Anda di halaman 1dari 15

USULAN TEKNIS

Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten


Bekasi

Bab 04

TANGGAPAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

4.1 PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
4.1.1 Umum
Dengan mengacu pada KAK diharapkan dapat memberikan masukan bagi kegiatan
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi. Kunci
keberhasilan pekerjaan ini tergantung pada 6 hal, yaitu:
1. Kualitas pemahaman terhadap isi kandungan atau substansi pekerjaan.
2. Pemahaman terhadap maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan.
3. Ketepatan dalam mengidentifikasi permasalahan.
4. Menguasai permasalahan dan kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
5. Tingkat kepakaran dan kemampuan personil dalam menyelesaikan pekerjaan.
6. Kualitas kerjasama dengan instansi dan stakeholder terkait guna menunjang
keberhasilan pekerjaan.
Berdasarkan kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Kajian Prioritas Bisnis
dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi, pada prinsipnya konsultan telah
memahami lingkup dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dengan mendasarkan
kepada pengalaman pekerjaan konsultan, diharapkan pekerjaan ini akan dapat
terselesaikan dengan baik.
Hal ini sangat ditentukan oleh kapabilitas dan konsolidasi internal yang kuat di
dalam intern organisasi konsultan, serta didukung oleh koordinasi dengan pihak
pemberi kerja dalam melaksanakan kegiatan Kajian Prioritas Bisnis dan
Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi.

4-1
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

4.1.2 Kedudukan Kerangka Acuan Kerja


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa
(konsultan) yang memuat maksud, tujuan, sasaran, keluaran dan proses yang harus
dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas.
Dengan penugasan ini diharapkan konsultan dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK.
Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah dokumen yang menjelaskan
tentang keinginan-keinginan pemberi pekerjaan yang harus dipenuhi oleh penyedia
jasa (konsultan). Selama proses pelaksanaan pekerjaan, pemberi pekerjaan akan
terus memantau kinerja penyedia jasa dengan menggunakan Kerangka Acuan Kerja
sebagai tolok ukur, baik pemberi pekerjaan maupun penyedia jasa, kedua belah
pihak terikat kepada kerangka acuan kerja.
Pemberi pekerjaan tidak boleh menuntut kinerja penyedia jasa di luar lingkup
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, sebaliknya
penyedia jasa tidak boleh mengelak dari kewajiban yang telah ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja. Untuk menghindari ketidak serasian hubungan kerja antara
pemberi pekerjaan dengan penyedia jasa maka antara pemberi pekerjaan dengan
penyedia jasa harus mempunyai pemahaman yang sama terhadap isi kerangka
acuan. Dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman yang sama terhadap
kerangka acuan kerja maka penyedia jasa (konsultan) mencoba memahami dan
memberi tanggapan terhadap kerangka acuan kerja yang telah diterima.

4.1.3 Pemahaman Latar Belakang


Latar belakang pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD
Kabupaten Bekasi sebagaimana diuraikan di dalam KAK adalah sebagai berkut:
Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Daerah memerlukan
langkah dan upaya untuk menambah sumber pendapatan daerah guna
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kegiatan pembangunan dalam
bidang perekonomian. Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian
daerah dan pelayanan kepada masyarakat, perlu diciptakan suatu iklim usaha
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan
bertanggung jawab, dengan upaya-upaya dan usaha untuk menambah dan
mengembangkan sumber pendapatan asli daerah.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan memupuk sumber
pendapatan daerah adalah dengan melakukan penyertaan modal pada Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD). BUMD memiliki kedudukan sangat penting dan
strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi. Oleh karena itu, BUMD perlu
dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi kekuatan ekonomi
yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah.
Berdasarkan Pasal 304 ayat (1) UU 23/2014 dinyatakan bahwa Daerah dapat
melakukan penyertaan modal pada badan usaha milik negara dan/atau BUMD,
penyertaan modal Daerah dapat dilakukan untuk pembentukan BUMD dan
penambahan modal BUMD, dan penyertaan modal Daerah dapat berupa uang
dan barang milik Daerah.

4-2
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

Berdasarkan peraturan perundang-undangan dinyatakan bahwa setiap


penyertaan modal atau penambahan penyertaan modal kepada perusahaan
daerah harus diatur dalam perda tersendiri tentang penyertaan atau
penambahan modal.
Penyertaan modal Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang
akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah tentang penyertaaan modal daerah. Penyertaan modal oleh
Pemerintah Daerah bersumber dari APBD tahun anggaran berjalan pada saat
penyertaan atau penambahan penyertaan modal tersebut dilakukan.
Penyertaan modal Pemerintah Daerah dapat berasal dari APBD dengan syarat
APBD diperkirakan surplus, dan barang milik daerah. Konsekuensi dari
penyertaan modal Pemerintah Daerah yang dilakukan dalam bentuk uang dan
barang milik daerah merupakan bentuk investasi Pemerintah Daerah pada
badan usaha BUMD dengan mendapatkan hak kepemilikan, sehingga terjadi
pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang semula merupakan
kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada BUMD. Terdapat berbagai
pengaturan yang perlu diperhatikan mengenai penyertaan modal Pemerintah
Daerah ini, seluruh peraturan tersebut perlu diperhatikan agar penyertaan
modal memenuhi asas-asas fungsional, kepastian hukum, efisiensi,
akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


Program pemberdayaan ekonomi dan peningkatan jaminan social masyarakat
daerah sudah semenjak lama dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai
program. Namun upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan
sebagaimana diinginkan bersama. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
program-program ini dimasyarakat, beberapa hal diantaranya adalah:
1. Program pemberdayaan ekonomi yang masih bersifat parsial dan sektoral,
2. Mensyaratkan pembentukan lembaga (unit pelaksana), yang tidak jarang
tugas dan fungsinya tidak jauh berbeda dengan lembaga yang dibentuk
pada program yang lain,
3. Berusia pendek dan belum bersifat berkelanjutan, jika program berakhir
maka berakhir juga kerja lembaga tersebut Permasalahan ego-sektoral
dari lembaga-lembaga tersebut tidak jarang menjadi permasalahan baru
di daerah.
Daripada bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat, tidak
jarang lembaga ekonomi tersebut harus tumpang tindih dengan lembaga ekonomi
yang lain. Hal ini lebih disebabkan karena keberadaan lembaga-lembaga tersebut
yang dibentuk melalui intervensi pemerintah, akibatnya justru menghambat daya
kreativitas dan inovasi masyarakat daerah dalam mengelola dan menjalankan
mesin ekonomi di pedaerahan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di
pedaerahan tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap
bantuan pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian.

4-3
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

Belajar dari kurang efektifnya pelaksanaan program yang sudah ada, satu
pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimuli dan menggerakkan roda
perekonomian di pedaerahan adalah melalui penyatuan pengelolaan kelembagaan
ekonomi yang ada. Asset ekonomi yang ada didaerah harus dikelola sepenuhnya
oleh masyarakat daerah. Bentuk kelembagaan sebagaimana disebutkan di atas
dinamakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Badan usaha ini sesungguhnya telah
diamanatkan di dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(bahkan oleh undang-undang sebelumnya, UU 22/1999) dan Peraturan Pemerintah
(PP) no. 71 Tahun 2005 Tentang Daerah. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada Pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Daerah dapat
mendirikan Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan kebutuhan dan potensi
daerah”. Disebutkan pula bahwa tujuan pendirian BUMD antara lain dalam
rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PADaerah). Saragi (2004) dalam
bukunya menyebutkan ada 5 tujuan pembentukan BUMD yaitu:
a. Peningkatan kemampuan keuangan daerah,
b. Pengembangan usaha masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan,
c. Mendorong tumbuhnya usaha masyarakat,
d. Penyedia jaminan sosial, dan
e. Penyedia pelayanan bagi masyarakat daerah

BUMD merupakan pilar kegiatan ekonomi di daerah yang berfungsi sebagai


lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). BUMD
sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui
kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga
komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal
(barang dan jasa) ke pasar. Dalam menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan
efektifitas harus selalu ditekankan. BUMD sebagai badan hukum, dibentuk
berdasarkan tata perundang-undangan yang berlaku, dan sesuai dengan
kesepakatan yang terbangun di masyarakat daerah. Dengan demikian, bentuk
BUMD dapat beragam di setiap daerah di Indonesia. Ragam bentuk ini sesuai
dengan karakteristik lokal, potensi, dan sumberdaya yang dimiliki masing-masing
daerah. Pengaturan lebih lanjut tentang BUMD diatur melalui Peraturan Daerah
(Perda).
Sebagaimana dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Oleh
karena itu, setiap Pemerintah Daerah dapat mendirikan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Namun penting disadari bahwa BUMD didirikan atas prakarsa masyarakat
didasarkan pada potensi yang dapat dikembangkan dengan menggunakan
sumberdaya lokal dan terdapat permintaan pasar. Sedangkan tugas dan peran
Pemerintah adalah melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat
daerah melalui pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten tentang arti
penting BUMD bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui pemerintah
daerah masyarakat dimotivasi, disadarkan dan dipersiapkan untuk membangun
kehidupannya sendiri. Pemerintah memfasilitasi dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan dan pemenuhan lainnya yang dapat memperlancar pendirian BUMD.
Selanjutnya, mekanisme operasionalisasi diserahkan sepenuhnya kepada
masyarakat daerah. Untuk itu, masyarakat daerah perlu dipersiapkan terlebih
dahulu agar dapat menerima gagasan baru tentang lembaga ekonomi yang

4-4
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

memiliki dua fungsi yakni bersifat sosial dan komersial. Dengan tetap berpegang
teguh pada karakteristik daerah dan nilai-nilai yang hidup dan dihormati. Maka
persiapan yang dipandang paling tepat adalah berpusat pada sosialisasi,
pendidikan, dan pelatihan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
peningkatan standar hidup masyarakat daerah (Pemerintah Daerah, BPD, tokoh
masyarakat/ketua suku, ketua-ketua kelembagaan di pedaerahan).
Melalui cara demikian diharapkan keberadaan BUMD mampu mendorong
dinamisasi kehidupan ekonomi di pedaerahan. Peran pemerintah daerah adalah
membangun relasi dengan masyarakat untuk mewujudkan pemenuhan standar
pelayanan minimal (SPM), sebagai bagian dari upaya pengembangan komunitas
(development based community) daerah yang lebih berdaya.

4.1.4 Pemahaman Makud, Tujuan dan Sasaran


4.1.4.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal
BUMD Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK adalah:
“kajian evaluasi kinerja ini diharapkan dapat dirumuskan rekomendasi
kebijakan bagi pemerintah untuk meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) di Kabupaten Bekasi dan dapat memberikan manfaat
bagipeningkatan penerimaan daerah maupun bagi perbaikan kinerja
perusahaan secara lebih optimal dimasa yang akan datang”.

4.1.4.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal
BUMD Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK adalah:
Tujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah untuk meningkatkan:
1. sumber Pendapatan Asli Daerah;
2. pertumbuhan ekonomi;
3. pendapatan masyarakat;
4. penyerapan tenaga kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penyertaan modal Pemerintah Daerah
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang transparan
dan akuntabel.

4.1.4.3 Sasaran
Target/sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pengadaan jasa konsultansi
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi:
Target/sasaran yang ingin dicapai terkait dengan pengadaan jasa konsultansi
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi adalah
tersedianya pedoman untuk memberikan panduan bagi pemangku kepentingan

4-5
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

dalam pengadaan Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten


Bekasi.

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


Konsultan memandang bahwa maksud, tujuan dan sasaran merupakan satu
kesatuan yang berjenjang. Dalam hal ini konsultan menilai maksud, tujuan dan
sasaran yang tercantum dalam KAK sudah dapat dimengerti.
Berdasarkan maksud, tujuan dan sasaran yang telah dijelaskan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK), maka konsultan memahami bahwa tujuan dari pekerjaan ini
pada intinya adalah untuk “Membantu Pemerintah Daerah dalam menyusun konsep
rencana dalam pemberdayaan masyarakat pedesaan di Kabupaten Bekasi’.
Oleh sebab itu, konsultan akan bertindak dengan fokus tindakan lebih
mengedepankan pencapaian pembuatan konsep yang ideal tentang konsep
prioritas bisnis dan penyertaan modal BUMD Kabupaten Bekasi.

