Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA

NOTA DINAS
NOMOR 250/KU.01.03/Dt.4.2/T/07/2022

Yth. : Kepala Biro Perencanaan, Organisasi dan Tata Laksana


Dari : Plh. Direktur Ketenagakerjaan
Hal : Permohonan Pembiayaan Kegiatan Telaah Konsep Perumusan
Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi Tahun Anggaran 2022
Tanggal : 20 Juli 2022

Sehubungan dengan meningkatnya ketergantungan pemerintah daerah atas bantuan


pemerintah pusat di bidang ketenagakerjaan, khususnya dalam hal usulan pembangunan
Balai Latihan Kerja (BLK), kami bermaksud melakukan kegiatan Telaah Konsep Perumusan
Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi. Hasil telaah tersebut akan kami pergunakan
sebagai bahan perumusan kebijakan yang dapat mengurangi ketergantungan dan
meningkatkan tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana amanat UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah.
Bersama nota dinas ini kami sampaikan bahwa dengan terbatasnya anggaran
Direktorat Ketenagakerjaan TA 2022, kami menyampaikan permohonan dukungan anggaran
dari Saudara untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud sebesar Rp300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah) sesuai dengan kebutuhan yang dimuat dalam Kerangka Acuan Kerja/Term of
Reference terlampir.

Demikian disampaikan. Atas kerja sama dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima
kasih.

Muhammad Cholifihani

Tembusan:
1. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Lampiran Nota Dinas
Nomor : 250/KU.01.03/Dt.4.2/T/07/2022
Tanggal : 20 Juli 2022

KERANGKA ACUAN KERJA TENAGA AHLI


TELAAH KONSEP PERUMUSAN PEMBIAYAAN MANDIRI FASILITASI PELATIHAN
VOKASI TAHUN ANGGARAN 2022
A. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional dimaksudkan untuk menjamin masyarakat memenuhi


kebutuhan dasar dan mendapatkan kesejahteraan di samping sebagai upaya demi mencapai
cita-cita luhur pendiri bangsa sesuai amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Pembangunan nasional sendiri diharapkan dapat menerapkan beberapa prinsip seperti:
berkeadilan, berkelanjutan, visioner, dan kolaboratif. Selain itu, pembangunan juga harus
memperhatikan keberlanjutan lingkungan, pemerataan ekonomi, dan kesetaraan gender.
Salah satu aspek pembangunan yang menjadi fokus dan prioritas adalah peningkatan sumber
daya manusia (SDM). Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, pelatihan
vokasi menjadi strategi untuk menyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing dan unggul.

Pelatihan vokasi adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh,


meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos
kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi
jabatan atau pekerjaan untuk bekerja dan/atau berwirausaha (Perpres No. 68 tahun 2022
tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi). Pelatihan vokasi menjadi salah
satu instrumen kebijakan penting khususnya dalam rangka menunjang pembangunan di
tingkat daerah serta memanfaatkan potensi ekonomi lokal. Pelatihan vokasi juga memiliki
peran strategis dan berada di posisi terdepan dalam penanganan usia kerja dan mendidik
mereka menjadi tenaga terampil, profesional, dan memiliki daya kompetitif yang tinggi yang
akan meningkatkan daya saing bangsa. Peran pelatihan vokasi (bersama pendidikan vokasi)
menjadi semakin penting mengingat saat ini kelompok penduduk usia produktif (usia 15-60
tahun) sedang menuju proporsi tertinggi atau sering diistilahkan dengan “bonus demografi”
yang dapat dimaknai sebagai potensi meskipun saat yang sama juga dapat menjadi beban
dan “bencana demografi” karena memerlukan penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak
dibandingkan biasanya.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelatihan vokasi melalui


revitalisasi pelatih vokasi dengan tujuan (1) Meningkatkan akses, mutu, dan relevansi
penyelenggaraan pelatihan vokasi dengan kebutuhan pasar kerja; (2) Mendorong
pembangunan keunggulan spesifik masing-masing lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sesuai potensi daerah dan kebutuhan pasar kerja; dan (3) Melakukan penguatan
sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja,
dan pemangku kepentingan lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah harus berperan aktif termasuk dalam hal
ini melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan ke dalam
dokumen pelaksanaan anggaran pada masing-masing Kementerian Negara/Lembaga yang
memiliki kegiatan vokasi. Saat ini kegiatan pelatihan vokasi tersebar di 17 K/L dengan
perkiraan anggaran sebesar 0,7 persen dari total APBN atau sekitar 3,4 persen dari total
anggaran pendidikan.

