Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok : Pengampu MK :

Sistem sosial budaya Indonesia Prof Abdul Razak

PERMASALAHAN DESA

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ZAMRI

(12170511532 )

KELAS I / F / ANA / 2022

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA

2022 M / 1444
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan nikmatnya
itu penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Permasalahan Desa”
dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullulah SAW, yang
telah menuntun kita pada jalan kebenaran dan semoga kita selalu menjadi pengikutnya
hingga akhir zaman, Amin.
Saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman bagi
pemakalah ataupun pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Akhir harapan dari penulis agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Pekanbaru, 18 Mei 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Struktur pemerintahan desa berdasarkan UU.............................................................6
B. Peranan Desa............................................................................................................8
C. Perbedaan masyarakat Desa an Kota........................................................................10
D. Hubungan Desa dan Kota saling Bergantungan..........................................................10
E. Perencanaan pembangunan Kota Dalam Hubungan dengan Desa ..............................12
PENUTUP......................................................................................................................20
A. Kesimpulan.........................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap negara pasti terdapat korupsi. Korupsi paling banyak dijumpai di tingkat
lokal. Menurut sebuah penelitian di Jepang, jumlah pegawai pemerintah provinsi
bahkan desa ternyata tiga kali lipat jumlah pegawai pusat. Tetapi kasus korupsi yang
dilaporkan lima belas kali lipat dan jumlah pejabat yang ditangkap empat kali lipat.
Selain itu, Pemerintah Kota New York menderita kerugian ratusan juta dolar akibat
korupsi dalam pembangunan gedung-gedung sekolah.
Begitu pula yang ada di Indonesia, korupsi berkembang mulai pemerintah pusat
sampai derajat pemerintah lokal. Layaknya gurita, korupsi semakin kuat melilit dan
mencengkeram sendi-sendi negeri ini. Segala upaya yang telah dilakukan untuk
menahan dan memberantas pergerakan korupsi belum menunjukkan tanda-tanda
kemenangan.
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam perspektif kesisteman, desa memiliki 11 unsur yaitu desa, pemerintahan
desa, musyawarah desa, peraturan desa, pembangunan (pemberdayaan) masyarakat
desa, kawasan (sumber daya) desa, keuangan desa, aset desa, interaksi desa, pemerintah
daerah dan pemerintah pusat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Struktur pemerintahan desa berdasarkan UU?

4
2. Apa saja Peranan Desa?
3. Apa saja perbedaan Masyarakat Desa dan Kota

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Struktur pemerintahan desa berdasarkan UU
2. Untuk mengetahui bagaiaman peranan Desa
3. Untuk mengetahui perbedaan masyarakat Desa dan Kota

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur pemerintahan desa berdasarkan UU


Struktur pemerintah desa terbaru lahir karena diterbitkanya Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Bila kita membandingkan antara Undang-Undang Desa dengan Undang –
Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Ada sedikit perbedaan,
utamannya pada masa jabatan kepala desa dan susunan struktur organisasi
pemerintah desa. Disebutkan pada Pasal 204 bahwa kepala desa hanya dapat
menjabat 1 (satu) kali masa jabatan dengan masa jabatan selama 6 (enam) tahun.
Artinya, bila dalam masa jabatan tersebut habis. Maka, kepala desa tidak dapat
mencalon kembali menjadi kepala desa.
Sedangkan, dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 yang sekarang.
Kepala desa dapat menjabat selama 3 kali dengan masa jabatan selama 6 (enam)
tahun secara berturut-turut. Artinya, bila kita mencoba menghitungnya secara real
bahwa kepala desa bisa menjabat selama 18 tahunn
Bukan hanya itu, terkait struktur pemerintahan desa juga mengalami
pergeseran ataupun perubahan. Kalau dahulu perangkat desa terutama kepala
urusan disingkat kaur diatur maksimal berjumlah dari 5 (lima) tetapi untuk yang
sekarang berbeda. Sekarang jumlah kaur maksimal hanya berjumlah 3 (tiga)
orang dengan bidang urusan yang di emban yaitu tentang masalah
keuangan, masalah umum, dan masalah perencanan
Pertanyaannya: Kemanakah kaur yang lain dan apakah mereka
diberhentikan atau bagaimana?
Untuk kepala urusan lainya itu tidak diberhentikan. Sebagian dari
mereka hanya beralih nama menjadi kasi ataupun kepala seksi, layaknya
struktur organisasi di kecamatan. Kepala seksi dalam hal ini pun hanya
berjumlah maksimal 3 (tiga) orang, dengan bidang yang ditangani masing-
masing kepala seksi antara lain: seksi bidang pemerintahan, seksi bidang
kesehjahteraan dan juga seksi bidang pelayanann.

6
Artinya, anda tidak perlu khawatir untuk diberhentikan, karna posisi
kaur dulu hanya berubah porsi ataupun nama. Lalu bagaimana posisi kepala
seksi dalam struktur organisasi pemerintah desa terbaru? Apakah masih
dibawah sekretaris desa ataukah sudah beruba . Untuk posisi kepala seksi
atau kasi berubah. Mereka bukan lagi dibawah sekretariat desa, melainkan
mereka mendapatkan perintah langsung dari kepala desa. Semua itu telah
diatur secara jelas dalam Peraturan Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 84
Tahun 2015 tentang Susunan Struktur dan Tata Kerja Pemerintah Desa atau
disingkat SOTK Desa. Bila kita menelisik pada aturan terdahulu, seperti
yang sudah saya jelaskan di atas. Bahwa posisi kaur dalam struktur
organisasi pemdes kan berada di sekretariat desa atau satu garis sebelah
kanan di bawah sekertaris desa. Namun, dalam bagan struktur organisasi
pemerintah desa terbaru ataupun yang sekarang. Posisi kepala seksi berada
di sebelah kanan sedangkan untuk kepala urusan berada disebelah kiri
dibawah sekretariat desa

Kalau tidak percaya, mari kita lihat.

Struktur Organisasi Pemdes Terbaru Sebelum dilakukan perubahan


ataupun revisi terkait aturan yang sudah saya sebutkan di atas (Permendagri
84/2015) yang mengatur tentang SOTK Pemerintah Desa. Maka, bagan
struktur pemerintah desa yang terbaru tidak berubah. Baik itu struktur
organisasi pemerintah desa 2021, struktur pemerintah desa 2022, atau
bahkan struktur organisasi pemdes di tahun 2030.

Karena hal ini sudah jelas termuat dalam lampiran peraturan tersebut.
Digambarkan, dalam peraturan itu, bahwa untuk bagan terbaru yang bisa
digunakan oleh pemerintah desa secara resmi.

B. Peranan Desa

Nasi yang kita makan setiap hari bisa tersedia berkat warga desa yang masih
setia bertani. Desa yang dihuni sebagian masyarakat Indonesia, punya berbagai

7
manfaat. Dikutip dari Pengantar Geografi Desa (2001), desa punya beberapa
fungsi atau manfaat.
Hinterland
Dalam hubungannya dengan kota, desa berfungsi sebagai daerah belakang atau
hinterland. Maksudnya, desa adalah pemasok kebutuhan kota. Kebutuhan kota
yang bisa dipenuhi desa antara lain pangan dan tenaga kerja. Nasi yang kita
makan setiap hari bisa tersedia berkat warga desa yang masih setia bertani.
Desa yang dihuni sebagian masyarakat Indonesia, punya berbagai manfaat.
Dikutip dari Pengantar Geografi Desa (2001), desa punya beberapa fungsi atau
manfaat.
Hinterland
Dalam hubungannya dengan kota, desa berfungsi sebagai daerah belakang atau
hinterland.
Maksudnya, desa adalah pemasok kebutuhan kota. Kebutuhan kota yang bisa
dipenuhi desa antara lain pangan dan tenaga kerja.
Umumnya, desa lebih banyak memproduksi dibanding mengonsumsi.
Kelebihan produksi inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat di luar desa tersebut.
Lumbung pangan Kemudian dari segi potensi ekonomi, desa berfungsi sebagai
lumbung bahan pangan mentah. Sumber daya manusia
Desa juga menjadi sumber tenaga kerja. Pekerjaan di desa sendiri meliputi
petani, peternak, nelayan, buruh industri, dan lainnya. Sementara di perkotaan,
banyak pekerja di kota yang sebenarnya berasal dari desa. Banyak yang bekerja
sebagai buruh kasar, namun banyak juga yang sukses berdagang dan menempati
jabatan di berbagai bidang profesi. Potensi desa
Dikutip dari Optimalisasi Potensi Desa di Indonesia (2019), desa punya potensi
sumber daya yang bermanfaat bagi desa itu sendiri. Potensi desa bisa berupa
potensi fisik maupun potensi nonfisik. Berikut penjelasannya:
Potensi fisik
Tanah, faktor penting bagi kehidupan warga desa
Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Bisa juga menjadi
sumber pembangkit listrik

8
Manusia, menjadi tenaga kerja yang menggerakkan perekonomian. Bisa
diberdayakan agar terampil dan mandiri.
Cuaca dan iklim, berperan menentukan mata pencaharian warga desa
Ternak, menjadi sumber tenaga hewan. Bisa meringankan pekerjaan manusia,
atau menjadi sumber pangan.
Keindahan, alam desa yang masih terjaga berpotensi sebagai wisata
Baca juga: Jeli Gali Potensi, Desa di Bayuwangi Ini Berhasil Dongkrak
Perekonomian
Potensi nonfisik
Gotong royong masyarakat, dapat menjadi kekuatan produksi dan
pembangunan desa
Aparatur desa atau pamong desa, menjadi sumber ketertiban dan
kelancaran desa
Lembaga sosial desa, mendorong partisipasi warga dalam pembangunan secara
aktif.
Mitra pembangunan
Desa merupakan awal terbentuknya kota. Sebelum adanya kota modern, semua
peradaban berawal dari desa.
Dalam perkembangannya, desa menjadi mitra pembangunan kota.
Menurut Bintarto dalam bukunya Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya
(1984), desa dapat menjadi mitra pembangunan kota jika telah siap menghadapi
modernisasi. Ciri-ciri kesiapan warga desa yakni:
 Dapat berpikir maju tanpa mengabaikan masa lampau
 Memiliki perencanaan yang masuk akal atau rasional
 Memiliki kemauan menerima pengalaman baru atau terbuka terhadap hal-
hal baru
 Mau menerima kritik dari pihak lain
 Menghargai orang lain
 Mampu menghadapi dan mengatasi masalah
 Menyelesaikan masalah dengan teliti dan teratur

9
 Berpegang pada segala sesuatu yang mampu diperhitungkan
 Percaya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca juga: Ini Tiga Desa Adat di Bali yang Bisa Anda Kunjungi

Masalah di desa
Meskipun sederhana, kehidupan di desa tak lepas dari masalah. Berikut
masalah yang kerap ditemui di pedesaan seperti dikutip dari Pola Ruang: Desa
dan Kota (2018):
Masyarkat
Dari segi masyarakatnya, masih banyak desa dengan warga kekurangan pangan
dan gizi. Kondisi ini menimpa anak dan balita. Masalah kesehatan dan penyebaran
penyakit juga belum tertangani dengan baik
Juga koordinasi pelayanan pemerintahan yang belum berjalan maksimal. Ada pula
masalah penyelewengan dana dan bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi.

Geografi
Dari segi geografisnya, keadaan desa-desa di Jawa dan Bali belum seimbang
jika dibandingkan dengan desa di pulau lain. Desa pantai juga banyak yang hidup
dengan tidak sehat. Teknologi yang ada juga belum memadai. Begitu pula desa
yang mulai berkembang namun tidak terkendali. Ada msalah sanitasi, perumahan,
dan pembangunan.

C. Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota

Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan


pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat
perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana
cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan masalah
permasalahan. karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat
desa selalu memiliki ciri-ciri dalam kehidupan bermasyarakat, yang biasa
terlihat dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi

10
tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan
budaya serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut tidak
berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait
dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.

 Sederhana

 Mudah curiga

 Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya

 Bersifat kekeluargaan

 Lugas atau berbicara apa adanya

 Tertutup dalam hal keuangan mereka

 Perasaan tidak ada kepercayaan diri terhadap masyarakat kota

 Menghargai orang lain

 Demokratis dan religius

 Jika meminjam, akan selalu diingat

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan


menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama,
serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan
masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan,
masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dengan
kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat sering disebut sebagai urban
community.

11
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:

1. kehidupan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan


keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan
keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid,
gereja, dan lainnya.

2. . orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa


bergantung pada orang lain

3. di kota-kota sering kali sukar untuk disatukan, karena perbedaan


politik dan agama dan sebagainya.

4. jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.

5. interaksi-interaksi yang terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan


pribadi daripada kepentingan umum.

Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat


pedesaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan
yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sebaliknya,
masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk mencari kehidupan dan
pekerjaan yang layak untuk mereka.

D. Hubungan Desa dan Kota saling Bergantungan

Masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah dua komunitas yang saling membutuhkan. Di
antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya
saling membutuhkan satu sama lain. Masyarakat kota bergantung pada masyarakat desa dalam
memenuhi kebutuhannya akan bahan - bahan pangan seperti beras, sayur- mayur, daging dan

12
ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga pekerja kasar bagi jenis - jenis pekerjaan tertentu
yang dibutuhkan untuk bekerja di kota.

E. Perencanaan pembangunan Kota dalam Hubungan dengan Desa

Bandung - Terbatasnya lahan dan pesatnya pertumbuhan penduduk kota, seringkali


menimbulkan berbagai permasalahan jika tidak dikelola dengan baik. Pesatnya kemajuan
teknologi dan transportasi juga mendorong wilayah perdesaan yang dekat dengan kota yang
dipaksa bertransformasi menjadi wilayah sehingga menimbulkan masalah sosial-ekonomi.

Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi Publik Velix Vernando Wanggai saat
membuka diskusi pemangku kepentingan dengan tema "Urban-Rural Linkages" di Bandung,
Selasa (14/6). Diskusi ini merupakan rangkaian roadshow pertemuan perisapan atau
Preparatory Committee (Prepcom) 3 yang akan dilaksanakan di Surabaya pada 25-27 Juli 2016.
Pembangunan kota dan daerah penyangganya saling mempengaruhi satu sama lain. Konsep
hubungan kota-desa juga terus berkembang. Konsep pemisahan kota-desa telah berubah
menjadi keterkaitan kota-desa pada tahun 80-an. Kemudian muncul konsep agropolitan karena
desa menjadi basis produksi pertanian dan kota sebagai daerah pemasaran.

"Di masa depan kota-desa menjadi tidak jelas, teknologi informasi canggih dan transportasi
membuat rumah tangga di desa penjualan secara online," kata Delik Hudalah dari Pusat
Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan/Sekolah Arsitektur , Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan ITB.

Pembicara lain, Dwina Larasati dari Bandung Creative City Forum mengatakan potensi Kota
Bandung adalah kreativitas dan kaum muda. Banyak kota kecil disekelilingnya yang
mendukung Bandung di bidang kerajinan atau industri kreatif .

Berbeda dengan Bandung, Kabupaten Kulonprogo merupakan pendukung bagi Kota


Yogyakarta. Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan Urban-Rural Linkages penting
dengan mengedapankan pembangunan berbasis ideologi dengan gerakan Beli Kulonprogo,
Bela Kulonprogo. Melalui gerakan ini, masyarakat Kulonprogo membagikan produktif dan

13
membeli barang-barang yang diproduksi di kabupaten tersebut seperti air mineral, gula kelapa
organik dan padi menur.

Sementara itu, mewakili Tim Konsolidasi Indonesia untuk Habitat III, Teti Armiati Argo
mengatakan Indonesia percaya untuk menjalankan strategi peran yang mendorong tercapainya
kesepakatan Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda-NUA) yang akan ditetapkan dalam
sidang Habitat III. "Saat ini sudah terbit Zero Draft NUA yang akan menjadi jawaban tantangan
perkotaan 20 tahun mendatang," ujar Teti.

Sebagai informasi, Habitat III merupakan sidang yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) per-20 tahun yang membahas tentang membahas dan pembangunan
berkelanjutan, dengan tujuan untuk memastikan komitmen bersama menuju pembangunan
yang berkelanjutan. Sidang ini akan diadakan di Quito, Ekuador pada 17-20 Oktober 2016
mendatang.

Menuju Habitat III, keinginan acara persiapan dilakukan untuk merumuskan isu-isu perkotaan
di belahan dunia. Majelis Umum PBB dalam Resolusi 67/216 memutuskan untuk membentuk
Komite (PrepCom) yang terbuka bagi semua negara anggota PBB.

PrepCom1 diselenggarakan di New York, Amerika (17-18 September 2014) dan PrepCom2 di
Nairobi, Kenya (14-16 April 2015). Tahun ini, PrepCom3 di Surabaya, Indonesia (25-27 Juli
2016) yang akan dihadiri 193 negara.

Kementerian PUPR menggelar roadshow diskusi dengan pemangku kepentingan di delapan


kota dalam rangka persiapan menuju Komite Persiapan 3 di Surabaya. Melalui kegiatan ini
diharapkan masukan dari pemangku kepentingan dapat dibahas dan dimasukkan dalam
pembahasan draft agenda baru perkotaan di Prepcom 3 Surabaya.

Kota Bandung menjadi kota ke-7 kegiatan roadshow. Sebelum roadshow Prepcom 3 yang
dilakukan sejak April 2016, antara lain di Kota Semarang, Denpasar, Yogyakarta, Solo,
Palembang, Makasar, dan selanjutnya Jakarta yang akan menjadi kota terakhir kegiatan ini.

Tema yang diusung dalam diskusi masing-masing kota berbeda-beda antara lain Ekologi dan
Lingkungan Perkotaan, Kesetaraan dan Kota yang Inklusif, Kohesi Sosial, Urban Framework,

14
Pembangunan Spasial, Ekonomi Perkotaan, serta Perumahan dan Pelayanan Dasar Perkotaan.
(gt)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sanya Desa merupakan unit kecil
dalam suatu daerah yang mana kota dan desa saling Bergantungan

B. Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui struktur desa
dan permasalahan di desa.. Selain dari pada itu, bila terdapat kesalahan kami mohon
maaf karena masih dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

https://updesa.com/struktur-pemerintah-desa/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/09/160000269/manfaat-desa-dan-
masalah-di-desa?page=2

https://lorentfebrian.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-
desa/

15
https://putr.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pembangunan-kota-desa-saling-
memiliki-keterkaitan-64

16

Anda mungkin juga menyukai