4.1.5 Pemahaman Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal
BUMD Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK adalah sebagai
berikut.

4.1.5.1 Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD
Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK terdiri atas:
Untuk ruang lingkup pekerjaan dalam melakukan evaluasi kinerja BUMD
Kabupaten Bekasi, difokuskan pada 3 (Tiga) Perusahaan daerah, yaitu:
1. PDAM Tirta Bagasasi
2. PT BPR LPK Wibawa Mukti Jabar
3. PT Bina Bangun Wibawa Mukti
Adapun evalausi kinerja yang akan dinilai dan dikaji meliputi :
1. Kinerja Keuangan;
2. Kinerja Sistem Manajemen (termasuk Sumber Daya Manusia);
3. Kinerja Operasional dan pelayanan; dan juga
4. Kepatuhan

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


Menanggapi lingkup kegiatan pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan
Modal BUMD Kabupaten Bekasi yang telah diuraikan dalam KAK, konsultan akan
melaksanakan sepenuhnya hal tersebut sebagai salah satu ketentuan dasar dalam
proses/tahapan pelaksanaan kegiatan ini. Konsultan akan megimplementasikan
metode-metode perolehan data yang memiliki tingkat keakuratan data yang dapat

4-6
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

dipertanggung jawabkan mengingat akurasi data yang dijadikan sebagai input


dalam pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi.

Dengan melakukan pendekatan dan teknik pencarian data yang sesuai, konsultan
akan menggali secara mendalam terhadap data-data tersebut. Upaya kelengkapan
data yang valid akan menjadi tujuan penting dalam pelaksanaan entry data
lapangan dan penyelarasan data. Untuk itu, terdapat beberapa referensi yang
perlu di lakukan meliputi:
a. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum pada kegiatan ini diantaranya adalah:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembarang Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah untuk keduakalinya dengan Undang- Undang
nomor 12 Tahun 2008
5. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
7. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
9. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
10. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana elah diubah dengan Peraturan Pemerintah
no 38 Tahun 2008
11. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan Untuk Penanaan Modal untuk Bidang-Bidang Usaha Tertentu
dan/atau di Daerah-Daerah Tetentu.
12. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah
13. Peraturan Pemerintah No. 45 Thn 2008 tentang Pedoman Pemberian
Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal Daerah.
14. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelakasanaan
Pengadaan Barang/jasa Pemerintah sebagaiana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2007.
15. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, khususnya terkait dengan penanganan Rancangan Peraturan
Daerah dan Peraturan Daerah yang Menghambat Investasi;

4-7
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

16. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
18. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2012 tentang Rencana Umum
Penanaman Modal.
19. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket
Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi
20. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum
Penanaman Modal Provinsi dan Rencana Umum Penanaman Modal
Kabupaten / Kota;

b. Tahapan Metodologi
Dalam pelaksanaan kegiatan ini penyedia jasa mengusulkan metodologi,
Metodologi pelaksanaan kegiatan dimaksud yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis dan kaidah-kaidah ilmiah.
Metodologi yang digunakan dalam kegiatan Kajian Prioritas Bisnis dan
Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi diuraikan sebagai berikut:
1. Pendekatan
Untuk mengetahui berapa besaran penyertaan modal pertahunnya untuk
BUMD di Kabupaten Bekasi.sehingga kontribusi BUMD terhadap PAD
Kabupaten Bekasi jelas.
2. Tahap Analisa
Tahap analisa, meliputi:
a. Aspek Hukum
Analisis aspek hukum dilakukan dengan tujuan menjawab pertanyaan
“apakah yang akan dilakukan dapat memenuhi ketentuan hukum dan
perizinan disuatu wilayah?” berdasarkan aspek hukum suatu ide
dinyatakan layak jika ide tersebut sesuai dengan ketentuan
perundanng-undangan yang berlakku dan mampu memenuhi segala
persyaratan perizinan diwilayah tersebut. Secara spesifik analisis
aspek hukum pada studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis
legalitas usaha yang akan dijalankan, menganalisis ketepatan bentuk
badan hukum dengan ide yang akan dilaksanakan.
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis aspek pasar dilakukan untuk menjawab pertanyaan
“apakah/usaha yang akan dijalankan dapat menghasilkan produk/jasa
yang dapat diterima pasar dengan tingkat pendapatan yang
menguntungkan?” suatu ide/usaha dianggap layak berdasarkan aspek
pasar dan pemasaran jika jasa yang dihasilkan dapat diterima pasar
(dibutuhkan dan diinginkan oleh calon konsumen) dengan tingkat
keuntungan yang mencukupi. Secara spesifik analisis aspek pasar dan

4-8
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

pemasaran dalam studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis


permintaan atas produk/jasa yang akan dihasilkan, menganalisis
penawaran atas produk/jasa sejenis.

c. Aspek Teknis dan Operasional


Analisis aspek teknis dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah
secara teknis dapat dibangun dan dijalankan dengan baik?” Suatu ide
dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi jika
berdasarkan produk/jasa yang direncanakan dapat dibangun dan
dijalankan dengan baik. Karena pembentukan BUMD “Perumda”
Kabupaten Bekasi melalui cara menyerahkan aset pemerintah daerah
Kabupaten Bekasi yang saat ini masih digunakan untuk menghasilkan
PAD, maka dalam analisis aspek teknis ini lebih ditekankan kepada
tambahan investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan aset yang diserahkan tersebut.
d. Aspek Manajemen dan Organisasi
Analisis aspek manajemen dan organisasi dilakukan untuk menjawab
pertanyaan “apakah yang akan dijalankan dapat dibangun sesuai
dengan waktu yang direncanakan dan apakah tersedia sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan atau usaha”. Suatu
rencana usaha dinyatakan layak berdasarkan aspek manajemen dan
sumber daya manusia jika terdapat kesiapan tenaga kerja untuk
menjalankan dan dapat dibangun sesuai waktu yang telah
diperkirakan. Secara spesifik analisis aspek manajemen dan sumber
daya manusia pada studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis
penjadwalan palaksanaan pembentukan bisni, jenis-jenis pekerjaan
yang diperlukan untuk pembentukan, waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap jenis pekerjaan yang diperlukan untuk
pembentukan, biaya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis
pekerjaan yang diperlukan untuk pembentukan, persyaratan yang
diperlukan untuk memangku pekerjaan pada suatu, struktur
organisasi yang cocok untuk menjalankan, metode pengadaan tenaga
kerja untuk menjalankan serta kesiapan tenaga kerja untuk
menjalankan.
e. Aspek Ekonomi dan Sosial
Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu
usaha atau investasi antara lain melalui analisis peningkatan
kesempatan kerja bagi masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat
melalui peningkatan pendapatan keluarga, dan peningkatan
pendapatan pemerintah baik lokal maupun regional. Kelayakan aspek
ekonomi dan social akan ditentukan dari seberapa besar investasi
tersebut mampu meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat,
meningkatkan ekonomi masyarakat, dan atau meningkatkan
pendapatan pemerintah
f. Aspek Keuangan

4-9
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk menjawab pertanyaan


“bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk
menjalankan dan apakah yang akan dijalankan dapat memberikan
tingkat pengembalian yang menguntungkan?”. Suatu rencana usaha
dinyatakan layak bedasarkan aspek keuangan jika sumber dana untuk
membiayai rencana usaha tersebut tersedia serta mampu
memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan dengan
berdasarkan asumsi-asumsi yang logis. Secara spesifik kajian aspek
keuangan dalam studi kelayakan bertujuan untuk menganalisis
sumber dana untuk menjalankan usaha, besarnya kebutuhan biaya
investasi yang diperlukan, besarnya kebutuhan modal kerja yang
diperlukan, memproyeksikan rugi laba usaha yang akan dijalankan,
memproyeksikan arus kas dari usaha yang akan dijalankan,
menganalisis sumber dana untuk menjalankan dan tingkat
pengembalian investasi yang ditanamkan dengan berdasarkan
beberapa analisis kelayakan investasi.
Arus kas (cash flow) digunakan sebagai dasar menilai kelayakan
investasi; apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan. Alat ukur
untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria
investasi dapat dilakukan melalui pendekatan Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Profitability
index (PI).
3. Metodologi
Pelaksanaan pekerjaan ini merupakan kombinasi pendekatan teoritis dan
pendekatan praktis. Pendekatan teoritis dilakukan dengan cara
melaksanakan studi literatur (desk study) terhadap faktor-faktor yang
sangat kuat relevansinya dengan studi ini. Pendekatan praktis dilakukan
dengan cara melaksanakan survey/pengamatan lapangan pada lokasi-
lokasi yang menjadi sasaran kasus studi dan koordinasi ke dinas teknis.
Pendekatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
nyata (kondisi maupun potensi) dan untuk merumuskan berbagai
kebijakan terkait besaran penyertaan modal pertahunnya untuk BUMD di
Kabupaten Bekasi.sehingga kontribusi BUMD terhadap PAD Kabupaten
Bekasi.

4.1.5.2 Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal
BUMD Kabupaten Bekasi sebagaimana diuraikan di dalam KAK adalah sebagai
berkut:
Ruang Lingkup wilayah dalam Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal
BUMD Kabupaten Bekasi, adalah Badan Usaha Milik Daerah di Kabupaten
Bekasi yang meliputi:
1. PDAM Tirta Bagasasi
2. PT BPR LPK Wibawa Mukti Jabar
3. PT Bina Bangun Wibawa Mukti

4 - 10
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


Lingkup wilayah dalam Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD
Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat
dimengerti oleh pihak konsultan.

4.1.6 Pemahaman Tenaga Ahli


Untuk penyusunan kegiatan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD
Kabupaten Bekasi Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini
meliputi tenaga ahli dan tenaga pendukung.

Tabel 3.1 Kebutuhan Tenaga Ahli


JUMLAH
NO. POSISI KUALIFIKASI ORANG /
BULAN
TENAGA AHLI :
1. Team Leader/Ahli ekonomi Ahli Muda (Pengalaman 4 Tahun) 1 orang / 3 bulan
Management Pendidikan S2
2. Ahli Akuntansi Ahli Muda (Pengalaman 5 Tahun) 1 orang / 3 bulan
Pendidikan S1
3. Ahli Ekonomi Pembangunan Ahli Muda (Pengalaman 5 Tahun) 1 orang / 3 bulan
Pendidikan S1
TENAGA PENDUKUNG :
1. Surveyor Minimal SLTA/Sederajat Pengalaman 1 s/d 3 1 orang / 3 bulan
Tahun
2. Operator Komputer Minimal SLTA/Sederajat Pengalaman 1 s/d 3 1 orang / 3 bulan
Tahun
3. Tenaga Administrasi Minimal SLTA/Sederajat Pengalaman 1 s/d 3 1 orang / 3 bulan
Tahun
4. Sopir Minimal SLTP/Sederajat Pengalaman 1 s/d 3 1 orang / 3 bulan
Tahun
Sumber: KAK, 2021

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan


Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tentang kebutuhan personil dalam
menangani pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD
Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam KAK dirasakan cukup
memadai, baik untuk pelaksanaan kegiatan maupun kapabilitas untuk
penyelesaian pekerjaan.
Karena kami merupakan Konsultan yang memiliki spesialisasi dalam pekerjaan
yang terkait, maka tenaga ahli yang dapat kami siapkan dalam memenuhi
ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja tersebut rata-rata telah memenuhi syarat
yang ditentukan dan memiliki keahlian yang tinggi dalam penanganan pekerjaan.
Terlebih lagi dengan adanya dukungan asisten-asisten ahli yang memiliki
kekhususan keahlian dalam bidang-bidang yang terkait dengan materi/substansi
kegiatan yang harus dikaji akan sangat membantu dalam upaya penyelesaian
pekerjaan dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.

4 - 11
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

4.1.7 Pemahaman Waktu Pelaksanaan


Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan/pengadaan jasa konsultansi Kajian
Pengembangan Pusat Daur Ulang Sampah di Kabupaten Bekasi adalah 90 hari
kalender, di mulai setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau Surat Perjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan (SPPP) ditandatangani.

Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:


Jangka waktu penyelesaian Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD
Kabupaten Bekasi yang selama 90 hari atau 3 (tiga) bulan kalender sebagaimana
yang telah dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh konsultan.
Konsultan memandang bahwa waktu penyelesaian pekerjaan yang tersedia selama
3 (tiga) bulan kalender tergolong cukup, mengingat luasnya aspek kajian yang
harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari pendekatan perencanaan yang
komprehensif. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdapat beberapa kegiatan yang
dapat dilaksanakan secara pararel, namun aspek sekwensial antara satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya merupakan suatu keharusan. Artinya, manajemen dan
pengaturan pekerjaan serta koordinasi merupakan faktor penentu apakah target
waktu penyelesaian 3 (tiga) bulan ini dapat dipenuhi.
Dalam era perencanaan yang partisipatif yang melibatkan sebanyak mungkin
stakeholders daerah tentu membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai
suatu kesepakatan, disini diperlukan kemampuan organisasi agar konsultasi dan
asistensi dapat berjalan lancar dan efisien
Karena kami merupakan konsultan mempunyai peralatan dan perlengkapan yang
lengkap dan didukung oleh Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam mengerjakan
pekerjaan sejenis, maka kami akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target
waktu yang telah ditentukan.

4.1.8 Pemahaman Sistem Pelaporan


Mekanisme pelaporan dalam pelaksanaan pekerjaan Kajian Prioritas Bisnis dan
Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi sebagaimana dipersyaratkan di dalam
KAK terdiri atas:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan di kertas A4, print asli dengan tinta warna dan di jilid
Soft Cover, sekurang-kurangnya memuat:
 Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja;
 Pendekatan dan Metodologi;
 Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan. Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

4 - 12
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

2. Laporan Antara
Laporan Antara di kertas A4, print asli dengan tinta warna dan di jilid Soft
Cover, sekurang-kurangnya memuat:
 Tinjauan teori;
 Data dan analisa data.
Laporan Antara diserahkan paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan. Laporan Antara dibuat sebanyak 5 (lima) buku

3. Laporan Akhir
Laporan Akhir di kertas A4, print asli dengan tinta warna dan di jilid soft
cover, sekurang-kurangnya memuat hasil keseluruhan yang meliputi gambaran
umum, tinjauan teori, metodologi pelaksanaan pekerjaan, data dan analisa
data, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi kebijakan.
Laporan Akhir diserahkan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan. Laporan Akhir dibuat sebanyak 5 (lima) buku

4. Executive Summary
Executive Summary di kertas A4, print asli dengan tinta warna dan di jilid Soft
Cover yang memuat ringkasan eksekutif dari laporan akhir dibuat sebanyak 5
(lima) buku.

5. Naskah Kebijakan
Naskah Kebijakan di kertas A4, print asli dengan tinta warna dan di jilid Soft
Cover yang memuat naskah kebijakan dari laporan akhir dibuat sebanyak 5
(lima) buku.

6. Naskah Journal
Journal di kertas A4, print asli dengan tinta warna dan di jilid dibuat sebanyak
5 (lima) buku.

7. Backup Data :
 CD sebanyak 5 (lima) keping yang memuat Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan Akhir, Album Peta / Gambar, Executive Summary,
Naskah Kebijakan dan Journal
 Harddisk Externel minimal 500 GB 1 (satu) buah yang memuat Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir, Album Peta / Gambar,
Executive Summary, Naskah Kebijakan dan Journal
Pemahaman dan Tanggapan Konsultan:

4 - 13
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

Mekanisme sistem pelaporan dalam pelaksanaan Kajian Prioritas Bisnis dan


Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi seperti yang telah dipersyaratkan
dalam KAK sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan.

4.2 SARAN TERHADAP PERSONIL DAN FASILITAS


PENDUKUNG
4.2.1 Saran Terhadap Personel
Tenaga ahli yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Kajian Prioritas Bisnis
dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi ini dibutuhkan 3 orang tenaga
ahli dan 4 orang tenaga pendukung dengan volume 21 OB (dua puluh satu) orang
bulan sesuai bidang keahliannya.
Sesuai dengan substansi bahasan serta permasalahan yang akan ditangani, tenaga
ahli yang terlibat dikelompokkan sesuai dengan lingkup tugas serta permasalahan
sektoral yang akan ditangani. Pengelompokan tenaga ahli tersebut selanjutnya
akan menjadi dasar dari distribusi dan alokasi tugas tenaga ahli yang mempunyai
korelasi positif dengan kapasitas dan keahliannya, dikaitkan dengan proses
pelaksanaan pekerjaan, metoda, tahapan, dan targetan setiap tahapan. Hal ini
pulalah yang mendasari konsultan dalam mendistribusikan jumlah OB (orang
bulan) setiap tenaga ahli.

Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Ahli


Jumlah
No. Tenaga Ahli Orang (Orang
Bulan)
A Tenaga Ahli
1 Team Leader/Ahli ekonomi Management 1 3 OB
2 Ahli Akuntansi 1 3 OB
3 Ahli Ekonomi Pembangunan 1 3 OB
B Tenaga Pendukung
1 Surveyor 1 3 OB
2 Operator Komputer 1 3 OB
3 Tenaga Administrasi 1 3 OB
4 Sopir 1 3 OB
TOTAL 7 21 OB
Sumber: KAK, 2021

Tanggapan dan saran terhadap kebutuhan tenaga ahli adalah bahwa dalam
kegiatan ini diharapkan para tenaga ahli ini dapat menunjukkan kemampuannya
dalam materi maupun manajerial dalam kegiatan “Kajian Prioritas Bisnis dan
Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi” sehingga tujuan dan sasaran maupun
keluaran dari kegiatan ini dapat terealisasi dengan baik.

4 - 14
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
USULAN TEKNIS
Kajian Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten
Bekasi

4.2.2 Tanggapan dan Saran Terhadap Fasilitas Pendukung


Barang dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan kegiatan kegiatan “Kajian
Prioritas Bisnis dan Penyertaan Modal BUMD Kabupaten Bekasi” ini tidak
disediakan oleh Pemberi Kerja, sehingga barang dan fasilitas untuk keperluan
pekerjaan tersebut akan disediakan oleh konsultan sesuai kontrak dan sesuai
kebutuhannya. Meskipun tidak disebutkan didalam Kontrak, Konsultan bila
diperlukan akan menggunakan barang atau fasilitasnya sendiri untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut tanpa minta biaya tambahan.

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan menyediakan ruang untuk


kantor yang dimiliki konsultan. Ruang kantor ini akan dipergunakan untuk
pengolahan data dan perencanaan, fasilitas pendukung yang Konsultan sediakan
adalah sebagai berikut:
A. Peralatan/Perlengkapan Kantor
Perlengkapan dan peralatan kantor yang akan dipergunakan dalam
penyelesaian pekerjaan tersebut adalah seperti: Meja beserta Kursi, Rak
kabinet, Komputer & Printer, Proyektor dan penunjang lainnya.
B. Telekomunikasi
Alat komunikasi yang akan dipergunakan oleh Konsultan di kantor antara lain
pesawat telepon, faksimil dan internet, yang akan dipergunakan untuk
manajemen proyek dan koordinasi dengan pemberi kerja dan daerah.
C. Transportasi
Sarana transportasi yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan layanan
jasa konsultansi ini adalah kendaraan roda 4 (mobil) dan roda 2 (motor) baik
di kantor/studio maupun dilapangan.
D. Fasilitas Pendukung Luar Ruangan
Digunakan untuk mendukung kegiatan, pendampingan, sosialisasi, klinik,
diskusi, serta kegiatan lain yaitu:
 Alat bantu peraga; peta dan bahan produk tata ruang lainnya
 Alat pemapar dalam bentuk media audio visual; notebook, proyektor dan
layar pemapar
 Alat perekam atau pendokumentasi;
E. Fasilitas Pendukung Kantor (Alat-Alat Tulis Kantor)
Digunakan untuk mendukung operasionalisasi tim tenaga ahli maupun staf
pendukung, berupa: fasilitas produksi, disiapkan untuk kebutuhan produksi
berupa komputer dan printer serta fasilitas komunikasi, diperlukan untuk
mendukung organisasi dan koordinasi tim kerja dan dengan tim teknis

4 - 15
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

Anda mungkin juga menyukai