Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PNELITIAN

EVEKTIVITAS DAN KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


(BPD) DI DESA GUNUNG PERAK

DISUSUN OLEH

RIAS ZULFAHMI

(230333020)

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL, POLITIK, DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabaarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang saat ini masih memberikan kita keselamatan, kesehatan,
dan perlindungan sehingga kita masih bisa berkumpul di tempat yang nyaman ini. Shalawat
beriringkan salam kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW selaku Nabi akhir zaman yang
telah berjuang dalam membumikan agama Islam yang diridhoi Allah yang penuh dengan
keimanan dari zaman Jahiliyah yan kemampuan gelap gulita jauh dari keimanan
Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Metode Penelitian
Kualitatif yang telah memberikan amanah kepada kami untuk melaksanakan dan menyelesaikan
makalah ini yang Insya Allah akan kami bahas dengan yang kami miliki.
Terakhir, saya sangat mengharapkan kritik yang membangun dan saran dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Waalaikumsalam warahmatullahi
wabaarakatuh

Sinjai,09 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................................4
D. MANFAAT PENELITIAN.................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI..........................................................................................................................................6
A. LITERATUR REVIEW......................................................................................................................6
B. LANDASAN TEORI.......................................................................................................................14
C. KERANGKA BERFIKIR..................................................................................................................16
D. DEFENISI OPERASIONAL.............................................................................................................17
BAB III........................................................................................................................................................19
METODOLOGI PENELITIAN........................................................................................................................19
1. Jenis Penelitian..........................................................................................................................19
2. Lokasi Penelitian........................................................................................................................19
3. Jenis Data...................................................................................................................................19
4. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................................19
 Observasi...................................................................................................................................19
 Wawancara................................................................................................................................20
 Dokumentasi..............................................................................................................................20
5. Unit Analisi Data........................................................................................................................20
3.1 Teknik Pengambilan Sampel/Narasumber.................................................................................20
6. Teknik Analisis Data...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23
KESIMPULAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desa sebagai unit organisasi pemerintah yang berhadapan langsung dengan


masyarakat dengan segala latar belakang kepentingan dan kebutuhannya mempunyai
peranan yang sangat strategis. Dikarenakan kemajuan dari sebuah negara pada dasarnya
sangat ditentukan oleh kemajuan desa, karena tidak ada negara yang maju tanpa provinsi
yang maju, tidak ada provinsi yang maju tanpa kabupaten yang maju, dan tidak ada
kabupaten yang maju tanpa desa dan kelurahan yang maju. Ini berarti bahwa basis
kemajuan sebuah negara ditentukan oleh kemajuan desa.(Bpd et al. 2019)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah basis pembaruan demokrasi desa


sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 10 Tahun 2006
tentang penetapan peraturan pemerintah menyebutkan “Badan Permusyawaratan Desa
mempunyai fungsi (a) menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, (b) Menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat”. Sedangkan pada Pasal 4 menyebutkan, “Badan
Permusyawaratan Desa mempunyai tugas dan wewenang“ (a) membahas rancangan
peraturan desa bersama kepala desa, (b) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa, (c) membentuk panitia pemilihan kepala desa.
(Bpd et al. 2019)
Terbentuknya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) bertujuan untuk mendorong
tercipatanya partnership yang yang harmonis serta tidak konfrontatif antara kepala desa
pemerintah desa, dan BPD sebagai wakil-wakil rakyat desa yang diperagakan oleh
lembaga legislatif baik ditingkat kabupaten/kota provinsi dan pusat. Pelaksanaan Fungsi
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.(Malik
2020)
Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pemerintahan desa
adalah bukti keterlibatan masyarakat tersebut8. Hal ini sejalan dengan tujuan utama
pembentukan Lembaga Badan Permusyawaratan Desa yang disingkat BPD yang pada
dasarnya adalah penjelmaan dari segenap warga masyarakat dan merupakan lembaga
tinggi Desa. BPD juga merupakan pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan
masyarakat desa. Lembaga ini memiliki urgensi yang tidak jauh berbeda dengan DPR.
Karenanya agar otonomi di desa dapat berjalan secara proporsional.(Malik 2020)
Pelaksanaan pemerintahan desa dalam mengemban tugas pembangunan,
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat harus berasaskan keterbukaan, akuntabilitas,
efektivitas dan efisien, dan partisipatif dari semua elemen masyarakat, agar terciptanya
pemerintahan yang demokratis yang diinginkan Dalam Undang-undang RI Nomor 6
tahun 2014 Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

1
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis
(Kementerian desa, 2014).(No Title 2021)
Badan Permusyawaratan Desa di dalamnya beranggotan terdiri dari Ketua
Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Badan permusyawaratan desa memiliki fungsi salah satunya dalam
pasal 55 UU RI no.6 tahun 2014 yakni menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat. Fungsi ini merupakan fungsi yang menunjukan bahwa BPD sebagai wadah
untuk mengumpulkan beberapa aspirasi dari berbagai masyarakat, dimana aspirasi
berisikan pendapat, ide, gagasan yang muncul dari masyarakat yang menjadi masukan
untuk perangkat desa dalam mengemban wewenang untuk menjalankan pemerintahan
desa yang sebagaimana mestinya. Sebagaimana dalam Peraturan Dalam Negeri RI Pasal
31 No 110 Tahun 2016 (Kementerian dalam negeri, 2016) (No Title 2021)
BPD mempunyai fungsi:
a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Pasal 32: BPD mempunyai tugas:
a. Menggali aspirasi masyarakat;
b. Menampung aspirasi masyarakat;
c. Mengelola aspirasi masyarakat;
d. Menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. Menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. Menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h.Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa
antarwaktu;
i. Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
j. Melaksanakan pengawasan terhadap
kinerja Kepala Desa;
k. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; l.
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga Desa
lainnya; dan
m. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan
(Kementerian dalam negeri, 2016).(No Title 2021)
Perdes diproses secara demokratis dan partisipatif. Masyarakat desa
memiliki hak untuk mengusulkan atau memberikan masukan kepada kepala desa dan
BPD dalam proses penyusunan peraturan desa. Peratura desa yang mengatur kewenangan
desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala lokal dalam pelaksanaannya
diawasi oleh masyarakat desa dan BPD. BPD dapat menyusun dan mengusulkan
rancangan peraturan desa, kecuali untuk rancangan Desa tentang Rencana Pembangunan
2
Jangka Menengah Desa (RPJMDes), rancangan peraturan desa tentang Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDes), dan rancangan peraturan desa tentang desa wisata.
(Wandayani, Hukum, and Hukum 2014)
Pemetaan bentang dari bentang sosisal, Budaya, Ekonomi, Ligkungan, Teknologi,
hingga sumber daya manusia di perlukan dalam menyusun rancangan peraturan desa atau
raperdes. Pemataan lingkungan tersebut membantu menyusun ruang lingkup peraturan
desa, membentuk konsep, visi, dan misi dari sebuah desa, serta membatu dalam
menentukan strategi serta arahan yang dimuat dalam peraturan desa. Proses yang panjang
dalam menyusun peraturan desa sering kali membutuhkan pendampingan dari para
tenaga ahli yang berkompeten di bidang penyusunan dokumenen peraturan, perencanaan
desa dan di bidang hukum. Untuk itu di perlukan penyusunan rancangan peraturan desa
sebagai perangkat dasar legitimasi penyelenggaraan pemerintahaan desa dan sebagai
fungsi pengendali pemerintahan dan pembangunan di desa.(Wandayani, Hukum, and
Hukum 2014)
Pemerintah desa adalah bagian yang tidak mungkin terpisah dalam pelaksanaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Struktur kelembagaan terlebih
pemerintahan desa yang langsung bersentuhan dengan masyarakat diharapkan untuk
dapat menciptakan pemerintahan peka dan mampu menciptakan perubahan dan
perkembangan ke arah yang lebih positif. Pemerintah desa merupakan pelaksana
pemerintahan negara memiliki peran strategis sebagai ujung tombak untuk mencapai
tujuan negara. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraannya pemerintah desa dilengkapi
dan dibantu dengan lembaga eksekutif dan lembaga legislatif dalam menjalankan tugas
yang didalamnya dipegang oleh kepala desa dan perangkatnya sebagai lembaga eksekutif
dan BPD sebagai lembaga legislatif (Romli & Nurlia, 2017)(Putra 2024)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan institusi demokrasi perwakilan
Desa. BPD adalah badan pembuat kebijakan dan pengawas pelaksanaan kebijakan desa.
Bagian Ketujuh Pasal 55 Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi: membahas
dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat Desa, dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa
(Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014).(Inovasi and Bangka 2023)
Badan Permusyawaratan Desa merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat desa, diketahui bahwa BPD adalah lembaga dari perwujudan demokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang ditandai dengan tugas serta fungsinya
yang sangat strategis diantaranya membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa
bersama kepala desa, menyalurkan aspirasi masyarakat, dan melakukan pengawasan dari
kinerja kepala desa. Dalam ketentuan tersebut terdapat Undang-Undang Otonomi Daerah
dan system pemerintah desa serta tugas pokok dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa.
Pembentukan Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ditentukan
berdasarkan demokrasi di masyarakat desa. Setiap Desa memiliki anggota Badan
Permusyawaratan Desa.(Program et al. 2021)

3
Menurut ketentuan Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
khususnya Pasal. 1 ayat (1) mengatakan bahwa :7 “Desa adalah desa dan adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indionesia” “ Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis” Untuk pemerataan pembangunan di Desa.(Undang et al.
2021)
pemerintah melibatkan partisipasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa pada dasarnya pembangunan Desa menggunakan prinsip dilakukan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat. Kesadaran masyarakat ini akan menimbulkan rasa
memiliki dan tanggung jawab yang tinggi dalam pembangunan Desa. Pembangunan Desa
pada akhirnya akan dirasakan oleh masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat bisa
menuntun Desa kearah yang lebih baik dengan pembinaan dari pemerintah daerah yang
akan berdampak positif dari pembangunan Desa .(Undang et al. 2021)

BPD memeiliki fungsi dan tujuan yang sangat penting dalam suatu pemeritahan
khususnya di desa dan fungsi dari BPD tidak hanya mengawasi jalannya pemerintahan
desa tetapi ikut serta dalam perencanaan pembangun ,pembuatan aturan-aturan di desa
dan yang paling pentimg adalah untuk menampung seluruh aspirasi masyarakat.
jadi dapat saya simpulkan evektivitas dan kontribusi dari BPD (Dewan Permusyawaratan
Desa) di desa gunung perak masih perlu untuk di perbaiki karena masih banyak nya
tugas tugas dan fungsi yang tidak terpenuhi sesui dengan mestinya .

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara dari dari BPD (Dewan Permusyawaratan Desa) guna untuk menjalankan
evektifitas dan kontribusinya di desa gunung perak ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui evektivitas dan kontribusi dari BPD (Dewan Permusyawaratan Desa)
di desa gunung perak

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritis

4
Menambah wawasan dan pemahaman mengenai evektivitas dan kontribusi dari
BPD (Dewan Permusyawaratan Desa) di desa gunung perak

2. Kegunaan peraktis

Sebagai bahan masukan dan pembelajaran memahami evektivitas dan kontribusi


dari BPD (Dewan Permusyawaratan Desa) di desa gunung perak

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. LITERATUR REVIEW

5
Nama Fokus kajian Metodologi Temuan
penulis,Tahun,Judul
dan sumber jurnal
Fransiskus Dhedhu1; Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Penyelenggaraan
Yeftha Yerianto, 1 untuk mengetahui peran merupakan pemerintahan desa akan
April 2021, Peran dari BPD sebagai kualitatif dengan tersusun dan terarah
Badan lembaga demokrasi lokal teknik wawancara jika diberbagai lapisan
Permusyawaratan serta hambatannya dalam dan observasi. masyarakat desa untuk
Desa Sebagai menjalankan tugas serta diikutsertakan dalam
Lembaga Demokrasi fungsi sebagai BPD. proses perencanaan
Lokal (Studi Kasus Di Konsep teori yang melalui musyawarah
Desa Tedakisa, digunakan mengacu pada yang disampaikan
Kecamatan Aesesa, demokratisasi desa serta kepada anggota Badan
Kabupaten Nagekeo), perbandingan Undang- Permusyawartan Desa
Jurnal Program Studi Undang Nomor 5 Tahun sebagai lembaga
Ilmu Politik – Vol X 1979, sebagai amanat Perwakilan sehingga
No. 1 April 2021 untuk Undang-Undang masyarakat akan
Nomor 32 Tahun 2004 merasa terwakili
serta membandingkannya kepentingan dan
terhadap Undang- aspirasinya untuk
Undang Nomor 6 Tahun menentukan kebijakan
2014. sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
dan sistem
pemerintahan yang
transparan dan
akuntabel serta bebas
dari unsur- unsur
Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN)
demi kesejahteraan
masyarakat dea

Mahenda Erarefra Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Hasil penelitian


Putra, Aprina untuk mendeskripsikan menggunakan ini
Nugrahesthy Sulistya peran dari Badan pendekatan menunjukkan
Hapsari, Mei 2020, Permusyawaratan Desa deskriptif bahwa peran
Peran Badan (BPD) dalam kualitatif dengan BPD dalam
Permusyawaratan pengelolaan aset desa di teknik wawancara mengawasi
Desa dalam Desa Purwareja, mendalam serta pengelolaan
Pengelolaan Aset Kecamatan Purworejo observasi sebagai aset desa
Desa, Jurnal Klampok, Kabupaten teknik nampak di
Akuntansi Volume 12 Banjarnegara pengumpulan seluruh tahapan,
Nomor 1, Mei 2020: datanya khususnya di
109-122 tahap
perencanaan,

6
pengadaan,
pemindahtangan
an,
penatausahaan,
pelaporan dan
pengawasan.
Namun
demikian peran
BPD terkendala
oleh adanya
batasan terkait
sumber daya
manusia,
khususnya
terkait latar
belakang
pendidikan serta
ketersediaan
waktu dari
masing-masing
anggota BPD.
Selain itu
masyarakat
sendiri masih
belum memiliki
pemahaman
yang dalam
terkait peran
BPD, sehingga
merasa belum
secara langsung
terdampak oleh
adanya BPD.
Sofian Malik,2 Penelitian ini berujuan Penelitian ini Hasil penelitian
Oktober untuk mengkaji peran adalah tipe menunjukkan bahwa
2020,PERAN Badan Permusyawaratan penelitian BPD di Desa Labuang
BADAN Desa (BPD) terhadap deskripitif yaitu Kecamatan Namrole
PERMUSYAWARA pemerintahan desa dan suatu penelitian Kabupaten Buru
TAN DESA DALAM faktor-faktor apa yang yang Selatan belum dapat
PENYELENGGARA menghambat peran menggambarkan menjalankan perannya
AN Badan Permusyawaratan fenomena- secara optimal
PEMERINTAHAN Desa (BPD) terhadap fenomena tentang disebabkan sumber
DESA,Jurnal Ius pemerintahan desa di suatu tata laksana daya manusia anggota
Constituendum | Desa Labuang kerjasama BPD BPD masih rendah,
Volume 5 Nomor 2 dengan Kepala khususnya dalam
Oktober 2020 desa, dengan bidang pendidikan

