Disusun Oleh:
Nurhikmah
20201082
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Studi Lapang mengenai
“Pelayanan Publik Di Kantor Desa Tellumpanua”. Sholawat dan Salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Manfaat Penulisan......................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................7
A. Pengertian Pelayanan Publik.........................................................................7
B. Prinsip - Prinsip Pelayanan Publik……………………….………………12
BAB III..................................................................................................................15
HASIL STUDI LAPANGAN..............................................................................15
a Bukti Fisik (Tangible)….…..………..…….………………………..…….15
b Dimensi Reliability (Kehandalan)..….……………………….………….18
c. Dimensi Responsiveness (ketanggapan)…….…………………………..21
d. Dimensi Assurance (Jaminan)…………………………………………..23
e. Dimensi Empathy (Empati)……….………………….………………….24
BAB IV..................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................27
A. Kesimpulan……………………………………………………………….28
B. Saran……………………………………………………………………...29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………..31
DOKUMENTASI…...………………………………………….……………….33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang
membagi daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan
bentuk dan susunan tingkatan pemerintahan terendah adalah desa atau kelurahan.
Dalam konteks ini, Desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik
dan pemerintah di Indonesia jauh sebelum Bangsa Indonesia terbentuk. Desa
adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli
berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa dan sebagai konsekuensi
logisnya, desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun
hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda dan bangunan serta dapat dituntut
dan menuntut di pengadilan. (Maulidiah, 2014)
1
Desa bukanlah bawahan Kecamatan, karena Kecamatan merupakan bagian
dari perangkat daerah kabupaten/ kota, dan desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak untuk mengatur
wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat
ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan. Desa bukanlah bawahan Kecamatan,
karena Kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/ kota, dan
desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan,
desa memiliki hak untuk mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam
perkembangannya, sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan.
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah
Desa yang meliputi Kepala Desa, Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan
desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD
adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah.
Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi,
pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota
BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/ diusulkan kembali untuk 1 kali masa
jabatan berikutnya. Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap
jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat.(Wibowati, 2021)
2
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa desa
berhubungan Kewenangan Desa Dan Penetapan Peraturan Desa langsung dengan
warga masyarakat baik dalam bidang pemerintahan, pelayanan, pembangunan,
pemberdayaan maupun kemasyarakatan. Sebagian besar warga masyarakat
Indonesia selalu datang kepada pemerintah desa setiap akan memperoleh
pelayanan maupun menyelesaikan berbagai masalah sosial. Karena itu pemerintah
dan perangkat desa, yang berbeda dengan pemerintah dan perangkat daerah, harus
siap bekerja melayani masyarakat selama 24 jam tanpa henti, tidak mengenal cuti
dan liburan. Sedangkan istilah “dekat” berarti bahwa secara administratif dan
geografis, pemerintah desa dan warga masyarakat mudah untuk saling
menjangkau dan berhubungan. Secara sosial, “dekat” berarti bahwa desa menyatu
dengan denyut kehidupan sosial budaya sehari-hari masyarakat setempat.
(Maulidiah, 2014)
3
desa. Selain itu, peraturan ini juga mengatur tentang penyesuaian penghasilan
tetap kepala desa, sekretaris desa, dan perangkat desa lainnya. (Lestari, n.d.-b)
4
Para pegawai belum semuanya disiplin dalam memberikan pelayanan. Ketidak
disiplinan ini ditunjukkan dari jam kerja yang dilakukan oleh petugas yaitu pukul
07.00-16.00 tapi masih ada pegawai yang datang jam 09:30.
Penggunaan alat bantu yang ada di Kantor Desa Tellumpanua saat ini adalah
computer dan Mesin Print. Alat bantu yang ada sangat dibutuhkan dalam proses
pelayanan demi kelancaran proses dalam pelayanan. Adanya alat bantu pelayanan
sangat mendukung proses pelayanan seinggga pelayanan dapat dilakukan dengan
cepat. Hasil Penelitian saya Alat bantu yang ada di Kantor Desa Tellumpanua
meliputi computer dan Print belum ada camera dan juga alat pencetak KTP.
Petugas di Kantor Desa Tellumpanua belum cermat atau teliti dalam melayani
masyarakat karna masih ada Petugas yang salah dalam pengetikan Nama dan
Alamat hal itu merugikan para pengguna layanan. Karena pengguna layanan harus
mengurus kembali kesalahan ketik tersebut.. Kantor Desa petugas dalam
memberikan pelayanan sudah cukup baik.
B. Rumusan Masalah
5
1. Apa penyebab rendahya pelayanan publik dalam dimensi Tangible,
dimensi Reliability dan dimensi Empathy?
2. Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) di Kantor Desa
Tellumpanua?
C. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam Ilmu
Pengetahuan serta meningkatkan Kemampuan Penulis dalam Pembuatan
Karya Ilmiah, selain itu Proses Penelitian ini dapat Dijadikan Proses
Latihan Penelitian untuk dapat berpikir logis dalam bidang Pelayanan
Publik.
2. Secara Praktis
Bagi pihak yang ditelit, sebagai bahan Kantor Desa Tellumpanua
Kecamatan Tanete Rilau untuk Mengevalusi Kinerja dalam masing-
masing Tugas Pokok beserta Fungsinya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
Terdapat dua istilah yang berkaitan dengan pelayanan yaitu melayani dan
pelayanan. Melayani adalah membantu menyiapkan atau mengurus apa yang
diperlukan seseorang. Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain
(KBBI, 1995). Wasistiono mendefinisikan “pelayanan merupakan pemberian jasa
baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta
kepada masyarakat dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat”. Pendapat diatas secara jelas menunjukkan bahwa
pemerintah memiliki tugas pokok atau fungsi dasar pemerintahan yakni
“pelayanan” dalam bentuk memberikan pelayanan umum kepada masyarakat
secara keseluruhan, sehingga bagaiman bentuk intuisis pemerintah baik ditingkat
pemerintah maupun pada pemerintah daerah mengkondisikan bagaimana
organisasi pemerintah itu dapat memberikan pelayanan public yang lebih efisien
dan efektif secara kelembagaan kepada masyarakat sebagai unsur yang
dilayaninya, sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan dasar untuk
hidupnya, karena pelayanan pada hakekatnya merupakan hak masyarakat.
(Maulidiah, 2014)
Kinerja pelayanan publik dapat ditingkatkan apabila ada mekanisme ”exit”
dan ”voice”. Mekanisme ”exit” berarti bahwa jika pelayanan publik tidak
berkualitas maka konsumen harus memiliki kesempatan untuk memilih lembaga
penyelenggara pelayanan publik lain yang disukainya. Sedangkan mekanisme
”voice” berarti adanya kesempatan untuk mengungkapkan ketidakpuasan kepada
lembaga penyelenggara pelayanan publik. Pendekatan Pelayanan Publik Baru ini
senada dengan Teori ”Exit” dan ”Voice” yang lebih dahulu dikembangkan oleh
Albert Hirschman.(Kurniawan, 2016)
8
a) Pelayanan Publik sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilakukan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
Peraturan Perundang– undangan.
b) Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah.
c) Instansi Pemerintah yaitu sebutan kolektif meliputi satuan kerja
satuan organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik
pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik Daerah.
d) Unit penyelenggara pelayanan publik yaitu unit kerja pada instansi
pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada
penerima pelayanan publik.
e) Pemberi pelayanan publik yaitu pejabat/ pegawai instansi pemerintah
yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
f) Penerima pelayanan publik merupakan orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi
pemerintah.(Rianti & Rusli, n.d.)
9
merupakan pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan atau masyarakat.
Pelayanan prima merupakan kemampuan maksimal seseorang dalam memberikan
pelayanan. Pelayanan prima merupakan pelayanan terbaik yang diberikan pemberi
layanana kepada pelanggan, baik pelayanan internal maupun eksternal
berdasarkan standar dan prosedur pelayanan. (Ilmi Usrotin Choiriyah &
Mursyidah, 2020)
10
1. Sikap (Attitude)
Sikap (Attitude) merupakan perilaku yang harus dimaksimalkan pada saat
menghadapi pelanggan. Sikap ditunjukkan dengan penampilan yang sopan
dan serasi, berpikir posotif, sehat dan logis, dan bersikap menghargai.
2. Perhatian (Attention)
Perhatian (Attention) merupakan bentuk kepedulian penuh terhadap
pelanggan, baik yang berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan
keinginan pelanggan maupun pemahaman atas saran dan kritik yang
diberikan pelanggan. Perhatian dapat ditunjukkan melalui mendengarkan
dan memahami kebutuhan pelanggan, mengamati dan menghargai perilaku
pelanggan serta mencurahkan perhatian penuh kepada pelanggan.
3. Tindakan (Action)
Tindakan (Action) merupakan berbagai kegiatan nyata yang harus
dilaksanakan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Tindakan
ditunjukkan dengan cara mencatat setiap permintaan pelanggan, mencatat
apa yang dibutuhkan pelanggan, memastikan kembali kebutuhan para
pelanggan, memberikan apa yang dibutuhkan pelanggan, dan
menyampaikan rasa terima kasih dengan harapan pelanggan akan
menggunakan layanan kembali.
4. Kemampuan (Ability)
Kemampuan (Ability) merupakan pengetahuan dan keterampilan tertentu
yang mutlak diperlukan untuk menunjang program pelayanan prima.
Kemampuan ditunjukkan melalui kemampuan bidang kerja yang ditekuni,
melaksanakan komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi, dan
mengembangkan public relation sebagai instrument dalam membina
hubungan kedalam dan keluar organisasi atau perusahaan.
5. Penampilan (Appearance)
Penampilan (Appearance) merupakan penampilan baik secara fisik
maupun non fisik yang dapat merefleksikan kepercayaan diri dan
kredibilitas dari pihak lain.
6. Tanggung Jawab (Accountability)
11
Tanggung Jawab (Accountability) merupakan suatu sikap keberpihakan
terhadap pelanggan sebagai bentuk kepedulian untuk menghindarkan atau
meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.(Nuriyanto, 2016)
12
Disisi lain penyelenggaraan pelayanan publik harus bisa
dipertanggungjawabkan baik kepada publik maupun kepada atasan/pemimpin unit
pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan yang sesuai dengan
peraturan perundangundangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63/KEP/MPAN/7/2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, terdapat prinsip pelayanan publik sebagai
berikut:
a. Kesederhanaan, yang mana prosedur pelayanan publik yang diberikan
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan
c. Persyaratan teknis dan administrative
d. Unit kerja maupun pejabat yang memiliki kewenangan dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan
atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik
e. Rincian biaya dan tata cara pembayaran
f. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang sudah ditentukan
g. Akurasi, yang mana produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan
sah
h. Tidak diskriminatif, yaitu tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender dan status sosial
i. Bertanggungjawab, yang mana pimpinan penyelenggara pelayanan atau
pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan
dan penyelesaian keluhan atau permasalahan dalam pelaksanaan
pelayanan.
j. Kemudahan akses yang dibuktikan dengan tempat dan lokasi sarana dan
prasarana yang memadai dan terjangkau oleh masyarakat dan dapat
memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi.
k. Kedisiplinan, keramahan dan kesopanan: aparat penyelenggaraan
pelayanan harus disiplin, sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan
yang disertai rasa ikhlas.
l. Keamanan dan kenyamanan: proses dan produk pelayanan publik
memberikan rasa aman dan kepastian hukum. (Kurniawan, 2016)
Pelayanan publik pada dasarnya bertujuan untuk memuaskan masyarakat.
Selain itu, untuk memberikan standar pelayanan publik bagi masyarakat, terutama
untuk meningkatkan kualitas masyarakat, sebenarnya telah dikeluarkan Keputusan
Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara 63 tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis
13
Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Keputusan Mentri tersebut juga mengandung asas-asas pelayanan publik yang
baik, yang selanjutnya dapat dilihat dan dirinci sebagai berikut :
a. Transparansi, asas ini menghendaki ada nya sifat terbuka, mudah, dan
dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas, asas ini menghendaki bahwa dalam pelayanan publik
harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. Kondisional, asas ini dimaksudkan dalam pelayanan public harus sesuai
dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengann tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif, asas ini diharapkan agar dapat mendukung /mendorong
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public dengan
memperhatikan aspirasi, kenutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak, asas ini menghendaki adanya perlakuan yang tidak
deskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,
gender, dan status ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, asas ini menghendaki adanya
keseimbangan antara Hak dan Kewajiban dari masyarakat dan
pemerintah bahwa pemberi dan penerima pelayanan publik harus
memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak. (Pratiwi, 2023)
14
BAB III
1) Penampilan petugas
15
Penampilan petugas menjadi salah satu indikator yang dinilai dalam kualitas
pelayanan. Penampilan petugas berkaitan dengan pemakaian atribut atau seragam.
Kebersihan dan kerapian seragam menjadi hal yang yang patut untuk
diperhatikan. Petugas telah penampilan dengan bersih dan rapi serta telah
menggunakan seragam sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Hal itu juga sejalan dengan hasil observasi yaitu setiap petugas yang
melakukan pelayanan berpenampilan bersih dan rapi serta telah menggunakan
seragam sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Penampilan dapat
berpengaruh dalam proses pelayanan. Jika penampilan petugas baik, maka akan
menimbulkan kesan yang baik, begitu juga sebaliknya. Petugas pelayanan
diharapkan dapat memaksimalkan penampilannya demi pelayanan yang
berkualitas.
16
Kenyamanan tempat pelayanan juga mempengaruhi kualitas pelayanan. Maka
dari itu, penyedia layanan harus lebih memperhatikan kenyamanan unruk
pengguna layanan. Apabila telah tersedia tempat pelayanan yang baik, maka
pengguna layanan juga akan merasa nyaman.
17
07.00-16.00 tapi masih ada pegawai yang datang jam 09:30. Kemudian didukung
oleh hasil wawancara dari ibu Sukma yang menyatakan bahwa,”Petugas disini
sudah disiplin sebanyak 3-6 orang, tadi saya datang pagi-pagi juga sudah ada yang
melayani”.
Dalam hal pelayanan, disiplin merupakan modal dasar yang harus dimiliki
oleh petugas terutama petugas pada bagian pelayanan guna menunjukkan kinerja,
sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik. Disiplin dilakukan agar pengguna
layanan merasa puas atas apa yang telah dikerjakan oleh petugas.
Penggunaan alat bantu yang ada di Kantor Desa Tellumpanua saat ini adalah
computer dan Mesin Print. Alat bantu yang ada sangat dibutuhkan dalam proses
pelayanan demi kelancaran proses dalam pelayanan. Adanya alat bantu pelayanan
sangat mendukung proses pelayanan seinggga pelayanan dapat dilakukan dengan
cepat. Hasil Penelitian saya Alat bantu yang ada di Kantor Desa Tellumpanua
meliputi computer dan Print belum ada camera dan juga alat pencetak KTP.
Penggunaan alat bantu dalam proses pelayanan sangatlah penting, karena akan
memudahkan petugas dalam melayani masyarakat.
18
Dimensi kehandalan merupakan kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat, akurat, terpercaya, konsisten dan kesesuaian pelayanan.
(Jamaluddin, 2016)
19
tapi SOP itu tidak mereka tempel. SOP ini berfugsi sebagai pedoman dalam
bekerja baik itu dari prosedur kerja sampai dengan prosedur pelayanan. Namun
ketika dalam penelitian ada masyarakat yang tidak mengetahui apa dan bagaimana
prosedur dalam pelayanan. Hasil Observasi saya bahwa di Kantor Desa
Tellumpanua tidak memiliki standar pelayanan yang jelas. Mereka melakukan
pelayanan sesuai dengan SOP tapi tidak ditempel. Namun terkadang SOP tersebut
tidak mereka terapkan dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat.
20
komputer, camera dan sebagainya hanya satu yang ahli dalam menguasai alat
bantu tersebut.
Berdasarkan penelitian saya dari 18 pegawai yang ada, hanya 8 petugas yang
ahli dalam menggunakan computer dan ahli menggunakan alat Print. Petugas di
bagian pelayanan sudah ahli dalam penggunaan alat bantu, namun saya tidak tau
bagaimana dengan petugas yang lain.
Aspek daya tanggap yang harus diberikan oleh suatu organisasi birokrasi yang
melayani masyarakat yaitu dengan memberikan respon yang baik, cepat dan
tanggap dalam menanggapi setiap keluhan masyarakat serta memberikan
pelayanan yang maksimal dalam setiap pelayanan di Kantor Desa Tellumpanua.
Hal ini akan menimbulkan rasa puas kepada masyarakat sebagai pengguna
layanan. (Jamaluddin, 2016)
21
ada di ruang pelayanan sudah cukup merespon, namun petugas yang ada di loket
terlalu cuek. Petugas di ruang pelayanan lebih merespon dibanding dengan
petugas yang ada di loket.
Pengguna layanan akan merasa senang jika petugas merespon atau tanggap
terhadap keperluan pengguna layanan. Jika petugas merespon setiap pengguna
layanan maka akan menciptakan penilaian yang baik bagi penyedia layanan.
Pemberian pelayanan yang cepat merupakan hal penting yang harus dilakukan
sebagai bentuk responsiveness terhadap pengguna layanan, agar pengguna
layanan merasa puas akan pelayanan yang diberikan di Kantor Desa Tellumpanua.
Berdasarkan hasil Wawancara saya Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sukri
bahwa,”Saya mengurus pembuatan KTP, produk yang dihasilkan juga KTP ,
22
berarti sudah tepat”. Selanjutnya Bapak Burhan menambahkan bahwa,”Walaupun
awalnya memang sedikit ribet namun pada akhirnya tidak mengecewakan’’.
23
mengetahui pelayanan public di Kantor Desa Tellumpanua dapat diukur melalui
indikator sebagai berikut:
Dengan adanya jaminan biaya dari petugas pelayanan, maka pengguna layanan
tidak khawatir jika harus mengeluarkan biaya untuk pengurusan KTP, KK, Akta
Kelahiran, legalisasi surat, karena memang tidak dipungut biaya.
Pihak di Kantor Desa Tellumpanu telah menjamin kepastian biaya dari setiap
jenis pelayanan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Administrasi Kependudukan, semua itu dibiayai anggaran Negara. Sedangkan
untuk pengurusan pelayanan lainnya sudah mempunyai dasar hukum masing-
masing. Untuk pembuatan KTP,KK, Permohonan Pindah Penduduk, Permohonan
24
Masuk Penduduk dan Akta Kelahiran tidak dipungut biaya. Untuk pengurusan
Permohonan Izin Gangguan (HO), Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP), Wajib Daftar Perusahaan (WDP), Izin Tanda Daftar Industri (TDI), Izin
Usaha Industri, Penggantian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan Industri (IPI) akan
dikenakan biaya sesuai dengan prosedur.
Dengan adanya jaminan biaya yang pasti, yang sudah diatur oleh undang-
undang, maka pengguna layanan tidak perlu merasa khawatir akan biaya yang
harus dikeluarkan.
Dimensi ini berkaitan dengan keramahan dan juga kepedulian petugas dalam
memberikan pelayanan. Petugas yang ramah dan berkomunikasi yang baik akan
menjadi salah satu faktor pendukung bagi pengguna layanan untuk memberikan
penilaian yang baik atas pelayanan yang diberikan. Apabila keramahan dan
kepedulian telah diberikan maka akan terjalin hubungan yang baik antara petugas
pelayanan dengan masyarakat yang melakukan pelayanan. (Jamaluddin, 2016)
25
Mendahulukan kepentingan dari pengguna layanan memang penting karena
pengguna layanan merupakan prioritas utama petugas pelayanan. Apabila
pengguna layanan tidak merasa didahulukan akan menimbulkan keluhan dan
memberikan kesan yang tidak baik bagi petugas pelayanan.
Selain ramah, sikap sopan santun juga diperlukan dalam pelayanan, dengan
bersikap sopan santun pengguna layanan akan merasa di hargai dan dihormati.
Berdasarkan penelitian, petugas di Kantor Desa Tellumpanua khususnya petugas
pemberi layanan sudah bersikap sopan santun.
Sikap sopan santun memang perlu diperhatikan bagi petugas pelayanan. Hal
ini bertujuan agar para pengguna layanan merasa dihargai dan dihormati.
26
5) Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan
Sikap menghargai harus dimiliki oleh setiap petugas, agar proses pelayanan
dapat berjalan dengan baik, serta tujuan utama dari pelayanan tersebut dapat
tercapai.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
kurang terampilnya pegawai dalam menggunakan alat bantu pelayanan misalnya
penggunaan computer dan Mesin Print.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran bahwa
di Kantor Desa Tellumpanua sebaiknya meningkatkan kualitas pelayanan publik
dengan cara memperhatikan standar pelayanan yang baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan mempebaiki indikator-indikator yang belum dilaksanakan secara
maksimal dalam dimensi tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan) dan
empathy (empati).
29
atau AC agar pengguna layanan merasa nyaman dengan perubahan sarana
dan prasarana tersebut.
2. Dimensi reliability (kehandalan) yaitu peningkatan keahlian petugas dalam
menggunakan alat bantu pelayanan. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan kepada pegawai layanan yang belum mampu untuk
mengoperasikan alat bantu yang tersedia dalam proses pelayanan, serta
saling bertukar informasi dan pengalaman dengan pegawai yang lebih
terampil.
3. Dimensi empathy (empati) yaitu meningkatkan keramahan kepada
pengguna layanan. Pegawai di Kantor Desa Tellumpanua sebaiknya lebih
ramah dalam memberikan pelayanan, misalnya dengan tersenyum,
menyapa dan memberikan salam. di Kantor Desa Tellumpanua juga perlu
membuat SOP terkait dengan keramahan yaitu senyum sapa dan
memberikan salam agar proses pelayanan dapat berjalan sesuai dengan
standar pelayanan yang baik sehingga pengguna layanan akan merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Nuriyanto, N. (2016). Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Indonesia, Sudahkah
Berlandaskan Konsep “Welfare State”? Jurnal Konstitusi, 11(3), 428.
https://doi.org/10.31078/jk1132
Pratiwi, A. I. (2023). IMPLEMENTASI PRINSIP – PRINSIP PELAYANAN
PUBLIK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI KELURAHAN
SEMOLOWARU. 3(02).
Putri, L. S. (n.d.). KEWENANGAN DESA DAN PENETAPAN PERATURAN
DESA (VILLAGE AUTHORITY AND THE ISSUANCE OF VILLAGE
REGULATION).
Rianti, S., & Rusli, Z. (n.d.). KUALITAS PELAYANAN PUBLIK.
Suwarno, J. (2012). KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAHAN DESA (STUDI
PELAYANAN KTP DAN KK DI DESA TELUK KEPAYANG
KECAMATAN KUSAN HULU KABUPATEN TANAH BUMBU).
Wibowati, J. (2021). PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN PADA PT MUARAKATI BARU SATU
PALEMBANG. Jurnal Manajemen, 8(2), 15–31.
https://doi.org/10.36546/jm.v8i2.348
Wilem, R. B. S., Kaunang, M., & Kaawoan, J. (n.d.). KUALITAS PELAYANAN
PUBLIK DI KANTOR KELURAHAN RANOMUT KECAMATAN PAAL
DUA KOTA MANADO.
32
DOKUMENTASI
33
34
35