DESA
Oleh :
Kelompok II
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, atas rahmat
dan karunianya kita dapat diberi kesehatan untuk menjalankan aktivitas kita,
ini bisa selesai dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah merombak zaman
Selanjutnya dengan rendah hati kami memohon kritik dan saran dari
pembaca apabila ada kekurangan dalam makalah ini, agar selanjutnya dapat
milik sang Pencipta yaitu Allah SWT. Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebanyak – banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membatu
Penyusun
ii
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….......iii
Ideal ............................................................................................................ 10
A. Simpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................ 14
ii
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah wilayah kerja kepala Desa sebagai perangkat daerah kelurahan
dan Desa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
menyebutkan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yanf diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui
kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa, desa
diharapkan menjadi pelaku aktif dalam pembangunan dengan memperhatikan dan
mengapresiasi keunikan serta kebutuhan pada lingkup masing-masing.
Penyelenggaraan pemerintahan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa.
Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang
dibantu oleh perangkat desa atau yang disebut dengan nama lain (Pasal 25 UU
No. 6 Tahun 2014). Hal ini tentu tidak berimplikasi pada perubahan status kepala
desa menjadi “pejabat negara”. Walaupun memimpin satuan pemerintahan yang
bersifat otonom (desa), kepala desa tidak bertindak untuk dan atas nama negara
sebagaimana karakter yang melekat pada “pejabat negara.” Namun tetap sebagai
pejabat pemerintahan karena merupakan salah satu penyelenggara pemerintahan
desa yang merepresentasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat desanya.
Dalam hal ini pemerintah desa secara hierarki merupakan lembaga
pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat yang juga menuntut adanya
interaksi langsung yang lebih akuntabel dan responsif. Dalam upaya
meningkatkan dan memperlancar pelaksanaan tugas di lingkungan pemerintah
Desa, maka perlu diketahui secara jelas uraian tugas Pemerintah Desa. Hal ini
dapat menunjang pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan kewenangan dari
Pemerintahan Desa sebagai perangkat Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
pembangunan pemerintahan otonomi daerah yang nyata, luas dan
2
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemerintahan Desa
Pemerintahan desa adalah segala sesuatu yang berupa penyelenggaraan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa yang juga diikuti oleh
badan permusyawaratan desa dalam mengatur serta mengurus kepentingan
masyarakat desa, dan didasarkan pada asal-usul dan adat istiadat setempat yang
sudah diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selain itu, pemerintah desa atau yang akrab disebut kepala
desa sebagai unsur dari penyelenggara pemerintahan desa. Dalam
menyelenggarakan pemerintahan desa, pemerintah desa harus memperhatikan
batas-batas kewenangannya1.
Kewenangan pemerintahan Desa yang menunjang otonomi daerah dalam
menjalankan tugas dan fungsi pada pemerintahan Desa. Dimana pada
pemerintahan Desa, penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah Desa,
yang ditangani oleh Kepala Desa yang mengatur berbagai urusan kepentingan
masyarakat setempat, sesuai dengan hal yang telah digariskan dalam Peraturan
Pemerintah RI No. 72 Tahun 2005 tentang Desa dalam Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa dalam menyelenggarakan otonomi mempunyai hak mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahannya, memilih pimpinan, mengelola aparatur
Desa, mengelola kekayaan Desa, memungut pajak dan retribusi, mendapatkan
bagi hasil dari pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya yang
1
Gerda Cendana, dkk. “Analisis Implementasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Berbasis Elektronik Di Desa Mulyasari Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis”, Tn, Tv, Tn, 2022.
4
2
Annisa Fianni Sisma, “Memahami 11 Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”, dalam
web https://katadata.co.id/ memahami-11-asas-penyelenggaraan-pemerintahan-desa, diakses 21
Juli 2023.
5
menentukan setiap kegiatan yang dilaksanakan haruslah tepat sesuai rencana dan
tujuan.
9. Asas Kearifan Lokal
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa berikutnya yakni asas kearifan
lokal. Asas ini memiliki pengertian bahwa dalam menetapkan kebijakan,
pemerintah desa harus memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
desa.
10. Asas Keberagaman
Asas keberagaman yang menjadi salah satu asas penyelenggaraan
pemerintahan desa, memiliki pengertian bahwa setiap penyelenggaraan
pemerintahan desa tidak boleh bersifat diskriminasi terhadap kelompok
masyarakat tertentu.
11. Asas Partisipatif
Asas penyelenggaraan pemerintahan desa yang terakhir yakni asas
partisipatif. Asas partisipatif menegaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan
desa wajib mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.
Demikian penjelasan masing-masing asas penyelenggaraan pemerintahan desa.
Selanjutnya dapat diketahui bahwa setiap penyelenggaraan pemerintahan desa
harus menerapkan kesebelas asas tersebut demi terselenggaranya pemerintahan
desa yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah dan mendapat hak lainnya
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Adapun implementasi yang berkaitan dengan Undang-Undang No. 6
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang mengatur kewenangan Desa,
penyelenggaraan pemerintahan Desa, perencanaan pembangunan Desa, keuangan
Desa, lembaga kemasyarakatan, lembaga pembinaan dan pengawasan.
Selanjutnya pembahasan keuangan Desa pada dasarnya penyelenggaraan urusan
pemerintahan Desa yang menjadi kewenangan Desa didanai dari anggaran
pendapatan dan belanja Desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah
Desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh
pemerintah Desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Sumber
pendapatan Desa terdiri atas pendapatan asli Desa, terdiri dari hasil usaha Desa,
hasil kekayaan Desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-
lain pendapatan asli Desa yang sah, bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk Desa dan dari retribusi
Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi Desa, bagian dari dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota
untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk
setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana Desa, bantuan
keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan dan hibah dan sumbangan dari
pihak ketiga yang tidak mengikat.
Dalam hal Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan Desa. Melaksanakan kekuasaannya, Kepala Desa dapat melimpahkan
sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan kepada perangkat Desa. Ketentuan lebih lanjut
mengenai pengelolaan keuangan Desa dengan peraturan Desa. Pedoman
pengelolaan keuangan Desa diatur dengan Peraturan Bupati/Walikota.
9
3
Herlin wijayanti, “Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa”
dalam web https://csws.fisip.unair.ac.id/2018/03/implementasi-undang-undang-nomor-6-tahun-
2014-tentang-desa-herlin-wijayati, diakses pada 21 Juli 2023.
10
4
Intan Levina Kindangen, dkk. “Tata Kelola Administrasi Desa Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Mundung Satu Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara”,
Tn, Tv, Tn, T.th.
13
13
2
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
makalah ini, kami sadari terdapat banyak kekurangan, Karena kami pun masih
dalam tahap belajar. Maka dari itu kritik dan saran kami butuhkan dari para
14
15
DAFTAR PUSTAKA
15