Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PBAK

“Laporan Gambaran Kasus Korupsi Di Lingkungan Sekitar ”

Dosen Pengampu :
Ry. Eny Mian Marisi Br.S, SST, MKM

Disusun Oleh :

Nama : Rohayu
Nim : PO71241230291

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KELAS MERANGIN POLTEKKES JAMBI
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Korupsi”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, sehingga dalam menyelesaikan tugas ini,
penulis banyak dibantu dari berbagai pihak.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan kita semua yang memerlukannya. Atas segala bantuan dan bimbingan,
penulis tidak dapat berbuat apapun sebagai imbalan kecuali ucapan terimakasih dan mohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga segala amal bakti kita semua mendapatkan anugrah dan
berkat dari Nya. Amin.

Bangko, September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Korupsi.....................................................................................................3
B. Gambaran Kasus Korupsi...........................................................................................3
C. Analisis Penyebab Kasus Korupsi..............................................................................4
D. Dampak Kasus Korupsi..............................................................................................7
E. Analisis Strategi Penanggulangan Korupsi................................................................7
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa merupakan bagian dari unit organisasi pemerintah yang berhadapan langsung
dengan lingkungan masyarakat dengan berbagai latar belakang kepentingan dan dalam
kebutuhannya mempunyai peranan yang strategis, khususnya dalam pelaksanaan tugas di
bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Sebagaimana tujuan dari
pemerintah dan negara dengan menginginkan kemajuan desa, bahwa desa dapat berkembang
maju dari berbagai aspek kehidupan demi kesejahteraan masyarakat yang mandiri dalam
pemerintahannya dan partisipasi masyarakat yang baik akan secara langsung membantu dan
menunjang dalam membangun pemerintahan dan negara yang maju. Dalam Undang –
Undang Nomor 23 Tahun 2014 penyelenggaraan pemerintah daerah pada kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai wewenang pada batas – batas wilayah dalam mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat wilayah setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Safitri, 2022).
Dengan dilaksanakannya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
merupakan salah satu tujuan pemerintah desa dalam mencapai kesejahteraan dengan anggaran
yang diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pendapatan asli desa itu sendiri.
Sehingga pemerintah desa dapat mengelola segala bentuk pembangunan dan pemberdayaan
masyarkat dengan optimal dan sebaik mungkin. Pada setiap desa pemerintah mengalokasikan
dana desa dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi
desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)
kabupaten/kota untuk pembangunan desa, yaitu dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD)
(Syari, dkk. 2017).
Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa harus tepat digunakan pada sektor
pemberdayaan dan pembangunan desa sehingga dapat menanggulangi serta menumbuhkan
pembangunan desa yang baik dan kesejahteraan masyarakat desa. Alokasi Dana Desa
diperuntukan untuk membiayai kegiatan pembangunan, hak kewajiban desa dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa sebagai tindak lanjut dari penyelengaraan
pertumbuhan otomoni daerah agar pemerintahan desa tumbuh dan berkembang sesuai dengan
desa itu sendiri yang tertumpu pada keanekaragaman kekayaan, transfer dana dan peran
pemberdayaan masayarakat. Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa anggaran pendapatan ini
diharapkan mampu memberdayakan masyarakat maupun meningkatkan pembangunan bagi
desa dengan tujuan mensejahterakan masyarakat desa dari berbagai segi aspek kehidupan desa
(Safitri, 2022).
Dalam menjalankan tugas fungsinya Kepala Desa dibantu perangkat desa seperti
sekretaris desa, staf sekretaris dan staf wilayah hal ini untuk memberikan pelayanan demi
terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat desa, namun dikarenakan tidak adanya
regulasi yang mengatur secara jelas dan kurangnya partisipasi masyarakat khususnya
mengawasi pembangunan desa maka terjadilah tindak pidana korupsi ini (Saputri, 2021).
Tindak kecurangan ini dapat menjadi suatu kendala dalam pengelolaan keuangan desa

