Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan perekonomian di pedesaan masih didominasi oleh usaha-usaha skala mikro
dan kecil dengan pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang sarana produksi dan hasil
pertanian, pengolah hasil pertanian, serta industri rumah tangga. Namun demikian, para
pelaku usaha ini pada umumnya masih dihadapkan pada permasalahan klasik yaitu
terbatasnya ketersediaan modal. Sebagai unsur esensial dalam mendukung peningkatan
produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan, keterbatasan modal dapat membatasi ruang
gerak aktivitas sektor pertanian dan pedesaan
Dalam jangka panjang, kelangkaan modal bisa menjadi entrypoint terjadinya siklus rantai
kemiskinan pada masyarakat petani/pedesaan yang sulit untuk diputus. Walaupun insiden
kemiskinan secara faktual tidak dibatasi oleh aspek spatial dan sektoral, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa mayoritas orang miskin berada di daerah pedesaan dan umumnya bekerja
di sektor pertanian. Menurut BPS, jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 mencapai 36,1
juta orang, dan sebanyak 21,3 juta (58,8%) di antaranya bekerja di sektor pertanian
Lemahnya permodalan pelaku ekonomi di pedesaan telah disadari oleh pemerintah dan
akhirnya terdorong untuk meluncurkan beberapa kredit program yang ditujukan kepada
petani dan pengusaha kecil dan mikro sejak Repelita I. Dimulai dengan kredit Bimas pada
tahun 1972, kemudian menyusul kredit program lainnya seperti Kredit Investasi Kecil (KIK),
Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Proyek Peningkatan Pendapatan Petani/Nelayan
Kecil (P4K), Kredit Usaha Tani (KUT) dan sampai saat ini masih berlangsung Kredit
Ketahanan Pangan (KKP). Walaupun pemerintah telah mengimplementasikan bermacam
kredit program, namun capaian hasilnya dipandang masih belum sesuai dengan yang
diharapkan.
Memang diakui, beberapa program telah dapat mencapai tujuannya dalam meningkatkan
produksi misalnya pada komoditas padi), tetapi ada indikasi bahwa kinerjanya tidak
memuaskan terutama pada lembaga keuangan sebagai pelaksana.
Menurut Martowijoyo (2002), lemahnya kinerja lembaga keuangan dapat dilihat dari tiga
aspek, yaitu: (1) rendahnya tingkat pelunasan kredit; (2) rendahnya Moralitas aparat
pelaksana, dan (3) rendahnya tingkat mobilisasi dana masyarakat. Kelemahan tersebut
membawa konsekuensi pada tidak berlanjutnya (unsustainable) lembaga keuangan yang
terbentuk setelah program selesai. Akibatnya, peserta program umumnya akan kembali
mengalami kekurangan modal usaha
.
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang memberikan jasa
pengembangan usaha dan juga pemberdayaan masyarakat. Kegiatan tersebut diaplikasikan
dengan memberikan pinjaman atau pembiayaan kepada masyarakat yang memiliki usaha
berskala mikro, mengelola simpanan, dan memberikan jasa konsultasi pengembangan usaha
yang tidak berorientasi pada profit.
Lembaga keuangan mikro dapat menjadi alternatif khususnya bagi pemilik usaha
mikro, kecil, menengah (UMKM) masyarakat miskin, serta berpenghasilan rendah. Selain
karena LKM diperuntukkan untuk kelompok masyarakat tersebut, fasilitas simpanan,
pinjaman dan pembiayaan yang disediakan LKM lebih menguntungkan.
Sebagai contoh, dalam hal simpanan, masyarakat dapat menabung atau membuka
deposito tanpa harus pergi ke Bank. Sementara untuk pinjaman dan pembiayaan, persyaratan
pengajuan lebih mudah dan jangka waktu pembiayaan mulai dari harian hingga tahunan bisa
didapatkan jika mengajukan di LKM. Satu fasilitas LKM yang tidak dapat diberikan lembaga
keuangan lainnya ialah jasa konsultasi dengan para ahli di bidangnya yang tidak semata
mencari untung.Oleh karena itu, jasa yang ditawarkan oleh LKM tidak selengkap bank serta
tidak boleh terkait dengan kegiatan lalu lintas pembayaran.
LKM adalah – Bagi sebagian orang, merintis sebuah usaha bukan menjadi sebuah pilihan.
Selain karena banyak aspek yang dipelajari agar bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik,
sisi permodalan yang cukup pun dibutuhkan untuk mendukung bisnis dapat terus tegak.
Aspek permodalan inilah yang pada nyatanya menjadi kendala yang lebih sulit diatasi
daripada hal sebelumnya. Oleh karena itu, pemerintah memberikan dukungan melalui
lembaga keuangan yang dibentuknya, yakni lembaga keuangan mikro.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas operasional lembaga keuangan mikro
diatur oleh konstitusi yang berlaku di Indonesia.
Oleh sebab itu, berikut 3 jenis dasar hukum yang menjadi landasan bagi lembaga keuangan
mikro:
Sama halnya dengan lembaga keuangan pada umumnya, lembaga keuangan mikro juga
beroperasi secara konvensional dan juga syariah. Meski tidak berorientasi pada profit, untuk
mendukung keberlangsungannya, lembaga keuangan mikro diperbolehkan menerapkan tarif
dalam menyelenggarakan aktivitasnya. Namun, besar tarif yang dikenakan tidak boleh
melebihi ketentuan dalam peraturan di atas.
