Anda di halaman 1dari 19

IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DESA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan


Pemerintahan di Indonesia Bidang Studi Hukum Tata Negara (Siyasah
Syar’iyyah) Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone

Oleh :
Kelompok II

SAIFUL PRAMANA NIM. 742352021080


ANDI FIKRAN NIM.
ANDIKA RAHMATULLAH NIM. 742352021092
ANIS NIM. 742352021083
MUH. IKBAL SULMI NIM. 742352021090
HENDRA SETIAWAN NIM. 742352021088
FITRI NIM. 742352021076
ILLYA TUL UYUNI NIM. 742352021094
AYU LESTARI NIM. 742352021100

PROGTAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas rahmat

dan karunianya kita dapat diberi kesehatan untuk menjalankan aktivitas kita,

terlebih atas hidayah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Implementasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”

ini bisa selesai dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan

kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah merombak zaman

kejahiliaan menuju zaman modern berdasarkan petunjuk dan hidayah sang

Pencipta yaitu Allah SWT.

Selanjutnya dengan rendah hati kami memohon kritik dan saran dari

pembaca apabila ada kekurangan dalam makalah ini, agar selanjutnya dapat

penulis revisi kembali. Karena penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya

milik sang Pencipta yaitu Allah SWT. Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebanyak – banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membatu

kami selama proses menyeleseikan makalah ini.

Watampone, 21 Juli 2023

Penyusun

ii
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….......iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1-2

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3-12

A. Pemerintah Desa ......................................................................................... 3

B. Asas-asas Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa ............................ 4

C. Implementasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa ................................... 6

D. Upaya Dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang

Ideal ............................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

A. Simpulan ...................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa adalah wilayah kerja kepala Desa sebagai perangkat daerah kelurahan
dan Desa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
menyebutkan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yanf diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa, desa
diharapkan menjadi pelaku aktif dalam pembangunan dengan memperhatikan dan
mengapresiasi keunikan serta kebutuhan pada lingkup masing-masing.
Penyelenggaraan pemerintahan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa.
Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang
dibantu oleh perangkat desa atau yang disebut dengan nama lain (Pasal 25 UU
No. 6 Tahun 2014). Hal ini tentu tidak berimplikasi pada perubahan status kepala
desa menjadi “pejabat negara”. Walaupun memimpin satuan pemerintahan yang
bersifat otonom (desa), kepala desa tidak bertindak untuk dan atas nama negara
sebagaimana karakter yang melekat pada “pejabat negara.” Namun tetap sebagai
pejabat pemerintahan karena merupakan salah satu penyelenggara pemerintahan
desa yang merepresentasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat desanya.
Dalam hal ini pemerintah desa secara hierarki merupakan lembaga
pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat yang juga menuntut adanya
interaksi langsung yang lebih akuntabel dan responsif. Dalam upaya
meningkatkan dan memperlancar pelaksanaan tugas di lingkungan pemerintah
Desa, maka perlu diketahui secara jelas uraian tugas Pemerintah Desa. Hal ini
dapat menunjang pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan kewenangan dari
Pemerintahan Desa sebagai perangkat Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
pembangunan pemerintahan otonomi daerah yang nyata, luas dan
2

bertanggungjawab sesuai yang diamanahkan dalam Undang-Undang No. 6 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Desa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apa itu pemerintahan Desa ?

2. Apa saja asas-asas dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa?

3. Bagaimana implementasi penyelenggaraan pemerintahan Desa?

4. Upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan desa yang ideal

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Untuk mengetahui pengertian pemerintahan Desa

