Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN KINERJA KEPALA DESA DENGAN APARAT DI

DESA SUKAMANAH KABUPATEN LEBAK

Guna untuk memenuhi mata kuliah Pemerintahan Desa (Pratikum)

Dosen pengampu:

Cece Saputra, S.IP.,MM

Disusun Oleh:

Sulus Sailail

322.210.024

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MATHLA’ULUL ANWAR BANTEN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan proposal dengan judul Hubungan Kinerja Kepala Desa

dan Aparat. Tujuan proposal makalah ini ialah untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

Pemerintahan Desa (Praktikum) yang di bimbing oleh Bapak Cece Saputra, S.IP.,MM

Dalam menyelesaikan makalah ini, peneliti telah mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

dan rekan-rekan yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran. Juga tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan tidak

sempat peneliti sebutkan Namanya satu per satu.

Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan

pengetahuan bagi para pembaca, Aamiin. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malingping, 03 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6

C. Tujuan..............................................................................................................................7

D. Manfaat...........................................................................................................................7

BAB II.......................................................................................................................................8

KAJIAN TEORI.......................................................................................................................8

A. Pengertian Kinerja...........................................................................................................8

B. Kepala Desa....................................................................................................................9

C. Tugas dan Kewajiban Kepala Desa...............................................................................11

D. Pengertian Aparat..........................................................................................................13

BAB III....................................................................................................................................15

PEMBAHASAN.....................................................................................................................15

A. Pengertian Kepala Desa................................................................................................15

B. Pengertian Aparat..........................................................................................................15

iii
C. Hubungan Kepala Desa dan Aparat..............................................................................17

BAB IV....................................................................................................................................18

PENUTUP...............................................................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................................18

B. Saran..............................................................................................................................19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Wilayah Indonesia terbentang

dari Sabang sampai Merauke. Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa negara Indonesia adalah Negara

Kesatuan yang berbentuk Republik. Dengan Negara Kesatuan itu dimaksud, bahwa

susunan negaranya hanya terdiri dari satu negara saja dan tidak dikenal

adanyannegara didalam Negara seperti halnya pada negara federal.

Wilayah negara Republik Indonesia sangat luas meliputi banyak kepulauan

besar dan kecil, maka tidak memungkinkan jika sesuatunya akan diurus seluruhnya

oleh Pemerintah yang berkedudukan di Ibukota Negara. Untuk mengurus

penyelenggaraan pemerintahan negara sampai kepada seluruh pelosok daerah negara,

maka perlu dibentuk suatu pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah

menyelenggarakan pemerintahan yang secara langsung berhubungan dengan

masyarakat (HR, Syaukani, 2005:21)

Kededukan pemerintah daerah bertingkat-tingkat, ada yang tingkatannya di

atas pemerintah daerah lainnya dan ada tingkatannya dibawahnya, sehingga suatu

pemerintah daerah meliputi beberapa pemerintah daerah bawahan. Antara pemerintah

daerah yang satu dengan lainnya terdapat pembagian wilayah yang menentukan pula

batas wewenang masing-masing. Dengan demikian maka seluruh Wilayah negara

tersusun secara vertical dan horizontal. Pemerintah administratif dibentuk karena

pemerintah pusat tidak mungkin dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan


negara seluruhnya dari pusat sendiri. Untuk itu, maka perlu dibentuk pemerintahan di

daerah yang akan menyelenggarakan segala urusan dipusat daerah. Pemerintah daerah

ini merupakan wakil dari pemerintah pusat dan tugasnya menyelenggarakan

pemerintahan di daerah atas perintah-perintah atau petunjuk-petunjuk pemerintah

pusat. Oleh karena itu tugasnya hanya sebagai penyelenggara administratif saja,

sehingga pemerintah daerahnya disebut Pemerintahan daerah administratif.

Setelah Undang-Undang Dasar 1945 diamandemen hingga empat kali sejak

1999 sampai dengan 20022, konsep negara kesatuan yang selama orde baru

dipraktekan secara sentralistis berubah menjadi desentralistis. Otonomi daerah yang

luas menjadi pilihan solusi diantara tarikan tuntutan mempertahankan negara kesatuan

atau berubah menjadi Negara Federal. Perubahan lain yang penting adalah pemberian

hak kepada daerah untuk menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain

untuk melaksanakan otonomo dan tugas pembantuan (Ni’matul Huda, 2009:13).

Salah satu yang memiliki otonomi adalah desa. Desa merupakan pembagian

wilayah administratif di Indonesia dibawah kecamatan yang dipimpin oleh kepala

desa. Terbentuknys desa diawali dengan terbentuknya kelompok masyarakat akibat

sifat menusia sebagai makhluk sosial, dorongan kodrat, atau sekeliling manusia,

kepentingan yang sama dan bahaya dari luar.

Istilah desa berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya tanah tumpah darah,

dan perkataan desa hanya dipakai di daerah Jawa dan Madura, sedang daerah lain

pada saat itu (sebelum masuknya Belanda) Namanya berbeda seperti gampong dan

meunasah di Aceh, huta di Batak, nigari di Sumatra Barat dan lain sebagainya.

Desa merupakan suatu wilayah yang diberi wewenang untuk mengatur

wilayahnya sendiri. Desa merupakan suatu kenyataan yang masih hidup sebagai

daerah tingkat bawahan berdasarkan hukum. Pemerintahan desa dilakukan atas dasar

2
demokrasi yang berpangkal pada permufakatan dalam permusyawaratan yang

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan. Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan

subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala desa

dalam hal ini bertanggungjawab kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan

menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada bupati.

Desa melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun hukum

perdata, memiliki kekayaan, harta benda dan bangunan serta dapat dituntut dan

menuntut di pengadilan. Untuk itu, kepala desa dengan persetujuan Badan

Permusyawaratan Desa mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum

dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.

Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik

dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum negara-bangsa ini terbentuk. Suktur

sosial sejenis desa, masyarakat dan lain sebagainya telah menjadi insitusi sosial yang

mempunyai posisi yang sangat penting. Desa merupakan institusi yang otonom

dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya serta relatif mandiri. Hal ini, ditunjukan

dengan keragaman yang tinggi membuat desa mungkin merupakan wujud bangsa

yang paling kongkret (HAW, Wijaya, 2003:9).

Sejalan dengan negara modern, kemandirian dan kemampuan masyarakat desa

mulai berkurang. Kondisi ini sangat kuat terlihat pada masa orde baru yang

melakukan sentralisasi, birokratisasi dan penyeragaman pemerintah desa. Pemerintah

desa terdiri atas kepala desa dan aparat/perangkat desa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Kepala desa dan Aparat Desa?

3
2. Bagaimana hubungan antara Pemerintah Desa dengan Aparat dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertiam kepala desa dan aparat

2. Untuk mengetahui hubungan antara Pemerintah Desa dengan Aparat dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

D. Manfaat

Berdasarkan tujuan diatas maka manfaatnya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Pemerintah

Desa, pada khususnya mengenai penyelenggaraan pemerintah desa oleh

Pemerintah Desa dan Aparat.

b. Dapat bermanfaat juga selain sebagai informasi juga sebagai literature

atau bahan informasi ilmiah yang digunakan untuk mengembangkan teori

yang sudah ada dalam Pemerintah Desa.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan jawaban atas masalah yang diteliti

b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi pembaca mengenai

penyelenggaraan pemerintahan desa oleh Pemerintah Desa dan Aparat.

c. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dosen mata kuliah Pemerintah

Desa (Praktikum)

4
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kinerja

Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat

dipisahkan dalam menjalankan tugas organisasi, baik itu dalam Lembaga

Pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal dari Bahasa Job performance atau

actual perpormance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang atau institusi).

Pengertian kinerja menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003,223), Kinerja

seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang

mampu dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan Menurut Bernardin dan Russel dalam

Sulistiyani (2003,223-224) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome

yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dillakukan selama

periode waktu tertentu.

Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisas,

bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006).

Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan

dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan

Suprihanto (dalam Srimulyo,1999:33) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja

seseorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama

5
periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau

sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama.

Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar

atau kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja

diberi batasan oleh Maier (dalam Moh As’ad, 2003) sebagai kesuksesan seseorang di

dalam melaksanakan seuatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Poter menyatakan

bahwa kinerja adalah “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang dari

perbuatan-perbuatannya (Moh As’ad, 2003).

B. Kepala Desa

Kepala Desa adalah penyelenggara pemerintahan di desa yang dipilih

langsung oleh dan dari penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang syarat

selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur oleh Perda (Peraturan Daerah) yang

berpedoman kepada peraturan pemerintah. Masa jabatan Kepala Desa adalah 6

(enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan

berikutnya. Kepala desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lambat 30 (tiga

puluh) hari setelah pemelihan. Sebelum memangku jabatannya, kepala desa

mengungkapkan sumpah/janji. Kepala desaa merupakan pimpinan penyelenggaraan

pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan

Permusyawaratan Desa (BPD).

Pemilihan Kepala Desa dalam masyarakat hukum adat beserta hak

tradisionalnya, sepanjang masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan

hukum adat setempat, yang diterapkan dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman

pada Peraturan Pemerintah. Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab kepada

6
rakyat desa yang berprosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui Camat. Kepada BPD, Kepala Desa wajib memberikan

keterangan laporan pertanggungjawabannya, namun tetap memberikan peluang

kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan atau meminta keterangan

lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggungjawaban dimaksud.

 Pengertian Desa

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 juga mengatur

mengenai:

1. Pembentukan Desa

Desa dibentuk atau Prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-

usul desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

2. Syarat Pembentukan

Pembentukan desa harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Jumlah penduduk

b) Luas wilayah

c) Bagian wilayah kerja

d) Perangkat

e) Sarana dan prasarana pemerintahan

3. Kewenangan desa

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

7
a) Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa

b) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang

diserahkan pengaturannya kepada desa

c) Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota, dan

d) Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan kepada desa

 Pengertian Pemerintahan Desa

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pemerintahan Desa

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarajat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah desa dan BPD. Hal ini berarti

pemerintahan desa diselenggarakan oleh Pemerintah desa dan BPD. Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pemerintah desa adalah Kepala Desa dan

Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

Perangkat desa sebagaimana disebut diatas terdiri dari:

a. Sekretariat desa

b. Pelaksana teknis lapangan

c. Unsusr kewilayahan

C. Tugas dan Kewajiban Kepala Desa

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 diatur juga

mengenai:

1) Tugas Kepala Desa

8
Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan ,

pembangunan, dan kemasyarakatan.

2) Wewenang Kepala Desa

Dalam melaksanakan tugasnya kepala desa mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang di

tetapkan Bersama BPD

b. Mengajukan rancangan peraturan desa

c. Menetapkan Peraturan Desa yang telalh mendapat persetujuan Bersama BPD

d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa

untuk dibahas dan ditetapkan Bersama BPD.

e. Membina kehidupan masyarakat desa

f. Membina perekonomian desa

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatiif

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3) Kewajiban Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya kepala desa

mempunyai kewajiban:

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan

memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesias.

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.

d. Melaksankan kehidupan demokrasi.

9
e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih bebas dari Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme.

f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa.

g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.

h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik.

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa.

j. Melaksanakan urusan menjadi kewenangan.

k. Mendamaikan Perselisihan masyarakat di desa.

l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa

m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat

istiadat.

n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa.

D. Pengertian Aparat

Aparat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu Lembaga

pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis teknologi

misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu, sumber daya aparat harus dikelola

dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan

untuk mewujudkan professional pegawai dalam melakukan pekerjaan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Soeworno Handayanigrat bahwa: Aparat adalah aspek-aspek

administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau Negara,

sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional. Aspek organisasi itu terutama

perorganisasian atau kepegawaian (Soewarna, 1982:154).

Pendapat tersebut mengemukakan bahwa aparat merupakan aspek-aspek

administrasi yang diperlukan oleh pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintah

atau negara. Sedangkan Sarwono mengemukakan lebih jauh tentang aparat

10
pemerintahan bahwa yang dimaksud tentang apparat pemerintahan ialah orang-orang

yng menduduki jabatan dalam kelembagaan penerintahan (Soewarno, 1982:154).

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepala Desa

Kepala Desa adalah penyelenggara pemerintahan di desa yang dipilih

langsung oleh dan dari penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang syarat

selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur oleh Perda (Peraturan Daerah) yang

berpedoman kepada peraturan pemerintah. Masa jabatan Kepala Desa adalah 6

(enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan

berikutnya. Kepala desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lambat 30 (tiga

puluh) hari setelah pemelihan. Sebelum memangku jabatannya, kepala desa

mengungkapkan sumpah/janji. Kepala desaa merupakan pimpinan penyelenggaraan

pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan

Permusyawaratan Desa (BPD).

Pemilihan Kepala Desa dalam masyarakat hukum adat beserta hak

tradisionalnya, sepanjang masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan

hukum adat setempat, yang diterapkan dalam Peraturan Daerah dengan berpedoman

pada Peraturan Pemerintah. Kepala Desa pada dasarnya bertanggungjawab kepada

rakyat desa yang berprosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui Camat. Kepada BPD, Kepala Desa wajib memberikan

keterangan laporan pertanggungjawabannya, namun tetap memberikan peluang

kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan atau meminta keterangan

lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggungjawaban dimaksud.

12
B. Pengertian Aparat

Aparat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu Lembaga

pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis teknologi

misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu, sumber daya aparat harus dikelola

dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan

untuk mewujudkan professional pegawai dalam melakukan pekerjaan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Soeworno Handayanigrat bahwa: Aparat adalah aspek-aspek

administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau Negara,

sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional. Aspek organisasi itu terutama

perorganisasian atau kepegawaian (Soewarna, 1982:154).

Pendapat tersebut mengemukakan bahwa aparat merupakan aspek-aspek

administrasi yang diperlukan oleh pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintah

atau negara. Sedangkan Sarwono mengemukakan lebih jauh tentang aparat

pemerintahan bahwa yang dimaksud tentang apparat pemerintahan ialah orang-orang

yng menduduki jabatan dalam kelembagaan penerintahan (Soewarno, 1982:154).

Kinerja apparat tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan sumber daya

manusia. SDM merupakan salah satu faktor penunjang dalam menjalankan tugas

kepegawaian bagi aparat. Setiap aparat mempunyai tugas amenjalankan fungsi

organisasi dan pemerintahan dengan baik dan terarah.

13
C. Hubungan Kepala Desa dan Aparat

Adapun bentuk hubungan antara Pemerintahan Desa dengan Aparat dapat dijelaskan

pada bagan sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan yang dimiliki

oleh Pemerintah Desa dan Aparat bersifat nominasi. Yang dimaksud hubungan

nominasi disini yaitu Pemerintah Desa dalam hal ini adalah Kepala Desa menguasai

sepenuhnya atau memegang kendali penuh atas Aparat/Perangkat Desa.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kepala Desa adalah penyelenggara pemerintahan di desa yang dipilih

langsung oleh dan dari penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang

syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur oleh Perda (Peraturan

Daerah) yang berpedoman kepada peraturan pemerintah. Masa jabatan Kepala

Desa adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu)

kali masa jabatan berikutnya. Kepala desa terpilih dilantik oleh

Bupati/Walikota paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pemelihan.

Sebelum memangku jabatannya, kepala desa mengungkapkan sumpah/janji.

Kepala desaa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa

(BPD).

2. Aparat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu Lembaga

pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis

teknologi misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu, sumber daya

aparat harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

organisasi pemerintahan untuk mewujudkan professional pegawai dalam

melakukan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeworno

15
Handayanigrat bahwa: Aparat adalah aspek-aspek administrasi yang

diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau Negara, sebagai alat

untuk mencapai tujuan nasional. Aspek organisasi itu terutama perorganisasian

atau kepegawaian (Soewarna, 1982:154).

3. Hubungan yang dimiliki oleh Pemerintah Desa dan Aparat bersifat nominasi.

Yang dimaksud hubungan nominasi disini yaitu Pemerintah Desa dalam hal ini

adalah Kepala Desa menguasai sepenuhnya atau memegang kendali penuh

atas Aparat/Perangkat Desa.

E. Saran

1. Kepala desa harus lebih meningkatkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

pemimpin desa Sukamanah, agar desa Sukamanah dapat menjadi desa yang

diteladani dan menjadi desa tempat masyarakat yang sejahtera serta kepala

desa harus dapat mengayomi masyarakat desa menjadi masyarakat yang

demokratis.

2. Aparat desa agar mempelajari lebih mendalam dan memperbanyak wawasan

terkait penyelenggaraan pemerintahan desa dan disarankan untuk lebih kreatif,

inovatif, dan responsif. Selanjutnya dalam mengangkat aparatur desa harus

dilakukan dengan menseleksinya terlebih dahulu dan tetap berpegang teguh

pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16

Anda mungkin juga menyukai