1
yang dilakukan secara sengaja atau tidak disengaja oleh aparat pemerintah desa. Hal tersebut
dilakukan dikarenakan aparat pemerintah desa kurang memiliki kesadaran dan tanggung
jawab sehingga menyebabkan negara mengalami kerugian finansial dalam jumlah besar
(Safitri, 2022).
Pengelolaan dana desa diperlukan mekanisme kontrol dari masyarakat agar dapat
dipergunakan tepat sasaran yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah desa
dalam hal pengelolaan dana desa ini dituntut untuk akuntabel dan transparan agar dana tidak
diselewengkan. Badan Permusyawaratan Desa seharusnya bisa menjalankan perannya secara
sungguh-sungguh khususnya dalam pengelolaan dana desa. Badan Permusyawaratan Desa
tidak perlu ragu dalam menjalankan fungsi pengawasan karena sudah ada Undang-Undang
dan Peraturan Pemerintah yang menjadi payung hukum yang jelas. Harus ada check and
balance dalam hal ini agar dapat meminimalisir penyalahgunaan dana desa (Syari, dkk. 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membuat laporan
dengan judul “Korupsi”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran kasus korupsi yang ada disekitar tempat tugas atau lingkungan
sekitar
2. Bagaimana analisis penyebab kasus korupsi dan kaitkan dengan nilai-nilai serta prinsip
anti korupsi
3. Bagaimana dampak dari kasus korupsi
4. Bagaimana analisis strategi penanggulangan kasus korupsi
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami gambaran kasus korupsi yang ada disekitar tempat tugas atau
lingkungan sekitar
2. Mengetahui dan memahami analisis penyebab kasus korupsi dan kaitkan dengan nilai-
nilai serta prinsip anti korupsi
3. Mengetahui dan memahami dampak dari kasus korupsi
4. Mengetahui dan memahami analisis strategi penanggulangan kasus korupsi
D. Manfaat
1. Bagi Institusi
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk menambah wawasan
serta memberikan kontribusi pada pendidikan dan budaya antikorupsi.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa menjadi lebih mengetahui tentang Gambaran
Korupsi, Analisis Penyebab Korupsi, Dampak Dari Kasus Korupsi, dan Analisis Strategi
Penanggualangan Kasus Korupsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption, artinya buruk,
bejad, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah. Dalam Black Law
Dictionary di modul Tindak Pidana Korupsi KPK, Korupsi adalah suatu perbuatan yang
dilakukan dengan sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenarankebenaran lainnya "sesuatu perbuatan dari
suatu yang resmi atau kepercayaan seseorang yang mana dengan melanggar hukum dan
penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain yang
bertentangan dengan tugas dan kebenarankebenaran lainnya (Juanda, 2019).
B. Gambaran Kasus Korupsi Ismail (Mantan Kades Keroya Kecamatan Pamenang Kab.
Merangin)
Polres Merangin menetapkan Ismail Kepala Desa Keroya Kecamatan Pamenang
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, sebagai tersangka kasus korupsi dana desa mencapai
Rp. 390.000.000 (Tiga Ratus Sembilan Puluh Juta Rupiah). Ismail ditersangkakan dalam
kasus tindak pidana korupsi, yakni penyimpangan pengelolaan keuangan (APBDes) Desa
Keroya. Hal ini disampaikan oleh Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy Purnamawan,
S.I.K saat menggelar koferensi pers, senin 23 Novemver tahun 2020.
Kades Keroya Ismail berusia 47 tahun, alamat desa Keroya Kecamatan Pamenang
Kabupaten Merangin ditetapkan sebagai tersangka, karena diduga telah melakukan
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes)
Keroya pada tahun 2019 lalu.
Berasarkan keterangan Kapolres Pamenang dari data yang dihimpun, sebelum Ismail
ditetapkan menjadi status tersangka pada tahun 2019 lalu, Desa Keroya Kecamatan
Pamenang Kabupaten Merangin mendapat banyak kucuran dana, baik dari pemerintah pusat,
provinsi Jambi maupun Pemkab Merangin. Dana yang masuk tersebut terdiri dari Dana Desa
(DD), Alokasi Dana Desa (ADD), Dana bagi hasil pajak retribusi, dan dana bantuan
Provinsi. Total anggaran yang masuk ke kas Desa mencapai Rp 1.308.943.000,00 (1,3 M)
lebih. Seluruh anggaran tersebut disalurkan ke Desa Keroya dalam tiga tahap, dengan
besaran pertahap yaitu tahap satu 20 persen, tahap dua 40 persen dan tahap tiga sebesar 40
persen. Namun dalam pengelolaannya, Ismail kades Keroya tidak melibatkan perangkat
desa.
Akibat ulahnya tersebut, Negara mengalami kerugian sebesar Rp. 393.913.451.
Namun dari total kerugian Negara tersangka sudah mengembalikan uang senilai
Rp.80.000.000 (Delapan Puluh Juta Rupiah). Saat ini Kades Keroya nonaktif sudah
diamankan di Mapolres Merangin beserta barang bukti, tindak pidana Korupsi
penyimpangan pengelolaan keuangan APBDes Keroya tahun 2019.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 2 ayat (1)
dan atau pasal 3 Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan
Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana Korupsi

3
“dengan ancaman hukuman pidana 15 tahun
C. Analisis Penyebab Kasus Korupsi Doni Espa (Mantan Kades Koto Renah Kab.
Merangin)
Desa Keroya Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin mendapat banyak kucuran
dana, baik dari pemerintah pusat, provinsi Jambi maupun Pemkab Merangin. Dana yang
masuk tersebut terdiri dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), Dana bagi hasil
pajak retribusi, dan dana bantuan Provinsi. Total anggaran yang masuk ke kas Desa
mencapai Rp 1.308.943.000,00 (1,3 M) lebih. Seluruh anggaran tersebut disalurkan ke Desa
Keroya dalam tiga tahap, dengan besaran pertahap yaitu tahap satu 20 persen, tahap dua 40
persen dan tahap tiga sebesar 40 persen.Dalam realisasi anggaran, Kepala Desa Keroya
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melakukan pengelolaan
anggaran tanpa melibatkan perangkat desa lain. Akibat perbuatannya banyak kegiatan-
kegiatan di Desa Keroya tidak terlaksana dengan baik, sehingga menimbulkan kerugian
negara sebesar Rp. 393.913.451. Namun dari total kerugian Negara tersangka sudah
mengembalikan uang senilai Rp.80.000.000 (Delapan Puluh Juta Rupiah) melalui rekening
Bank 9 Jambi pada 22 juni 2020. Berdasarkan analisis kasus tersebut dapat dikaitkan dengan
nilai- nilai anti korupsi. Nilai- nilai anti korupsi yaitu :
1. Kejujuran
Kejujuran adalah mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang dilakukan,
dialami dan dirasakan Kejujuran merupakan dasar setiap usaha untuk menjadi orang kuat
secara moral.
2. Kepedulian
Kepedulian bermakna berperilaku dan memperlakukan orang lain dan lingkungan
sekitarnya, sehingga bermanfaat bagi semua pihak. Peduli merupakan sifat yang dapat
membuat segala kesulitan dapat dihadapi, segala keadaan dapat ditanggung bersama, dan
keterbatasan pun dapat dicarikan solusinya.
3. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang
penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian seseorang tidak
akan mampu memimpin orang lain. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang untuk menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang dapat mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif.
4. Kedisiplinan
Disiplin merupakan kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang
teguh dalam memegang prinsip, pantang mundur dalam menyatakan kebenaran, dan pada
akhirnya mau berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan salah satu nilai karakter yang perlu ditanamkan di
dalam pribadi setiap manusia, supaya menjadi manusia yang memiliki kepribadian baik.

