUBSIDI


Program Kartu Prakerja adalah program subsidi adalah bantuan dari pemerintah yang
pengembangan kompetensi kerja dan biasanya disalurkan dalam bentuk tunai hingga
kewirausahaan berupa bantuan biaya yang pengurangan pajak. Subsidi adalah diberikan untuk
ditujukan untuk pencari kerja, pekerja yang terkena meringankan beban masyarakat dan seringkali
PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan dianggap sebagai tujuan kepentingan umum.
kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan
kecil.
Kredit Usaha Rakyat
(KUR)

Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang di


tangani Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Republik Indonesia.
Pemerintah bekerjasama dengan
Perusahaan Perbankan milik negara
(BUMN), Bank Daerah, Perbankan
Swasta hingga Koperasi untuk
Penyaluran KUR.
Kartu Prakerja
Kartu pra kerja menjadi kewenangan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Republik Indonesia. Program Kartu Prakerja adalah program
pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja,
pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan/atau pekerja/buruh
yang membutuhkan peningkatan kompetensi.

Mitra Lembaga
Pembangunan Desa
(Program pembangunan Kampung Nelayan Maju, dan Kampung Perikanan Budidaya)

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan


bahwa untuk membangun Kampung Nelayan Maju, Kementerian KKP telah
berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait, seperti
Kementerian PUPR untuk penyediaan infrastruktur dan perumahan.

KKP akan bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, untuk


penyediaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dengan Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pendidikan dalam hal penyediaan sekolah-sekolah
termasuk Sekolah Menengah Kelautan, serta penyediaan energi kita meminta
kepada Pertamina dan BUMN
SUBSIDI
Dalam Program Subsidi, Banyak stakeholder dari Pemerintah yang terlibat, karena
banyak ragam dalam penyaluran Subsidi. Mulai dari Subsidi dalam bentuk tunai
hingga pengurangan pajak.

Jenis Subsidi ada 2 :


Sebsidi Langsung. Sebsidi Tidak Langsung.
• Bantuan Langsung Tunai (BLT) • Subsidi BBM dan LPG 3 kg
• Kartu Indonesia Sehat (KIS) • Insentif tagihan listrik PLN
• Subsidi Kartu Indonesia Pintar (KIP) • Subsidi cicilan KPR rumah
• paket sembako alias bansos sembako • Kredit Usaha Rakyat (KUR)
• BLT untuk pelaku usaha mikro kecil dan • subsidi pupuk dan benih untuk sektor
menengah (UMKM) pertanian
• Program Keluarga Harapan (PKH)
mengapa perkembangan
publik governance di
indonesia masih berada di
tahap 1.0 ?
karakteristik birokrasi Indonesia saat ini pada dasarnya masih berada pada level
Governance 1.0 yang ditandai dengan orientasi politik yang masih tinggi,
tumpang tindih berbagai program dan kegiatan antar instansi, dan berbagai
proses bisnis yang manual dan terfragmentasi.

E-government 1.0 adalah penerapan e-government tahap pertama. Pada tahap


atau fase ini, penerapan e-government lebih berfokus pada kebutuhan
organisasi pemerintah sendiri. Pada tahap ini, penerapan e-government
ditujukan untuk mencapai efisiensi operasional. Contoh software yang riil
digunakan adalah Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIPKD).
Ada beberapa masalah dasar menuju birokrasi digital. Pertama, tidak adanya standar
struktur dan metadata di kementerian/lembaga/pemerintahan daerah (K/L/pemda) atau
bahkan di tiap unit/bagian di instansi pemerintah tersebut. Hal ini menciptakan struktur
data yang berbeda untuk jenis data yang sama sehingga tidak bisa menjadi dasar satu
data untuk berbagai proses pengambilan keputusan, kebijakan dan program/kegiatan
pembangunan antar K/L/pemda.

Permasalahan terkait data saat ini adalah bahwa data yang ada di berbagai sistem
aplikasi pemerintahan sering kali menimbulkan redundansi, tidak memiliki referensi yang
sama, tidak akurat dan memiliki beragam standar. Hal ini menimbulkan kebingungan
bagi setiap K/L/pemda dalam membuat kebijakan dan program pembangunan, seperti
halnya program penanggulangan kemiskinan dan program penguatan UMKM, mana
data yang benar dan akurat.

Sumber : Prof. Dr. Eko Prasojo, Mag.rer.publ.


Guru Besar Departemen Ilmu Administrasi Negara FIA UI
Masalah kedua adalah pemanfaatan teknologi yang masih terfragmentasi. Banyak sekali
aplikasi yang dibuat K/L/pemda untuk berbagai macam keperluan penyelenggaraan
pemerintahan. Tentu saja ini juga menimbulkan duplikasi dan kesulitan untuk
mengintegrasikan penyediaan layanan. Untuk sistem kepegawaian saja, misalnya, saat ini
terdapat lebih kurang 27.000 aplikasi dan database kepegawaian yang tersebar di 2.700
ruang server milik pemerintah

Dan ketiga, bahwa perkembangan berbagai pelayanan digital di sektor swasta (online
shopping) telah menyadarkan dan memberikan bukti kemudahan dan efisiensi yang diperoleh
melalui teknologi. Tentunya cara berpikir yang harus dikembangkan adalah cara berpikir digital
dan dinamis, bukan cara berpikir analog, step by step dan linier.

Sumber : Prof. Dr. Eko Prasojo, Mag.rer.publ.


Guru Besar Departemen Ilmu Administrasi Negara FIA UI
Rangkuman masalah
1. tidak adanya standar struktur dan metadata di kementerian/lembaga/pemerintahan daerah.
2. pemanfaatan teknologi yang masih terfragmentasi
3. bahwa perkembangan berbagai pelayanan digital di sektor swasta (online shopping) telah
menyadarkan dan memberikan bukti kemudahan dan efisiensi yang diperoleh melalui
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai