Anda di halaman 1dari 49

PENJELASAN

PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN


PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI
MENJADI
PERUSAHAAN PERSEROAN DAERAH
PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI

Disiapkan oleh :

TIM PENDAMPING
PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI

PT. LEMBAMPOSO GLOBAL MANDIRI


2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Identifikasi Masalah..............................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan...........................................................................7
1. Tujuan............................................................................................7
2. Kegunaan.......................................................................................8
D. Metode Penulisan..................................................................................8
1. Pendekatan Studi...........................................................................8
2. Jenis dan Sumber Data..................................................................8
3. Metode Pengumpulan Data.............................................................9
4. Metode Analisis Data......................................................................9
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS..................................10
A. Kajian Teoritis.....................................................................................10
1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah..........................10
2. Tinjauan tentang Badan Usaha Milik Daerah...............................12
3. Perbedaan Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah................13
B. Kajian Terhadap BUMD PT. Lembamposo Global Mandiri dan
Permasalahan yang dihadapi Masyarakat di Kabupaten Poso..............15
1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah..........................15
2. BUMD PT Lembamposo Global Mandiri........................................16
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN TERKAIT......................18
A. Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Terkait...............................18
B. Analisis Peraturan Perundang-undangan Terkait................................21
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah.................................................................21
2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha
Milik Daerah........................................................................................24
BAB IV JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH..........................................31
A. Jangkauan dan Arah Pengaturan........................................................31
B. Materi yang akan diatur......................................................................32
BAB V PENUTUP........................................................................................47
A. Kesimpulan.........................................................................................47
B. Saran...................................................................................................47

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah yang menggantikan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah secara lebih tegas mengamanatkan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan
pemerintahan daerah sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan
otonomi daerah. Adapun tujuan diselenggarakannya otonomi daerah
adalah untuk : (i) meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (ii)
mengembangkan pelayanan umum; dan (iii) meningkatkan daya saing
daerah sesuai dengan kondisi dan potensi serta karakteristik yang
dimiliki masing-masing daerah.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, daerah diberi


keleluasaan untuk mengembangkan sumber-sumber pembiayaan
pembangunan baik yang berasal dari pendapatan daerah maupun
penerimaan pembiayaan daerah yang lain seperti pinjaman daerah,
kegiatan investasi/penanaman modal. Seiring dengan hal itu, terbitnya
peraturan perundang-undangan di bidang otonomi daerah yang baru itu
memiliki misi utama yang penting dan strategis yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah. Misi utama
tersebut semata-mata dilakukan dalam rangka optimalisasi pengelolaan
sumberdaya alam di daerah untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat seluas-luasnya.

Atas dasar misi di atas, maka salah satu argumen pelaksanaan


otonomi daerah adalah bahwa Pemerintah Daerah harus mempunyai
sumber-sumber keuangan daerah yang memadai untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan dengan kebijakan otonomi daerahnya,
menyelenggarakan kegiatan pembangunan, dan meningkatkan
pelayanan publik. Kapasitas keuangan Pemerintah Daerah dalam
menjalankan fungsi-fungsinya, seperti: fungsi pelayanan masyarakat;
fungsi pelaksanaan pembangunan; dan fungsi perlindungan kepada
masyarakat.

3
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 dalam bab IV tentang
Sumber Penerimaan Daerah, Pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa
Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas
Pendapatan Daerah dan Pembiayaan. Selanjutnya pada ayat (2)
disebutkan bahwa Pendapatan Daerah bersumber dari : (i) PAD
(Pendapatan Asli Daerah); (ii) Dana Perimbangan; (iii) Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah. PAD diprioritaskan untuk membiayai
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan
masyarakat. Oleh karenanya, penyediaan dana yang bersumber dari PAD
seyogyanya harus mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, dan hemat;
sehingga tidak menurunkan standar pelayananan kepada masyarakat.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berdasarkan peraturan


perundang-undangan yang berlaku terdiri dari komponen : (i) Pajak
Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
terutama berasal dari hasil Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada
Badan Usaha.

Fakta data di Pemerintahan Kabupaten Poso nampak bahwa


kontribusi sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD relatif
paling kecil dibandingkan sumber-sumber pendapatan daerah yang lain,
seperti Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Pada sisi yang lain komponen PAD yang berasal dari Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan nampak memberikan kontribusi
pembentukan PAD paling kecil, dibandingkan komponen-komponen PAD
yang lain seperti Pajak Daerah, Retribusi Daerah maupun Lain-lain PAD
yang Sah.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut diatas maka perlu upaya


peningkatan PAD Kabupaten Poso yang berasal dari komponen Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, yaitu dari sumber
Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Poso pada Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD). Agar hasil penyertaan modal Pemerintah Kabupaten
Poso pada BUMD ini memberikan keuntungan yang proporsional
sehingga mampu meningkatkan kinerja PAD, maka kondisi dan kinerja
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tempat penyertaan modal harus
memiliki manajemen yang baik, sehat, dan maju. Salah satu BUMD

4
potensial yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Poso adalah PT.
Lembamposo Global Mandiri.

Selain menguatkan posisi permodalan, pembinaan terhadap


BUMD juga diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja BUMD
dalam penyelenggaraan kegiatan usaha yang profesional sehingga
mampu mewujudkan prinsip penyelenggaraan perusahaan yang baik
(good corporate governance). Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berikut perubahan-
perubahannya dan kemudian juga Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berikut
peraturan-peraturan turunannya, maka pengelolaan BUMD di Daerah
perlu segera disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang baru tersebut.

Sementara itu BUMD yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten


Poso belum disesuaikan status badan hukumnya sesuai ketentuan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 maupun Peraturan Pemerintah
Nomor 54 tahun 2017. Terdapat 2 (dua) buah BUMD milik Pemerintah
Kabupaten Poso yang belum disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan baru yaitu; PDAM Kabupaten Poso dan PT. Lembamposo
Global Mandiri. Maka dalam rangka memenuhi amanat peraturan
perundang-undangan yang mengatur BUMD dan sekaligus sebagai
jawaban untuk meningkatkan kinerja BUMD agar lebih profesional dan
maju, maka perlu dilakukan penyesuaian atas status badan hukum PT.
Lembamposo Global Mandiri menjadi Perusahaan Perseroan Daerah
Lembamposo Global Mandiri atau PT Lembamposo Global Mandiri
(Perseroda).

Sebelumnya telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Poso


Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Bentuk Hukum Perusahaan
Daerah Pembangunan Poso Menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo
Global Mandiri, kemudian akan disesuaikan bentuk hukumnya menjadi
Perusahaan Perseroan Daerah Lembamposo Global Mandiri. Sebagai
langkah awal penyusunan rancangan perubahan Peraturan Daerah
tersebut, maka disusunlah Penjelasan Perubahan Peraturan Daerah
Kabupaten Poso Nomor 4 Tahun 2014 tersebut. penyusunan Penjelasan
Perubahan Peraturan Daerah tersebut dilakukan dalam rangka

5
mendapatkan sebuah Peraturan Daerah yang baik dan sesuai dengan
kaidah dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.

B. Identifikasi Masalah

Esensi otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban


daerah otonom untuk mengatur dan megurus sendiri urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannnya dan sesuai kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hak dan kewenangan mengatur diwujudkan bahwa
pemerintahab daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang


dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan
bersama Kepala Daerah. Selanjutnya sesuai dengan Pasal 14 Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, Pasal 236 UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Peraturan Meneteri
Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah dinyatakan bahwa Materi muatan Peraturan Daerah
Kabupaten berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi.

Sebagaimana dipahami bahwa pencapaian tujuan otonomi daerah


(pemerintahan daerah) yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan masyarakat, peningkatan partisipasi
masyarakat dan daya saing daerah diperlukan adanya pengelolaan dan
pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang profesioanl dan
maju serta melaksanakan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik
(good corporate governance).

Eksistensi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah


Kabupaten Poso saat ini pengelolaannya belum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan baru tentang BUMD yaitu UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah berikut perubahan-perubahannya dan
PP Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah berikut

6
peraturan-peraturan turunannya. Berdasarkan kondisi dan fakta
tersebut maka keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang
Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri sangat
mendesak untuk dilakukan perubahan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang


penting untuk dikemukakan dalam penjelasan perubahan Peraturan
Daerah ini adalah :

1. Apakah keberadaan Rancangan Perubahan Peraturan Daerah


Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan Daerah PT.
Lembamposo Global Mandiri memiliki kelayakan untuk dilakukan
penyesuaian?
2. Bagaimana pokok-pokok pengaturan yang perlu dirumuskan
dalam draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Poso
tentang Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global
Mandiri, sehingga perubahan peraturan daerah dimaksud dapat
diberlakukan secara efektif dan efisien?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Kegiatan penyusunan perubahan Peraturan Daerah Kabupaten
Poso tentang Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global
Mandiri ini dimaksudkan untuk menyiapkan penjelasan penyesuaian
terhadap peraturan dan perundangan-undangan tentang BUMD
terbaru yang dapat digunakan sebagai acuan dan/atau bahan
pertimbangan dalam pembinaan dan pengembangan pengelolaan
BUMD PT. Lembamposo Global Mandiri. Tujuan yang diharapkan
dari penyusunan dokumen ini aalah sebagai landasan ilmiah bagi
penyusunan Rancangan Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten
Poso tentang Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global
Mandiri.
Secara khusus tujuan kajian dalam dokumen ini adalah :
a. Untuk mengkaji kelayakan secara ilmiah atas Peraturan
Daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.
b. Untuk mengetahui bagian pokok pengaturan yang perlu
disesuaikan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Poso No 4
Tahun 2014 tentang Perubahan Hukum Perusahaan Daerah
Pembangunan Poso menjadi Perseroan Terbatas
7
Lembamposo Global Mandiri agar dapat dirubah statusnya
menjadi Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo
Global Mandiri.
c. Agar penyesuaian status menjadi Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri ini dapat diterima
masyarakat serta dapat diberlakukan secara efektif dan
efisien.
2. Kegunaan
Kegunaan penyusunan dokumen rancangan perubahan
Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri adalah sebagai acuan
penyusunan rancangan perubahan Peraturan Daerah Kabupaten
Poso No 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Hukum Perusahaan
Daerah Pembangunan Poso menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo
Global Mandiri untuk dirubah statusnya menjadi Perusahaan
Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.
D. Metode Penulisan
1. Pendekatan Studi