4
tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan.
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (jika terjadi
apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan).
6. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung
ketekatan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan, keteguhan
dan pantang mundur. Seperti halnya menjadi pemimpin masyarakt harus bekerja keras
guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target dan dapat mensejahterakan masyarakat.
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat sekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untuk tidak
hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Gaya hidup yang boros dengan
ketidaksesuaian dengan kemampuannya, ini dapat menyebabkan seseorang menghalalkan
segala cara seperti salah satunya adalah korupsi.
8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani merangkul kesalahan, berani bertanggung jawab dan sebagainya.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan
apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertidak proposional dan tidak melanggar
hukum.
Berdasarkan analisis penyebab kasus Korupsi Ismail Mantan Kades Keroya
Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin dapat disimpulkan bahwa tindak pidana korupsi
yang dilakukan oleh Ismail yaitu penyalahgunaan jabatan atau kekuasaan, dimana dia
cenderung menggunakan kesempatan untuk menyalahgunakan jabatan atau kekuasaan
manakala berada pada posisi yang memungkinkan untuk memperkaya diri sendiri, orang lain
dan bersifat merugikan perekonomian negara atau keuangan negara. Nilai-nilai anti korupsi
yang tidak dijalankan dalam kasus korupsi ismail Mantan Kades Keroya Kecamatan
Pamenang Kabupaten Merangin adalah kejujuran dan tanggung jawab. Dalam kasus ini
tersangka tidak menerapkan nilai-nilai anti korupsi yaitu kejujuran. Seharunya dalam
melakukan pengelolaan anggaran harus melibatkan perangkat desa lain. Namun dalam kasus
ini kepala desa tidak melibatkan perangkat desa lain dalam mengelola dana APBDes,
kemudian pada kasus ini Ismail juga tidak menerapkan nilai-nilai anti korupsi yaitu
tanggung jawab, Mantan Kepala Desa Keroya tidak bertanggung jawab dan tidak amanah
dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa, Akibatnya banyak kegiatan-kegiatan di
Desa Keroya tidak terlaksana dengan baik, ketika menjadi pemimpin beliau boleh
dituntut,dipersalahkan dan diperkarakan atas dugaan korupsi Anggaran Dana Desa karena
telah merugikan negara dan masyarakat.

5
Sedangkan berdasarkan analisis kasus diatas dikaitkan dengan prinsip anti korupsi
yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua
lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk
konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individu) maupun pada level lembaga.
2. Transparansi
Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimaulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka.
Sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Dalam prosesnya
transparansi di bagi menjadi lima yaitu : proses penganggaran, proses penyusunan
kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan dan proses evaluasi. Pada kasus mantan
3. Kewajaran
Prinsip kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah manipulasi (ketidakwajaran)
dalam penganggaran. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting
komperehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu
identic dengan undang-undang anti korupsi,namun bisa berupa undang-undang kebebasan
mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang antimonopoly
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol
terhadap kinerja dan penggunaan anggaran oleh para pejabat. Jika kebijakan ini diterapkan
pada kinerja kasus di atas dapat meminimalkan terjadiya kasus korupsi.
5. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.
Berdasarkan analisis penyebab kasus Korupsi Ismail Mantan Kades Keroya
Kabupaten Merangin dapat disimpulkan bahwa tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh
Ismail adalah penyalahgunaan jabatan atau kekuasaan, dimana dia cenderung menggunakan
kesempatan untuk menyalahgunakan jabatan atau kekuasaan yang memungkinkan untuk
memperkaya diri sendiri, orang lain dan bersifat merugikan perekonomian negara atau
keuangan negara. Prisip anti korupsi yang tidak dijalankan dalam kasus korupsi Ismail
Mantan Kades Keroya Kabupaten Merangin adalah transparansi dan kewajaran.
Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses dilakukan secara terbuka.
Dalam kasus ini tidak menggunakan prinsip transparansi, dimana dalam melakukan
pengelolaan anggaran tanpa melibatkan perangkat desa lain dan banyak kegiatan-kegiatan
desa yang tidak terlaksana dengan baik. Selain itu prinsip ketidakwajaran juga tidak
diterapkan dalam kasus korupsi ini. Dimana seluruh anggaran tersebut telah disalurkan ke
Desa Keroya dalam tiga tahap, dengan besaran pertahap yaitu tahap satu 20 persen, tahap

