Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEWENANGAN PEMERINTAH
DESA SUSUAI DENGAN TUPOKSINYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Perbandingan Sistem Pemerintahan
Dosen: Dalija, S.IP., M.Si

Disusun oleh :

1. DIAN SUSANTO 3506150019


2. ATI ASTUTI 3506150069
3. INTEN NURAENI 3506150053

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)
BINA PUTERA BANJAR
BANJAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala


yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Judul Makalah yang penulis ambil adalah
“KEWENANGAN PEMERINTAH DESA SUSUAI DENGAN TUPOKSINYA”.
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang namanya
penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan
Makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar Makalah ini sehingga
selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga Makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Banjar, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Pemerintahan Desa ........................................................... 3
2.2 Sistem Pemerintahan Desa ................................................................. 4
2.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa............................................. 5
2.4 Sumber Pendapatan Desa ................................................................... 13
2.5 Lembaga Pemerintahan Desa ............................................................. 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada
pemerintah daerah. Pemerintah daerah sendiri terdiri atas : pemerintah daerah
propinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemerintah desa. Pemerintah desa
merupakan pemerintah yang terdekat dengan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri,
desa juga memiliki peranan yang penting di struktur pemerintahan. Sesuai dengan
amanat Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
dalam penyelenggaraan otonomi daerah dipandang perlu untuk menekankan pada
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan
yang bersih (Clean Governance) dalam mewujudkan pembangunan daerah yang
desentralistik dan demokratis. Ditambah lagi dengan diundangkannya Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menjadi landasan hukum bagi
desa untuk menjalankan pemerintahan desa yang baik sesuai dengan asas good
governance yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Maka dalam penyelenggaraan pembangunan desa
diperlukan pengorganisasian yang mampu menggerakkan masyarakat untuk
mampu berpatisipasi dalam melaksanakan pembangunan desa serta melaksanakan
administrasi pembangunan desa.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian sistem pemerintahan desa?
2. Bagaimana karakteristik desa?
3. Bagaimana struktur organisasi pemerintah desa?
4. Dari mana sumber pendapatan desa?
5. Apa lembaga pemerintahan desa?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah agar pembaca :
1. Dapat mengetahui pengertian sistem pemerintahan desa.
2. Dapat mengetahui karakteristik desa.
3. Dapat mengetahui struktur organisasi pemerintah desa.
4. Dapat mengetahui sumber pendapatan desa.
5. Dapat mengetahui lembaga pemerintahan desa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemerintahan Desa


Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (Pasal 1 angka 2 UU No. 6 Tahun 2014). Pemerintahan desa
terdiri atas : Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Pemerintah desa sendiri adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Sedangkan Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
Dengan kata lain, pemerintahan desa merupakan lembaga kepanjangan tangan
dari pemerintah pusat dan daerah yang bertugas menjalankan urusan pemerintahan
di desa yang nantinya akan berdampak dalam perkembangan pembangunan dan
kepentingan nasional.
Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal usul desa
dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat berupa
penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau
pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di
luar desa yang telah ada. Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi
kelurahan berdasarkan prakarsa pemerintah desa bersama BPD dengan
memerhatikan saran dan pendapat masyarakat setempat. Desa yang berubah
menjadi kelurahan, lurah dan perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil dan
kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh kelurahan yang
bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Dalam wilayah desa dapat dibagi atas dusun yang merupakan bagian wilayah
kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa. Desa bukanlah
bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah

3
kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah.
Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Kewenangan desa
menurut Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
pada Pasal 7 di antaranya adalah urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
hak asal usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang
diserahkan pengaturannya kepada desa dan tugas pembantuan dari pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten serta urusan pemerintahan lainnya
yang oleh peraturan perundangan - undangan yang diserahkan kepada desa. Khusus
berhubungan dengan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal
usul desa antara lain menetapkan peraturan desa, memilih pimpinan pemerintahan
desa, memiliki kekayaan sendiri, menggali dan menetapkan sumber - sumber
pendapatan desa, menyelenggarakan gotong royong, dan lain - lain.

2.2 Sistem Pemerintahan Desa


A. Pengertian Sistem Pemerintahan Desa
Dari pengertian-pengertian sistem, pemerintah, pemerintahan, dan desa,
maka dapat dikemukakan pengertian Sistem Pemerintahan Desa, yaitu suatu
kesatuan pemerintahan yang terdapat dalam Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat, sesuai
perturan perundang-undangan yang berlaku dengan tujuan perlindungan dan
kesejahteraan masyarakat melalui pembuatan dan pelaksanaan berbagai keputusan.
Atau suatu kebulatan atau keseluran proses atau kegiatan berupa antara lain proses
pembentukan atau penggabungan desa, pemilihan kepala desa, peraturan desa,
kewenangan, keuangan desa dan lain-lain yang terdiri dari berbagai komponen
badan publik seperti Perangkat Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa.

4
B. Karakteristik Desa
1) Penduduk Desa
Adalah setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah desa yang
bersangkutan selama waktu tertentu, biasanya dalam waktu 6 bulan atau
satu tahun berturut-turut, menurut peraturan daerah yang berlaku.
2) Daerah atau Wilayah Desa
Wilayah desa harus memiliki batas-batas yang jelas, berupa batas alam
seperti sungai, jalan dan sebagainya atau batas buatan seperti patok atau
pohon yang dengan sengaja ditanam. Tidak ada ketentuan defenitif tentang
berapa jumlah luas minimal atau maksimal bagi wilayah suatu desa.
3) Pemimpin Desa
Adalah badan yang memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya
pergaulan social atau interaksi masyarakat. Pemimpin Desa disebut Kepala
Desa atau dengan sebutan lain sesuai dengan tempat wilayahnya.
4) Urusan atau Rumah Tangga Desa
Kewenangan untuk mengurus kepentingan rumah tangga desa, atau yang
dikenal dengan otonomi desa. Otonomi desa berbeda dengan otonomi
daerah karena merupakan otonomi asli desa yang telah ada dari jaman
dahulu, dimana hak otonomi bukan dari pemberian pemerintah atasan,
melainkan dari hukum adat yang berlaku.

2.3 Struktur Organisasi Pemerintah Desa

5
Sistem Pemerintahan Desa diatur dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1979
a. Pemerintahan desa terdiri atas
- Kepala desa
- Lembaga musyawarah desa
b. Pemerintahan desa dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh perangkat desa.
c. Perangkat desa terdiri atas :
- Sekretariat desa
- Kepala-kepala dusun
d. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat desa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan peraturan
daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
e. Peraturan daerah yang dimaksud dengan ayat (4) baru berlaku sesudah ada
pengesahan dari pejabat yang berwenang
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1981, sebagai pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 5tahun 1979
- Peraturan daerah tingkat II/penjabaran
- Surat keputusan kepala daerah tingkat II (pelaksanaan)

A. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat dianggap
sebagai "parlemen" di tingkat desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era
otonomi daerah di Indonesia.
Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi,
pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota
BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa
jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap
jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa.

6
Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota,
dimana sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara
bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati/ Walikota. Ketua
BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang
diadakan secara khusus. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
1) Wewenang BPD antara lain:
- Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa
- Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan
Peraturan Kepala Desa
- Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
- Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
- Menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat; dan
- Penggunaan nama/istilah BPD tidak harus seragam pada seluruh desa di
Indonesia, dan dapat disebut dengan nama lain.
2) Hak dan kewajiban anggota BPD
Anggota BPD mempunyai hak :
- Mengajukan rancangan peraturan desa
- Mengajukan pertanyaan
- Menyampaikan usul dan pendapat
- Memilih dan dipilih
- Memperoleh tunjangan
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
- Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-
undangan.
- Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
des.
- Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

7
- Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat.
- Memproses pemilihan kepala desa
- Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan.
- Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat
setempat.
- Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan.
3) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil karena didalam
melakukan suatu votting suara untuk membuat suatu keputusan tidak terjadi
jumlah suara yang sama, sehingga teradapat pemenang dan yang kalah dan juga
dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan
keuangan desa.
4) Prosedur/ cara memilih ketua dan wakil ketua BPD :Pimpinan BPD diplih dari
dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang dilakukan secara
khusus. Untuk menentukan ketua dan wakil ketua diadakan rapat pertama yang
dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
5) Masa jabatan BPD yaitu 6 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali
masa jabatan berikutnya. Yang berwenang untuk menetapkan dan mengesahkan
anggota BPD yaitu Bupati/walikota melalui keputusan Bupati/walikota.
6) 5 larangan yang tidak boleh dilakukan oleh anggota BPD yaitu:
a) Sebagai pelaksana proyek desa.
b) Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain.
c) Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan jasa
dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya.
d) Menyalahgunakan wewenang.