Sejalan dengan Perpres No. 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi
dan Pelatihan Vokasi, maka dibutuhkan pembangunan keunggulan spesifik di masing-masing
lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai potensi daerah dan kebutuhan pasar
kerja serta melakukan penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dunia industri, dunia kerja (DUDIKA) dan pemangku kepentingan lainnya dalam
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia/tenaga kerja Indonesia. Dalam
Perpres 68/2022 Kementerian Ketenagakerjaan diarahkan menjadi koordinator dalam
pelaksanaan kegiatan vokasi.

Selama ini kualitas kegiatan pelatihan vokasi di tingkat daerah masih kurang berjalan
optimal karena keterbatasan alokasi anggaran dan prioritas pembangunan di tingkat Daerah
yang masih berkutat pada sektor lain. Sebagian besar BLK milik daerah mengandalkan
bantuan paket pelaksanaan kegiatan pelatihan dari Pusat. Dari sebanyak 309 BLK milik
pemerintah daerah (berstatus UPTD) hanya 172 yang termasuk dalam kategori mapan dan
potensial berkembang (hasil pendataan LD UI Tahun 2019), sebagian yang lain masih
tergolong tidak potensial dan potensial terkendala.

Di sisi lain, lembaga pelatihan milik swasta (yang menawarkan kursus pengembangan
diri dan pelatihan berbasis kompetensi) mampu bertahan dan sebagian dapat berkembang
pesat. Sebenarnya, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 7 Tahun 2012 telah mengatur kaidah kerja sama Penggunaan BLK oleh Swasta adalah
pemanfaatan sumber daya pelatihan BLK yang meliputi sumber daya manusia, program,
sarana dan prasana. Namun demikian, diduga masih terdapat kendala regulasi dalam
merealisasikan muatan tentang pembiayaan dan administrasi keuangan, khususnya
mengenai Badan Layanan Umum (BLU) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Guna menjamin keberlanjutan kegiatan pelatihan vokasi dan peningkatan kualitas


kegiatan pelatihan vokasi di Pusat dan Daerah, perlu dirumuskan suatu strategi pembiayaan
mandiri bagi operasionalisasi fasilitas pelatihan vokasi (termasuk BLK milik Pusat dan
Daerah).
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan pelaksanaan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi


adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan dan isu strategis terkait pembiayaan BLK milik Pusat
dan Daerah;
2. Menginventarisasi modalitas pembiayaan mandiri dan pembiayaan kreatif untuk
operasionalisasi BLK milik Pusat dan Daerah;
3. Menghimpun masukan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan organisasi
masyarakat, terkait pembiayaan BLK milik Pusat dan Daerah;
4. Menyusun konsep pembiayaan mandiri pada BLK milik Pusat dan Daerah.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup tema kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan


Vokasi adalah:

1. Identifikasi dan pemetaan praktik baik operasionalisasi BLK di Pusat dan Daerah.
2. Identifikasi regulasi dan peraturan pelaksanaan operasionalisasi BLK di Pusat dan
Daerah.
3. Identifikasi sumber pembiayaan non-APBN dan non-APBD untuk BLK di Pusat dan
Daerah.
4. Penyusunan proses bisnis pembiayaan mandiri BLK Pusat dan Daerah.
5. Penyusunan mekanisme governance risk compliance (GRC) sebagai penguatan
aspek akuntabilitas dan transparansi operasionalisasi BLK di Pusat dan Daerah.

Ruang lingkup wilayah (locus) yang akan menjadi lokasi kegiatan Perumusan
Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi meliputi empat provinsi, yaitu: Sumatera
Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur.

D. KELUARAN

Hasil kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi adalah:

1. Dokumen konsep pembiayaan mandiri BLK di Pusat dan Daerah yang menjadi acuan
penyusunan peraturan operasionalisasi BLK di Pusat dan Daerah.
2. Dokumen analisis biaya-manfaat untuk implementasi pembiayaan mandiri
operasionalisasi BLK di Pusat dan Daerah.
E. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Vokasi


meliputi beberapa kegiatan diskusi/FGD dengan berbagai pemangku kepentingan baik dari
internal Kementerian PPN/Bappenas, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, kalangan
industri, dunia usaha, dan dunia kerja (DUDIKA), pengelola lembaga kursus dan pelatihan,
pengelola lembaga pelatihan kerja, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Awal kegiatan dimulai dari tinjauan pustaka mencakup kondisi pengelolaan BLK
terkini, contoh praktik baik pembiayaan mandiri di negara lain, dan catatan penting bagi
perumusan konsep pembiayaan mandiri BLK Pusat dan Daerah.

F. PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan ini akan dilaksanakan secara swakelola oleh Direktorat Ketenagakerjaan


Kementerian PPN/Bappenas dan dibantu oleh 3 (tiga) Tenaga Ahli yang kompeten di bidang
terkait dengan durasi kontrak 6 (enam) bulan. Rincian tim pelaksana untuk melanjutkan
kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bergelar minimal Sarjana, dengan pengalaman di bidang ekonomi pembangunan,


kebijakan publik, dan/atau ketenagakerjaan selama lebih dari 5 (lima) tahun;
2. Memahami isu-isu di bidang ketenagakerjaan yang mencakup sisi kondisi
ketenagakerjaan di Indonesia, pendidikan dan pelatihan vokasi dan kualitas SDM, dan
kegiatan/program lainnya yang berkaitan dengan isu ketenagakerjaan;
3. Memiliki kemampuan menulis yang baik, berpengalaman dalam penulisan formal dan
dokumen resmi, seperti dokumen rekomendasi kebijakan atau dokumen strategis
lainnya;
4. Memiliki keterampilan komunikasi dan interpersonal yang baik dalam memfasilitasi
rapat konsultasi dengan pemangku kepentingan.

G. TUGAS TENAGA AHLI

Tugas tenaga ahli kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Vokasi sebagai
berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan dan isu strategis terkait pembiayaan BLK milik Pusat
dan Daerah
2. Mengidentifikasi dan pemetaan untuk praktik baik operasionalisasi BLK di Pusat dan
Daerah
3. Mengidentifikasi regulasi dan peraturan pelaksanaan operasionalisasi BLK di Pusat
dan Daerah
4. Mengidentifikasi sumber pembiayaan non-APBN dan non-APBD untuk BLK di Pusat
dan Daerah
5. Menyusun kerangka kerja pelaksanaan kegiatan pada bulan - bulan 2022
6. Menyusun proses bisnis pembiayaan mandiri BLK Pusat dan Daerah
7. Menyusun mekanisme governance risk compliance (GRC) sebagai penguatan aspek
akuntabilitas dan transparansi operasionalisasi BLK di Pusat dan Daerah.
8. Melakukan analisis terkait implementasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi
9. Melakukan serangkaian pertemuan, konsultasi, dan wawancara dari para pihak terkait
demi mendapatkan informasi yang kredibel terkait kegiatan
10. Menyusun laporan bulanan perkembangan pelaksanaan kajian analitis
11. Memberikan rekomendasi perumusan kebijakan berdasarkan hasil analisis yang
relevan dengan kondisi ketenagakerjaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang
12. Menyusun laporan awal, laporan tengah, laporan akhir pelaksanaan kajian analitis
13. Mempresentasikan hasil pelaksanaan kajian analitis pada akhir pelaksanaan evaluasi
kegiatan kepada Direktorat Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas

H. JADWAL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi ini


akan dimulai pada bulan September s/d Desember 2022 (empat bulan) dengan tahapan
kegiatan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. berikut:

Tabel 1.
Jadwal Kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas Pelatihan Vokasi

No Keterangan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan Kegiatan

2 Kunjungan/Diskusi
Dengan K/L

3 Koordinasi ke Daerah
4 Diskusi
Terbatas/FGD/Seminar

5 Konsinyering

6 Penyusunan Laporan
Awal

7 Penyusunan Laporan
Tengah

8 Penyusunan Laporan
Akhir

I. PEMBIAYAAN

Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan Perumusan Pembiayaan Mandiri Fasilitas


Pelatihan Vokasi dilaksanakan secara swakelola di bawah koordinasi Direktorat
Ketenagakerjaan dari APBN TA 2022 sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk
masing-masing tenaga ahli atau sebesar Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) untuk ketiga
tenaga ahli.

Jakarta, 21 Juli 2022

Plh. Direktur Ketenagakerjaan

Muhammad Cholifihani

Anda mungkin juga menyukai