Lembaga keuangan mikro yang ada di Indonesia, beroperasi dalam 2 bentuk. Kedua
bentuk LKM tersebut ialah koperasi dan perseroan terbatas (PT) Tidak berhenti disitu,
kepemilikan dari kedua bentuk LKM tersebut juga diatur. Baik koperasi ataupun perseroan
terbatas, keduanya hanya boleh dimiliki oleh warga negara Indonesia (WNI). Lebih detailnya,
badan usaha milik kelurahan, pemerintah daerah kota/kabupaten juga dapat mendirikan
LKM.
Baik secara penuh ataupun hanya sebagian, warga negara dan badan usaha milik asing tidak
boleh mempunyai kepemilikan atas lembaga keuangan mikro yang ada di Indonesia.
Berdirinya lembaga keuangan mikro tentu bukan tanpa tujuan. Untuk memenuhi tujuan
pemerintah, lembaga keuangan mikro memiliki fungsi sebagai berikut:
Sudah menjadi rahasia umum untuk datang kepada rentenir saat membutuhkan permodalan.
Meski sangat menyulitkan dalam hal pembayaran, karena bunga yang diberikan sangat tinggi,
kemudahan pencairan dana menjadi alasan banyak orang yang masih menggunakan alternatif
ini.
Oleh sebab itu, melalui berdirinya lembaga keuangan mikro ini, pemerintah berusaha
menyediakan alternatif lain yang juga menawarkan pencairan dana yang mudah akan tetapi
tanpa bunga yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, lembaga keuangannya pun resmi dan
berbadan hukum, sehingga semakin meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Dengan adanya modal yang cukup dan mudah untuk didapatkan serta dukungan konsultasi
bisnis yang disediakan oleh lembaga keuangan mikro, masyarakat semakin mudah pula untuk
mendirikan dan mengembangkan bisnis mereka.
Semakin meningkat jumlah usaha yang dimiliki oleh masyarakat, tingkat produktivitas tentu
ikut naik. Tidak hanya itu, dengan memiliki usaha sendiri, masyarakat dapat mengontrol
ekonomi mereka sendiri. Sehingga, kemungkinan diperlakukan tidak adil secara ekonomi
dapat diminimalisir.
Pada umumnya, masyarakat yang memiliki pekerjaan di bidang nonformal cukup sering
mendapat upah yang tidak sesuai dengan beban kerja yang telah dilakukan. Sehingga,
pendapatan yang dihasilkan tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Oleh sebab itu, dengan adanya pendampingan dari lembaga keuangan mikro berupa
pendanaan dan konsultasi pengembangan usaha, masyarakat miskin ataupun berpenghasilan
rendah memiliki alternatif lain yang bisa jadi lebih baik untuk dijadikan sumber pendapatan.
Sehingga, kesejahteraan pun dapat membaik
Untuk mewujudkan ketiga tujuan yang telah dipaparkan pada poin sebelumnya, LKM
melakukan beragam kegiatan usaha. Ada 3 kategori kegiatan LKM sebagai berikut:
Pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat
Pengelolaan simpanan dalam bentuk tabungan atau deposito
Pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha, seperti ketrampilan pembukuan,
manajemen arus kas, akuntansi, suku bunga, dan cara mengelola utang.
E. Arisan
Sejarah Arisan
Arisan merupakan fenomena sosial, sebab hampir seluruh penduduk di pelosok
tanah air mengenal yang namanya arisan. Arisan yang berkembang dimasyarakat
memiliki berbagai bentuk, seperti arisan bahan bangunan, arisan perabot
rumah tangga, arisan haji, dan lain-lain. Arisan telah dikenal di Negara Arab
Pengertian Arisan
Arisan merupakan sekelompok orang yang menyerahkan
sejumlah uangkepada ketua arisan secara rutin atau berkala dengan jumlah uang
yang sama,kemudian diundi untuk menentukan siapa yang mendapatkan arisan
tersebut (Hasan,2009). Menurut kamus umum bahasa Indonesia, arisan
adalah kegiatanmengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa
orang kemudiandiundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang
memperolehnya, undiandilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala
sampai semua anggota memperolehnya (Tyas, 2016; Antonio, 2001).
Tujuan Arisan
Arisan sebagai organisasi sosial berarti juga sebagai wadah
yang menanggungindividu
Individu dalam mewujudkan tujuannya. Arisan juga merupakan organisasi
sosial karena didalam-Nya terdapat norma norma masyarakat yang
mengatur pergaulan hidupdengan tujuan untuk mencapai suatu tata-tertib yang
kemudian diwujudkan dalam hubungan antar manusia. Oleh karena itu
arisan sebagai lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan manusia pada dasarnya mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
Arisan sebagai investasi, arisan ini bertujuan untuk menambah
modal usahayang diperoleh dari hasil pengundian
Arisan sebagai alat hutang, arisan ini bertujuan untuk memberikan modal
hutang bagi peserta arisan. Modal yang paling besar dalam arisan ini
adalahkepercayaan antar peserta arisan.
Dapat menjadikan Sosialisasi dengan peserta arisan, ditengah pergeseran
budaya yang semakin individualistis, arisan bisa menjadi salah satu cara
untuk mempererat silaturahmi.
Menumbuhkan kebiasaan untuk menabung, biasanya menabung
uang sendiri lebih sulit dari pada menyisihkan uang sendiri karena adanya
unsur paksaan
Menumbuhkan rasa kesetiakawanan dan mendapatkan pahala dari
Allah SWT,karena telah melakukan kegiatan tolong menolong sesama
dalam bentuk melakukan melakukankerja sama dalam mengumpulkan uang
iuran arisandanmeringan beban sesama manusia