2. Untuk mengetahui asas-asas dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa

3. Untuk mengetahui implementasi penyelenggaraan pemerintahan Desa

4. Untuk mengetahui upaya dalam mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan Desa yang ideal


33

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemerintahan Desa
Pemerintahan desa adalah segala sesuatu yang berupa penyelenggaraan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa yang juga diikuti oleh
badan permusyawaratan desa dalam mengatur serta mengurus kepentingan
masyarakat desa, dan didasarkan pada asal-usul dan adat istiadat setempat yang
sudah diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selain itu, pemerintah desa atau yang akrab disebut kepala
desa sebagai unsur dari penyelenggara pemerintahan desa. Dalam
menyelenggarakan pemerintahan desa, pemerintah desa harus memperhatikan
batas-batas kewenangannya1.
Kewenangan pemerintahan Desa yang menunjang otonomi daerah dalam
menjalankan tugas dan fungsi pada pemerintahan Desa. Dimana pada
pemerintahan Desa, penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah Desa,
yang ditangani oleh Kepala Desa yang mengatur berbagai urusan kepentingan
masyarakat setempat, sesuai dengan hal yang telah digariskan dalam Peraturan
Pemerintah RI No. 72 Tahun 2005 tentang Desa dalam Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa dalam menyelenggarakan otonomi mempunyai hak mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahannya, memilih pimpinan, mengelola aparatur
Desa, mengelola kekayaan Desa, memungut pajak dan retribusi, mendapatkan
bagi hasil dari pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya yang

1
Gerda Cendana, dkk. “Analisis Implementasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Berbasis Elektronik Di Desa Mulyasari Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis”, Tn, Tv, Tn, 2022.
4

berada di daerah, mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah dan


mendapat hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, secara jelas telah
menempatkan desa sebagai suatu organisasi pemerintahan atau organisasi politik
yang memiliki kewenangan tertentu. Secara politis desa mempunyai posisi
sebagai bagian dari negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) sebagai kesatuan
daerah terkecil yang mempunyai hak otonomi untuk mengatur sendiri daerahnya
sesuai dengan budaya, asal usul dan adat istiadatnya yang berkembang di desa
tersebut. Otonomi yang ada di desa masih bersifat asli dan alami sehingga perlu
dilindungi dan dihormati keberadaannya.Dan dengan pengesahan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan bukti kongkrit bahwa keberadaan
desa atau desa adat telah dijunjung dan dihormati agar tetap dijaga eksistensinya
di tengah kemajuan zaman.

B. Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Dalam menyelenggarakan pemerintahan desa, pemerintah desa harus
berpedoman dengan asas penyelenggaraan pemerintahan desa. Asas
penyelenggaraan pemerintahan desa diatur dalam Pasal 24 UU Desa2 dan pada
bagian penjelasannya antara lain sebagai berikut
1. Asas Kepastian Hukum
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa yang pertama adalah asas
kepastian hukum. Asas ini menegaskan bahwa dalam negara hukum, diutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan untuk menyelenggarakan pemerintahan desa.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan
Asas tertib penyelenggaraan pemerintahan hadir sebagai asas yang
menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara pemerintahan desa.

2
Annisa Fianni Sisma, “Memahami 11 Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”, dalam
web https://katadata.co.id/ memahami-11-asas-penyelenggaraan-pemerintahan-desa, diakses 21
Juli 2023.
5

3. Asas Tertib Kepentingan Umum


Asas tertib kepentingan umum menjadi salah satu asas penyelenggaraan
pemerintahan desa. Asas ini mendahulukan kesejahteraan umum dengan 3 (tiga)
cara yakni aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas Keterbukaan
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa selanjutnya yakni asas
keterbukaan. Asas ini menekankan bahwa penyelenggara pemerintahan desa harus
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif terkait penyelenggaraan pemerintahan desa. Dalam
menerapkan asas ini, tentunya dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Asas Proporsionalitas
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa berikutnya yakni asas
proporsionalitas. Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan hak dan kewajiban penyelenggaraan pemerintahan desa.
6. Asas Profesionalitas
Asas profesionalitas yang menjadi salah satu asas penyelenggaraan
pemerintahan desa memiliki pengertian yakni dalam menyelenggarakan
pemerintahan desa, penyelenggara wajib mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Asas Akuntabilitas
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa yang ketujuh adalah asas
akuntabilitas. Asas ini menegaskan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa harus mampu dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Asas Efektivitas dan Efisiensi
Asas efektivitas dan efisiensi memiliki pengertian yang berbeda. Asas
penyelenggaraan pemerintahan desa yakni asas efektivitas adalah asas yang
menentukan setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berhasil mencapai tujuan
yang diinginkan masyarakat desa. Sedangkan asas efisiensi yakni asas yang
6

