DISUSUN OLEH :
Annisa Rizkyani 22044
Devi Ismeiyanti 22050
Juwita Wahyuningsih 22058
Neva Dwi Agustina 22066
Adelia Anzani 22084
Dosen pengampu :
Sri Atun Wahyuningsih,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J
Buntar Handayani,S.Kp.,MM.,M.Kep
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan hidayah nya sehingga kami dapat Menyusun makalah sebagai tugas mata kuliah Psikologi
yang berjudul “Makalah PBAK korupsi dikelurahan, kecamatan”. Mengingat bahwa dalam
pembuatan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan
makalah ini, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang membantu kami. Yang kami sajikan sesederhana mungkin dan
berusaha menyajikan sejelas mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sekalian
semua. Kami yakin penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kritik dan
saran serta masukan yang membangun akan selalu penulis harapkan dari para pembaca. Akhir
kata mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat.
Demikian harapan kami, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
ii
DAFTAR ISI
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ......................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang untuk
keuntungan pribadi yang tidak sah. Ini mencakup berbagai bentuk tindakan yang dapat
merusak masyarakat, pemerintah, dan ekonomi.
1
warga juga diharapkan untuk menjadi warga yang memiliki kesadaran akan hak dan
kewajibannya lebih terinformasi, memiliki solidaritas terhadap sesama, bersedia
berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan urusan publik, memiliki kemampuan untuk
berurusan dengan pemerintah dan institusi publik lainnya, tidak apatis, serta tidak
mementingkan diri sendiri.
B. Rumusan masalah
1) Bagaimanakah transparansi penggunaan dana yang diperuntukkan untuk
kesejahteraan masyarakat Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan?
2) Apa kendala yang dihadapi oleh Kelurahan Jagong dalam penerapan transparansi
penggunaan dana Kelurahan di Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene,
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan?
3) Dampak korupsi dana di kelurahan bagi masyarakat?
4) Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan korupsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik di kelurahan?
C. Tujuan masalah
1) Untuk mengetahui transparansi penggunaan dana Kelurahan di Kelurahan Jagong,
Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
2) Untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam penerapan
transparansi penggunaan dana Kelurahan di Kelurahan Jagong, Kecamatan
Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
3) Untuk mengetahui korupsi dana di kelurahan bagi masyarakat.
4) Untuk mengetahui pencegahan korupsi di kelurahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki
arti beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
a. Nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan nilai nilai
yang meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan nasional
kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosia
3
b. aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Prinsip atau asas transparansi adalah sikap membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang pengelolaan keuangan kelurahan dalam setiap tahapannya, baik dalam
perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, maupun
hasil pemeriksaan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,
golongan, dan rahasia kelurahan.
C. Transparansi
a. Pengertian Transparansi
4
a) Salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada
Masyarakat.
b) Upaya peningkatan manajemen pengelolaan pemerintahan.
c) Upaya peningkatan manajemen pengelolaan dan
penyelenggaraanPemerintahan yang baik dan mengurangi
kesempatan praktek KKN.
b. Prinsip-prinsip Transparansi
Setidaknya ada 6 prinsip transparansi yang dikemukakan oleh
Humanitarian Forum Indonesia (HFI) yaitu:
a) Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara,
Pelaksanaaan, bentuk bantuan atau program)
b) Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail
Keuangan.
c) Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan sumber daya
Alam dalam perkembangan proyek yang dapat diakses oleh
Umum.
d) Laporan tahunan
e) Website atau media publikasi organisasi
f) Pedoman dalam penyebaran informasi
5
c. Indikator Transparansi
Kristianten (2006:73) mengemukakan bahwa transparansi dapat Diukur
melalui beberapa indikator:
a) Kesediaan dan aksesibilitas dokumen
b) Kejelasan dan kelengkapan informasi
c) Keterbukaan proses
d) Kerangka regulasi yang menjamin transparansi
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi Setiap
orng untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan Pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan Pelaksanaanya, serta hasil-hasil
yang dicapai. Transparansi yakni adanya Kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Prinsip ini memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh Pemerintahan,
dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya Akan sangat sulit
dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik Kinerjanya. Manajemen
kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi.Komunikasi publik menuntut usaha
afirmatif dari pemerintah dari pemerintah Untuk membuka dan mendiseminasi
informasi maupun aktivitas yang relevan.Transparansi harus seimbang, juga dengan
kebutuhan akan kerahasiaan Lembaga maupun informasi-informasi yang
mempengaruhi hak privasi Individu. Karena pemerintah menghasilkan data jumlah
besar, maka Dibutuhkan petugas informasi professional, bukan untuk membuat dali atas
Keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebar luaskan keputusan-keputusan Yang
penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan dari setiap Kebiajakan tersebut.