6
dua 40 persen dan tahap tiga sebesar 40 persen. Namun dalam mengerjakan kegiatan-
kegiatan tidak terlaksana dengan baik padahal keseluruhan dana telah diterima oleh Desa
Keroya.
D. Dampak Dari Korupsi
Korupsi berdampak sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena
telah terjadi kebusukan, ketidakjujuran, dan melukai rasa keadilan masyarakat.
Penyimpangan anggaran yang terjadi akibat korupsi telah menurunkan kualitas pelayanan
negara kepada masyarakat. Pada tingkat makro, penyimpangan dana masyarakat ke dalam
kantong pribadi telah menurunkan kemampuan negara untuk memberikan hal-hal yang
bermanfaat untuk masyarakat, seperti: pendidikan, perlindungan lingkungan, penelitian, dan
pembangunan. Pada tingkat mikro, korupsi telah meningkatkan ketidakpastian adanya
pelayanan yang baik dari pemerintah kepada masyarakat
Korupsi juga dapat membawa dampak negatife yang cukup luas dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara. Dampak negative ini berimbas kepada beberapa aspek
kehidupan antara lain aspek ekonomi, pelayanan kesehatan, social dan kemiskinan,
birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, penegak hukum, pertahanan dan keamanan
serta kerusakan lingkungan.
E. Analisis Strategi Penanggulangan Kasus Korupsi
Upaya penanggulangan atau pemberantasan terhadap korupsi dapat dilakukan melalui
dua cara : yaitu pencegahan dan penindakan. Upaya pencegahan adalah mencakup
keseluruhan usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi, baik dilakukan
melalui pendidikan maupun pengawasan. Sedangkan upaya penindakan adalah usaha yang
dilakukan untuk menindak perilaku korupsi sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta
menyelamatkan keuangan negara. Upaya pemberantasan korupsi skala nasional dalam
jangka panjang membutuhkan masyarat luas.komponen masyarakat yang memegang
peranan penting dalam upaya pemberantasan korupsi tersebut adalah kalangan birokrasi
sebagai aparatur negara. Kemudian organisasi kepemudaan dan keagamaan agar dapat
memberikan contoh dan tekanan-tekanan terhadap upaya pemberantasan korupsi

7
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Semua bentuk korupsi dapat dicirikan tiga aspek. Pertama penghiatan terhadap
kepercayaan atau amanah yang diberikan, kedua penyalahgunaan wewenang, pengambilan
keuntungan materil ciri-ciri tersebut dapat ditemukan dalam bentuk – bentuk korupsi yang
mencakup penyuapan, pemerasan, penggelapan dan nepotisme. Ketiga jenis ini apapun
alasannya dan motivasinya merupakan bentuk pelanggaran terhadap norma-norma
tanggung jawab dan menyebabkan kerugian bagi badan-badan negara dan public.
Korupsi dapat membawa dampak negative yang cukup luas dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara. Dampak negative ini berimbas kepada beberapa aspek
kehidupan antara lain aspek ekonomi, pelayanan kesehatan, social dan kemiskinan,
birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, penegak hukum, pertahanan dan keamanan
serta kerusakan lingkungan.
Upaya penanggulangan atau pemberantasan terhadap korupsi dapat dilakukan melalui
dua cara : yaitu pencegahan dan penindakan. Upaya pencegahan adalah mencakup
keseluruhan usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya korupsi, baik dilakukan
melalui pendidikan maupun pengawasan. Sedangkan upaya penindakan adalah usaha yang
dilakukan untuk menindak perilaku korupsi sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta
menyelamatkan keuangan negara.
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah melakukan penegakan hukum secara konsisten dan sesuai dengan
tingkat pidana yang dilakukan oleh pelaku
2. Peratuan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas dengan sanksi yang dapat
membuat kejeraan serta proses peradilan yang cepat dan transparan
3. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada undang-undang korupsi
yang telah berlaku dengan mengedepankan pertanggung jawaban pidana terlebih dahulu
kemudian pertanggung jawaban secara perdata.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rahardian. 2019. Makalah Permasalahan Penanganan Korupsi Dan Solusinya.


https://osf.io/preprints/inarxiv/6mgcd/download
Syari, dkk. 2017. Makalah Dampak Korupsi. https://id.scribd.com
Juanda, 2019.Makalah Penanganan Korupsi dan Solusinya. https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai