Saat ini hampir terdapat 65 juta usaha mikro yang belum tersentuh bantuan
LKM. Masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah dengan ketersediaan layanan jasa keuangan mikro. Jadi ada
gap dari sisi demand dan supply yang belum dapat dipenuhi oleh kebijakan
publik, khususnya di sektor keuangan. Sampai Desember 2021, lokasi LKM
terpusat di Pulau Jawa (75%) dan sisanya di luar Jawa. Salah satu propinsi
memiiki lebih dari 50% LKM sementara di propinsi lain belum memiliki satu pun
LKM.
Salah satu perubahan signifikan dari rancangan ini adalah mengubah frasa
“lembaga” menjadi suatu sistem (Apex). Apex dalam rumusan ini dimaknai
sebagai suatu sistem pengayom yang mengelola kumpulan dana untuk mengatasi
kesulitan likuiditas, meningkatkan kerjasama pinjaman dan pembiayaan,
memberikan bantuan teknis, dan mencari instrumen keuangan yang lain (ps.1;
angka 7). Selain itu juga memperluas wilayah usaha sampai ke tingkat provinsi
(ps. 5 ayat (2)), dan memperluas stakeholder organisasi masyarakat dan perguruan
tinggi sebagai pemegang saham (ps. 5 ayat 3).