Pendekatan studi yang digunakan dalam penyusunan dokmen


ini adalah menggunakan pendekatan yuridis empiris dan yuridis
normatif. Yuridis empiris dimaksudkan untuk melihat permasalahan
terkait pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu
Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.
Sedangkan pendekatan yuridis normatif yaitu pengkajian studi
dokumen dengan analisis yang terdiri dari peraturan perundang-
undangan dan berbagai kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan BUMD
yaitu Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri
dan laporan hasil dari berbagai pertemuan, koodinasi, dan konsultasi
dengan beberapa instansi dan lembaga stakeholder serta komunikasi
dengan berbagai lapisan masyarakat terkait lainnya.

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penyusunan dokumen ini


terdiri atas dua jenis:

a. Data Primer

8
Sumber data primer berupa catatan hasil pertemuan,
koordinasi, konsultasi, dan komunikasi.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder berupa bahan hukum primer meliputi;
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan
perundang-undangan lain yang berkaitan dengan kebijakan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah yaitu Perusahaan
Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.
3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data primer dilakukan dilakukan


konsultasi dan koordinasi secara mendalam dengan pihak instansi
dan lembaga terkait, serta diskusi dan komunikasi intensif dengan
narasumber terkait. Sedang untuk memperoleh data dari bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder, dilakukan dengan
usaha studi pustaka dan mempelajari peraturan dan perundang-
undangan yang memiliki kaitan erat dengan pokok permasalahan.

4. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara induktif, semua data


yang ada ditafsirkan dan dijabarkan dengan mendasar pada teori-
teori yang berlaku.

9
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. Kajian Teoritis
1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah.

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang terbagi dalam


bagian-bagian pemerintahan daerah, baik provinsi, kabupaten maupun
kota. Pemerintahan daerah ini mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Hal ini
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 18, 18A, an 18B UUD 1945.

Dasar mengenai pemerintahan daerah tersebut, memuat pokok-


pokok pikiran sebagai berikut:

Daerah Indonesia akan dibagi atas dasar besar dan kecil yang
akan diatur dengan undang-undang;

Pengaturan tersebut harus memandang dan mengingat dasar


permusyaratan dalam sistem pemerintahan negara serta hak-hak asal-
usul dalam daerah yang bersifat istimewa (Manan, Bagir, 2002: 2-3).

Beberapa prinsip pemberian otonomi daerah yang dipakai sebagai


pedoman dalam pembentukan dan penyelenggaraan daerah otonom
yaitu:

a) Penyelenggaraan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta


potensi dan keanekaragaman daerah;
b) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas,
nyata dan bertanggung jawab;
c) Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan
pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, sedangkan Daerah
Propinsi merupakan otonomi yang terbatas;

10
d) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi
negara terjamin hubungan yang serasi antara Pusat dan
Daerah serta antar Daerah;
e) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkat
lkemandirian Daerah Otonom.

Menurut ketentuan UU Nomor 23 Tahun 2014, dikenal 3 (tiga)


asas penyelenggaraan pemerintahan di daerah, yaitu asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan. Asas-asas
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
Pemerintahan kepada daerah otonom dalam rangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari


Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
perangkat pusat di daerah, sedangkan asas Tugas Pembantuan adalah
penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa, dan dari daerah
ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai dengan
pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan
kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskannya.

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah


diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
msayarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan
strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya
saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemertaaan, keadilan,
keistimewaan, dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman
Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberian otonomi seluas-luasnya kepada Daerah dilaksanakan


berdasarkan prinsip negara kesatuan. Dalam negara kesatuan
kedaulatan hanya ada pada pemerintahan negara dan tidak ada
kedaulatan pada Daerah. Oleh karena itu, seluas apapun otonomi yang
diberikan Negara kepada Daerah, tanggung jawab akhir
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah akan tetap ada ditangan
Pemerintah Pusat.

11
Untuk itu Pemerintahan Daerah pada negara kesatuan
merupakan satu kesatuan dengan Pemerintahan Nasional. Sejalan
dengan itu, kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Daerah
merupakan bagian integral dari kebijakan nasional. Pembedanya
adalah terletak pada bagaimana memanfaatkan kearifan, potensi,
inovasi, daya saing, dan kreativitas Daerah untuk mencapai tujuan
nasional tersebut di tingkat lokal yang pada akhirnya akan mendukung
pencapaian tujuan nasional secara keseluruhan.

2. Tinjauan tentang Badan Usaha Milik Daerah

Dalam negara hukum moderen (welfarestate) ditandai dengan


banyaknya campur tangan Negara/Pemerintah dalam kehidupan sosial
ekonomi masyarakat. Demikian pula Indonesia sebagai Negara yang
bercorak welfarestate, Negara atau pemerintah juga terlibat dalam
kehidupan sosial maupun ekonomi. Dalam bidang perekonomian
keberadaan Badan Usaha Milik Negara maupun Badan Usaha Milik
Daerah merupakan manifestasi dari campur tangan pemerintah dalam
bidang perekonomian.

Sesungguhnya sarana pemerintah untuk melakukan intervensi


dalam bidang perekonomian ini utamanya juga dilakukan baik oleh
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pada level nasional
instrumen hukumnya terdapat dalam Undang-undang Nomor 19 Tahuh
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Pasal 9
Undang-undang ini, BUMN dibagi ke dalam dua bentuk yaitu Persero
(Perusahaan Perseroan) dan Perum (Perusahaan Umum).

Setelah terbit Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004, pengaturan Badan Usaha Milik Daerah semakin jelas dan
tegas. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 berikut perubahan-
perubahannya bentuk hukum BUMD disejajarkan dengan bentuk yang
dikenal dalam BUMN yakni Perumda (Perusahaan Umum Daerah) dan
Perseroda (Perusahaan Perseroan Daerah). Bahkan pengaturan lebih
rinci mengenai BUMD sebagai amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 ini
telah terbit Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan

12
Usaha Milik Daerah (BUMD). Dalam peraturan perundang-undangan
tersebut bahkan BUMD yang memenuhi persyaratan tertentu dapat
dilakukan privatisasi.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sekaligus juga telah


mencabut dan menyatakan tidak berlaku Undang-undang Nomor 5
Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yang selama ini menjadi dasar
pembentukan dan pendirian Perusahaan Daerah. Bentuk hukum
BUMD juga pernah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik
Daerah. Sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
3 tahun 1998, BUMD dapat berbentuk Perusda dan Perseroan Terbatas
(PT). Apabila BUMD berbentuk Perusda maka ia tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang mengatur Perusda, sedangkan jika
berbentuk PT berlaku ketentuan Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, dan manakala suatu Perusda akan
diubah menjadi PT diperlukan izin dari Mendagri.

3. Perbedaan Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah

Berbeda dengan BUMN, BUMD hingga saat ini belum ada


Undang-undang yang secara khusus mengatur mengenai lembaga
usaha ini. Undang-undang yang ada adalah UU No. 5 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah. Padahal pada prakteknya BUMD bukan
hanya Perusahaan Daerah. Oleh karena itu Pemerintah menerbitkan
kebijakan dalam bentuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun
1998 tentang Bentuk Hukum BUMD. Berdasarkan Peraturan Menteri
tersebut, dijelaskan bahwa bentuk hukum BUMD terdiri dari 2 yaitu :
1) Perusahaan Daerah (Perusda); dan 2) Perseroan Terbatas (PT).

Kemudian untuk menaungi seluruh kebijakan terkait BUMD


maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah. Pada Peraturan Pemerintah
tersebut disebutkan pada Pasal 4 ayat (3) bahwa BUMD terdiri atas ; 1)
perusahaan umum Daerah; dan 2) perusahaan perseroan Daerah.
Perbedaan keduanya dijelaskan pada Pasal 5 ayat (1) dan (2).
Bahwasanya permodalan perusahaan umum Daerah seluruh modalnya
dimiliki satu daerah dan tidak terbagi atas saham, berbeda dengan
perusahaan perseroan Daerah yang berbentuk perseroan terbatas
modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit

13
51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1 (satu) daerah.
Pengaturan lainnya seperti pembagian tugas dan kewenangan;
pendirian, sumber modal, organ dan pegawai BUMD; perencanaan,
operasional, dan pelaporan BUMD; pengawasan dan pembinaan BUMD;
serta mekanisme pengaturan terperinci lainnya dijelaskan pasal demi
pasal pada Peraturan Pemerintah ini.

