Anda di halaman 1dari 27

DOKUMEN KELAYAKAN INVESTASI

PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI


(PERSERODA)

Disiapkan oleh :

TIM PENDAMPING
PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI

PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI


2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Perumusan Masalah...................................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................6
D. Ruang Lingkup.............................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................7
A. Investasi..........................................................................................................7
B. Studi Kelayakan Investasi.......................................................................8
C. Dampak dan Manfaat Sosial Ekonomi................................................9
1. Dampak Ekonomi....................................................................................9
2. Dampak Sosial........................................................................................10
3. Manfaat Sekunder Ekonomi.............................................................10
D. Badan Usaha Milik Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri
(Perseroda)...............................................................................................................10
E. Pendapatan Daerah...................................................................................13
F. Potensi Daerah...........................................................................................14
1. Sumber Daya Manusia.........................................................................14
2. Sumber Daya Ekonomi........................................................................14
BAB III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI.................................................18
A. Aspek Pasar dan Pemasaran.................................................................18
B. Analisis Persaingan dan Peluang Usaha...........................................19
C. Aspek Pemasaran Harga.........................................................................19
D. Kendala Pemasaran..................................................................................20
E. Aspek Keuangan........................................................................................20
1. Asumsi dan Parameter dalam Analisis Keuangan....................20
2. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Modal
Kerja .......................................................................................................................21
3. Biaya Investasi.......................................................................................21
4. Biaya Operasional.................................................................................22
5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja..............................22
6. Proyeksi Kelayakan, Laba Rugi dan Break Even Point.........23
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................26
A. Kesimpulan..................................................................................................26
B. Saran...............................................................................................................26

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan hak, tugas
dan tanggung jawab kepada Pemerintah Daerah untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi.Pemberian otonomi luas kepada daerah
diarahkan untuk memperluas dan mempercepat terwujudnya
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat.Untuk
melaksanakan otonomi daerah yang luas dan bertanggung
jawab, setiap daerah memerlukan kewenangan dan
kemampuan untuk menggali sumber daya yang ada di
daerahnya masing-masing guna meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah dari tahun ke tahun.Penggalian sumber dana daerah
tersebut diperlukan untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan pembangunan maupun otonomi daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah secara luas, nyata, dan
bertanggung jawab yang dilimpahkan pemerintah pusat kepada
daerah menuntut pemerintah daerah membentuk badan yang
mempunyai tugas untuk mengelola keuangan daerah dan
kekayaan daerah.
Berdasarkan Pasal 285 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 6 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang sumber-
sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah
daerah yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pedapatan yang Sah, diatur dalam
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat danDaerah. Penerimaan
pemerintah daerah tersebut merupakan sumber pendapatan
yang sangat diperlukan guna terselenggaranya pemerintahan,
pembangunan masyarakat, dan pelayanan publik.

3
PAD bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada
daerah dalam mengoptimalkan potensi pendanaan daerah
sendiri dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan
asas desentralisasi. Diketahui besarnya Pendapatan Asli
Daerah dapat menjadi salah satu indikator dalam menilai
peran dan kemampuan daerah dalam membiayai
pembangunan dan rumah tangganya sendiri (self-supporting).
Oleh karena itu PAD memiliki posisi strategis dalam proses
pelaksanaan pembangunan daerah, karena digunakan untuk
membiayai sebagian belanja pembangunan setiap tahunnya.
Adapun untuk persentase realisasi penerimaaan menurut jenis
Perbandingan Persentase APBD Kabupaten Poso
Tahun 2018 - 2021

90.0%
78.9% 76.9%
80.0% 74.0% 73.2%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
18.5% 19.4%
20.0% 13.9% 15.6%
10.0% 7.2% 7.5% 7.5% 7.4%

0.0%
2018 2019 2020 2021

PAD Dana Perimbangan


Lain-lain Pendapatan yang Sah
Penerimaan di Kabupaten Poso Tahun 2018 hingga 2021 tersaji
pada Gambar dibawah ini.
Gambar 1. Persentase Realisasi Penerimaan Menurut Jenis Penerimaan di
Kabupaten Poso Tahun 2018 – 2021. Sumber : BPS, Kabupaten Poso Tahun 2021.

Berdasarkan Gambar 1 diatas nampak bahwa tingkat


persentase Pendapatan Asli Daerah selama ini masih belum
cukup memadai dalam membiayai pembangunan sebuah
daerah otonom karena persentase Penerimaan Asli Daerah
Kabupaten Poso antara tahun 2018 hingga 2021 secara rata-
rata masih mencapai 7,4 persen. Oleh karena itu, Pemerintah
Kabupaten Poso menganggap perlu mengadakan usaha-usaha
lain guna menambah sumber-sumber pendapatan asli daerah.
Sesuai perkembangan keadaan saat ini, usaha-usaha yang
lebih tepat dan memungkinkan serta dapat diandalkan untuk

4
menambah sumber pendapatan daerah adalah mengelola
pengusahaan dengan prinsip ekonomi perusahaan dengan
mendirikan Badan Usaha Milik Daerah. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,
salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah diperoleh antara
lain dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
yang antara lain pemisahaan kekayaan daerah tersebut
dimasukkan menjadi penyertaan modal dalam Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD).
Dengan pendirian BUMD diharapkan ikut berperan
dalam menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan
dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran
masyarakat daerah. Oleh karena itu, ruang lingkup BUMD
yang ada tidak terfokus pada satu bidang tetapi dapat
melakukan usaha-usaha di bidang pembangunan, agrobisnis,
industri strategis, konstruksi, properti, konsultan,
jasa/perdagangan, telekomunikasi perhubungan (transportasi
darat, laut dan udara), energi dan sumber daya mineral,
kelautan dan perikanan, pariwista, penerbangan, infrastruktur,
perbankan, investasi, asuransi, dan usaha lain sesuai
kebutuhan sebagai upaya ekstensifikasi pendapatan daerah
maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada sisi lain, BUMD juga diposisikan sebagai badan
usaha yang diupayakan untuk tetap mandiri dan untuk
mendapatkan laba sehingga dapat menunjang kelangsungan
usaha BUMD untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di daerah otonom. Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan
mampu mempertahankan keberadaannya dalam
perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan
kompetitif di BUMD, perlu menumbuhkan budaya
profesionalisme antara lain melalui pembinaan pengurusan
dan pengawasannya yang dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip tata-kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance). Dengan demikian tujuan Pemerintah daerah

5
mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau
Perusahaan Daerah (PD) untuk turut serta melaksanakan
pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi
nasional umumnya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan
ketenteraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan,
menuju masyarakat yang adil dan makmur.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang ada dalam kajian ini adalah
“Bagaimana Kelayakan Investasi pada Badan Usaha Milik
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda)”.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan kajian kelayakan investasi ini adalah :
1. Menguji dan menganalisis kelayakan investasi pada
PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda).
2. Merumuskan sasaran bisnis efektif PT. Lembamposo
Global Mandiri (Perseroda) agar dapat memanfaatkan
potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Manusia yang tersedia di Kabupaten Poso secara
optimal, terutama pada bidang Agribisnis yang
menjadi komoditas utama Kabupaten Poso.
3. Menjadi syarat penyusunan Ranperda Perubahan
status badan hukum PT. Lembamposo Global Mandiri
menjadi sebuah Perusahaan Perseroan Daerah atau
Perseroda.
D. Ruang Lingkup
Pembahasan kajian kelayakan investasi ini melingkupi
aspek finansial, aspek manajemen, pasar dan pemasaran dari
PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda).

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi
Secara umum, investasi merupakan penanaman modal
(baik modal tetap maupun modal tidak tetap) yang digunakan
dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu
perusahaan. Menurut Husnan dan Swarsono(2001) bahwa
“investasi adalah proses pengolahan uang”. Menurut Halim
(2005), investasi hakekatnya merupakan penempatan sejumlah
dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh di masa
mendatang. Lebih jauh lagi ekonom asal Amerika Paul R.
Krugman dan Maurice Obstfeld dalam Husnan (2001),
mengatakan bahwa bagian output yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan swasta guna menghasilkan output di
masa mendatang ini bisa disebut sebagai investasi. Menurut
Husnan (2001) bahwa asal-usul investasi tidak mesti berasal
dari bagian keuangan.Namun investasi juga dapat berasal dari
bagian pemasaran (misal, membuka jaringan distribusi baru),
bagian produksi (mengganti mesin lama dengan mesin baru),
dan melibatkan berbagai bagian (meluncurkan produk baru,
mendirikan pabrik baru).Sebuah investasi diperlukan untuk
kegiatan berjaga-jaga dalam menghadapi peristiwa usaha yang
tidak terduuga, dan bisa juga untuk memenuhi kebutuhan
hidup.Untuk memperoleh investasi diperlukan modal dasar,
yaitu dapat berupa uang, motivasi atau semangat. Oleh karena
itu sebuah investasi tidak dapat terlepas dari suatu kegiatan
bisnis dan merupakan aspek yang utama untuk lahirnya suatu
usaha.
Untuk mencapai suatu efisiensi dan efektivitas dalam
keputusan maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang
diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi kita

7
perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai yaitu (Weston
dan Copeland, 2007):
a. terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi
tersebut,
b. terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan
yang diharapkan (profitactual),
c. terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham,
dan
d. turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
B. Studi Kelayakan Investasi
Proyek investasi pada umumnya membutuhkan dana
yang tidak sedikit dan berpengaruh bagi perusahaan dalam
jangka waktu yang panjang, karena itu perlu dilakukan studi
kelayakan bisnis agar dana yang telah diinvestasikan tidak
terbuang percuma. Studi kelayakan bisnis dapat diartikan
sebagai penelitian tentang akan didirikan atau perluasan suatu
proyek guna mengetahui apakah layak atau tidaknya proyek
tersebut dilaksanakan atau menguntungkan. Studi kelayakan
bisnis bila dilakukan secara professional akan dapat berperan
penting dalam proses pengambilan keputusan investasi.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), Kelayakan artinya
penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan
biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan bisnis adalah usaha
yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh
keuntungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pengertian Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yanga akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan.Menurut Umar (2014) bahwa
studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana
bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya
bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin
dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk
waktu yang tidak ditentukan.Studi kelayakan biasanya

8
digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh satu perusahaan yaitu
berdasarkan orientasi laba dan orientasi tidak pada laba.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), ada lima tujuan dari
studi kelayakan bisnis, yaitu:
a. menghindari resiko kerugian,
b. memudahkan perencanaan,
c. memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
d. memudahkan pengawasan, dan
e. memudahkan pengendalian.
C. Dampak dan Manfaat Sosial Ekonomi
Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh yang akan
terjadi dengan adanya penyertaan modal pemda terhadap
pihak ketiga, khususnya dibidang perekonomian masyarakat
setempat dan bidang social kemasyarakatan. Setiap usaha
yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan negatif
bagi berbagai pihak. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau
dari aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan memberikan
pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.
Dalam Aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah
keberadaaan suatu proyek atau usaha akan memberikan
manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau
sebaliknya.
1. Dampak Ekonomi
Dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya investasi
ini adalah sebagai berikut :
a. terbukanya peluang dan kesempatan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Poso.
b. menggali, mengatur, dan menggunakan ekonomi sumber
daya alam melalui lini bisnis PT. Lembamposo Global
Mandiri (Perseroda).
c. meningkatkan perekonomian pemerintah melalui
pemerataan pendistribusian pendapatan, pajak dari
sumber-sumber yang dikelola Perseroda, pengembangan

9
wilayah, pemerataan pembangunan, penggunaan lahan
yang efisien dan efektif, serta peningkatan nilai tambah
sumber daya alam di Kabupaten Poso.
d. Tersedianya beragam produk barang dan jasa di
masyarakat, sehingga meningkatkan persaingan dalam
menciptakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Dampak Sosial
Dampak sosial yang dapat timbul dengan adanya investasi
ini meliputi :
a. perubahan komponen demografi berupa struktut
penduduk, tingkat pendapatan penduduk, pertumbuhan
penduduk, dan jumlah tenaga kerja aktif.
b. interaksi komponen komponen budaya, intensitas proses
sosial, pengenalan antar warisan budaya, serta
perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap
rencana usaha atau investasi.
c. perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan
struktur sosial.
d. perubahan parameter lingkungan masyarakat seperti
kesehatan dan pencemaran lingkungan diperkirakan
akan terdampak akibat rencana investasi.
e. peningkatan angka kriminalitas.
3. Manfaat Sekunder Ekonomi
Manfaat sekunder ekonomi yang akan diperkirakan akan
timbul karena adanya investasi diantaranya :
a. kenaikan tingkat konsumsi masyarakat
b. membantu proses pemerataan pendapatan masyarakat
c. meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal
d. mengurangi ketergantungan terhadap daerah lain
e. mengurangi pengangguran
f. menciptakan stabilitas ketersediaan dan harga
komoditas barang dan jasa.
g. membentuk pola distribusi terpadu antar komoditas
unggulan masing-masing daerah.
D. Badan Usaha Milik Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri
(Perseroda)

10
PT Lembamposo Global Mandiri sebelum berubah
menjadi Perseroan Terbatas dahulu adalah Perusahaan
Daerah (PD). Perusahaan Daerah Pembangunan Poso
merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) yang didirikan
oleh Pemerintah Kabupaten Poso dengan Peraturan Daerah
Tingkat II Poso Nomor 3 Tahun 1975 tentang Pendirian
Perusahaan Daerah Pembangunan Poso. Setelah
pendiriannya, Perusahaan Daerah Kabupaten Poso itu
kemudian disesuaikan lagi dengan perkembangan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku menjadi Peraturan Daerah Kabupaten
Poso Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Bentuk
Hukum Perusahaan Daerah Pembangunan Poso Menjadi
Perseroan Terbatas Lembamposo Global Mandiri, pada tanggal
29 April 2014.
Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan
Daerah menjadi Perseroan Terbatas ini tertuang dalam Akte
Notaris Nomor 49 (Empat Puluh Sembilan) tertanggal 30
September 2014 dengan Notaris YOHANIS YABES
TJIAMAN,SH., M.Kn. Akte Notaris tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor AHU-280009.40.10.2014 tanggal
06 Oktober 2014.
PT Lembamposo Global Mandiri berkedudukan di Jalan
Pulau Kalimantan nomor 25, Kelurahan Gebangrejo,
Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi
Tengah dan berpotensi untuk membuka cabang / unit baru di
daerah ataupun di luar Ibukota Kabupaten Poso.
Maksud dan tujuan pembentukan PT Lembamposo
Global Mandiri (Perseroda) adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan sebesar-besarnya kegiatan perekonomian
daerah yang berdampak luas kepada masyarakat yang pada
gilirannya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap
pendapatan daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Kemudian untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut

11
bidang usaha PT Lembamposo Global Mandiri (Perseroda)
meliputi:
a. bidang usaha non fasilitas umum, terdiri atas :
 usaha di bidang agrobisnis;
 usaha di bidang industri strategis;
 usaha di bidang konstruksi klasifikasi kemitraan;
 usaha di bidang properti;
 usaha di bidang konsultan;
 usaha di bidang jasa/perdagangan;
 usaha di bidang telekomunikasi;
 usaha di bidang perhubungan (tranportasi);
 usaha di bidang kelautan dan perikanan;
 usaha di bidang infrastruktur;
 usaha di bidang kehutanan;
 usaha di bidang meeting, incentive, conference,
exhibition; dan
 usaha di bidang pengembangan usaha keuangan
mikro dan ekonomi kerakyatan.
b. bidang usaha non fasilitas umum, terdiri atas :
 usaha di bidang aenergi dan sumber daya mineral,
migas, dan batubara;
 usaha di bidang pariwisata;
 usaha di bidang investasi; dan
 usaha di bidang asuransi.

PT Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) dalam


pengembangan usahanya dapat mendirikan anak perusahaan
baru dan bekerja sama dengan mitra kerja untuk membantu
mempercepat proses pertumbuhan perusahaan ataupun
proses pembangunan daerah.
Keberadaan Perusahaan Perseroan Daerah sebenarnya
memiliki peranan besardalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sekaligus perekonomian secara keseluruhan di
daerah, namun hingga saat ini belum ada kontribusi PT.
Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) terhadap PAD

12
Kabupaten Poso. Oleh karena hal itu terdapat beberapa aspek
yang terkait dengan rendahnya kontribusi, antara lain :

a. peran perseroda terhadap perekonomian daerah


belum optimal
b. perlu adanya perundang-undangan yang
memperkuat posisi perseroda.
c. perlu adanya investasi, permodalan, dan sistem
pengelolaan serta pemasaran.
d. perlu peningkatan kompetensi sumber daya manusia
pada perseroda.
e. membangun sistem pengelolaan keuangan yang kuat
sehingga perseroda makin efektif dan efisien serta
memiliki daya saing yang kuat.
E. Pendapatan Daerah
Berdasarkan pasal 285 Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa sumber
pendapatan daerah terdiri atas :
1. Pendapatan Asli Daerah, meliputi:
a. Pajak daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
dan
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
2. Pendapatan Transfer, meliputi:
a. Transfer Pemerintah Pusat, terdiri atas dana
perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana desa; dan
b. Transfer antar Daerah, terdiri atas pendapatan bagi hasil
dan bantuan keuangan.
Sesuai ketentuan pasal 286 ayat (3) menyebutkan bahwa
hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah ditetapkan dengan Perda
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan. Selanjutnya dalam penjelasan pasal tersebut
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hasil pengelolaan
kekayaan yang dipisahkan antara lain bagian laba dari BUMD
dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga.

13
F. Potensi Daerah
1. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2021 jumlah penduduk Kabupaten Poso sebesar

248.345 jiwa. Dari jumlah tersebut, 128.253 adalah laki-laki dan

120.092 adalah perempuan. Oleh karena itu sex ratio Kabupaten

Poso tahun 2021 adalah 106,79 yang artinya pada setiap 100

orang perempuan terdapat sekitar 107 laki-laki. Jumlah penduduk

terbesar berada pada usia 15-19 tahun yaitu mencapai 8.45% dari

total penduduk Kabupaten Poso. Kemudian jumlah penduduk

terbesar kedua berada pada umur 5–9 tahun, sedangkan jumlah

penduduk terbesar ketiga berada pada umur 10-14 tahun.

Sementara itu, persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia

kerja di Kabupaten Poso tahun 2021 adalah 73,54% yang artinya

setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung

sekitar 26 penduduk usia non produktif.

Piramida Penduduk Kabupaten


Poso
Tahun 2021
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000

Laki-laki Perempuan

14
Gambar 2. Piramida Penduduk Kabupaten Poso Tahun 2021
Sumber : BPS, Kabupaten Poso Tahun 2021

2. Sumber Daya Ekonomi


Terdapat beberapa sumber daya ekonomi yang dapat
dioptimalkan untuk meningkatkan PAD Kabupaten Poso
melalui PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda)
diantaranya :
a. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian;
c. Sektor Industri Pengolahan; serta
d. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran.
Keseluruhan sektor besar tersebut termasuk dalam
sasaran lini bisnis PT. Lembamposo Global Mandiri
(Perseroda) yang dapat di optimalkan, mengingat potensi
sumber daya alam dan posisi geografis Kabupaten yang
cukup strategis untuk menopang daerah-daerah

PDRB Sektor Unggulan Menurut


Lapangan Usaha Kabupaten Poso
39.46%

38.97%
38.73%

38.56%
37.94%

40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
12.23%

12.20%

12.23%
11.83%

11.81%

20.00%
15.00%
1.83%

1.81%

1.87%

1.61%
1.57%
1.61%
1.53%
1.53%

1.54%

1.50%

10.00%
5.00%
0.00%
2017 2018 2019 2020 2021

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian


Industri Pengolahan Perdagangan Besar dan Eceran
disekitarnya.
Gambar 3. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Poso,
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang


peranan penting terhadap aktifitas perekonomian di
Kabupaten Poso, lebih dari 30% tiap tahunnya terhadap laju
pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Poso. Sektor
pertanian terdiri atas :
a. Tanaman Pangan:

15
Meliputi semua kegiatan ekonomi yang
menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas
yang dihasilkan meliputi padi, palawija (jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi
kayu), serta tanaman serealia lainnya (sorgum,
gandum, dll). Keseluruhan komoditas tersebut
masuk ke dalam golongan tanaman semusim,
dengan wujud produksi pada saat panen atau
wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk
dalam lingkup pertanian. Contoh wujud produksi
pada komoditas pertanian tanaman pangan antara
lain padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG),
jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu
dalam wujud umbi basah atau tepung.
b. Hortikultura;
Pada tahun 2018, luas panen tanaman holtilkultura
sayuran yang terbesar adalah komoditi kentang
yaitu sebesar 685 ha dengan produksi mencapai 1,4
juta Ton. Sementara itu untuk holtikultura buah-
buahan, durian merupakan komoditas tertinggi
dengan kapasitas produksi mencapai 2.443 ton per
tahun.
c. Perkebunan
Komoditas tanaman perkebunan adalah tanaman
perdagangan yang cukup strategis di Kabupaten
Poso, karena tidak saja merupakan sumber
penghasilan devisa di sektor pertanian, tetapi lebih
penting lagi adalah rangkaian kegiatan produksinya
termasuk pengusahaan dan pemasarannya dapat
menciptakan lapangan kerja sehingga dapat
menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Poso
didominasi oleh tiga komoditi yaitu kelapa sawit,
kelapa, dan kakao. Selain komodito tersebut juga
ditanam jenis-jenis tanaman perkebunan lainnya
seperti cengkeh, kopi, kemiri, dan karet juga

16
diusahakan oleh masyarakat yang jika dilihat dari
luas dan produksinya, umumnya tanaman tersebut
mengalami peningkatan, walaupun ada beberapa
jenis tanaman perkebunan yang mengalami
penurunan baik dari segi luas areal maupun
kapasitas produksinya.
Perkebunan kakao merupakan komoditi
perkebunan terbesar dengan luas tanam mencapai
38.873 ha dengan kapasitas produksi mencapai
24.409 ton. Tanaman perkebunan kakao tersebut
semuanya adalah perkebunan rakyat.
d. Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Poso mencapai
12.190 ton, selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Produksi tersebut terdiri atas perikanan
laut sebesar 10.080 ton dan perikanan air tawar
sebesar 2.109 ton.
e. Kehutanan
Luas kawasan hutan di Kabupaten Poso mencapai
623.641 ha yang menyimpan beragam potensi dan
pengelolaan berupa pariwisata ataupun hutan
produksi yang dapat dimanfaatkan hasil kayunya.

17
BAB III
ANALSIS KELAYAKAN INVESTASI

A. Aspek Pasar dan Pemasaran


Pasar merupakan tujuan akhir dari suatu usaha yang
bersifat komersial dengan orientasi keuntungan. Keberadaan
pasar identik dengan kondisi permintaan dan penawaran dari
produk tersebut hingga terbentuknya harga. Produk yang
banyak permintaan otomatis akan menciptakan peluang
penawaran, yang tentu saja menjadi objek menarik bagi
investor yang ingin berinvestasi dan mengembangkan usaha.
Beras/padi merupakan komoditas utama pangan yang
selalu dicari masyarakat Indonesia karena produk akhirnya
yang berupa beras menjadi pangan utama masyarakat
Indonesia, begitu juga kondisinya dengan Kabupaten Poso.
Secara garis besar, permintaan beras adalah untuk keperluan
konsumsi pokok rumah tangga, usaha rumah makan, dan
pemenuhan bahan baku industri.
Tren permintaan terhadap beras selaras dengan tren
perkembangan produksinya yang cenderung meningkat, serta
mengikuti tren pertumbuhan penduduk dalam satu wilayah.
Dari sisi penawaran menunjukkan bahwa proses penyediaan
(produksi dan distribusi) beras belum sepenuhnya dikuasai
para petani. Faktor utama yang menjadi penyebab hal
tersebut adalah bahwa petani beras/padi adalah petani kecil
yang proses pengambilan keputusan produksinya diduga
tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu peramalan
produksi dan harga yang baik.
Peluang investasi untuk pengembangan usahatani
beras/padi di Kabupaten Poso masih dibutuhkan. Hal ini
karena tidak semua produksi beras/padi di Kabupaten Poso

18
ini dipasok untuk kebutuhan penduduk di wilayah ini. Posisi
kabupaten ini yang berdekatan dengan provinsi lain seperti
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat
Kalimantan dan juga berbatasan dengan kabupaten lain yang
bukan merupakan produsen pangan membuat distribusi
beras yang dihasilkan di wilayah ini dapat mengalir ke daerah
lain, sehingga bagi kecamatan-kecamatan yang minus
terpaksa haruk memasok dari wilayah lain.
B. Analisis Persaingan dan Peluang Usaha
Sentra produksi beras/padi di Sulawesi Tengah salah
satumya wilayah kabupaten Poso dan lainnya yaitu
kabupaten Parigi Moutong,dan Kabupaten Luwuk Bangai
Dalam menyiasati persaingan yang terjadi, biasanya
para petani melakukan kiat-kiat tertentu baik secara individu
maupun berkelompok. Sedapat mungkin mereka akan
menekan biaya produksi, seperti mengurangi penggunaan
input pupuk dan pestisida sehingga mendapatkan margin
keuntungan yang lebih besar. Pengurangan pestisida dapat
menjadi peluang ke arah budidaya beras/padi secara organik,
yang sekarang perkembangan pasarnya menunjukkan tren
yang menarik.
C. Aspek Pemasaran Harga
Kebutuhan akan beras, diduga masih dapat ditingkatkan
dengan pesat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk yang
menjadikan beras sebagai makanan pokok yang selalu
dikonsumsi dan kenaikan pendapatan. Sekalipun ada
kecenderungan peningkatan kebutuhan. Perkembangann harga
cenderung stabil, namun fluktuasi harga yang kadang- kadang
terjadi di pasar eceran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi sisi permintaan juga disebabkan oleh faktor-faktor
yang mempengaruhi sisi penawaran. Dapat dijelaskan bahwa
kadang-kadang keseimbangan harga terjadi pada kondisi jumlah
yang ditawarkan relatif jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah yang diminta. Hal inilah yang mengakibatkan harga akan
sangat tinggi demikian pula sebaliknya.
Tren perkembangan harga beras/padi / beras di

19
Kabupaten Poso berkisar Rp.8.000 – 10.000 per Kg. Harga beras
di wilayah ini tergolong stabil, tidak pernah berfluktuasi secara
ekstrim. Kondisi ini juga didukung dengan kebijakan pemerintah
yang menetapkan harga terendah dan tertinggi untuk
perdagangan beras, mengingat beras adalah komoditi pokok,
sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk mengatur
mekanismen harga. Jalur pemasaran beras di Kabupaten Poso ini
relatif sederhana. Dari pengamatan di lapangan, petani
bertanggungjawab hanya sampai kegiatan panen.Hasil panen
berupa Gabah/beras Kering Giling (GKG ) Gabah/beras Kering
Panen (GKP) ini kemudian diangkut pedagang pengumpul ke
penggilingan untuk diolah menjadi beras dan dilanjutkan ke
lembaga pemasaran berikutnya.
D. Kendala Pemasaran
Dari sisi teknis pemasaran, sebenarnya tidak ada
kendala yang berarti, karena selama ini produksi yang
dihasilkan selalu dapat terserap oleh pasar. Meski demikian
masih ada beberapa hal yang dirasakan menjadi kendala
seperti:
a) Lemahnya posisi tawar petani dalam penentuan harga
gabah/beras karena hampir sepenuhnya ditentukan oleh
pihak pedagang.
b) Kendala iklim ekstrim yang dapat memacu serangan hama
dan penyakit dan kekeringan sehingga mengakibatkan
produksi beras/padi yang dihasilkan jauh di bawah target
yang diharapkan.
E. Aspek Keuangan
1. Asumsi dan Parameter dalam Analisis Keuangan
Pola usaha diasumsikan sebagai pola usaha corporate
(dana bersumber dari penyertaan modal), sehingga ditetapkan
asumsi dan parameter yang akan digunakan untuk analisis
kelayakan usaha dari sisi keuangan. Asumsi dan parameter
ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha perdagangan
beras di sentra produksi Kabupaten Poso serta informasi
yang diperoleh dari pengusaha, pustaka, dan kajian
komparasi dengan sentra produksi yang lainnya. asumsi

20
untuk analisis keuangan tersebut dapat dilihat pada Tabel
berikut ini;.

Tabel 1. Asumsi Dalam Analisis Keuangan Usahatani Gabah/Beras di Kabupaten Poso


No Asumsi Satuan Nilai
1 Periode Produksi Bulan 12
2 Periode Proyeksi Tahun
3 Musim Tanam Kali / Tahun 2
4 Lama Musim per Tanam Bulan 4
5 Luas Lahan Ha 10
6 Produktivitas Beras/padi Kg / Ha 5.000
7 Harga Penjualan :
- Jual gabah/beras Rp/ Kg 4.500
- Jual beras Rp / Kg 10.000
- Kenaikan harga jual gabah/beras Persen / Tahun 0
8 Discount Factor Persen 15

Diasumsikan bahwa musim tanam beras/padi dapat


dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Hasil rata-rata produksi
beras/padi sebanyak 5.000 kg/Ha. Harga gabah/beras di
tingkat petani adalah Rp.4.500,-. Periode proyeksi dalam
analisis ini dilakukan selama 10 tahun mengikuti umur pakai
peralatan investasi. Suku bunga yang berlaku diasumsikan
15% per tahun. Asumsi proporsi modal investasi adalah 100%
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Poso
2. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Modal
Kerja

Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha


budidaya beras/padi dibedakan menjadi dua yaitu biaya
investasi dan biaya modal kerja. Biaya investasi adalah
komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan peralatan dan perlengkapan kantor. Adapun biaya
modal kerja merupakan gabungan dari biaya tetap (yang
diperhitungkan setiap musim tanam) dan biaya variabel.
Biaya modal kerja atau biaya operasional yang harus
dikeluarkan untuk memulai usaha budidaya beras/padi akan
dipersiapkan pada awal pelaksanaan budidaya.

21
3. Biaya Investasi

Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal


memulai usaha perdagangan beras berupa biaya untuk
pengadaan peralatan dan perlengkapan lainnya sebesar Rp.
217.750.000 yang terdiri dari jenis sebagai berikut:

Tabel 2. Biaya Investasi Perdagangan Beras PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda)
No Komponen Biaya Total (Rp)

1 Gudang 200.000.000
2. Ruang Pegawai dan 10.000.000
Perlengkapan
3 Pemasangan PAM 1.500.000
4 Timbangan 500.000
5 Troli 500.000
6. Meja 500.000
7. Kursi 750.000
8. Instalasi Internet 1.000.000
9. Instalasi Listrik 2.000.000
Jumlah Biaya Investasi
217.750.000

4. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan modal kerja dalam bisnis
perdagangan beras, seperti dijelaskan sebelumnya terdiri dari biaya
variabel (yang tergantung pada skala usaha atau luas lahan yang
dikelola) dengan biaya tetap (yang sebagian tergantung pada skala
usaha). Total biaya variabel yang digunakan sebagai biaya modal
kerja pembelian dan penjualan beras. Besaran biaya variabel
tersebut tercantum pada Tabel berikut ini.
Tabel 3. Biaya Operasional PT. Lembamposo Global Mandiri
Komponen Biaya Total Biaya per Tahun (Rp)
No
1 Gaji Manajer 84.000.000
2 Gaji Karyawan 150.500.000
3 Listrik 14.400.000
4 Telepon 2.400.000
5 Pemasaran 60.000.000
6 Peralatan Gudang 1.000.000
Penyimpanan
7 PBB 500.000
Total Biaya Operasional 312.300.000

22
5. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja
Biaya investasi yang diperlukan untuk bisnis perdagangan
beras periode waktu 5 sampai dengan 10 tahun kedepan adalah
Rp.312.000.000. Diasumsikan bahwa semua dana tersebut
disediakan dari dana penyertaan modal dari Pemerintah Daerah.
Struktur kebutuhan dana Investasi bisnis perdagangan beras
sebagai berikut:

Tabel 4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja pertahun


No Komponen Biaya Proyek Total Biaya
(Rp)
1 Biaya Investasi
Total Biaya Investasi 217.750.000
2 Biaya Modal Kerja
Total Biaya Modal Kerja Tahun 1 312.300.000
Total Kebutuhan Dana Investasi 530.050.000

6. Proyeksi Kelayakan, Laba Rugi dan Break Even Point


Keuntungan dari usaha penjualan beras diproyeksikan pada
2 kali musim tanam sebesar Rp.5.229.950.000 dalam satu tahun
dengan asumsi pada tahun tersebut seluruh produk terjual. Seperti
penjelasan sebelumnya, bahwa adanya kepastian pasar,
kesepakatan harga, dan semua produk yang dihasilkan dapat
terjual. Dalam proyeksi ini juga diasumsikan bahwa selama masa
proyeksi tidak terjadi perubahan produktivitas,dan harga stabil.
Dari perhitungan yang dilakukan untuk jangka waktu 10 tahun
dengan memperhitungkan nilai discount factor sebesar 15%, maka
didapat hasil kriteria kelayakan nilai Benefit Cost (B/C) sebesar
1,75 (lebih besar dari nol, yang menunjukkan bahwa perdagangan
beras ini layak untuk diusahakan. Pada perhitungan Present Value
Net Benefit pada tahun pertama sebesar Rp.4.547.782.609 sampai
10 tahun kedepan bernilai positif. Sedangkan Total Present Value
Net Benefit Positif sebesar Rp.22.603.645.465 lebih besar dari
Present Value Net Benefit Negatif Rp.12.886.195.701.
Berdasarkan kriteria penilaian Investasi dari pendekatan
Benefit Cost dan Net Present Value maka bisnis ini perdagangan
beras layak untuk di jalankan.

23
Tabel 5. Analisis Kelayakan Perdagangan Beras Di Kabupaten Poso PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda).
URAIAN Tahun

  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW                    

1. PRODUK BERAS 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000 5,760,000,000

2. BERAS RUSAK   800,000 800,000 800,000 800,000 800,000

TOTAL INFLOW 5,760,000,000 5,760,800,000 5,760,000,000 5,760,800,000 5,760,000,000 5,760,800,000 5,760,000,000 5,760,800,000 5,760,000,000 5,760,800,000

OUTFLOW                    

1. BIAYA INVESTASI                    

A. GUDANG 200,000,000                  

B. RUANG PEGAWAI 10,000,000                  

C. POMPA AIR 1,500,000         1,500,000        

D. TIMBANGAN 500,000                  

E. TROLI 500,000         500,000        

F. MEJA 1,500,000         1,500,000        

G. KURSI 750,000         750,000        

H. INSTALASI INTERNET 1,000,000                  

I. INSTALASI LISTRIK 2,000,000                  

24
TOTAL BIAYA INVESTASI 217,750,000 0 0 0 0 4,250,000 0 0 0 0

2. BIAYA PRODUKSI                    

A. GAJI MANAJER
84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000 84,000,000

B. GAJI KARYAWAN
150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000

C. LISTRIK
14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000

D. TELEPON
2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000

E. PEMASARAN
60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000

F. PERALATAN GUDANG
PENYIMPANAN 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

G. PBB
500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

TOTAL BIAYA PRODUKSI


312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000

TOTAL OUTFLOW 530,050,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 316,550,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000 312,300,000

5,229,950,0
NET BENEFIT 00 5,448,500,000 5,447,700,000 5,448,500,000 5,447,700,000 5,444,250,000 5,447,700,000 5,448,500,000 5,447,700,000 5,448,500,000

DISCOUNT FACTOR 15% 0.870 0.756 0.658 0.572 0.497 0.432 0.376 0.327 0.284 0.247

PV NET BENEFIT/TAHUN 4,547,782,609 4,119,848,771 3,581,951,179 3,115,197,559 2,708,469,701 2,353,699,514 2,047,992,212 1,781,124,315 1,548,576,342 1,346,785,871

NPV Rp27,151,428,073.49                  

PV NET BENEFIT POSITIF 22,603,645,465                  

PV NET BENEFIT NEGATIF 12,886,195,701                  

25
APABILA NET
B/C LEBIH > 1
MAKA BISNIS
LAYAK UNTUK
NET B/C 1.75 DIJALANKAN                

PV BENEFIT/TAHUN 5,008,695,652 4,355,992,439 3,787,293,499 3,293,756,097 2,863,737,995 2,490,552,815 2,165,397,350 1,883,215,739 1,637,351,493 1,423,981,655

PV COST/TAHUN 460,913,043 236,143,667 205,342,319 178,558,539 155,268,294 136,853,300 117,405,138 102,091,424 88,775,151 77,195,784

GROSS B/C 16.44                  

26
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kajian kelayakan investasi pada Badan Usaha Milik
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) telah dikaji
berdasarkan Analisis Kelayakan Investasi, Analisis Dampak
dan Manfaat Sosial Ekonomi, dan Analisis Potensi Daerah.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi yang
terdiri atas aspek pasar dan pemasaran, analisis persaingan
dan peluang usaha, serta analisis keuangan memberikan
gambaran bahwa rencana bisnis yang akan dijalankan oleh PT.
Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) memperlihatkan
proses bisnis yang positif dan layak untuk diinvestasikan.
Sasaran bisnis efektif PT. Lembamposo Global Mandiri
(Peseroda) dapat diarahkan pada pemanfaatan potensi yang
ada di Kabupaten Poso terutama sekali investasi pada bidang
Agribisnis dan berperan dalam pengoptimalan alur distribusi
sekaligus penstabilan harga pasar pada berbagai komoditas
pertanian di Kabupaten Poso.
Investasi yang diberikan kepada PT. Lembamposo Global
Mandiri (Perseroda) sebanyak Rp. 530.050.000,- (lima ratus
tiga puluh juta lima puluh ribu rupiah) dan total biaya
operasional tahunan sebesar Rp.236.143.667,- (dua ratus tiga
puluh enam juta seratus empat puluh tiga ribu enam ratus enam
puluh tujuh rupiah) dengan proyeksi keuntungan sebesar Rp.
460.913.043,- (empat ratus enam puluh juta sembilan ratus
tiga belas ribu empat puluh tiga rupiah) per tahun. Nilai proyeksi
NPV (Net Profitable Value) sebesar 1,75 memberikan gambaran
bahwa investasi yang akan diberikan kepada PT. Lembamposo
Global Mandiri memberikan penilaian profit yang optimis.
B. Saran
Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam sebuah
investasi, diperlukan ketegasan akan tujuan yang telah
dicantumkan dalam rencana bisnis PT. Lembamposo Global
Mandiri (Perseroda). Tujuan yang hendak dicapai setidaknya
perlu memperhatikan keberlanjutan investasi, profit, dan
memberikan andil bagi pembangunan dan kemakmuran
daerah.
Analisis kelayakan investasi PT. Lembamposo Global
Mandiri (Perseroda) ini setidaknya dapat menghindari resiko
kerugian dan memudahkan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pengendalian. Agar neraca keuangan dapat
tetap dapat seimbang dan berkelanjutan, sehingga investasi
yang telah diberikan pada PT. Lembamposo Global Mandiri
(Perseroda) ini tidak terbuang percuma.

27

Anda mungkin juga menyukai