Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilegal Drafing Yang di Bimbing
Oleh:
Disusun Oleh:
NMP : 2003120024
Ruang 02
FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kamidapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Saya telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan
dan kekurangan. Harapan saya, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik dari sebelumnya. Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk
membahas tentang “ Ilegal Drafing”. Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam
makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan pengetahuan yang
mendalam kepada kita semua. Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.
Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
dari teman-teman untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya. Sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas lingkungan yang baik merupakan hak asasi manusia, dalam arti
kualitas hidup dapat diukur dari derajat dipenuhinya kebutuhan dasar manusia, dan
makin baik kebutuhan dasar itu dapat dipenuhi oleh lingkungan hidup, makin tinggi
pula kualitas lingkungan itu.1 Kondisi tersebut merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Semua persoalan yang terkait dengan
kualitas lingkungan dan peluang untuk dapat hidup sehat bagi masyarakat,
khususnya bidang kebersihan dan pertamanan harus merupakan pemikiran dan
tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, karena
bagaimanapun kondisi kehidupan yang jauh lebih baik harus senantiasa menjadi
cita-cita bersama. Setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kualitas
masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting
artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia. Sebagai daerah otonom,
Kabupaten Cianjur harus mampu melaksanakan pembangunan dengan
memanfaatkan setiap potensi dan sumber daya yang dimilikinya melalui konsep
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dengan tetap
mempertimbangkan aspek daya dukung lingkungan bagi kehidupan. Diantara
sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) adalah menggali kemampuan daerah
dalam bidang pendapatan daerah, melalui retribusi. Pendapatan daerah erat
kaitannnya dengan nilai ekonomi dalam pembangunan. Dan pada umumnya
ekonomi merupakan bentuk tingkah laku manusia sebagai masyarakat berusaha
memenuhi kebutuahan dari berbagai alat pemuas kebutuhan atau sumber daya yang
terbatas adanya.2 Pendapatan pemerintah daerah dalam menopang laju
pembangunan di daerah salah satunya adalah dengan pungutan retribusi atas
layanan yang diberikannya kepada masyarakat pengguna jasa layanan yang
diberikannya. Retribusi sebagai salah satu bentuk buah dari layanan yang diberikan
oleh jasa aparatur pemerintah apabila dikelola dengan baik akan menjadi salah satu
penopang laju pembangunan di daerah. Salah satu bentuk retribusi yang perlu
mendapat pengaturan dengan baik adalah retribusi bidang kebersihan dan
pertamanan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
persampahan/kebersihan, pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus, dan
pelayanan pemakaman dan penguburan mayat. Latar belakang penyusunan naskah
akademis ini terdiri dari tiga landasan yaitu :
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Yuridis
3. Landasan Sosiologis
Dalam mewujudkan kebersamaan, mutlak harus adanya peran aktif dari
para pengambil kebijakan untuk merumuskan kebijakan-kebijakannya yang sesuai
dengan Prinsip keadilan sosial harus mampu dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat melalui pemberdayaan potensi masyarakat dalam mendukung
terciptanya kualitas lingkungan di Kabupaten Cianjur melalui pembayaran retribusi
yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Penetapan retribusi bidang
kebersihan dan pertamanan dapat memberikan kesadaran masyarakat bahwa setiap
warga negara juga turut bertanggung jawab untuk terwujudnya lingkungan yang
prima bagi masyarakat. Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pelayanan,
maka pelayanan publik yang prima merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi. Pengembangan dan pemantapan pelayanan publik menuju pelayanan
prima menekankan pada fokus perhatian yang dapat dilakukan melalui persiapan
sumber daya aparatur yang sadar akan fungsinya sebagai pelayan masyarakat serta
memberikan arah yang dapat memberikan peluang dan motivasi agar setiap
individu dan kelembagaan berkepentingan untuk memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat atas
hasil pelayanan yang diberikan aparatur pemerintah, maka masyarakat akan
membayar jasa yang diberikan dengan nilai kepuasan atas layanan dan bukan
sebagai formalitas semata. Masyarakat pengguna jasa layanan tidak akan mencari
layanan kepada pihak lain karena berdasarkan peraturan yang ada dan dengan
kewenangan yang dimilikinya telah menempatkan birokrat pada bagian layanan
tersebut sebagai otoritas tunggal yang diberikan kewenangan oleh undang-undang
untuk memberikan pelayanan jenis itu.
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi dari penyusunan naskah akademis ini adalah :
1. Apakah yang menjadi landasan hukum dan kerangka pemikiran bagi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Retribusi bidang kebersihan dan pertamanan ?
2. Apakah yang menjadi bahan dan data untuk pembanding antara peraturan
perundang-undangan yang ada dalam merancang Raperda Retribusi bidang
kebersihan dan pertamanan
Otonomi yang luas bagi daerah Kabupaten/Kota pada akhirnya seperti pisau
bermata dua, di satu sisi dapat menjadi berkah, di sisi lain dapat menjadi bencana.
Kuncinya terletak pada sumber daya manusia yang dapat mengubah berbagai
kelemahan menjadi kekuatan serta mengubah tantangan menjadi peluang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah mempelajari dan mengkaji berbagai fakta dan data yang ada, kami
memberikan saran-saran :
1. Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur tentang Retribusi Ijin
Mendirikan Bangunan, mengakibatkan perlunya pembentukan peraturan Bupati
sebagai pengaturan lebih lanjut pelaksanaan Peraturan Daerah ini
2. Perlu adanya peraturan daerah tentang Pengawasan Pelaksanaan Retribusi
bidang kebersihan dan pertamanan untuk memperjelas Pendapatan Daerah
melalui Retribusi bidang kebersihan dan pertamanan dapat terselenggara
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika
jakarta, 2010