Disamping peraturan tersebut, terdapat peraturan perundang-


undangan yang juga memuat ketentuan yang berhubungan dengan
BUMD, yaitu UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
dan PP No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Berdasarkan ketentuan pasal 173 UU no. 32 Tahun 2004 dinyatakan
bahwa : Pemerintah dapat menyertakan modal dalam Badan Usaha
Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal dapat
ditambah atau dikurangi, dijual ke pihak ke tiga atau dialihkan kepada
BUMD. Sedangkan dalam Pasal 177 dinyatakan bahwa: Pemerintah
Daerah dapat memiliki BUMD dimana pembentukan, penggabungan,
pelepasan, kepemilikan, dan pembubaran ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.

Pengangkatan kepengurusan dari Perusahaan Daerah ditentukan


oleh Pemerintah Daerah, Perusahaan Daerah atau BUMD mempunyai
sejumlah perbedaan mendasar dibandingkan dengan Perseroan
Terbatas pada umumnya. Pertama, dari sisi organisasi dan manajemen.
Dasar hokum yang berkenaan dengan organisasi dan manajemen dari
Perusahaan Daerah adalah UU No 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah, UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, PP no.
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Sementara Perseroaan Terbatas mempunyai dasar
hukum UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan
organisasi dan manajemen di Perusahaan Daerah didasarkan pada
keputusan/kebijakan Pemerintah Daerah, bahkan ada pula yang
merujuk pada peraturan atau produk hukum Kementerian Dalam
Negeri. Sementara di Perseroan Terbatas ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).

Hal yang sama berkenaan hubungan dengan pihak ketiga,


Perusahaan Daerah ditentukan oleh birokrasi pemerintahan daerah,

14
sementara di Perseroan Terbatas ditentukan oleh RUPS. Kedua,
berkenaan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM di
Perusahaan Daerah, yaitu rekruitmen SDM, sistem penggajian, pensiun
dan penghargaan direksi dan pensiun pegawai diatur oleh Pemerintah
Daerah. Sementara untuk sistem penggajian, pensiun dan penghargaan
direksi dan pensiun pegawai.

Perusahaan Daerah adalah bentuk BUMD yang modal


keseluruhannya dimiliki oleh pemerintah daerah yang dipisahkan dari
kekayaan daerah, dan keuntungannya dipakai untuk pembangunan
daerah. BUMD memiliki kelebihan- kelebihan antara lain: seluruh
keuntungan BUMD menjadi keuntungan daerah; menyediakan jasa-
jasa bagi masyarakat; dan merupakan sarana untuk melaksanakan
pembangunan.

Sedangkan Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk persekutuan


dan/atau badan hokum yang memiliki kekayaan sendiri yang terpisah
dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham. Kelebihan PT
antara lain: tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham;
pemisahan pemilik dari pengurus; mudah mendapatkan modal;
terdapat efisiensi dalam soal kepemimpinan. Sedangkan kekurangan
PT: pajak relatif besar; biaya pendiriaan yang lebih mahal; tidak
terjaminnyan rahasia perusahaan; kurangnya perhatian para pemegang
saham terhadap perusahaan.

B. Kajian Terhadap BUMD PT. Lembamposo Global Mandiri dan


Permasalahan yang dihadapi Masyarakat di Kabupaten Poso.
1. Tinjauan Pemerintahan dan Pemerintah Daerah.

Kabupaten Poso adalah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah,


Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Poso. Kabupaten Poso
wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat Daya dan dari
arah Barat ke Timur, sebagian besar wilayahnya berada di daratan
pulau Sulawesi.

Berdasarkan garis lintang dan garis bujur wilayah Kabupaten


Poso terletak pada koordinat 1˚ 06' 44,892" - 2˚ 12' 53,172" LS dan
120˚ 05' 96" - 120 ˚52' 4,8" BT. Berdasarkan letak astronomisnya,
panjang wilayah Kabupaten Poso dari ujung barat sampai ujung timur

15
diperkirakan jaraknya kurang lebih 86,2 Km. Lebarnya dari utara ke
selatan dengan jarak kurang lebih 130km.

Letak geografis Kabupaten Poso sangat beragam bagian utara


berada di pesisir pantai terletak di perairan Teluk Tomini dan kawasan
lain di bagian selatan pada umumnya terletak di kawasan terjal berupa,
lembah dan pegunungan.

Wilayah Kabupaten Poso dibatasi oleh batas alam yakni kawasan


pantai dan pegunungan / perbukitan dengan batas administratif
sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Teluk Tomini dan Prov. Sulawesi Utara
 Sebelah Selatan : Prov. Sulawesi Selatan
 Sebelah Timur : Kab. TojoUna-una dan Kab. Morowali
 Sebelah Barat : Kab.Sigi dan Kab. Parigi Moutong.

Luas daratan Kabupaten Poso setelah terpisah dengan Kabupaten


Tojo Una-una diperkirakan sekitar 8.712,25 Km² atau 12,81 persen
dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah. Bila dibandingkan dengan
luas daratan kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tengah,
Kabupaten Poso menempati urutan keempat.

2. BUMD PT Lembamposo Global Mandiri


PT Lembamposo Global Mandiri sebelum berubah menjadi
Perseroan Terbatas dahulu adalah Perusahaan Daerah (PD).
Perusahaan Daerah Pembangunan Poso merupakan badan usaha milik
daerah (BUMD) yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Poso dengan
Peraturan Daerah Tingkat II Poso Nomor 3 Tahun 1975 tentang
Pendirian Perusahaan Daerah Pembangunan Poso. Setelah
pendiriannya, Perusahaan Daerah Kabupaten Poso itu kemudian
disesuaikan lagi dengan perkembangan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjadi
Peraturan Daerah Kabupaten Poso Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Perubahan Bentuk Hukum Perusahaan Daerah Pembangunan Poso
Menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo Global Mandiri, pada tanggal
29 April 2014.
Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah
menjadi Perseroan Terbatas ini tertuang dalam Akte Notaris Nomor 49
(Empat Puluh Sembilan) tertanggal 30 September 2014 dengan Notaris
YOHANIS YABES TJIAMAN,SH., M.Kn. Akte Notaris tersebut telah

16
mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor AHU-280009.40.10.2014 tanggal 06 Oktober
2014.
PT Lembamposo Global Mandiri berkedudukan di Jalan Pulau
Kalimantan nomor 25, Kelurahan Gebangrejo, Kecamatan Poso Kota,
Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah dan berpotensi untuk
membuka cabang / unit baru di daerah ataupun di luar Ibukota
Kabupaten Poso.
Maksud dan tujuan pembentukan PT Lembamposo Global
Mandiri adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan sebesar-
besarnya kegiatan perekonomian daerah yang berdampak luas kepada
masyarakat yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang
besar terhadap pendapatan daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Kemudian untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut bidang usaha
PT Lembamposo Global Mandiri meliputi:
a. bidang usaha non fasilitas umum, terdiri atas :
 usaha di bidang agrobisnis;
 usaha di bidang industri strategis;
 usaha di bidang konstruksi klasifikasi kemitraan;
 usaha di bidang properti;
 usaha di bidang konsultan;
 usaha di bidang jasa/perdagangan;
 usaha di bidang telekomunikasi;
 usaha di bidang perhubungan (tranportasi);
 usaha di bidang kelautan dan perikanan;
 usaha di bidang infrastruktur;
 usaha di bidang kehutanan;
 usaha di bidang meeting, incentive, conference, exhibition;
dan
 usaha di bidang pengembangan usaha keuangan mikro dan
ekonomi kerakyatan.
b. bidang usaha non fasilitas umum, terdiri atas :
 usaha di bidang aenergi dan sumber daya mineral, migas, dan
batubara;
 usaha di bidang pariwisata;
 usaha di bidang investasi; dan
 usaha di bidang asuransi.
17
PT Lembamposo Global Mandiri dalam pengembangan usahanya
dapat mendirikan anak perusahaan baru dan bekerja sama dengan
mitra kerja untuk membantu mempercepat proses pertumbuhan
perusahaan ataupun proses pembangunan daerah.

BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS
PERATURAN TERKAIT

Konstelasi dan paradigma sistem ketatanegaraan berdasarkan


Konstitusi (UUD 1945) pemerintahan daerah hakekatnya merupakan
bagian tak terpisahkan dari kekuasaan pemerintahan Negara yang tidak
mungkin berdiri sendiri. Dokumen penjelasan perubahan status
Perusahaan Perseroan Daerah PT Lembamposo Global Mandiri ini
disusun berdasrkan pada berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.

A. Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Terkait.

Evaluasi dapat diartikan sebagai sebuat kegiatan yang terencana


yang menilai suatu obyek dengan menggunakan instrument atau metode
penilaian tertentu yang menjadi tolok ukur sehingga diperoleh hasil yang
menggambarkan obyek dimaksud. Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan Daerah Lembamposo
Global Mandiri atau PT Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) ini
direncanakan untuk mengganti dasar pendirian BUMD Pemerintah
Kabupaten Poso dalam bidang aneka usaha yaitu Peraturan Daerah
Kabupaten Poso Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Perubahan Bentuk
Hukum Perusahaan Daerah Pembangunan Poso Menjadi Perseroan
Terbatas Lembamposo Global Mandiri.

18
Perseroan Terbatas Lembamposo Global Mandiri semula
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki Pemerintah
Kabupaten Poso dalam bentuk Perusahaan Daerah (PD). PD
Pembangunan Poso didirikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Poso
Nomor 3 Tahun 1975 tentang Pendirian Perusahaan Daerah
Pembangunan Poso.

Meskipun perubahan PD Pembangunan Poso menjadi PT


Lembamposo Global Mandiri itu terjadi pada tahun 2014, namun
landasan pembentukan BUMD dalam bentuk Perseroan Terbatas itu
masih didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah berikut perubahan- perubahannya. Dalam Pasal
77 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah disebutkan bahwa ”Pemerintah Daerah dapat memiliki Badan
Usaha Milik Daerah dimana pembentukan, penggabungan, pelepasan,
kepemilikan, dan pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan
Daerah”. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah berikut perubahan-perubahannya itu sudah diganti dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Pengaturan tentang BUMD memasuki paradigma baru setelah


terbit Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ini, dimana BUMD yang
ada hanya memiliki 2 (dua) jenis saja yaitu Perusahaan Umum Daerah
(Perumda) dan Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda). Secara tegas
UU Nomor 23 Tahun 2014 ini juga mencabut dan menyatakan tidak
berlaku Undang-Undang yang selama ini menjadi dasar untuk pendirian
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten/ Kota yaitu Undang- undang Nomor 5 Tahun
1962 tentang Perusahaan Daerah. Pasal 409 UU Nomor 23 Tahun 2014
berikut perubahan-perubahannya itu menyatakan dengan tegas bahwa:
“Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku”. (Pasal 409).

19
Dengan demikian BUMD yang berbadan hukum Perusahaan
Daerah sudah harus disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang baru. Penyesuaian itu berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 berikut perubahan-perubahannya diberi
kesempatan paling lama 3 (tiga) tahun, sebagaimana bunyi Pasal 402
ayat (2) bahwa: “BUMD yang telah ada sebelum Undang-Undang ini
berlaku, wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang
ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan. ”Keseriusan Pemerintah untuk
mengatur dan mengembangkan Badan Usaha Milik Daerah semakin
kuat dan nyata dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah untuk itu maka rancangan
peraturan daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah Perseroan Terbatas Lembamposo Global Mandiri ini disesuaikan
dengan landasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah berikut perubahan-perubahannya dan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah.

Sementara itu Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017


tentang Badan Usaha Milik Daerah, dalam Pasal 5 ayat (2) menyebutkan
bahwa: ”Perusahaan Perseroan Daerah merupakan BUMD yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh 1 (satu) Daerah.” Kemudian berkenaan dengan pemberian
nama, dalam Pasal 14 PP Nomor 54 Tahun 2017 ini menyebutkan
bahwa:

Dalam hal penulisan nama perusahaan perseroan Daerah


dilakukan secara lengkap, didahului dengan perkataan perusahaan
perseroan Daerah diikuti dengan nama perusahaan.

Dalam hal penulisan nama perusahaan perseroan Daerah


dilakukan secara singkat, kata (perseroda) dicantumkan setelah singkat
PT dan nama perusahaan.

Maka dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Nomor


23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berikut perubahan-
perubahannya dan menyesuaikan badan hukum Perseroan
Terbatas menjadi Perusahaan Perseroan Daerah bagi PT Lembamposo
Global Mandiri, diperlukan kebutuhan hukum berkenaan dengan

20
Perusahaan Perseroan Daerah Lembamposo Global Mandiri atau PT
Lembamposo Global Mandiri (Perseroda).

Keberadaan Peraturan Daerah nantinya diharapkan tidak


kontraproduktif terhadap dunia usaha dan membebani serta merugikan
masyarakat. Akan tetapi keberadaan peraturan daerah yang ada atau
yang dibuat dapat memenuhi rasa keadilan dan menjamin kepastian
hukum masyarakat. Menurut Kustiawan (2000) pemerintah daerah
memiliki peluang luas sekaligus sebagai kewajiban serta tantangan yang
tidak ringan dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan
sumber–sumber yang ada di daerah. Kapasitas keuangan daerah akan
sangat menentukkan kemampuan Pemerintah daerah dalam
menjalankan fungsi-fungsinya, misalnya pelayanan masyarakat (public
service), pelaksanaan pembangunan (development) dan perlindungan
kepada masyarakat (protective).

B. Analisis Peraturan Perundang-undangan Terkait


Rancangan Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Poso
tentang Perusahaan Perseroan Daerah Lembamposo Global Mandiri atau
PT Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) ini jika dianalisis memiliki
keterkaitan dengan beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan
(hukum positif), yaitu sebagi berikut :
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun
2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ini mengatur
Badan Usaha Milik Daerah dalam satu bab tersendiri yaitu Bab
XII tentang BUMD. Bab tentang BUMD ini memiliki 3 bagian
penting, yaitu:
a. Umum
Pasal 331 menjelaskan bahwa:
1) Daerah dapat mendirikan BUMD
2) Pendirian BUMD itu ditetapkan dengan Perda.
3) BUMD itu terdiri atas perusahaan umum Daerah dan
perusahaan perseroan Daerah.
4) Pendirian BUMD itu bertujuan untuk:
a) Memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
Daerah pada umumnya;
21
b) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/ atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat
hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi
Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola
perusahaan yang baik; dan
c) Memperoleh laba dan/ atau keuntungan.
5) Pendirian BUMD itu didasarkan pada :
a) Kebutuhan Daerah; dan
b) Kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian BUMD itu
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
b. Permodalan BUMD
Pasal 332 menjelaskan bahwa:
1) Sumber modal BUMD terdiri atas :
a) penyertaan modal Daerah;
b) pinjaman;
c) hibah; dan
d) sumber modal lainnya.
2) Sumber modal lainnya itu adalah :
a) penyertaan modal Daerah;
b) pinjaman;
c) hibah; dan
d) sumber modal lainnya.
Pasal 333 :
1) Penyertaan modal Daerah itu ditetapkan dengan Perda.
2) Penyertaan modal Daerah dapat dilakukan untuk
pembentukan BUMD dan penambahan Modal BUMD.
3) Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan barang
milik Daerah.
4) Barang milik Daerah itu dinilai sesuai nilai riil pada saat
barang milik Daerah akan dijadikan penyertaan modal.
5) Nilai riil itu diperoleh dengan melakukan penafsiran harga
barang milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Perusahaan Perseroan Daerah
Pasal 339 :

22
1) Perusahaan Perseroan Daerah adalah BUMD yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki oleh satu Daerah.
2) Perusahaan Perseroan Daerah setelah ditetapkan dengan
Perda itu, pembentukan badan hukunya dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan-perundang-undangan
mengenai perseroan terbatas.
3) Dalam hal pemegang saham perusahaan perseroan Daerah
terdiri atas beberapa daerah dan bukan daerah, salah satu
daerah merupakan pemegang saham mayoritas.
Pasal 340 :
1) Organ perusahaan perseroan Daerah terdiri atas rapat umum
pemegang saham, direksi, dan komisaris.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organ perusahaan perseroan
Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Pasal 341:
1) Perusahaan perseroan Daerah dapat membentuk anak
perusahaan dan/ atau memiliki saham pada perusahaan lain.
2) Pembentukan anak perusahaan itu didasarkan atas analisa
kelayakan investasi oleh analisis investasi yang profesional
dan independen.
Pasal 342 :
1) Perusahaan perseroan Daerah dapat dibubarkan.
2) Kekayaan Daerah hasil pembubabaran perusahaan perseroan
Daerah yang menjadi hak Daerah dikembalikan kepada
Daerah.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubabaran perusahaan
Daerah diatur dalam peraturan pemerintah.
d. Pengelolaan BUMD
Pasal 343 :
1) Pengelolaan BUMD paling sedikit harus memenuhi unsur :
a) Tata cara penyertaan modal;
b) Organ dan kepegawaian;
c) Tata cara evaluasi;
d) Tata kelola perusahaan yang baik;
e) Perencanaan, pelaporan, pembinaan, pengawasan;

23
f) Kerjasama;
g) Penggunaan laba;
h) Penugasan pemerintah daerah;
i) Pinjaman;
j) Satuan pengawas intern, komite audit, dan komite lainnya;
k) Penilaian tingkat kesehatan, restrukturisasi, privatisasi;
l) Perubahan bentuk hukum;
m) Kepailitan; dan
n) Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan BUMD itu diatur
dalam dalam peraturan pemerintah.
Pasal 402, ayat (2):
BUMD yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam undang-undang ini
dalam rangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 405 :
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua ketentuan
peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2387), masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Undang-undang ini.
Pasal 409 :
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan


Usaha Milik Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah ini terbit untuk melaksanakan ketentuan Pasal
331 ayat (6), Pasal 335 ayat (2), Pasal 336 ayat (6), Pasal 337 ayat (2),
Pasal 338 ayat (4), Pasal 340 ayat (2), Pasal 342 ayat (3) dan Pasal
343 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

24
Pemerintahan Daerah. Kebijakan BUMD dalam PP ini antara lain
meliputi:

a. Kepala Daerah merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan


keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam
Kepemilikan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. (Pasal 2,ayat
1)
b. Pelaksanaan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam kebijakan BUMD meliputi:
c. Penyertaan modal;
d. Subsidi;
e. Penugasan;
f. Penggunaan hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang
dipisahkan; dan
g. Pembinaan dan pengawasan terhadap penyertaan modal
pada BUMD. (Pasal 2 ayat 2).

Selanjutnya, Kepala Daerah mewakili Pemerintah Daerah


dalam kepemilikan kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada:

a. Perusahaan umum Daerah, berkedudukan sebagai pemilik


modal; dan
b. Perusahaan perseroan Daerah, berkedudukan sebagai
pemegang saham.