E. Dampak
Dampak Korupsi Dana Desa bagi Masyarakat Desa Korupsi yang rentan terjadi
di desa, menimbulkan kerugian bagi masyarakat desa. Kerugian tersebut diantaranya
terdiri atas 4 (empat) hal. Pertama,melanggengkan kemiskinan di desa.Seperti yang
diuraikan sebelumnya,bahwa kemiskinan di desa sampai saat ini masih tinggi, yakni
12,81% atau 15,26 juta penduduk desa masih dalam kondisi miskin (Badan Pusat
Statistik, 2020). Terlebih apabila dana desa yang dialokasikan untuk peningkatan
6
kesejahteraan masyarakat justru dikorupsi, maka kemiskinan di desa akan semakin
meningkat, karena tidak membantu perekomonian masyarakat desa. Selain itu, menurut
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tidak adanya survey
dalam pengalokasian anggaran dana desa sesuai kebutuhan, menyebabkan dana desa
tidak memberikan kontribusi positif bagi pengentasan kemiskinan di desa (Bernie,
2018).Kedua, hilangnya potensi ekonomi di desa. Dana desa yang seyogyanya dapat
digunakan untuk membiayai Badan Usaha Milik Des (BUMDes) dan pembangunan
infrastruktur desa, yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak terancam tidak
terlaksana akibat korupsi. Hal lainnya adalah kualitas proyek tidak bertahan lama,
karena dana yang seharusnya direalisasikan, dalam pengadaan batang/jasa, justru di
mark down dari harga yang sebenarnya. Sehingga nilai ekonomi hasil pengadaan tidak
bertahan lama dan tidak efisien, karena kualitas yang rendah.Ketiga, hancurnya modal
swadaya masyarakat. Masyarakat desa tidak bisa dilepaskan dengan karakteristik
masyarakatnya yang gotong-royong dan salin membantu, hal itu merupakan modal
swadaya masyarakat desa (Pawane, 2016). Akan tetapi, karakteristik tersebut terancam
hilang dengan adanya korupsi.
7
Berdasarakan uraian di atas, maka korupsi memberikan banyak merugiakn
masyarakat desa. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pencegahan korupsi dana
desa, salah satunya melalui peningkatan partisipasi masyarakata dalam perencanaan
dan pelaksanaan anggaran desa. Upaya yang dapat dilakukan tersebut diantaranya:
1. Akses informasi program dan anggaran desa yang memadai Partisipasi
masyarakat dapat dilakukan secara efektif apabila ada akses informasi
program dan anggaran desa yang memadai. Salah satu praktik baik upaya
tersebut dilakukan oleh Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Desa setempat membuat aplikasi
telephone pintar (Smartphone) berbasis android dan website
http://ponggok.desapintar.co.id/, supaya masyarakat dapat mengetahui
program dan anggaran yang dijalankan oleh Pemerintah Desa, baik yang
sudah dilaksanakan, sedang dilaksanakan, maupun akan dilaksanakan. Hal
itu memudahkan masyarakat dalam mengawwasi jalannya program dan
anggaran desa di manapun dan kapanpun itu. Maka dari itu upaya tersebut
seharusnya ditiru oleh desa-dea lain Indonesia,sebagai wujud akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa kepada masyarakat desa dan mencegah
terjadinya korupsi dana desa.
2. Adanya kesadaran partisipasi masyarakat. Musyawarah Desa (Musdes)
merupakan tahapan penting dalam pembahasan Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RPKDes). Pada forum tersebut juga disyaratkan adanya masyarakat
yang terlibat dalam pembahasan, untuk menyampaikan masukan, kritik, dan
sarannya terhadap program yang akan dijalankan oleh Pemerintah Desa pada
periode tahun yang akan datang. Akan tetapi, sekalipun telah didorong untuk
berpartisipasi, namun partisipasi itu bersifat semu dan bukan partisipasi
substansial. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk
peduli pada program pembangunan di desanya dan pendidikan, sehingga
mempengaruhi seberapa jauh kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pembahasan program-program desa (Lailiani, 2017).
3. Akses Komunikasi antara Perangkat Desa dan Masyarakat Adanya akses
komunikasi yang mudah bagi masyarakat terhadap perangkat desa memiliki
pengaruh pada partisipasi masyarakat. Menurut Romanus (2017) yang
meneliti di Desa Kalo-kalo Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan,
menyimpulkan bahwa hal itu berdampak pada meningkatnya motivasi dan
8
peran masyarakat dalam berpartisipasi dalam program desa. Sehingga
masyarakat secara sadar mau berpartisipasi, karena mudah mengakses
informasi tertentu yang dibutuhkan dan memperoleh undangan dari
Pemerintah Desa secara langsung (Romanus, La Tarifu, 2017).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dengan melakukan sistematisasi dari berbagi
undang-undang tentang korupsi dengan melihat perkembang dari pengertian,unsur-
unsur dan sistem hukumnya maka diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengertian mengenai korupsi mengalami perluasan, yaitu semua bentuk
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma dan fasilitas lainnya, masuk dalam pengertian korupsi.
2. Peraturan Perundangan tentang korupsi pada tahun 1957-1960 kurang bisa
mengakomodasi perbuatan korupsi pada tahun tersebut karena dalam
perundang-undangan harus mensyaratkan adanya kejahatan koruptif, kemudian
dilihat dari penegakan hukumnya kurang bisa konsisten, dalam peraturan
perundang-undangan korupsi terdapat dua pertanggung jawaban hukum, yaitu
secara pidana dan perdata, dimana pertanggung jawaban secara pidana harus
didahulukan dari pertanggung jawaban perdata.
B. Saran
Setelah melihat perkembangan pengertian dan unsur-unsur korupsi di Indonesia
serta fakta implementasi dari perturan perundang-undangan tentang korupsi, maka
penulis memunculkan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari atas atau “top
political will” secara konsisten dari para penyelenggara negara.
2. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada
Undangundang korupsi yang telah berlaku dengan mengedepankan
pertanggung jawaban pidana terlebih dahulu kemudian pertanggung jawaban
secara perdata.
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas dengan
sanksi yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses peradilan yang cepat dan
transparan.
10
Daftar Pustaka
Refrensi
http://scholar.unand.ac.id/10731/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwiztoW-
yq6CAxXv1jgGHSWRBqAQFnoECA8QAQ&url=http%3A%2F%2Fperpustakaan.bldk.ma
hkamahagung.go.id%2Frepository%2Fj006_2015.pdf&usg=AOvVaw0v9bBkzVX-
GG6NMOAkYRXE&opi=89978449
11