Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

MAKALAH PPAM

“Pengembangan Masyarakat (UMKM)”

Dosen Pengampu:
Iksarudin, SKM.

Disusun Oleh:

Supiyah
NIM PO71241220176

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahma
t, karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Masyarakat (UMKM)” Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan tugas Mata Kuliah. Penyusun menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan ter
laksana tanpa bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah membimbing.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yan
g sebesar-besarnyakepada Bapak Iksarudin, SKM. selaku Dosen pembimbing Mata kuliah
dalam pembuatan Makalah Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat.Rekan-rekan maha
siswa Akademi Kebidanan Poltekkes angkatan 2022. Dengan segala kerendahan hati, penuli
s mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi mengevaluasi peningkatan
makalah ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan di suatu daerah dila
kukan untuk mendorong perubahan, yang sehingga daerah menjadi maju. Sek
arang ini, daerah dituntut untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas umum serta
melakukan pemberdayaan masyarakat daerah. Hal tersebut merupakan tantan
gan yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualita
s suatu daerah yang tidak lepas dari kerjasama antara pihak swasta maupun m
asyarakat. Sejak diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah
an Daerah, di dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemb
erdayaan, dan peran serta masyarakat, untuk meningkatkan daya saing daerah
dengan memperhatikan kekhasan suatu daerah.
Setiap daerah di dalam mengatur urusan Pemerintahan dan kepentinga
n masyarakat setempat perlu adanya partisipasi masyarakat untuk penyelengg
araan pemerintahan dan pembangunan daerah. Penyelenggaraan pemerintah d
alam pembangunan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya den
gan memberdayakan masyarakat untuk mengurangi angka pengangguran dan
kemiskinan.
Pembangunan ekonomi dilakukan dengan pemberdayaan pada Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) karena UMKM merupakan salah satu peng
erak bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang memiliki kontribusi
dalam menciptakan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi 2 masyarakat.
Kehadiran UMKM tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan, tetapi juga d
alam rangka pemerataan pendapatan bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan se
ktor UMKM dapat melibatkan banyak orang dengan beragam usaha. Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam pembanguna
n ekonomi di daerah untuk mengurangi angka pengangguran.
Pemerintah daerah harus memberikan perhatian bagi tumbuh dan kem
bangnya lapangan usaha. Pemerintah daerah harus memberikan kontribusi ya
ng nyata bagi UMKM dalam mempertahankan produk yang ada pada saat ba
nyak serbuan produk impor yang masuk dipasaran dalam negeri. UMKM yan
g banyak tumbuh di berbagai daerah harus dikembangkan oleh pemerintah da
erah, karena menjadi salah satu kunci bagi peningkatan ekonomi daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diuraikan beberapa p
ermasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung Renteng terhadap penge
mbangan usaha UMKM?
2. Bagaimanakah pengaruh pendampingan terhadap pengembangan usaha U
MKM?
3. Bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung Renteng dan pendampin
gan terhadap pengembangan usaha UMKM?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi bagaimana pengembangan masyarakat denga
n adannya UMKM
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung Re
nteng terhadap pengembangan usaha UMKM
b. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pendampingan terhadap pe
ngembangan usaha UMKM
c. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pembiayaan Tanggung Re
nteng dan pendampingan terhadap pengembangan usaha UMKM

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian UMKM
UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun bad
an usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Seperti diatur da
lam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun 2008, sesuai pengertian U
MKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan secara masing-masing melip
uti usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Lebih dalam tentang UM
KM akan dibahas secara lengkap pada artikel ini. Kriteria UMKM (Usaha Mi
kro, Kecil dan Menengah).
Untuk mengetahui jenis usaha apa yang sedang dijalankan perlu mem
perhatikan kriteria-kriterianya terlebih dahulu. Hal ini penitng digunakan unt
uk pengurusan surat ijin usaha kedepannya dan juga menentukan besaran paj
ak yang akan dibebankan kepada pemilik UMKM.