7
demikian sehingga dalam
pendekatan yang menjalankan peran dan
digunakan adalah fungsinya BPD tidak
pendekatan mengerti apa yang
normatif harus dilakukan terkait
dengan fungsi kontrol
dan fungsi pengawasan
yang menjadi
kewenangannya dalam
mengontrol dan
mengawasi kinerja
pemerintah desa/kepala
desa, anggaran
operasional BPD sangat
minim serta sarana dan
prasarana BPD sangat
tidak memadai dan
tidak memiliki kantor
sendiri sehingga dalam
menjalankan tugasnya,
anggota BPD yang
tidak secara aktif
mensosialisasikan
sebuah peraturan desa.
Kurniawan, Penelitian ini bertujuan Metode penelitian Dari Penelitian dapat
DeniReza,and Irwandi untuk mengetahui adalah penelitan ditarik kesimpulan
Muhammad Amin. kedudukan Badan hukum empiris bahwa Badan Badan
2023. Pemusyawaratan Desa sebagai dukungan Pemusyawaratan Desa
“KEDUDUKAN (BPD) pasca berlakunya data yang (BPD) merupakan
BADAN Undang-Undang Nomor digunakan yaitu lembaga yang
PEMUSYAWARAT 6 Tahun 2014 tentang dari data sekunder berkedudukan sebagai
AN DESA Desa dengan Studi Kasus dan data primer mitra Pemerintahan
DITINJAU DARI Di Desa Ladang Panjang dikumpulkan Desa dalam
UNDANG- Kecamatan Sarolangun melalui studi penyelenggaraan
UNDANG NOMOR Kabupaten Sarolangu keperpustakaan Pemerintahan Desa
6 TAHUN 2014 ( DI dan penelitian di yang menjalankan
DESA LADANG lapangan fungsi-fungsi
PANJANG pemerintahan
KECAMATAN berdasarkan Undang-
SAROLANGUN Undang Nomor 6
KABUPATEN Tahun 2014 tentang
SAROLANGUN ), Desa beserta Peraturan
Limbago: Journal of Pelaksannya.
Constitutional Law Kemudian mengenai
ISSN 2797-9040 Badan Pemusyawaratan
(Online) Vol 3 No 1 Desa (BPD) di Desa

8
(2023) : 130-151 Ladang Panjang
mempuyai legitimasi
yang kuat dan sudah
melaksanakan fungsi-
fungsinya. Namun dari
hasil penelitian masih
kurang optimalnya
Badan Pemusyawaratan
Desa (BPD) Desa
Ladang Panjang ini
dalam melaksanakan
fungsi yang harus
dilaksanakan karena
faktor internal dan
faktor eksternal.
Panji Rizki Tujuan dari penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini
Wardhana1*, adalah mendeskripsikan menggunakan menunjukkan bahwa :
Ibrahim2*, Ranto3, peran Badan metode (1) Badan
13 Januari 2023, Permusyawaratan Desa kualitatif dengan Permusyawaratan Desa
PERAN BADAN (BPD) dalam teknik analisis (BPD) di Desa Kimak
PERMUSYAWARA pembangunan Desa di data yang telah melaksanakan
TAN DESA DALAM Desa Kimak dan untuk digunakan yaitu tugas pokok dan
DEMOKRASI menganalisis faktor yang deskriptif fungsinya yaitu
LOKAL, Jurnal Studi menjadi pendukung dan kualitatif. Data menetapkan Peraturan
Inovasi Vol. 3 No. 1 penghambat BPD dalam yang digunakan Desa bersama Kepala
(2023): 1-13 memperkuat Demokrasi adalah data Desa, menampung dan
di Desa Kimak. primer dan data menyalurkan aspirasi
sekunder. Teknik masyarakat, dan
pengumpulan data melaksanakan
yang digunakan pengawasan dengan
adalah baik. (2) Faktor
wawancara, dan pendukung BPD dalam
dokumentasi pembangunan Desa
kerjasama semua
elemen masyarakat dan
pemerintahan Desa.
Kemudian faktor
penghambat BPD
dalam menjalankan
perannya yakni secara
internal dan eksternal.
Secara internal
diantaranya sarana dan
prasarana, hambatan
finansial, waktu yang
terbatas. Sedangkan

9
untuk faktor
eksternalnya adalah
partisipasi dari
masyarakat yang
kurang dan
ketidakpahaman
masyarakat terkait
BPD.
Yusrina Handayani, Badan permusyawaran Penelitian ini Hasil penelitian
Januari 2021, PERAN desa juga fungsi yang menggunakan menyatakan peran BPD
BPD (BADAN menunjukan bahwa BPD metode kualitatif (Badan
PERMUSYAWARA sebagai wadah untuk dengan Permusyawaratan
TAN DESA) mengumpulkan beberapa pengumpulan data Desa) dalam
DALAM aspirasi dari berbagai menggunakan menampung dan
MENAMPUNG DAN masyarakat, dimana wawancara dan menyalurkan aspirasi
MENYALURKAN aspirasi berisikan analisis dokumen masyarakat pada proses
ASPIRASI pendapat, ide, gagasan pelaksanaan
MASYARAKAT yang muncul dari pembangunan di Desa
PADA PROSES masyarakat yang menjadi Bumiayu Kecamatan
PELAKSANAAN masukan untuk perangkat Weleri Kabupaten
PEMBANGUNAN, desa dalam mengemban Kendal yakni 1)
Jurnal Ilmiah wewenang untuk menampung dan
Indonesia p–ISSN: menjalankan menyalurkan aspirasi
2541-0849 e-ISSN : pemerintahan desa yang masyarakat, 2)
2548-1398 Vol. 6, sebagaimana mestinya Koordinasi dalam
No. 1, Januari 2021 menampung dan
menyalurkan
aspirasi
masyarakat, 3)
Partisipasi masyarakat
dalam meyampaikan
aspirasi kepada BPD.
Dengan peran tersebut
diharapkan kinerja
BPD dapat menjadi
baik lagi.
.
Putri Tiara Tujuan peneliti Penelitian ini Pemerintah Desa
Wandayani, 2014, yaitu1Untuk mengetahui menggunakan memiliki peran yang
PENDAMPINGAN bagaimana prosedur metode sangat signifikan dalam
PEMBUATAN dalam pembuatan kualitatif dengan pengelolaan proses
PERATURAN DESA peraturan desa; teknik analisis sosial di dalam
TERKAIT DESA 2. Untuk mengetahui data yang masyarakat. Tugas
WISATA bagaimana fungsi dalam digunakan yaitu utama yang harus
MEKARBUANA, A Peraturan desa tersebut; deskriptif diemban Pemerintah
bdimaJurnalPe kualitatif Desa adalah bagaimana

10
ngabdianMaha menciptakan kehidupan
s i s w a Vol 2 No 1 demokratis, dan
memberikan pelayanan
sosial yang baik,
sehingga dapat
membawa warganya
pada kehidupan yang
sejahtera, tentram,
aman dan berkeadilan.
Untuk menghindari
salah pengertian, yang
dimaksud memiliki
status dan kedudukan
seperti Provinsi,
kabupaten, atau
kota,adalah status dan
kedudukan hukum.
Gede Adi Putra1, Deli Penyelenggaran Penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Bunga Saravistha, Pemerintahan Desa akan menggunakan menunjukan bahwa,
Desember 2022, tersusun dan terarah metode penelitian dalam Undang-Undang
Pengaturan dengan baik bahkan lebih hukum empiris. Nomor 6 Tahun 2014
Wewenang, Tugas maju apabila di berbagai Setelah data tentang desa pasal 55
dan Fungsi Badan lapisan masyarakat desa terkumpul maka dijabarkan tentang
Permusyawaratan memiliki kesadaran dilakukan analisis fungsi Badan
Desa di Desa Marga terhadap Pemerintahan dengan Permusyawaratan Desa
Dauh Puri, Jurnal Desa yang di dampingin menggunakan Sampai dengan saat ini
Pengabdian Kepada Badan Pemusyawaratan pendekatan BPD telah dapat
Masyarakat Desa (BPD) perundang- menjalankan tugas dan
http://journal.undikna undangan. fungsinya meskipun
s.ac.id/index.php/part masih dalam taraf
a. Volume 3 | Nomor orientasi, terbukti sejak
2 | Desember | 2022 2019-2022 BPD
Bersama Pemerintah
Desa Marga Dauh Puri
telah berhasil membuat
28 Perdes , dan
Pembangunan di Banjar
Ole dan Banjar Kelaci.
Dari hasil penelitian
diatas peran BPD
dalam menampung dan
menyalurkan aspirasi
masyarakat di Desa
Marga Dauh Puri,
semua jawaban
menunjukkan kearah

11
yang baik. BPD
dituntut untuk
melakukan perannya
antara lain
mengenalkan nilai-nilai
demokrasi Pancasila
kepada masyarakat
desa pada umumnya
dan pelaksanaan
pemerintahan desa pada
khususnya.
Ujud Rusdia dan Penelitian ini bertujuan Metode yang Pengolahan data
Dadang Wirawan, untuk mengetahui peran digunakan dilakukan dengan
April 2020, FUNGSI BPD dalam dalam penelitian menggunakan teknik
BADAN pembangunan desa di ini adalah Metode triangulasi. Hasil
PERMUSYAWARA Desa Bojongsari dan penelitian penelitian
TAN DESA (BPD) untuk mengetahui upaya- kualitatif menunjukkan bahwa
DALAM upaya yang dilakukan secara keseluruhan
MENINGKATKAN BPD dalam BPD di Desa
PEMBANGUNAN pembangunan Desa Bojongsari telah
MASYARAKAT Bojongsari. menjalankan perannya
DESA DI DESA dalam pembangunan di
BOJONGSARI Desa Sukamukti,
KECAMATAN walaupun kurang
BOJONGSOANG maksimal. hal itu bisa
KABUPATEN dilihat dari bagaimana
BANDUNG, Jurnal masyarakat kurang
JISIPOL memahami fungsi
Ilmu Pemerintahan BPD. Hal tersebut
Universitas Bale sekaligus menjadi
Bandung Volume 4, hambatan. Hambatan
Nomor 1, April 2020 lainnya ialah kurang
(139-153) berperan aktifnya
masyarakat dalam
pembangunan. dan
upaya yang dilakukan
BPD dalam
pembangunan desa
adalah menampung dan
menyalurkan aspirasi
masyarakat desa,
melakukan pengawasan
terhadap pembangunan
desa, dan berkoordinasi
dengan pemerintah
desa

12
Khaerunnisa, JUNI Masalah dalam penelitian Masalah ini .Hasil penelitian
2019, Peran BPD dan ini yaitu 1) Bagaimana dianalisis dengan menunjukkan bahwa
Pemerintah Desa peran BPD dan jenis penelitian Peran BPD dan
dalam pemerinah desa dalam field research pemerinah desa dalam
Penyelenggaraan pelaksanaan yaitu suatu jenis pelaksanaan
Pembangunan Desa pembangunan desa penelitian yang pembangunan desa
SecaraDemokratis secara demokratis di digunakan untuk secara demokratis di
Menurut Undang- Desa Wellulang Kec. mendapatkan data Desa Wellulang Kec.
undang no. 6 tahun Amali Kab. Bone dan 2) di lapangan Amali Kab. Bone
2014 tentang Desa Apa kendala yang dengan adalah 1) pihak
(Studi Desa dihadapi oleh BPD dan pendekatan pemerintah sudah
Wellulang Kec. pemerintah desa dalam normatif dan melaksanakan
Amali Kab. Bone), melaksanakan pendekatan pembangunan desa
Jurnal Al-Dustur; pembangunan desa empiris serta secara demokratis
VOLUME 2 NO 1, secara demokratis di dibahas dengan karena beliau telah
Desa Wellulang Kec. metode kulitatif melibatkan seluruh
Amali Kab. Bone elemen masyarakat
dalam proses
pelaksanaan
pembangunan, 2)
Alokasi dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes) tahun
2018 lebih menekankan
pada pembangunan
infrastruktur yang dapat
dinikmati oleh semua
lapisan masyarakat dan
3) pengelolaan dan
pemanfaatan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes)
dikelolah berdasarkan
undang-undang yang
berlaku

B. LANDASAN TEORI

1. Desa

13
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
di sebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan atau hak tradisonal yang di
akui dan di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Desa merupakan pemerintahan terkecil yang berda di NegaraKesatuan Republik


Indonesia yang memiliki kebebasan dalam mengatur peraturan di desa tersebut dan
system pemerintahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku1.
Dalam menjalankan roda pemerintahan desa, desa di pimpin oleh Kepala Desa dan
Perangkat Desa. Kepala Desa adalah pejabat pemerintahan desa yang mempunyai
kewenanagan, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari pemerintah pusah dan pemerintahan daerah.

Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintah oleh


pemerintah desa dan badan pemusyawaratan desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyrakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia3.
Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa terdapat dua institusi yang
mengendalikannya yaitu (1) Pemerintahan Desa, dan (2) Badan Pemusyawaratan Desa,
Selanjutya disebut BPD

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Desa merupakan pemerintahan terkecil
yang berda di NegaraKesatuan Republik Indonesia

2.Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


Badan permusyawaratan desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan dibidang penyusunan dan penetapan peraturan desa (PERDES),
penampungan aspirasi masyarakat dalam rangka perumusan program dalam anggaran
pendapatan dan belanja desa (APBDes) dan pengawalan kinerja pemerintah desa. 16
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, dimana demokrasi yang dimaksud adalah bahwa
agar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan harus memperhatikan
aspirasi dari masyarakat yang diartikulasikan dan diagresasikan oleh BPD dan lembaga
masyarakat lainnya. Dalam Pemerintahan Desa BPD dapat dianggap sebagai "parlemen"-
nya desa karena memiliki peran sebagai pembuat dan pengesah peraturan desa. BPD
mempunyai kedudukan sejajar dengan pemerintah desa (kepala desa) dengan kata lain
BPD dan Pemerintah Desa merupakan mitra yang saling bekerja sama dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa, maka disini terjadi mekanisme check and
balance system
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Dalam pencapaian tujuan
mensejahterakan masayarakat desa, masing-masing unsur Pemerintah Desa dan BPD

14
dapat menjalankan fungsinya dengan mendapat dukungan dari masyarakat setempat.
Oleh karena itu menurut Wasistiono 2006:36 hubungan yang bersifat kemitraan antara
BPD dengan Pemerintah Desa harus didasari pada filosofi antara lain:
a. Adanya kedudukan yang sejajar diantara yang bermitra;
b. Adanya kepentingan bersama yang ingin dicapai;
c. Adanya niat baik untuk membantu dan saling mengingatkan;
d. Adanya prinsip saling menghormati.
Berdasarkan pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,
diamanatkan bahwa tugas Badan Permusyawaratan Desa yaitu:
a. Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa;
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
e. Menggali, menampung, menghimpun merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat;
f. Menyusun tata tertib BPD.
Berdasarkan pasal 61 undang-undang No. 6 tahun 2014 Badan Permusyawaratan
Desa berhak: a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa; b. menyatakan pendapat atas
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan c. mendapatkan biaya
operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa. Dan dalam pasal 37 PP 72 Tahun 2005, anggota BPD mempunyai hak:

a) Pengajukan rancangan peraturan Desa


b) Mengajukan pertanyaan;
c) Menyampaikan usul dan pendapat;
d) Memilih dan dipilih
e) Memperoleh tunjanga.

Dari berbagai defenisi diatas dapat di simpulkan bahwa BPD memeiliki fungsi dan tujuan
yang sangat penting dalam suatu pemeritahan khususnya di desa dan fungsi dari BPD
tidak hanya mengawasi jalannya pemerintahan desa tetapi ikut serta dalam perencanaan
pembangun ,pembuatan aturan-aturan di desa dan yang paling pentimg adalah untuk
menampung seluruh aspirasi masyarakat.

C. KERANGKA BERFIKIR

Badan Permusyawaratan Desa di dalamnya beranggotan terdiri dari Ketua


Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Badan permusyawaratan desa memiliki fungsi salah satunya dalam
15
pasal 55 UU RI no.6 tahun 2014 yakni menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat. Fungsi ini merupakan fungsi yang menunjukan bahwa BPD sebagai wadah
untuk mengumpulkan beberapa aspirasi dari berbagai masyarakat, dimana aspirasi
berisikan pendapat, ide, gagasan yang muncul dari masyarakat yang menjadi masukan
untuk perangkat desa dalam mengemban wewenang untuk menjalankan pemerintahan
desa yang sebagaimana mestinya. Sebagaimana dalam Peraturan Dalam Negeri RI Pasal
31 No 110 Tahun 2016.
BPD mempunyai fungsi:
a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan c. melakukan
pengawasan kinerja Kepala Desa.
Pasal 32: BPD mempunyai tugas:
a. Menggali aspirasi masyarakat; b. Menampung aspirasi masyarakat; c. Mengelola
aspirasi masyarakat; d. Menyalurkan aspirasi masyarakat; e. Menyelenggarakan
musyawarah BPD; f. Menyelenggarakan musyawarah Desa; g. Membentuk panitia
pemilihan Kepala Desa; h. Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan
Kepala Desa antarwaktu;
i. Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
j. Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; l.
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga Desa
lainnya; dan
m. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan
Ligkungan, Teknologi, hingga sumber daya manusia di perlukan dalam menyusun
rancangan peraturan desa atau raperdes. Pemataan lingkungan tersebut membantu
menyusun ruang lingkup peraturan desa, membentuk konsep, visi, dan misi dari sebuah
desa, serta membatu dalam menentukan strategi serta arahan yang dimuat dalam
peraturan desa. Proses yang panjang dalam menyusun peraturan desa sering kali
membutuhkan pendampingan dari para tenaga ahli yang berkompeten di bidang
penyusunan dokumenen peraturan, perencanaan desa dan di bidang hukum. Untuk itu di
perlukan penyusunan rancangan peraturan desa sebagai perangkat dasar legitimasi
penyelenggaraan pemerintahaan desa dan sebagai fungsi pengendali pemerintahan dan
pembangunan di desa.

pemerintah melibatkan partisipasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran


bahwa pada dasarnya pembangunan Desa menggunakan prinsip dilakukan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat. Kesadaran masyarakat ini akan menimbulkan rasa
memiliki dan tanggung jawab yang tinggi dalam pembangunan Desa. Pembangunan Desa
pada akhirnya akan dirasakan oleh masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat bisa
menuntun Desa kearah yang lebih baik dengan pembinaan dari pemerintah daerah yang
akan berdampak positif dari pembangunan Desa

16
Kerangkka konsep tugas dari pada BPD yaitu sebagai berikut :

PELAKSANAAN FUNGSI BPD

Faktor yang memepengaruhi


yaitu:
1. Fungsi Legislasi
2. Fungsi Pengawasan 1. Sumber daya anggota BPD
3. Fungsi Aspirasi 2. Faktor kerja sama dengan
kepala desa
3. Faktor dana
4. Faktor mata pencaharian

D. DEFENISI OPERASIONAL

BPD mempunyai tugas:


a. Menggali aspirasi masyarakat;
b. Menampung aspirasi masyarakat;
c. Mengelola aspirasi masyarakat;
d. Menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. Menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. Menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa
antarwaktu;
i. Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
j. Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; l.
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga
Desa lainnya; dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan

17
Ligkungan, Teknologi, hingga sumber daya manusia di perlukan dalam menyusun
rancangan peraturan desa atau raperdes. Pemataan lingkungan tersebut membantu
menyusun ruang lingkup peraturan desa, membentuk konsep, visi, dan misi dari sebuah
desa, serta membatu dalam menentukan strategi serta arahan yang dimuat dalam
peraturan desa. Proses yang panjang dalam menyusun peraturan desa sering kali
membutuhkan pendampingan dari para tenaga ahli yang berkompeten di bidang
penyusunan dokumenen peraturan, perencanaan desa dan di bidang hukum. Untuk itu di
perlukan penyusunan rancangan peraturan desa sebagai perangkat dasar legitimasi
penyelenggaraan pemerintahaan desa dan sebagai fungsi pengendali pemerintahan dan
pembangunan di desa.
pemerintah melibatkan partisipasi masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran bahwa
pada dasarnya pembangunan Desa menggunakan prinsip dilakukan oleh masyarakat dan
untuk masyarakat. Kesadaran masyarakat ini akan menimbulkan rasa memiliki dan
tanggung jawab yang tinggi dalam pembangunan Desa. Pembangunan Desa pada
akhirnya akan dirasakan oleh masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat bisa menuntun
Desa kearah yang lebih baik dengan pembinaan dari pemerintah daerah yang akan
berdampak positif dari pembangunan Desa

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati (Bogdan dan Tayor dalam Moleong,

2001:3). Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan dan melukiskan secara sistematis

18
mengenai fenomena yang terjadi di lapangan yang dalam hal ini mendeskripsikan tentang

evektivitas dan kualitas BPD di desa gunung perak kec sinjai barat

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten

Sinjai dengan melibatkan Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

3. Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang di gunakan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang didapatkan dari upaya pengumpulan data dari lapangan,

seperti data-data hasil observasi, interview/wawancara. Sedangkan data sekunder adalah

informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti untuk

melengkapi dan mendukung data primer, misalnya kajian literatur, dokumen-dokumen yang

relevan lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

 Observasi

Data yang diperoleh dari pengamatan langsung dari objek/lokasi penelitian. Hal ini

dilakukan dalam rangka memperoleh data-data awal sekaligus mendeskripsikan pola

perilaku terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.(Moeleng, L.J, 2014 & Cresswel,

J.W, 2015).

 Wawancara

Wawancara atau interview adalah salah satu teknik memperoleh data primer

melalui suatu pertemuan langsung dan terencana antara peneliti dengan

informan/narasumber dengan maksud untuk menggali dan memperoleh informasi-

19
informasi tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian atau objek yang diteliti. Ini

relevan dengan apa yang dikemukakan oleh (Moleng, L.J, 2014) menurutnya bahwa

wawancara adalah suatu bentuk kegiatan percakapan dengan maksud-maksud tertentu,

dilakukan oleh kedua belah pihak secara verbal.

 Dokumentasi

Teknik dokumentasi di gunakan untuk melengkapi data-data dalam mengkaji

dokumen tertulis, baik berupa gambar, data atau informasi dari hasil wawancara secara

langsung. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam melakukan dokumentasi adalah

kamera, alat tulis dan lain-lainnya.

5. Unit Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,

secara sistematis data yang diperoleh melalui wawancara dengan berbagai narasumber dan

bahan pendukung yang lainnya pada saat dilakukan observasi, sehingga mudah dipahami

dan temuannya dapat dipublikasikan kepada orang lain.

3.1 Teknik Pengambilan Sampel/Narasumber

Dalam penelitian ini, peneliti harus tepat dalam menentukan informan karna

informan penelitian merupakan orang yang mampu memberikan informasi terkait dengan

objek penelitian, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang

sedang di teliti karena yang menjadi kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian

kualitatif adalah tuntasnya pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada,

bukan pada banyak sampel sumber data. Adapun yang menjadi Informan dalam penelitian

ini yaitu:

20
 Kepala Desa Gunung Perak

 Staf Pemerintah Desa Gunung Perak

 Pengurus BPD Desa Gunung Perak

 Tokoh Masyarakat Desa Gunung Perak

6. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

 Pengumpulan Data

Tehnik ini merupakan tehnik awal dalam melakukan analisis data, pada tahap

ini peneliti dapat mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Peneliti dapat mengumpulkan data sebanyak mungkinte rkait fakta yang terjadi

dilapangan dengan tetap menyesuaikan dengan objek dan subjek penelitian.

 Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti memilah, memisahkan,

menyederhanakan, dan mengabstraksikan data-data yang di peroleh selama melakukan

penelitian. Tujuannya agar mampu memberi gambaran yang jelas dan memudahkan

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3.7.1 Penyajian Data

Penyajian data yang dapat diartikan sebagai pengorganisasian data yang telah

direduksi. Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif (berbentuk catatan

lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui penyajian data tersebut,

maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah dipahami.

21
 Penarikan Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah

diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Melalui tahapan ini maka peneliti akan dapat

menjawab permasalahan penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Bpd, Peran et al. 2019. “Peran BPD Dan Pemerintah Desa Dalam Penyelenggaraan
Pembangunan Desa Secara Demokratis Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
Tentang Desa (Studi Desa Wellulang Kec. Amali Kab. Bone).” 2(6): 48–75.
Inovasi, Jurnal Studi, and Kabupaten Bangka. 2023. “P ERAN B ADAN P
ERMUSYAWARATAN DESA.” (133): 1–13.
Malik, Sofian. 2020. “PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM.” 5: 325–43.

22
“No Title.” 2021. 6(1): 478–85.
Program, Jurnal, Studi Ilmu, Politik Vol, and X No April. 2021. “Jurnal Politicon.” X(1): 45–54.
Putra, Mahenda Erarefra. 2024. “Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pengelolaan Aset
Desa.” 12: 109–22.
Undang, Menurut et al. 2021. “1 2 3 4.” Wandayani, Putri Tiara, Ilmu Hukum, and Fakultas
Hukum. 2014. “PENDAMPINGAN PEMBUATAN PERATURAN.” 2(1): 2261–71.

23

Anda mungkin juga menyukai