8
e) Melanggar sumpah/janji jabatan dan peresmian anggota BPD sebagai mana
dimaksud dalam pasal 30 ayat 1 ditetapkan dengan keputusan bupati/
walikota.

B. Kepala Desa
Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan /yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi
untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan
Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD. Kepala Desa dipilih
langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat.
Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72
Tahun 2005 sebagai berikut :
- Bertakwa kepada Tuhan YME
- Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta
Pemerintah
- Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
- Berusia paling rendah 25 tahun
- Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
- Penduduk desa setempat
- Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 tahun
- Tidak dicabut hak pilihnya
- Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa
jabatan
- Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota
Kepala Desa, adalah pemimpin dari desa di Indonesia. Kepala Desa
merupakan pimpinan dari pemerintah desa. Masa jabatan Kepala Desa adalah 6
tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa tidak
bertanggung jawab kepada Camat, namun hanya dikoordinasikan saja oleh Camat.
Kepala desa tidak mendapatkan uang pensiun seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS).

9
1) Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Desa
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;
b. Membina perekonomian desa;
c. Membina kehidupan masyarakat desa;
d. Memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat desa;
e. Mendamaikan perselisihan yang terjadi padamasyarakat di desa
f. Mewakili desanya baik di dalam dan di luarpengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukumnya
2) Kedudukan kepala desa adalah sebagai :
a. Alat pemerintah
b. Alat pemerintah daerah
c. Alat pemerintah desa
3) Tugas kepala desa
a. Menjalankan urusan rumah tangganya
b. Menjalankan urusan pemerintahan dan pembinaan masyarakat
c. Menumbuhkan dan mengembangkan semangat jiwa gotong royong
4) Fungsi kepala desa
a. Kegiatan dalam rumah tangganya sendiri
b. Menggerakkan partisipasi masyarakat
c. Melaksanakan tugas dari pemerinath diatasnya
d. Keamanan dan ketertiban masyarakat
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah diatasnya
5) Proses Pemilihan Kepala Desa Hingga Pemberhentiannya
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kepala desa menurut PP No.
72 Tahun 2005
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta Pemerintahan;
c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
dan/atau sederajat;

10
d. Berusia paling rendah 25 Tahun;
e. Bersedia di calonkan menjadi kepala desa;
f. Penduduk desa setempat;
g. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 tahun;
h. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekutan hukum tetap;
i. Belum pernah menjabat sebagai kepala desa paling lama 10 tahun atau dua
kali masa jabatan;
j. Memenuhi syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/kota
k. Dalam pemilihan calon kepala harus adanya/dibentuk kepanitiaan.
Anggota panitia tersebut dibentuk oleh BPD yang terdiri dari unsur-unsur :
 Unsur perangkat desa
 Pengurus Lembaga Kemasyarakatn
 Tokoh masyarakat
Manfaat dari adanya panitia-panitia tersebut yaitu :
 Membantu BPD di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan
kepala desa;
 Membantu di dalam melakukan pemeriksaan identitas bakal calon
kepala desa berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan;
 Membantu di dalam pemungutan suara saat pemilihan kepala desa;
 Memberikan laporan yang jelas mengenai pelaksanan pemilihan kepala
desa kepada BPD;
 Membantu di dalam menseleksi atau penjaringan bakal calon kepala
desa oleh panitia pemilihan.
Pelaksanaan pelantikan kepala desa terpilih dapat dilakukan di desa di hadapan
masyarakat. Karena pelaksanaan pemilihan kepala desa harus dilakukan di depan
masyarakat agar didalam pemilihan tidak ada tindakan kecurangan, sehingga
masyarakat bisa lebih percaya bahwa kepala desa telah terpilih murni dari
kemenangan jumlah suara masyarakat.