menentukan setiap kegiatan yang dilaksanakan haruslah tepat sesuai rencana dan
tujuan.
9. Asas Kearifan Lokal
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa berikutnya yakni asas kearifan
lokal. Asas ini memiliki pengertian bahwa dalam menetapkan kebijakan,
pemerintah desa harus memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
desa.
10. Asas Keberagaman
Asas keberagaman yang menjadi salah satu asas penyelenggaraan
pemerintahan desa, memiliki pengertian bahwa setiap penyelenggaraan
pemerintahan desa tidak boleh bersifat diskriminasi terhadap kelompok
masyarakat tertentu.
11. Asas Partisipatif
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa yang terakhir yakni asas
partisipatif. Asas partisipatif menegaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan
desa wajib mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.
Demikian penjelasan masing-masing asas penyelenggaraan pemerintahan desa.
Selanjutnya dapat diketahui bahwa setiap penyelenggaraan pemerintahan desa
harus menerapkan kesebelas asas tersebut demi terselenggaranya pemerintahan
desa yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

C. Implementai Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Penyelenggara pemerintahan desa adalah pemerintah desa yang
merupakan kepala desa atau yang disebut dengan nama lain beserta perangkat
desa. Penyebutan nama lain untuk kepala desa dan perangkat desa tersebut dapat
menggunakan penyebutan di daerah masing-masing. Hal ini sesuai pada
penjelasan Pasal 25 UU Desa
Struktur kelembagaan dan mekanisme kerja di semua tingkatan
pemerintah, khususnya Pemerintahan Desa yang berhubungan langsung dengan
masyarakat diarahkan untuk dapat untuk menciptakan pemerintahan yang peka
7

terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi. Pasal 4, Undang-Undang


Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, menyebutkan bahwa :
1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada
dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia;
3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
2. Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
3. Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif,
terbuka, serta bertanggung jawab;
4. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
5. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat guna mewujudkan
masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian
dari ketahanan nasional;
6. Memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan
pembangunan nasional; dan
7. Memperkuat masyarakat Desa sebagai subyek pembangunan
Dalam menyelenggarakan suatu pemerintahan Desa, harus sesuai dengan
asas otonomi dan tugas pembantuan, di mana Desa mempunyai hak dan
kewajiban daerah yang sekaligus merupakan pedoman yang harus dijalankan oleh
setiap penyelenggara pemerintahan otonom. Pemerintah hanya menangani fungsi-
fungsi tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh mekanisme pasar. Desa dalam
menyelenggarakan otonomi mempunyai hak mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahannya, memilih pimpinan, mengelola aparatur Desa, mengelola
kekayaan Desa, memungut pajak dan retribusi, mendapatkan bagi hasil dari
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah,
8

mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah dan mendapat hak lainnya
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Adapun implementasi yang berkaitan dengan Undang-Undang No. 6
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang mengatur kewenangan Desa,
penyelenggaraan pemerintahan Desa, perencanaan pembangunan Desa, keuangan
Desa, lembaga kemasyarakatan, lembaga pembinaan dan pengawasan.
Selanjutnya pembahasan keuangan Desa pada dasarnya penyelenggaraan urusan
pemerintahan Desa yang menjadi kewenangan Desa didanai dari anggaran
pendapatan dan belanja Desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah
Desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh
pemerintah Desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Sumber
pendapatan Desa terdiri atas pendapatan asli Desa, terdiri dari hasil usaha Desa,
hasil kekayaan Desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-
lain pendapatan asli Desa yang sah, bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk Desa dan dari retribusi
Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi Desa, bagian dari dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota
untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk
setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana Desa, bantuan
keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan dan hibah dan sumbangan dari
pihak ketiga yang tidak mengikat.
Dalam hal Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan Desa. Melaksanakan kekuasaannya, Kepala Desa dapat melimpahkan
sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan kepada perangkat Desa. Ketentuan lebih lanjut
mengenai pengelolaan keuangan Desa dengan peraturan Desa. Pedoman
pengelolaan keuangan Desa diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota.
9

Dalam pemerintahan Desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan.


Pembentukan lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan
merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat Desa. Tugas Lembaga
Kemasyarakatan meliputi menyusun rencana pembangunan secara partisipatif,
melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan
pembangunan secara partisipatif, menggerakkan dan mengembangkan partisipasi,
gotong royong dan swadaya masyarakat, menumbuhkembangkan kondisi dinamis
masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Secara substansial Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
desa mengatur mengenai Kedudukan dan Jenis Desa, Penataan Desa,
Kewenangan Desa, Penyelenggaraan pemerintahan desa; hak dan kewaiban desa
dan masyarakat desa; keuangan desa dan aset desa; pembangunan desa dan
pembangunan kawasan pedesaan. Sebagai paraturan yang baru undang-undang
desa ini senantiasa diikuti dengan perubahan atau perkembangan yang disesuaikan
dengan globalisasi dan modernisasi seperti yang ada saat ini. Tentunya
pemberlakuan peraturan desa tersebut juga akan memberikan implikasi positif dan
negatif pada pemerintahan desa. Dampak positif salah satunya adalah sebagai
wujud nyata pengakuan terhadap keberadaan desa di tengah era globalisasi dan
dampak negatifnya adalah kecenderungan sumber daya desa dan sumber daya
manusianya yang tidak mampu akan mengakibatkan masyarakat desa dan
pemerintah desa akan semakin terpuruk yang terkesan dipaksakan.3

Implementasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan


peraturan perundang-undangan belum seluruhnya diimplementasikan dengan baik
seperti masih terdapat berbagai kekurangan yang harus segera ditindaklanjuti
yaitu adanya beberapa pasal yang masih mengharuskan adanya peraturan
pelaksananya baik itu berupa Peraturan Pemerintah , Peraturan Menteri ataupun
Peraturan Bupati. Peraturan Pemerintah, Peraturan menteri, dan Peraturan Bupati

3
Herlin wijayanti, “Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa”
dalam web https://csws.fisip.unair.ac.id/2018/03/implementasi-undang-undang-nomor-6-tahun-
2014-tentang-desa-herlin-wijayati, diakses pada 21 Juli 2023.
10

menetapkan ketentuan hukum yang harus diikuti oleh pemerintahan desa.


Kepatuhan terhadap peraturan ini adalah penting untuk menciptakan keseragaman
dan konsistensi dalam tindakan pemerintah desa. Namun, jika aturan ini terlalu
kaku dan tidak mempertimbangkan kebutuhan lokal, bisa saja menjadi hambatan
bagi jalannya pemerintahan desa yang efektif

Selain subtansi hukum itu sendiri terdapat faktor-faktor lain yang


mempengaruhi implementasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Desa pada Penyelenggaraan Pemerintahan Desa struktur hukum,
sarana dan prasarana, pengetahuan dan budaya hukum yang belum diaplikasikan
dengan baik, sehingga penyelenggaraan pemerintahan desa kurang efektif.

D. Upaya Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang Ideal


Penyelenggaraan pemerintahan desa yang ideal memerlukan beberapa
aspek yang harus diperhatikan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif,
partisipatif, dan berkelanjutan serta perlu disesuaikan dengan konteks lokal dan
kebutuhan masyarakat setempat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil untuk mencapai implementasi penyelenggaraan pemerintahan desa yang
ideal:

1. Transparansi dan Akuntabilitas: Pemerintahan desa yang ideal harus


berbasis pada prinsip transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
anggaran, keputusan, dan program pemerintah harus tersedia secara
terbuka untuk warga desa. Penggunaan anggaran dan pelaksanaan program
juga harus diawasi secara ketat agar tidak ada penyalahgunaan kekuasaan
atau dana.
2. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan warga desa dalam proses pengambilan
keputusan adalah kunci dari penyelenggaraan pemerintahan desa yang
berhasil. Pemerintah desa harus mendorong partisipasi aktif warga desa
dalam forum-forum musyawarah, konsultasi publik, dan mekanisme
partisipatif lainnya.
11

3. Penguatan Lembaga Desa: Lembaga desa, seperti Badan Permusyawaratan


Desa (BPD) dan lembaga lainnya, harus diberdayakan untuk berperan aktif
dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan. Lembaga-lembaga
ini harus mandiri, bebas dari intervensi politik, dan memiliki kapasitas
yang memadai untuk menjalankan tugasnya.
4. Perencanaan dan Pengelolaan Sumber Daya: Pemerintahan desa yang ideal
harus memiliki perencanaan yang matang untuk pengembangan desa
secara berkelanjutan. Penetapan tujuan jangka panjang, pengelolaan
sumber daya alam, lingkungan, dan infrastruktur yang berkelanjutan harus
menjadi prioritas.
5. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Mendorong pemberdayaan ekonomi lokal
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga desa dan mengurangi
ketergantungan pada sumber daya luar. Program dukungan bagi usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pelatihan keterampilan, dapat
membantu menciptakan lapangan kerja dan memajukan perekonomian
desa.
6. Pendidikan dan Kesehatan: Investasi dalam sektor pendidikan dan
kesehatan sangat penting untuk memastikan kualitas hidup warga desa.
Memastikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas dan
layanan kesehatan yang memadai dapat membantu mengurangi
kesenjangan dan memberdayakan warga desa.
7. Perlindungan Lingkungan: Pemerintahan desa harus memprioritaskan
perlindungan lingkungan dan keberlanjutan. Menerapkan kebijakan ramah
lingkungan, mengelola limbah dengan benar, dan melindungi ekosistem
lokal harus menjadi bagian integral dari rencana pembangunan desa.
8. Penggunaan Teknologi Informasi: Menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan transparansi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Penggunaan aplikasi atau
sistem digital untuk pengarsipan data, pelaporan, dan komunikasi dengan
warga desa dapat memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
12

9. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Pemerintahan desa yang ideal tidak


berdiri sendiri. Kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti lembaga
pemerintah lainnya, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, dapat
membantu memperluas akses terhadap sumber daya, pengetahuan, dan
dukungan yang lebih luas.
10. Evaluasi dan Pembelajaran: Terakhir, proses penyelenggaraan
pemerintahan desa yang ideal harus melibatkan siklus evaluasi dan
pembelajaran. Dengan mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan,
pemerintah desa dapat mengadopsi pendekatan yang lebih baik dan terus
beradaptasi dengan perubahan kondisi dan kebutuhan masyarakat.4

4
Intan Levina Kindangen, dkk. “Tata Kelola Administrasi Desa Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Mundung Satu Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara”,
Tn, Tv, Tn, T.th.
13
13
2

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pemerintahan desa adalah segala sesuatu yang berupa penyelenggaraan

pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa yang juga diikuti

oleh badan permusyawaratan desa dalam mengatur serta mengurus

kepentingan masyarakat desa, dan didasarkan pada asal-usul dan adat

istiadat setempat yang sudah diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Dalam menyelenggarakan pemerintahan desa, pemerintah desa harus

berpedoman dengan asas penyelenggaraan pemerintahan desa. Antara lain,

asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan pemerintahan, asas tertib

kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas

profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efektivitas dan efisiensi, asas

kearifan lokal, asas keberagaman, dan asas partisipatif.

3. Implementasi yang berkaitan dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Desa dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005 tentang Desa yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan

Desa, belum seluruhnya diimplementasikan dengan baik. Substansi hukum,

struktur hukum, sarana dan prasarana, pengetahuan dan budaya hukum

adalah faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Undang-Undang No.

6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa.

4. Penyelenggaraan pemerintahan desa yang ideal memerlukan beberapa aspek

yang harus diperhatikan untuk menciptakan pemerintahan yang efektif

partisipatif dan berkelanjutan serta perlu disesuaikan dengan konteks lokal


14

dan kebutuhan masyarakat setempat. Seperti diperlukan adanya

transparansi, akuntaabilitas, perencanaan dan lain sebagainya.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami selesaikan. Namun, dalam penyusunan

makalah ini, kami sadari terdapat banyak kekurangan, Karena kami pun masih

dalam tahap belajar. Maka dari itu kritik dan saran kami butuhkan dari para

pembaca dan pembimbing dalam pembuatan makalah selanjutnya.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Annisa Fianni Sisma, “Memahami 11 Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”,


dalam web https://katadata.co.id/ memahami-11-asas-penyelenggaraan-
pemerintahan-desa, diakses pada 21 Juli 2023.

Gerda Cendana, dkk. “Analisis Implementasi Penyelenggaraan Pemerintahan


Desa Berbasis Elektronik Di Desa Mulyasari Kecamatan Jatinagara
Kabupaten Ciamis”, Tn, Tv, Tn, 2022.

Herlin wijayanti, “Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang


Desa” dalam web https://csws.fisip.unair.ac.id/2018/03/implementasi-
undang-undang-nomor-6-tahun-2014-tentang-desa-herlin-wijayati, diakses
pada 21 Juli 2023.
Intan Levina Kindangen, dkk. “Tata Kelola Administrasi Desa Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Mundung Satu Kecamatan Tombatu
Timur Kabupaten Minahasa Tenggara”, Tn, Tv, Tn, T.th.

15

Anda mungkin juga menyukai