Kepala Daerah selaku pemilik modal pada perusahaan umum


daerah atau pemegang saham pada perusahaah perseroan Daerah
mempunyai kewenangan mengambil keputusan. Kewenangan
mengambil keputusan itu dapat dilimpahkan kepada pejabat
perangkat daerah. Perlimpahan kewenangan itu antara lain:

a. Perubahan anggaran dasar;


b. Pengalihan aset tetap;
c. Kerja sama;
d. Investasi dan pembiayaan, termasuk pembentukan anak
perusahaan dan/ atau penyertaan modal;
e. Penyertaan modal Pemerintah Daerah bersumber dari modal
kapitalisasi cadangan, keuntungan revaluasi aset, dan agio
saham;

25
f. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas,
Komisaris, dan Direksi;
g. Penghasilan Dewan Pengawas, Komisaris, dan Direksi;
h. Penetapan besaran penggunaan laba;
i. Pengesahan laporan tahunan;
j. Penggabungan, pemisahan, peleburan, pengambilalihan,
dan pembubaran BUMD, dan
k. Jaminan aset berjumlah lebih dari 50% (lima puluh persen)
dari jumlah kakayaan bersih BUMD dalam 1 (satu) transaksi
atau lebih.
Pelaksana kewenangan itu dapat diberikan insentif yang
bersumber dari hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Besaran insentif pelaksana kewenangan itu ditetapkan berdasarkan:
a. Target kinerja BUMD;
b. Klasifikasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
sesuai jenis bidang usaha;
c. Laporan keuangan BUMD.

(Pasal 3).

Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 4 bahwa: Daerah dapat


mendirikan BUMD, dimana pendirian BUMD tersebut ditetapkan
dengan Perda. BUMD yang didirikan dapat berupa perusahaan
umum daerah, dan perusahaan perseroan daerah. Khusus untuk
perusahaan perseroan daerah, kedudukan perusahaan perseroan
daerah sebagai badan hukum diperoleh sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang mengatur mengenai perseroan terbatas.
Perusahaan perseroan daerah merupakan BUMD yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki oleh 1 (satu) Daerah.

(Pasal 5).

Tujuan pendirian BUMD (Pasal 7) dimaksudkan untuk:

a. memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian


daerah;
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/ atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat

26
hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi
Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola
perusahaan yang baik; dan
c. memperoleh laba dan/ atau keuntungan.

Pasal 11 mengatur cakupan Perda tentang pendirian BUMD,


dimana untuk perda pendirian perusahaan perseroan Daerah
memuat:

a. Nama dan tempat kedudukan;


b. Maksud dan tujuan;
c. Kegiatan usaha:
d. Jangka waktu berdiri; dan
e. Besarnya modal dasar.

Berkenaan dengan nama perusahaan perseroan Daerah


ditentukan harus menggunakan nama yang:

a. Belum dipakai secara sah oleh perseroan terbatas, perusahaan


umum, dan perusahaan umum Daerah lain atau sama pada
pokoknya dengan nama perseroan terbatas, perusahaan
umum, dan perusahaan umum Daerah lain.
b. Tidak bertentangan dengan kepentingan dan/ atau kesusilaan.
c. Berbeda dengan nama lembaga negara, lembaga Pemerintah
Pusat, dan lembaga Pemerintah Daerah.
d. Berbeda dengan nama lembaga intenasional, kecuali mendapat
izin dari yang bersangkutan.
e. Sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau
menunjukkan maksud dan tujuan perusahaan perseoran
Daerah saja tanpa nama, dan
f. Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian
huruf yang membentuk kata.
g. Tidak mempunyai arti sebagai BUMD, badan hukum, atau
persekutusan perdata;
h. Tidak mengandung bahasa asing; atau
i. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perseroan terbatas.

Dalam hal penulisan nama perusahaan perseroan Daerah


dilakukan secara lengkap, didahului dengan perkataan perusahaan

27
perseroan Daerah diikuti dengan nama perusahaan. Namun dalam
hal penulisan nama perusahaan perseroan Daerah dilakukan secara
singkat, kata (Perseroda) dicantumkan setelah singkatan PT dan
nama
perusahaan. (Pasal 14)

Perusahaan perseroan Daerah mempunyai tempat kedudukan di


wilayah Daerah pendiri yang ditentukan dalam perda pendirian
perusahaan perseroan Daerah. Tempat kedudukan itu sekaligus
merupakan kantor pusat perusahaan perseroan Daerah. (Pasal 15).

Anggaran Dasar perusahaan perseroan Daerah dinyatakan


dalam akta notaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Anggaran dasar perusahaan perseroan Daerah itu
memuat:
a. Nama dan tempat kedudukan;
b. Maksud dan tujuan;
c. Kegiatan usaha;
d. Jangka waktu berdiri;
e. Besarnya jumlah modal dasar dan modal disetor;
f. Jumlah saham;
g. Klasifikasi saham dan jumlah saham untuk tiap klasifikasi
serta hak yang melekat pada setiap saham;
h. Nilai nominal setiap saham;
i. Nama jabatan dan jumlah anggota komisaris dan anggota
Direksi;
j. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
k. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota
Komisaris dan anggota Direksi;
l. Tugas dan wewenang Komisaris dan Direksi;
m. Penggunaan laba dan pembagian dividen; dan
n. Ketentuan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (Pasal 17).

BUMD harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan


usaha yang tidak bertentangan dengan Pancasila, peraturan
perundang-undangan, ketertiban umum, dan/ atau kesusilaan.
(Pasal 18).

Sumber modal BUMD menurut Pasal 19 terdiri atas :

28
a. Penyertaan modal Daerah;
b. Pinjaman;
c. Hibah. Dan
d. Sumber modal lainnya.
Penyertaan modal Daerah itu dapat bersumber dari :
a. APBD, dan / atau
b. Konversi dari pinjaman.
Pinjaman sebagai sumber modal dapat berasal dari :
a. Pemerintah Pusat;
b. Daerah;
c. BUMD lainnya; dan/ atau
d. Sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan sumber modal lainnya dapat berasal dari :
a. Kapitalisasi cadangan;
b. Keuntungan revaluasi aset; dan agio saham.

Modal BUMD yang berasal dari penyertaan modal Daerah


merupakan batas pertanggungjawaban Daerah atas kerugian BUMD
(Pasal 20).

Organ BUMD dalam Pasal 29 dijelaskan bahwa pengurusan


BUMD dilakukan oleh organ BUMD, dimana untuk perusahaan
perseroan Daerah terdiri atas:

a. RUPS;
b. Komisaris; dan
c. Direksi.

Setiap orang dalam pengurusan BUMD dalam 1 (satu) Daerah


dilarang memiliki hubungan keluarga sampai derajat ketiga
berdasarkan garis lurus ke atas, ke bawah, atau ke samping,
termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.

Rapat Umum Pemegang Saham sebagai organ perusahaan


perseroan Daerah antara lain dilakukan pengaturan:

a. Kepala Daerah mewakili Daerah selaku pemegang saham


perusahaan perseroan Daerah di dalam RUPS.

29
b. Kepala Daerah dapat memberikan kuasa berupa hak substitusi
kepada pejabat Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
yang diatur pada PP ini. (Pasal 33)

Ketentuan lebih lanjut mengenai RUPS sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perseroan
terbatas. (Pasal 35).

Anggota Dewan Komisaris dapat terdiri dari unsur independen


dan unsur lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Unsur lainnya itu dapat terdiri atas pejabat Pemerintah
Pusat dan pejabat Pemerintah Daerah yang tidak bertugas
melaksanakan pelayanan publik. (Pasal 36). Anggota Komisaris
dalam perusahaan perseroan Daerah ini diangkat oleh RUPS. (Pasal
37).

Untuk dapat diangkat sebagai anggota Komisaris yang


bersangkutan harus memenuhi syarat sebagai berikut (Pasal 38):

a. Sehat jasmani dan rohani;


b. Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan perusahaan.
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
d. Memahami manajemen perusahaan yang berkaitan dengan
salah satu fungsi manajemen.
e. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya.
f. Berijazah paling rendah strata 1 (S-1).
g. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat
mendaftar pertama kali.
h. Tidak pernah dinyatakan pailit.
i. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha yang dipimpin
dinyatakan pailit.
j. Tidak sedang menjalani sanksi pidana, dan
k. Tidak sedang menjalani sanksi pidana, dan
l. Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah dan/ atau calon
anggota legislatif.

30
BAB IV
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Jangkauan dan Arah Pengaturan

Dokumen penjelasan perubahan ini berfungsi untuk


mengarahkan ruang lingkup materi muatan Rancangan Perubahan
Peraturan Daerah yang akan disesuaikan. Arah dari Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri adalah mewujudkan adanya
regulasi daerah yang dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi pihak-
pihak terkait dalam pengelolaan dan pengembangan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Poso yaitu Perusahaan
Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.

Penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang


Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri juga
sebagai upaya untuk menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan
dan pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

31
Poso berupa Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global
Mandiri, sehingga dapat:
a. Meningkatkan optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan
potensi daerah dalam berbagai bidang seperti perdagangan,
perindustrian, pertambangan, dan jasa melalui pengelolaan
dalam bentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
b. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam berbagai
bidang kehidupan yaitu perdagangan, jasa, perindustrian,
pertambangan dalam kegiatan perekonomian daerah secara
umum dengan menempatkan BUMD Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri dalam Tri Pelaku
Ekonomi Daerah yang nyata.
c. Meningkatkan pendapatan asli daerah Pemerintah Kabupaten
Poso melalui komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dari hasil keuntungan yang didapatkan dari BUMD
Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri;
dan
d. Meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Poso dengan
kegiatan-kegiatan sektor ekonomi seperti perdagangan,
perindustrian, pertambangan dan jasa-jasa yang diproduksi
BUMD Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global
Mandiri.
B. Materi yang akan diatur

Penjelasan perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Poso Nomor


4 Tahun 2014 Tentang Perubahan Bentuk Hukum Perusahaan Daerah
Pembangunan Poso Menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo Global
Mandiri ini dilakukan dalam rangka penyesuaian terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku saat ini, yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 Tentang Badan Usaha Milik Daerah.

Perubahan bentuk hukum yang perlu dilaksanakan secepatnya


ini diamanatkan berdasarkan Pasal 402, ayat (2) Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, bahwa BUMD yang telah ada sebelum Undang-
undang ini berlaku wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam

32
undang-undang ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhitung undang-undang ini diundangkan.

33
Beberapa penyesuaian tersebut diperbandingkan dalam penjabaran seperti pada tabel di bawah ini:
SEBELUM PENYESUAIAN SETELAH PENYESUAIAN KETERANGAN
Menimbang :
a. bahwa pembangunan perekonomian Nasional a. bahwa pencapaian tujuan otonomi daerah yaitu (Perubahan huruf)
yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
ekonomi dapat dilaksanakan melalui melalui peningkatan pelayanan masyarakat, Dasar pertimbangan
pembentukan Badan Usaha Milik Daerah peningkatan partisipasi masyarakat, dan daya yuridis mengikuti
bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan saing daerah diperlukan adanya pengelolaan ketentuan Undang-
masyarakat; dan pengembangan Badan Usaha Milik Daerah undang Nomor 9 Tahun
b. bahwa Perusahaan Daerah Pembangunan Poso yang profesional dan maju serta melaksanakan 2019 tentang Perubahan
belum mampu berperan sebagai sarana prinsip tata kelola perusahaan yang baik; Kedua Atas Undang-
penunjang yang diharapkan mampu b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 Undang Nomor 23 Tahun
menggerakkan pertumbuhan kehidupan serta Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 2014 tentang Pemerintah
perkembangan perekonomian rakyat sehingga Tentang Badan Usaha Milik Daerah, BUMD Daerah dan Peraturan
kelembagaannya perlu dilakukan penyesuaian terdiri atas Perusahaan Umum Daerah dan Pemerintah Nomor 54
sebagai entitas bisnis murni dalam bentuk Perusahaan Perseroan Daerah, perubahan Tahun 2017 tentang
hukum perseroan terbatas yang sesuai dengan bentuk Badan Usaha Milik Daerah Perseroan Badan Usaha Milik
kebutuhan masyarakat; Terbatas Lembamposo Global Mandiri menjadi Daerah.
c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 177 Perusahaan Perseroan Daerah bertujuan untuk
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang memberikan manfaat bagi perkembangan
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah perekonomian daerah, menyelenggarakan
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas dan / jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik,
Pemerintahan Daerah, pembentukan badan dan potensi daerah berdasarkan tata kelola
usaha milik daerah diatur dengan Peraturan perusahaan yang baik, dan memperoleh laba
Daerah; dan/ atau keuntungan;

34
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 402 ayat
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang sebagaimana telah diubah beberapa kali
Perubahan Bentuk Hukum Perusahaan Daerah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9
Pembangunan Poso Menjadi Perseroan Terbatas Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Lembamposo Global Mandiri; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, BUMD yang telah ada
sebelum Undang-undang ini berlaku wajib
menyesuaikan dengan ketentuan undang-
undang ini dalam waktu paling lama 3 (tiga)
tahun terhitung sejak Undang-undang ini
diundangkan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c
perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2014 tentang Perubahan Bentuk Hukum
Perusahaan Daerah Pembangunan Poso
Menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo
Global Mandiri;
Mengingat :
1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara 1.Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara (Penambahan angka)
Republik Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945; Penambahan ketentuan
2.Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang 2.Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang dan peraturan tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di BUMD terbaru yang
Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia berlaku saat ini.
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

35
Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Tambahan Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang 4. Peraturan Daerah Kabupaten Poso Nomor 4
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Tahun 2014 tentang Perubahan Bentuk Hukum
Indonesia Tahun 2007 Nomor, Tambahan Perusahaan Daerah Pembangunan Poso
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor); Menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo
Global Mandiri.
BAB I. KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Pasal 1 Ketentuan Pasal 1 angka


5, angka 7, angka 8, dan
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud angka 9 diubah, setelah
dengan : dengan : angka 11, ditambahkan 3
1. Daerah adalah Kabupaten Poso. 1. Perusahaan Perseroan Daerah yang (tiga) angka yakni angka
2. Bupati adalah Bupati Poso. selanjutnya disebut Perseroda adalah BUMD 12, angka 13, angka 14,
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan yang berbentuk perseroan terbatas yang dan angka 15, kemudian
Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara modalnya terbagi dalam saham yang urutannya dirubah
Pemerintahan Daerah Kabupaten Poso. seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima menjadi khusus umum.

36
4. Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1
merupakan persekutuan modal, didirikan (satu) Daerah.
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan 2. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah Perubahan dan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya sistem pengelolaan yang mengarahkan dan penambahan angka dalam
terbagi dalam saham dan memenuhi mengendalikan perusahaan agar ketentuan umum
persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan menghasilkan kemanfaatan ekonomi yang disesuaikan dengan
perundang-undangan yang berlaku. berkesinambungan dan keseimbangan ketentuan umum yang
5. Perseroan Terbatas Lembamposo Global hubungan antar pemangku kepentingan. tercantum dalam
Mandiri yang selanjutnya disebut PT. 3. Laba bersih adalah laba Perusahan Terbatas Peraturan Pemerintah
Lembamposo Global Mandiri adalah badan Lembamposo Global Mandiri (Perseroda) Nomor 54 Tahun 2017
usaha yang seluruhnya atau sebagian besar setelah dikurangi pajak. tentang Badan Usaha
modalnya dimiliki oleh daerah dan berasal dari 4. Kontrak Kinerja adalah pernyataan Milik Daerah.
kekayaan daerah yang dipisahkan. kesepakatan dengan perusahaan yang
6. Pemegang Saham adalah Bupati Poso dan/atau memuat antara lain janji atau pernyataan
Swasta/masyarakat baik perorangan dan/atau anggota Komisaris dan anggota Direksi untuk
badan hukum. memenuhi target yang ditetapkan oleh RUPS.
7. Rapat Umum Pemegang Saham yang 5. Pihak ketiga adalah instansi dan/atau badan
selanjutnya disingkat RUPS adalah Organ usaha dan/atau peseorangan yang berada di
Perseroan yang mempunyai wewenang yang luar organisasi Pemerintah Daerah, antara
tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan lain Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah
Komisaris dalam batas yang ditentukan sesuai Lain, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
perundang-undangan yang berlaku dan/atau Milik Daerah Lain, Usaha Koperasi, Usaha
anggaran dasar. Swasta Nasional, dan/atau Swasta Asing yang
8. Direksi adalah Organ Perseroan Terbatas yang tunduk pada Hukum Indonesia.
berwenang dan bertanggung jawab penuh atas 6. Kekayaan Daerah yang dipisahkan adalah
pengurusan Perseroan Terbatas untuk sebagian kekayaan Daerah yang berasal dari
kepentingan Perseroan Terbatas, sesuai dengan Anggaran Pendapatan belanja Daerah yang di
maksud dan tujuan Perseroan Terbatas serta pisahkan untuk digunakan dalam penyertaan

37
mewakili Perseroan Terbatas, baik di dalam modal usaha BUMD.
maupun di luar pengadilan sesuai dengan 7. Komisaris adalah organ perusahaan perseroan
ketentuan anggaran dasar. daerah yang bertugas melakukan pengawasan
9. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi
Terbatas yang bertugas melakukan pengawasan dalam menjalankan kegiatan pengurusan
secara umum dan/atau khusus sesuai dengan perusahaan perseroan daerah.
anggaran dasar serta memberi nasihat kepada 8. Direksi adalah organ perusahaan perseroan
Direksi. daerah yang bertanggung jawab atas
10. Kekayaan Daerah yang dipisahkan adalah pengurusan perusahaan perseroan daerah
sebagian kekayaan Daerah yang berasal dari untuk kepentingan dan tujuan perusahaan
Anggaran Pendapatan belanja Daerah yang di perseroan daerah serta mewakili perusahaan
pisahkan untuk digunakan dalam penyertaan perseroan daerah, baik di dalam maupun di
modal usaha BUMD; luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
11. Pihak ketiga adalah instansi dan/atau badan anggaran dasar.
usaha dan/atau peseorangan yang berada di 9. Rapat Umum Pemegang Saham yang
luar organisasi Pemerintah Daerah, antara lain selanjutnya disingkat RUPS adalah organ
Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Lain, perusahaan perseroan daerah yang memegang
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik kekuasaan tertingi dalam perusahaan
Daerah Lain, Usaha Koperasi, Usaha Swasta perseroan daerah dan memegang segala
Nasional, dan/atau Swasta Asing yang tunduk wewenang yang tidak diserahkan kepada
pada Hukum Indonesia. Direksi atau Komisaris.
10. Pemegang Saham adalah Bupati Poso
dan/atau Swasta/masyarakat baik
perorangan dan/atau badan hukum.
11. Perseroan Terbatas Lembamposo Global
Mandiri yang selanjutnya disebut PT.
Lembamposo Global Mandiri adalah badan
usaha berbentuk perseroan daerah yang

38
seluruhnya atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh daerah dan berasal dari kekayaan
daerah yang dipisahkan.
12. Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
13. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan
Perangkat Daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah
Kabupaten Poso.
14. Bupati adalah Bupati Poso.
15. Daerah adalah Kabupaten Poso.
BAB II. PENDIRIAN

Pasal 2 Pasal 2 Ketentuan Pasal 2 ayat (1)


dan ayat (2) diubah.
(1) Dengan Peraturan Daerah ini diubah bentuk (1) Dengan Peraturan Daerah ini Perusahaan
hukum Perusahaan Daerah Pembangunan Poso Daerah Pembangunan Poso diubah menjadi Mengacu pada Pasal 3
menjadi Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas dengan badan hukum ayat (1) Peraturan
(2) Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud pada sebagai Perusahaan Perseroan Daerah. Pemerintah Nomor 54
ayat (1) bernama Perseroan Terbatas (2) Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud Tahun 2017 tentang
Lembamposo Global Mandiri yang selanjutnya pada ayat (1) bernama PT. Lembamposo Global Badan Usaha Milik
disebut PT. Lembamposo Global Mandiri. Mandiri (Perseroda) yang selanjutnya disebut Daerah.
(3) Penamaan Perseroan Terbatas sebagaimana

39
dimaksud pada ayat (1) harus mendapat PT. Lembamposo Global Mandiri.
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi (3) Penamaan Perseroan Terbatas sebagaimana
Manusia Republik Indonesia sebelum dimuat dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
dalam Akta Pendirian sesuai ketentuan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Peraturan Perundang-undangan. Manusia Republik Indonesia sebelum dimuat
(4) PT. Lembamposo Global Mandiri sebagaimana dalam Akta Pendirian sesuai ketentuan
dimaksud pada ayat (1) merupakan holding Peraturan Perundang-undangan.
company. (4) PT. Lembamposo Global Mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan holding
company.
BAB V
MODAL, SAHAM DAN PEMEGANG SAHAM

Bagian Kesatu
Modal

Pasal 7 Pasal 7 Ketentuan Pasal 7 ayat (1)


diubah.
(1) Modal dasar PT. Lembamposo Global (1) Modal dasar PT. Lembamposo Global Mandiri Besaran modal dasar telah
Mandiri sebesar Rp. 20.000.000.000,00 (dua sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta disesuaikan kembali.
puluh milyar rupiah), yang disetor oleh pendiri rupiah).
sebesar 80% (delapan puluh per seratus) dan (2) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat
sisanya sebesar 20% (dua puluh per seratus) (1) yang akan disetor oleh Pemerintah Daerah
dibagi rata oleh para pemegang saham. adalah penyertaan modal Pemerintah Daerah
(2) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
(1) yang akan disetor oleh Pemerintah Daerah Belanja Daerah Kabupaten Poso.
adalah penyertaan modal Pemerintah Daerah (3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan ayat (2) merupakan kekayaan Pemerintah

40
Belanja Daerah Kabupaten Poso. Daerah yang dipisahkan.
(3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada (4) Penambahan modal melalui penjualan saham
ayat (2) merupakan kekayaan Pemerintah tidak boleh menyebabkan kepemilikan saham
Daerah yang dipisahkan. Pemerintah Daerah menjadi kurang dari 51%
(4) Penambahan modal melalui penjualan saham (lima puluh satu per seratus), dan dilakukan
tidak boleh menyebabkan kepemilikan saham melalui RUPS sesuai Anggaran Dasar dan
Pemerintah Daerah menjadi kurang dari 60% peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(enam puluh per seratus), dan dilakukan melalui (5) Modal dasar PT. Lembamposo Global Mandiri
RUPS sesuai Anggaran Dasar dan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
perundang-undangan yang berlaku. diubah dengan memperhatikan ketentuan
(5) Modal dasar PT. Lembamposo Global Mandiri Peraturan Perundang-undangan setelah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mendapat persetujuan para pemegang saham.
diubah dengan memperhatikan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan setelah
mendapat persetujuan para pemegang saham.
BAB VI
PENGURUS

Bagian Kesatu Ketentuan Pasal 10


Umum diubah sesuai dengan
Ketentuan Umum Pasal 1
Pasal 10 Pasal 10 angka 17 Peraturan
Pemerintah Nomor 54
Pengurus PT. Lembamposo Global Mandiri terdiri Pengurus PT. Lembamposo Global Mandiri terdiri Tahun 2017 tentang
atas Direksi dan Dewan Komisaris. atas Direksi dan Komisaris. Badan Usaha Milik
Daerah.
Pasal 12 Pasal 12

41
(1) Direksi bertanggung jawab kepada Dewan (1) Direksi bertanggung jawab kepada Komisaris. Ketentuan Pasal 12 ayat
Komisaris. (2) Direksi dilarang merangkap pekerjaan atau (1) dan ayat (3) diubah
(2) Direksi dilarang merangkap pekerjaan atau jabatan eksekutif lainnya. sesuai dengan Ketentuan
jabatan eksekutif lainnya. (3) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi, Umum Pasal 57 Peraturan
(3) Persyaratan Umum untuk dapat diangkat yang bersangkutan harus memenuhi syarat Pemerintah Nomor 54
sebagai Direksi sebagai berikut : sebagai berikut : Tahun 2017 tentang
a. warga Negara Indonesia; a. warga Negara Indonesia; Badan Usaha Milik
b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan b. sehat jasmani dan rohani; Daerah.
mempunyai akhlak moral yang baik; c. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan,
c. sehat jasmani dan rohani; pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan
d. memiliki keahlian dan pengalaman bisnis; dedikasi yang tingi untuk memajukan dan
e. setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah mengembangkan perusahaan;
Republik Indonesia; d. memahami penyelenggaraan Pemerintahan
f. tidak terlibat baik secara langsung maupun Daerah;
tidak langsung dalam setiap kegiatan yang e. memahami manajemen perusahaan;
mengkhianati Negara dan/atau tindakan yang f. memiliki pengetahuan yang memadai di
tercela lainnya; bidang usaha perusahaan;
g. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan g. berijazah paling rendah Strata 1 (S-1);
keputusan pengadilan; h. pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di
h. mampu melaksanakan perbuatan hukum; bidang manajerial perushaaan berbadan
i. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi hukum dan pernah memimpin tim;
Anggota Direksi atau anggota Dewan i. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima)
Komisaris yang dinyatakan bersalah tahun dan paling tinggi 55 (lima puluh lima)
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan tahun pada saat mendaftar pertama kali;
pailit; j. tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan
j. tidak pernah dihukum karena melakukan Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan
tindak pidana yang merugikan Negara bersalah menyebabkan badan usaha yang
dan/atau yang berkaitan dengan sektor bisnis dipimpin dinyatakan pailit;

42
lainnya sebelum pengangkatan; k. tidak pernah dihukum karena melakukan
k. bukan pengurus dari sebuah partai politik; tindak pidana yang merugikan keuangan
dan negara atau keuangan daerah
l. telah lulus penilaian dan kepatutan sesuai l. tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
dengan ketentuan Peraturan Perundang- m. tidak sedang menjadi pengurus partai
undangan. politik , calon kepala daerah atau calon wakil
kepala daerah, dan/atau calon anggota
legislatif.

Pasal 13 Pasal 13 Ketentuan Pasal 13 ayat


(1), ayat (2), ayat (3), dan
(1) Untuk pertama kalinya Direksi ditunjuk oleh (1) Untuk pertama kalinya Direksi ditunjuk Bupati ayat (4) diubah, setelah
Bupati, dan untuk selanjutnya para Direksi dan diangkat oleh RUPS, untuk pemilihan ayat (4) ditambahkan 1
diangkat oleh pemegang saham. Direksi selanjutnya dilaksanakan melalui (satu) ayat yakni ayat (5)
(2) Masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud seleksi.
pada ayat (1) adalah 4 (empat) tahun dan dapat (2) Masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud Perubahan ayat (1)
diangkat kembali untuk masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling berdasarkan ketentuan
berikutnya. lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat Pasal 58, perubahan ayat
(3) Pengangkatan kembali Direksi memperhatikan kembali untuk 1 (satu) Kali masa jabatan (2) berdasarkan ketentuan
pertimbangan prestasi yang baik yang kecuali : Pasal 61, Perubahan ayat
dibuktikan dengan kesehatan PT. Lembamposo a. Ditentukan lain sesuai dengan ketentuan (4) berdasarkan ketentuan
Global Mandiri sesuai ketentuan Peraturan peraturan perundang-undangan; dan Pasal 59, serta
Perundang-undangan, dengan tidak mengurangi b. dalam hal anggota Direksi memiliki keahlian panambahan ayat (5)
hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu- khusus dan/atau prestasi yang sangat baik, berdasarkan ketentuan
waktu. dapat diangkat untuk masa jabatan yang Pasal 71 Peraturan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, ketiga. Pemerintah Nomor 54
tata cara pengangkatan dan pemberhentian, (3) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tahun 2017 tentang
masa jabatan, tugas dan wewenang Direksi selanjutnya diatur dalam Anggaran Dasar PT. Badan Usaha Milik

43
diatur dengan Anggaran Dasar PT. Lembamposo Lembamposo Global Mandiri. Daerah.
Global Mandiri berdasarkan keputusan RUPS. (4) Calon anggota Direksi yang dinyatakan lulus
seleksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
wajib menandatangani kontrak kinerja
seebelum diangkat sebagai anggota Direksi.
(5) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan seluruh
anggota Direksi, pelaksanaan tugas
pengurusan perusahaan dilaksanakan oleh
Komisaris.
Pasal 19 Pasal 19

(1) Komisaris terdiri atas paling banyak 3 (tiga) (1) Komisaris terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Ketentuan Pasal 19 ayat
orang yang terdiri atas 1 (satu) orang Komisaris orang yang terdiri atas 1 (satu) orang Komisaris (3) diubah sesuai dengan
Utama dan 2 (dua) orang Komisaris. Utama dan 2 (dua) orang Komisaris. Ketentuan Umum Pasal 38
(2) Komisaris dapat berasal dari pihak luar yang (2) Komisaris dapat berasal dari pihak luar yang Peraturan Pemerintah
mempunyai kompetensi dan profesional dalam mempunyai kompetensi dan profesional dalam Nomor 54 Tahun 2017
bidang yang membutuhkan kemampuan tertentu bidang yang membutuhkan kemampuan tentang Badan Usaha
serta bersifat independen. tertentu serta bersifat independen. Milik Daerah.
(3) Persyaratan umum untuk dapat diangkat (3) Untuk dapat diangkat sebagai anggota
menjadi Anggota Komisaris sebagai berikut : Komisaris, yang bersangkutan harus memenuhi
a. warga Negara Indonesia; syarat sebagai berikut:
b. bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan a. warga Negara Indonesia;
mempunyai akhlak serta moral yang besar; b. sehat jasmani dan rohani;
c. sehat jasmani dan rohani; c. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan,
d. memiliki keahlian dan pengalaman bisnis; pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan
e. setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
Republik Indonesia; mengembangkan perusahaan;
f. diangkat dari tenaga yang mempunyai d. memahami penyelenggaraan pemerintahan

44
dedikasi, dipandang cakap dan mempunyai Daerah;
kemampuan untuk menjalankan e. memahami manajemen perusahaan yang
kebijaksanaan Bupati mengenai pembinaan berkaitan dengan salah satu fungsi
dan pengawasan PT. Lembamposo Global manajemen;
Mandiri; f. menyediakan waktu yang cukup untuk
g. tidak terlibat baik secara langsung maupun melaksanakan tugasnya;
tidak langsung dalam setiap kegiatan yang g. berijazah paling rendah Strata 1 (S-1);
mengkhianati Negara dan/atau tindakan yang h. berusia paling tinggi 60 (anam puluh) tahun
tercela lainnya; pada saat mendaftar pertama kali;
h. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan i. tidak pernah dinyatakan pailit;
keputusan Pengadilan; j. tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan
i. mampu melaksanakan perbuatan Hukum; Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan
j. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi bersalah menyebabkan badan usaha yang
Anggota Direksi atau anggota Dewan dipimpin dinyatakan pailit;
Komisaris yang dinyatakan bersalah k. tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan l. tidak sedang menjadi pengurus partai
pailit; politik , calon kepala daerah atau calon wakil
k. tidak pernah dihukum karena melakukan kepala daerah, dan/atau calon anggota
tindak pidana yang merugikan Negara legislatif.
dan/atau yang berkaitan dengan sektor bisnis
lainya sebelum pengangkatan; dan
l. bukan pengurus dari sebuah partai politik.
Pasal 20 Pasal 20 Ketentuan Pasal 20 ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3)
(1) Untuk pertama kali Bupati menunjuk Pejabat (1) Untuk pertama kalinya Komisaris ditunjuk diubah, setelah ayat (3)
yang akan duduk sebagai Dewan Komisaris Bupati dan diangkat oleh RUPS, untuk ditambahkan 1 (satu) ayat
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- pemilihan Komisaris selanjutnya dilaksanakan yakni ayat (4)
undangan. melalui seleksi.

45
(2) Selanjutnya Dewan Komisaris diangkat oleh (2) Anggota Komisaris diangkat untuk masa Perubahan ayat (1)
RUPS untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan jabatan paling lama 4 (empat) tahun dan dapat berdasarkan ketentuan
dapat diangkat kembali untuk masa jabatan diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa Pasal 39 ayat (1),
kedua kalinya setelah memperhatikan jabatan. perubahan ayat (2)
pertimbangan produktivitas PT. Lembamposo (3) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan ketentuan
Global Mandiri dengan tidak mengurangi hak selanjutnya diatur dalam Anggaran Dasar PT. Pasal 42, perubahan ayat
RUPS untuk memberhentikan. Lembamposo Global Mandiri. (3) berdasarkan ketentuan
(3) Komposisi, tata cara pengisian, pengangkatan (4) Calon Anggota Komisaris yang dinyatakan lulus Pasal 39 ayat (2), serta
dan pemberhentian akan diatur lebih lanjut seleksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) panambahan ayat (4)
dengan Anggaran Dasar PT. Lembamposo Global wajib menandatangani kontrak kinerja sebelum berdasarkan ketentuan
Mandiri sesuai dengan perundang-undangan diangkat sebagai anggota komisaris. Pasal 40 Peraturan
yang berlaku Pemerintah Nomor 54
Tahun 2017 tentang
Badan Usaha Milik
Daerah.
BAB VI. PENGURUS
Bagian Ketiga
Rapat Umum Pemegang Saham
Ketentuan Pasal 26
Pasal 26 Pasal 26 setelah ayat (6)
ditambahkan 2 (dua) ayat
(1) RUPS merupakan kekuasaan tertinggi. (1) RUPS merupakan kekuasaan tertinggi.
yakni ayat (7) dan ayat (8).
(2) RUPS dalam PT. Lembamposo Global Mandiri (2) RUPS dalam PT. Lembamposo Global Mandiri
adalah : adalah :
a. RUPS tahunan sebagaimana dimaksud Penambahan ayat (7)
a. RUPS tahunan sebagaimana dimaksud
dalam anggaran dasar PT. Lembamposo berdasarkan ketentuan
dalam anggaran dasar PT. Lembamposo
Global Mandiri; dan Global Mandiri; dan Pasal 71 ayat (3), dan
b. RUPS tahunan luar biasa yakni RUPS yang b. RUPS tahunan luar biasa yakni RUPS yang penambahan ayat (8)
diadakan sewaktu-waktu berdasarkan diadakan sewaktu-waktu berdasarkan berdasarkan ketentuan

46
kebutuhan. kebutuhan. Pasal 71 ayat (4) pada
(3) RUPS dalam anggaran dasar sebagaimana (3) RUPS dalam anggaran dasar sebagaimana Peraturan Pemerintah
dimaksud pada ayat (2) huruf a berarti dimaksud pada ayat (2) huruf a berarti Nomor 54 Tahun 2017
keduanya, kecuali dengan tegas dinyatakan lain. keduanya, kecuali dengan tegas dinyatakan
tentang Badan Usaha
(4) RUPS tahunan luar biasa sebagaimana lain.
dimaksud pada ayat (2) huruf b diadakan dalam (4) RUPS tahunan luar biasa sebagaimana Milik Daerah.
waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah dimaksud pada ayat (2) huruf b diadakan
tahun buku. dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan
(5) RUPS diadakan paling sedikit sekali dalam setelah tahun buku.
setahun. (5) RUPS diadakan paling sedikit sekali dalam
(6) Keputusan RUPS diambil berdasarkan setahun.
musyawarah dan mufakat dengan (6) Keputusan RUPS diambil berdasarkan
memperhatikan ketentuan Peraturan musyawarah dan mufakat dengan
Perundang-undangan. memperhatikan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(7) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan seluruh
anggota Direksi dan seluruh anggota Komisaris,
pengurusan perusahaan dilaksanakan oleh
RUPS.
(8) RUPS dapat menunjuk pejabat dari internal
perusahaan untuk membantu pelaksanaan
tugas pengurusan perusahaan sampai dengan
pengangkatan anggota Direksi dan anggota
Komisaris definitif paling lama 6 (enam) bulan.

47
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penjelasan perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang
Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri ini
dimaksudkan untuk penyesuaian status badan hukum terhadap
peraturan dan perundangan-undangan tentang BUMD terbaru
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan dokumen ini adalah
sebagai landasan ilmiah bagi penyusunan Rancangan Perubahan
Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.
Secara khusus dokumen penjelasan ini menghasilkan :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri perlu untuk segera
disesuaikan.
b. Terdapat beberapa bagian pokok pengaturan yang perlu
disesuaikan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Poso No 4
Tahun 2014 tentang Perubahan Hukum Perusahaan Daerah
Pembangunan Poso menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo
Global Mandiri agar dapat dirubah statusnya menjadi
Perusahaan Perseroan Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri.
c. Perubahan dan Penambahan ayat yang diperlukan telah
disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2017
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2019.
B. Saran

Penyusunan dokumen penyesuaian rancangan perubahan


Peraturan Daerah Kabupaten Poso tentang Perusahaan Perseroan
Daerah PT. Lembamposo Global Mandiri menjadi acuan penyusunan
rancangan perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Poso No 4 Tahun
2014 tentang Perubahan Hukum Perusahaan Daerah Pembangunan
Poso menjadi Perseroan Terbatas Lembamposo Global Mandiri untuk
dirubah statusnya menjadi Perusahaan Perseroan Daerah PT.
Lembamposo Global Mandiri.

48
49

Anda mungkin juga menyukai