11
Yang berhak melantik kepala desa adalah bupati atau walikota yang disampaikan
oleh BPD malalui camat. Pelantikan paling lama 15 hari hari terhitung tanggal
penerbitan keputusan bupati/walikota. Pelantikan dilaksanakan di depan
masyarakat, selanjutnya sebelum memangku jabatan kepala desa mengucapkan
sumpah/janji jabatan.
Masa jabatan kepala desa yaitu 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan
dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.Yang
mendasari kepala desa diberhentikan dari masa jabatannya yaitu pasal 17 PP No.
72 Tahun 2005 menjelaskan kepala desa berhenti karena :
1. Meninggal dunia
2. Pemutusan sendiri
3. Diberhentikan
Sementara itu kepala desa diberhentikan apabila :
1. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;
2. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut salama 6 bulan;
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa;
4. Dinyatakan melanggar janji/ sumpah jabatan;
5. Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa;
6. Melanggar larangan bagi kepala desa.

C. Sekretariat Desa
Kedudukan sekretaris desa
1. Urusan staf sebagai orang kedua
2. Memimpin sekretariat desa
3. Tugas sekretariat desa
a. Memberikan pelayanan staf
b. Memimpin administrasi desa
4. Fungsi sekretariat desa
a. Kegaitan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan
b. Kegiatan pemerintahan dan keuangan desa

12
c. Administrasi pendudukan
d. Administrasi umum
e. Melaksanakan fungsi kepala desa apabila berhalangan sekretaris desa
bertanggung jawab kepada kepala desa

D. Kepala Urusan
1. Kedudukan kepala urusan adalah sebagai unsur pembantu sekretaris desa
dalam bidang tugasnya
2. Tugas kepala urusan adalah membantu sekretaris desa dalam bidang
tugasnya
3. Fungsi kepala urusan adalah
a. Kegiatan sesuai dengan unsur bidang tugas
b. Pelayanan administrasi terhadap kepala desa

E. Kepala Dusun
1. Kedudukan kepala dusun adalah sebagai pelaksana tugas kepala desa di
wilayahnya
2. Tugas kepala dusun adalah melaksanakan tugas-tugas di wilayah kerjanya
3. Fungsi kepala dusun adalah:
a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan
b. Melaksanakan keputusan desa di wilayah kerjanya
c. Melaksanakan kebijaksanaan kepala desa

2.4 Sumber Pendapatan Desa


Adapun sumber pendapatan desa adalah sebagai berikut.
a. Pendapatan asli desa yang meliputi :
1) Hasil Usaha Desa;
2) Hasil Kekayaan Desa;
3) Hasil Swadaya Dan Partisipasi;
4) Hasil Gotong Royong.

13
b. Bantuan pemerintah kabupaten, meliputi bagian perolehan pajak dan retribusi
daerah, serta dana perimbangan keuangan pusat dan tingkat daerah.
c. Bantuan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
d. Sumbangan pihak ketiga, misalnya berupa dana hibah.
e. Pinjaman desa.
Sumber pendapatan desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ditetapkan oleh
kepala desa bersama BPD dengan berpedoman pada APBD yang ditetapkan Bupati.
Dengan demikian, pada dasarnya, kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat
desa. Kepala desa harus menyampaikan pokok-pokok pertanggungjawabannya.

2.5 Lembaga Pemerintahan Desa


Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dijelaskan, dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk Badan Per musyawaratan Desa
(BPD). Badan ini berfungsi elindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan
peraturan desa bersama kepala desa. Selain itu, BPD berfungsi menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD ialah wakil penduduk desa
bersangkutan. Mereka ditetapkan dengan cara musyawarah untuk mencapai
mufakat. Di desa dibentuk juga beberapa lembaga kemasya rakatan. Lembaga
kemasyarakatan ditetapkan oleh peraturan desa. Pembentukannya berpedoman
pada peraturan perundang-undangan. Tugas lembaga tersebut adalah membantu
pemerintah desa dan memberdayakan masyarakat desa. Misalnya, Lembaga
Keamanan Masyarakat Desa (LKMD), Pertahanan Sipil (Hansip), PKK, dan
Karang Taruna.
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) merupakan wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang memadukan kegiatan
pemerintahan desa yang dilakukan secara gotong royong. Pengurus LKMD
umumnya tokoh masyarakat setempat. Pembentukan LKMD disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat desa berdasarkan musyawarah anggota masyarakat. Fungsi
LKMD adalah membantu pemerintah desa dalam merencanakan, pelaksanaan, dan

14
pengendalian pembangunan desa. Selain itu, LKMD memberikan masukan kepada
BPD dalam proses perencanaan pembangunan desa. Misalnya, untuk mencegah
banjir LKMD dapat mengusulkan pembangunan tanggul atau dam kepada
pemerintahan desa. Pada pemerintahan desa terdapat organisasi Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK). Anggota PKK terdiri atas ibu-ibu rumah tangga di
suatu desa. Ketua PKK biasanya dijabat oleh istri kepala desa atau lurah.
PKK bertujuan memberdayakan keluarga, meningkatkan kesejahteraan, dan
kemandirian keluarga. Misalnya, PKK mem beri bantuan sosial, pelatihan
keterampilan, pos pelayanan terpadu (Posyandu), memberikan bantuan beasiswa,
atau mengadakan peng obatan gratis.Karang Taruna merupakan salah satu
organisasi kepemudaan di tingkat desa. Karang Taruna merupakan organisasi
pemuda atau pelajar SMP dan SMA di suatu desa atau kelurahan. Tujuan dari
organisasi ini, yaitu memberikan pembinaan kepada para remaja untuk menjadi
individu mandiri dan memiliki keterampilan. Pembinaan pemuda desa bertujuan
agar pemuda desa, terutama pemuda putus sekolah, dapat memperoleh keahlian di
bidang tertentu. Misalnya, pembinaan dalam bidang elektronika, kesenian,
olahraga, atau lingkungan hidup.
Organisasi Karang Taruna terdapat di wilayah Rukun Warga (RW), desa, dan
kecamatan. Karang Taruna merupakan wadah bagi generasi muda desa untuk
menyalurkan pendapat dan kreativitasnya. Karang Taruna merupakan lembaga
pemberdayaan masyarakat di bawah pembinaan kepala desa dan camat. Karang
Taruna dapat memupuk persatuan dan kesatuan di antara generasi muda.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
· Sistem Pemerintahan Desa, yaitu suatu kesatuan pemerintahan yang terdapat
dalam Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat, sesuai perturan perundang-undangan yang berlaku dengan
tujuan perlindungan dan kesejahteraan masyarakat melalui pembuatan dan
pelaksanaan berbagai keputusan.
1. Unsur-unsur dalam Karakteristik Desa yaitu Penduduk Desa, Daerah atau
Wuilayah Desa, Pemimpin Desa, dan Urusan atau Rumah Tangga Desa.
2. Sumber pendapatan desa yaitu berasal dari Pendapatan asli desa, bantuan
pemerintah kabupaten, bantuan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,
sumbangan pihak ketiga, dan Pinjaman desa.
3. Lembaga dalam Pemerintah Desa adalah Lembaga Keamanan Masyarakat Desa
(LKMD), Pertahanan Sipil (Hansip), PKK, dan Karang Taruna, dan lain-lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aroel, 2012, Sistem Pemerintahan


Desa,http://chasperzone.blogspot.com/2012/05/sistem-pemerintahan-desa.html.
Bukhari, 2012, Sistem Pemerintahan
Desa,http://bukharistyle.blogspot.com/2012/01/sistem-pemerintahan-desa.html.
Hendry Kamanjaya, 2011, Sistem Pemerintahan Desa, http://hendry-
kamanjaya.blogspot.com/2011/04/sistem-pemerintahan-desa.html.
Inet, 2012, Pemerintahan Desa, http://makalainet.blogspot.com/2012/05/pemerintahan-
desa.html.
Irwansyah,2012, Sistem Pemerintahan Desa, http://irwansyah-
hukum.blogspot.com/2012/06/sistem-pemerintahan-desa_06.html.
Jusmaliani, dkk. 2006. Masyarakat Indonesia. Jakarta : LIPI.
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Supriady, Deddy. 2001. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

17

Anda mungkin juga menyukai