Berikut masih-masing pengertian UMKM dan kriterianya:

1. Usaha Mikro.
Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif ya
ng dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha
mikro. Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang memi
liki kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk bangun
an dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya
paling banyak Rp 300.000.000,
2. Usaha Kecil.
Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independ
en atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan b
ukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. Dikuasai dan di
miliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usa
ha menengah. Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang m
emiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhka
nnya mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya a
ntara Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp 2,5.000.000.000,-.
3. Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif da
n bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta m
enjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil a
tau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur d
engan peraturan perundang-undangan.Usaha menengah sering dikategorik
an sebagai bisnis besar dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemi
lik usaha mencapai lebih dari Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,-
dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tah
unannya mencapai Rp2,5 .000.000,- milyar sampai Rp50.000.000.000,-.

Klasifikasi UKM (Usaha Kecil Menengah) Berdasarkan perkembanga


nnya, UKM di Indonesia dapat dibedakan dalam 4 kriteria, diantaranya:

1. Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai kesemp


atan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai se
ktor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun belu
m punya sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa entr
epreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa kewirausahaan
dan akan bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB).

Ciri-Ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

1. Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa b
erganti sewaktu-waktu
2. Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
3. Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi d
an keuangan usaha masih disatukan
4. Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausah
a yang mumpuni
5. Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
6. Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun seb
agian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
7. Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk
NPWP

Jenis-Jenis UMKM

Seperti yang dijelaskan pada pengertian UMKM yang tertuang dal


am Keppres RI No. 19 Tahun 1998 sebagai kegiatan ekonomi rakyat pada
skala kecil yang perlu dilindungi dan dicegah dari persaingan yang tidak s
ehat. Pada dekade terakhir ini mulai marak bermunculan bisnis UMKM m
ulai dari skala rumahan hingga skala yang lebih besar. Berikut ada 3 jenis
usaha yang termasuk UMKM:

1. Usaha Kuliner
Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi bahkan hin
gga kalangan muda sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang makana
n dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup menja
njikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan.
2. Usaha Fashion Selain makanan,
UMKM di bidang fashion ini juga sedang diminati. Setiap tahun mod
e tren fashion baru selalu hadir yang tentunya meningkatkan pendapat
an pelaku bisnis fashion.
3. Usaha Agribisnis
Siapa bilang usaha agribisnis di bidang pertanian harus bermodalkan t
anah yang luas. Anda bisa memanfaatkan perkarangan rumah yang di
sulap menjadi lahan agrobisnis yang menguntungkan

B. Sasaran
Adapun Sasaran dan Pembinaan yang di harapkan ialah:
1. Meningkatkan Jumlah pengusaha, mencegah dan terwujutnnya usaha yan
g semakin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat
berperan dalam perekonomian nasional.
2. Meningkatkan daya saing pengusaha nasional di pasar dunia
3. Seimbangnnya persebaran Investasi antar sector dan antar golongan
4. Penumbhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha mikro,
Kecil, dan Mencegah berkarya dengan prakarsa sendiri
5. Perwujutan kebijakan public yang transparan, akuntable, dan berkeadilan
6. Pengembangan berbasis potensi usaha mikro, kecil dan menengah
7. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengadilan secara terpad
u
C. Implementasi
Menurut Van Metter dan Van Horn (1975) Implementasi UMKM adalah t
indakan yang dilakukan baik individu individu atau kelompok- kelompok sw
asta yang di harapkan pada tercapainnya tujuan tujuan yang telah digariskan
dalam hasil, adapun hasil menyangkut 3 hal yaitu:
1. Adannya tujuan atau sasaran
2. Adannya aktifitas yang mencapai tujuan
3. Adannya hasil kegiatan

Menurut Dwijowijoto 2018, implementasi prinsipnnya agar sebuah kebijakan


bias mencapai tujuan tidak lebih dan tidak kurang untuk mengimplementasi k
ebijakan pada masyarkat melalui program atau formulasi kebijakan dan dapat
dilihat dari 4 aspek yaitu:

1. Siapa yang mengimplementasikan tersebut


2. Hakikat dari proses administrasi
3. Keputusan atas kebijakan sendiri
4. Efek dan dampak dari implementasi

D. Hasil Yang Di Harapkan


Adapun hasil yang diharapkan tentang pemebrdayaan UMKM melipu
ti:
1. Meewujutkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkemban
g dan berkeadilan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil, dan
menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
3. Meningkatkan peran usaha, Mikro, Kecil, dan menengah dalam pembangu
nan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan, pendapatan, pertumbu
han ekonomi, dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
E. Pembahasan
Melihat paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kesulitan yang dihada
pi UMKM dalam antara lain adalah :
1. Kurang permodalan,
2. Kesulitan dalam pemasaran,
3. Persaingan usaha ketat,
4. Kesulitan bahanbaku,
5. Kurang teknis produksi dan keahlian,
6. Keterampilan manajerial kurang,
7. Kurang pengetahuan manajemen keuangan, dan
8. Iklimusahayang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundangan).

Sedangkan permasalahan yang mendasar yang umumnya dihadapi olehUM


KM dalam mendapatkan permodalan usaha adalah karena prosedur pengajuan yang
sulit, tidak adanya agunan, ketidaktahuan tentang prosedur dan suku bunga tinggi. D
ari beberapa permasalahan yang disebutkan di atas, yangmenjadi masalah internal ha
nyalah faktor ketidaktahuan tentang prosedur sedangkan faktor lainnya adalah adala
h faktor eksternal (sisi kreditor). Jika dilihat dari sisi kreditor( pemodal atau lembaga
pembiayaan), untukmelindungi resiko kredit, menuntut adanya kegiatan bisnis yang
dijalankandengan prinsip-prinsip manajemen modern, ijin usaha resmi serta adanyaj
aminan (collateral).

Perbedaan persfektif antara permasalahan yang dihadapi UMKM dengan ket


entuan yang harus ditaati oleh lembaga penyalur kredit inilah yang menjadi alasan m
endasar mengapa para pelaku UMKMmasihmenemui kesulitan dalam mendapatkan
kredit modal usaha. Melihat kebijakan dan bantuan teknis Bank Indonesia yang suda
hada, maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka memberikanke
mudahan bagi UMKM dalam mendapatkan kredit modal usaha, antara lain:

1. Mengoptimalkan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB)


Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) adalah lembaga atau bagiandari l
embaga yang memberikan layanan pengembangan usaha dalamrangka meningkat
kan kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Lembaga tersebut berb
adan hukum dan bukan lembaga keuangansertadapat memperoleh fee dari jasa la
yanannya. Jasa yang diberikan adalahjasa konsultansi dalam hal manajemen/anali
sis keuangan agar terjadi kemitraan dengan bank atau terjadinya penyaluran dana
bank kepadaUMKM tersebut. Dalam hal ini termasuk pendampingan pada saat m
enyusun proposal kredit, menghubungkan ke lembaga pembiayaan/bankdan mela
kukan monitoring sejak saat pencairan kredit sampai padapelunasan kredit sesuai
jangka waktu yang diperjanjikan.
Fungsi dan tanggung jawab KKMB adalah melakukan pembinaandanpenge
mbangan terhadap UMKM. Pembinaan disini dimaksudkan adalahmerupakan sat
u kesatuan proses yang di dalamnya mencakup tiga unsur yaitu menumbuhkan, m
emelihara dan megembangkan. Proses pelaksanaan pembinaan oleh KKMB dilak
ukan secara partisipatif, bahwa segala sesuatuyang berhubungan dengan pembina
an (materi, metode dll) harus selalubertumpu pada kebutuhan UMKM, oleh karen
anya hubungan kerja antaraKKMB dengan UMKM bukanlah sebagai atasan dan
bawahanatauhubungan antara pembina dengan yang dibina. Hubungan yang terja
linadalah sejajar dan KKMB disini berperan sebagai motivator bagi UMKM. Ben
tuk kegiatan pembinaan dan pengembangan disini adalahmelakukan pendamping
an terhadap UMKM dengan memberikan bantuanteknis berupa pelatihan sesuai k
ebutuhan, arahan dan konsultasi. Untukmelakukan kegiatan tersebut seorang KK
MB dalam pelaksanaannyadi lapangan berpedoman pada beberapa langkah sebag
ai berikut :
a. Melakukan identifikasi pada calon nasabah UMKMdi wilayah/sentra/pop
ulasi usaha
b. Menentukan kelompok bila memperoleh calon nasabah mikro dalamrang
ka efisiensi
c. Menyusun proposal kredit (usaha mikro) atau Kelayakan usaha ( usahake
cil dan menengah)
d. Menghubungkan nasabah UMKM tersebut dengan perbankan
e. Melakukan monitoring dan pendampingan pasca penerimaan kredit Diha
rapkan dengan adanya optimalisasi peran dari KKMB, persyaratan dan pr
osedur yang ditetapkan oleh Lembaga penyalur kredit, tidak lagi menjadi
kendala bagi UMKM dalam mendapatkan kredit modal usaha. Keberhasi
lan dari pendekatan ini akan nampakdari meningkatnya jumlah UMKM y
ang bankable dan memperoleh kredit modal usaha, dan mampunya KKM
B beroperasi secara bisnis (salingmenguntungkan) sehingga dapat membi
ayai dirinya sendiri.
2. Mensosialisasikan Pola Pembiayaan Bagi Hasil atau Pembiayaan Modal Ven
tura Bagi beberapa UMKM
UMKM yang merasa terbebani dengan suku bungatinggi, kebutuhan modal
usaha dapat diajukan ke lembaga pembiayaanyang menerapkan pola kerjasama d
engan bagi hasil. Dimana returnyangdiberikan UMKM sesuai dengan hasil yang
didapatkan UMKMpada saat itu sehingga UMKM tidak terbebani dengan tingkat
suku bunga yangtinggi. Lembaga pembiayaan yang menerapkan pola bagi hasil a
dalahPerusahaan Pembiayaan Modal Ventura dengan konsep bagi hasil murni ata
upun bagi hasil terkelola. Dari segi karakteristik Modal Ventura yang bersifat Gai
nRisk(cenderung lebih berani mengambil resiko), pembiayaan ini memiliki prose
dur yang lebih longgar dan lebih mengutamakan prospek dan potensi usaha UMK
M dalam pengembangannya. Pembiayaan ini dapat dilakukandalam jangka waktu
pendek maupun panjang (maksimal 4 tahun).
Pembiayaan Modal Ventura tidak hanya menyalurkan dana-dana yangberasa
l dari pemegang saham dan pinjaman perbankan tetapi juga ikut menyalurkan dan
a-dana program pemerintah dengan rate yang lebih murahdaripada rate kredit ko
mersil. Adapun dana-dana programyang disalurkanoleh perusahaan Modal Ventu
ra antara lain seperti dana LPDB (LembagaPengelola Dana Bergulir) dan Dana P
KBL (Program Kemitraaan Bina Lingkungan) dari PT. Bahana Artha Ventura da
n LPEI (Lembaga Pengelola Ekspor Indonesia) Diharapkan dengan digiatkannya
sosialisasi pembiayaan modal ventura, UMKM yang memiliki permasalahan dala
m hal bunga kredit tetapmendapatkan kredit modal usaha baik dalam bentuk kerj
asama pembiayaanpola bagi hasil ataupun kredit program LPDB dan PKBL.
3. Meningkatkan peran serta Lembaga Penjaminan Kredit Alternatif
Lembaga Penjaminan Kredit Alternatif lain yang dapat digunakan untuk me
ngatasi permasalahanperkreditan UMKM adalah skim penjaminan kredit. Dalams
kimtersebut, Bank dan Perusahaan Penjamin membuat suatu perjanjian kerjasama
penjaminan kredit. UMKM yang membutuhkan tambahan modal dari lembaga pe
nyalur kredit mengajukan penjaminan kepada PerusahaanPenjamin dan mengajuk
an kredit kepada Bank. Apabila hasil analisiskelayakan, usaha dinyatakan layak
(feasible), namun tidak layak dari sudut pandang perbankan karena ketidakcukup
an agunan (tidak bankable), makabank mengajukan penjaminan kepada Perusaha
an Penjamin. SelanjutnyaPerusahaan Penjamin akan melakukan analisa kelayaka
n.
Apabila Kredit tersebut dinyatakan layak untuk dijamin, maka Perusahaan P
enjaminakanmemberikan penjaminan kepada usaha kecil yang dinyatakan dalam
bentukSertfikat Penjaminan. Atas penjaminan yang diberikan tersebut, usaha keci
l yang dijamin harus membayar fee penjaminan kepada PerusahaanPenjamin. Ap
abila kredit yang dijamin mengalami kemacetan, maka PerusahaanPenjamin akan
melakukan pengecekan, apakah kondisi yang ada memenuhi persyaratan dan kete
ntuan yang telah disepakati oleh Perusahaan Penjamindengan Bank.
a. Apabila segala persyaratan telah terpenuhi, maka PerusahaanPenjamin akan m
elakukan pembayaran klaim. Selanjutnya, PerusahaanPenjamin berhak menda
patkan piutang subrogasi sebesar porsi kredit yangdijamin. Setelah pembayara
n klaim dilakukan, Bank masih tetap harusmelakukan penagihan sampai deng
an hutang tersebut lunas. Hasil penagihan tersebut dibagi secara proporsional
antara Perusahaan Penjamindan Bank sesuai dengan persentase penjaminan kr
edit. Dengan adanyapenjaminan kredit tersebut, maka : Pengajuan kredit oleh
usaha kecil yang sebelumnya tidak memenuhi persyaratan perbankan menjadi
bankable, sehingga UMKMdapat mengembangkan usahanya.
b. Risiko Bank menjadi berkurang, karena sebagian telah dialihkanmenjadi risik
o Perusahaan Penjamin. Dengan terpenuhinya kecukupanagunan dan berkuran
gnya risiko, maka kemungkinan terjadinyapenolakan proposal pinjaman menj
adi lebih kecil.
c. Perusahaan Penjamin juga melakukan kelayakan dan pengendalianataskredit y
ang dijamin. Dengan adanya dan pengendalian dari dua pihakyang berlainan d
iharapkan risiko dapat lebih diminimalkan.dan
d. Perusahaan Penjamin akan mendapatkan pendapatan fee penjaminan. Diharap
kan dengan adanya skim penjaminan kredit bagi UMKMini, maka para UMK
M yang mengalami permasalahan dalamhal agunan dapat teratasi karena adan
ya jaminan dari lembaga penjamin kredit. Pihak lembagapenyalur kredit pun a
kan merasa kebih aman dalam menyalurkan kreditnyakepada UMKM
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
UMKM sangat dominan dibandingkan dengan kelompok skala usah
alainnya. Di samping itu, peran usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja rel
atif besar. Sehingga pengembangan usaha merupakan langkah strategis dala
mmeningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasio
nal. Lebih dari 50% UMKM mengalami kesulitan permodalan. UMKMyang
memanfaatkan sumber permodalan eksternal dari lembaga penyalur kredit h
anya sebesar 17,50%. Alasan UMKM belum memanfaatkan kredit sebagian
besar adalah faktor kebijakan, persyaratan dan tingkat suku bunga kredit yan
gcukup tinggi. Untuk itu dalam rangka lebih mengembangkan UMKM, mak
a adabeberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain adalah
1. Mengoptimalkanperan KKMB dalam membina dan melakukan pendampi
ngan para UMKMprospek yang akan mengajukan permohonan kredit usa
ha,
2. mensosialisasikanpembiayaan bagi hasil atau modal ventura,
3. Meningkatkan peranserta lembaga penjamin kredit untuk para UMKM pr
ospek yang terbentur akanadanya persyaratan agunan. Diharapkan denga
n dilaksanakannya strategi- strategi di atas, para UMKM prospek tidak la
gi mengalami kesulitan dalamhal pengajuan kredit modal usaha dari Lem
baga Penyalur Kredit.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, S.L 2017,


Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura DalamMengem
bangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi danKeuangan,B
adan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan KerjasamaInternas
ional.
Mulyati, S.T. S, 2019.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Bank Indonesiadalam
Mendukung Pelayanan Keuangan yang Berkelanjutanbagi Us
aha Mikro, Kecil dan Menengah. Deputi Direktur Direktorat P
engawasan Bank Perkreditan Rakyat.
Winarni, S. 2019.
Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui PeningkatanAks
esibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII,
2019.

Anda mungkin juga menyukai