KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “peran dan fungsi badan
permusyawarat desa” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Asep Rahmat S
6111161147
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata kelola (governance) tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, yaitu transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas sebagai unsur
utama. Terminologi good governance memang belum baku, tetapi sudah banyak definisi yang coba
membedah makna dari good governance. Namun demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa good
governance telah dianggap sebagai elemen penting untuk menjamin kesejahteraan nasional (national
prosperity).
Dengan cara meningkatkan akuntabilitas, reliabilitas (kehandalan), dan pengambilan
kebijakan, yang diperkirakan di dalam organisasi pemerintah, korporasi (sektor swasta), bahkan
dalam organisasi masyarakat sipil.
Pemerintah Indonesia pada rezim Susilo Bambang Yudoyono berhasil memberikan inovasi
baru untuk membangun Indonesia secara massif yaitu dengan tercetusnya UU No. 6 2014 tentang
Otonomi Desa, aturan tersebut digadang – gadang sebagai akselerasi pembangunan nasional. Namun,
nyatanya sampai saat ini inovasi tersebut belum bisa sesia dengan prinsip – prinsip good governance,
maka dari itu kami berpikir harus ada penelitian lebih lanjut mengenai implementasi UU No.6 2014
tersebut, sehingga khalayak paham apa yang membuat terganjalnya inovasi percepatan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu desa ?
2. Apa itu badan permusyawaratan desa ?
3. Apa dan fungsi badan permusyawaratan desa?
4. Kenyataan dilapangan
C. Tujuan Penelitian
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah tata kelola pemerintahan
2. Membandingan aturan hukum dengan implementasi dilapangan
3. Mecari pengetahuan baru atas dinamika pemerintahan kekinian
D. Manfaat Penelitian
Bisa mengetahui issue kontemporer tentang fenomena – fenomena pemerintahan ini sehingga
khalayak dapat memeberikan saran – saran yang bisa membangun Negara ini secara
paripurna.
BAB II ISI
Struktur di pemerintahan desa juga biasanya dibagi menjadi berbagai jabatan, antara lain :
Tugas Badan Permusyawaratan Desa (BPD) tersebut, termuat dalam Bagian Kedua
Pasal 32 Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 tentang BPD Permendagri Nomor 110 Tahun
2016 tentang BPD.
KEANGGOTAAN
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa yang bersangkutan berdasarkan
keterwakilanwilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat;
2. Anggota BPD terdiri dari Ketua RT/RW, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau
pemuka masyarakat;
3. Anggota BPD setiap Desa berjumlah gasal dengan jumlah sesuai ketentuan yang berlaku;
D. Kenyataan Dilapangan
Untuk terciptanya tata kelola yang baik BPD seyogyanya memiliki komitmen yang
baik juga dalam melakukan tugasnya untuk mengawasi pemerintahan desa. Hal tersebut
dimaksudkan untuk terciptanya Indonesia yang maju dimasa depan. Ada beberapa factor yang
menyebabkan kurang maksimalnya kinerja BPD ketika ditinjau dari prinsip – prinsip good
governance.
1. Tidak adanya keterbukaan dalam menentukan anggota BPD
Keterbukaan ini sangat penting karena dalam mentukan anggta BPD ini haruslah orang –
orang yang mampu memahami aturan dan aspirasi masyarakat, sehingga kekuasaan tidak
disentralisasi oleh kepala desa.
2. Peningkatan sumberdaya manusia anggota BPD 5
Fakta dilapangan sebagian besar desa di Indonesia memilih BPD hanya berdasarkan empiris
dan ketokohan, tidak berdasarkan potensi calon anggota.
3. Apresiasi
Karena BPD tidak mendapatkan gaji seperti kepala desa dan perangkatnya. Ini termasuk salah
satu faktor yang menyebabkan BPD tidak menjalakan tugas pokok dan fungsinya dengan
baik. Setiap kegiatan yang dilakukan BPD perlu menggunakan dana, tetapi tidak ada alokasi
anggaran untuk itu.
A.KESIMPULAN
BPD masih kurang maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga
legislatif desa, apalagi ketika sandarannya prinsip – prinsip good governance maka sangat jauh
dengan yang apa yang dicita – citakan oleh Indonesia.
B.SARAN
Karena BPD ini menurut kami dinilai baru popular masa ini atau bisa dibilang baru dalam
pemungsiannya, seharusnya pemerintah pusat / daerah lebih proaktif dalam melakukan pengawasan
kinerja BPD sehingga pemerintah pusat / daerah bisa memberikan teguran kepada pemerintah desa
sebagai backup untuk BPD yang sebagian besar kurang paham dengan kinerjanya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_Desa
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Permusyawaratan_Desa