KABUPATEN CIAMIS
Disusun Oleh:
NOVALDY NUROHMAN
3506200119
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa terhadap Alokasi Dana Desa di Desa
Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis”. untuk memenuhi syarat dalam
penulisan skripsi Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Galuh Ciamis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh sempurna,hal ini disadari karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Besar harapan penulis
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi piha lain pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
2.1 PenelitiaTerdahulu......................................................................................................9
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang membagi Daerah Indonesia atas
Daerah-Daerah besar dan Daerah kecil, dengan bentuk dan susunan serta tingkatan
Pemerintahan terendah adalah Desa atau Kelurahan. Dalam konteks ini, Pemerintahan di
Desa adalah sebagai subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional yang
ujung tombak dalam sistem Pemerintahan Daerah akan berhubungan dan bersentuhan
yang bisa peka terhadap perkembangan dan perubahan yang akan terjadi dalam
masyarakat. Dalam rangka melaksanakan kewenangan dan tugas yang dimiliki untuk
Desa (BPD) sebagai lembaga legislasi dan wadah yang berfungsi untuk menampung dan
Desa disebutkan Bahwa Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama
wakil dari penduduk Desa setempat berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
Badan Permusyawaratan Desa pada hakikatnya adalah mitra kerja Kepala Desa dalam
menjalankan urusan Pemerintahan Desa dan memiliki kedudukan yang sejajar dalam
1
Badan Permusyawaratan Desa merupakan perwujudan demokrasi di Desa, demokrasi
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 disebutkan bahwa BPD
adalah lembaga yang mempunyai fungsi pemerintahan. Fungsi inilah yang menjadikan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dapat membuat Rancangan Peraturan Desa yang
Dalam hal ini, BPD sebagai lembaga pengawasan memiliki kewajiban untuk melakukan
kontrol terhadap implementasi Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, kedudukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintah Desa, maka sekarang menjadi lembaga legislatif yang ada di Desa, Dari
fungsi hukum berubah menjadi fungsi politis. Fungsi BPD sekarang adalah menetapkan
Adapun mengenai Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan salah satu bentuk
2
Adanya desentralisasi dan otonomi Desa, Desa memerlukan pembiayaan untuk
Desa (ADD) merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan
otonomi Desa agar dapat tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan desa
Alokasi dana desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk
desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan antara pusat dan daerah
Desa adalah salah satu bentuk kuno dari kehidupan bersama sebanyak beberapa ribu
orang, hampir semuanya saling mengenal, kebanyakan yang termasuk didalamnya hidup
dari pertanian, perikanan, dan usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan
kehendak alam lainnya, dan dalam tempat tinggal itu terdapat banyak ikatan-ikatan
keluarga yang rapat, ketaatan, dan kaidah-kaidah sosial. Sunardjo (dalam Julianto,
berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah tertentu
batasbatasnya, memiliki ikatan lahir batin yang sangat kuat, baik karena keturunan
susunan pengurus yang dipilih bersama, memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan
Dengan adanya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah membawa
perubahan yang mendasar bagi kedudukan dan relasi desa dengan daerah dan
dan demokrasi desa. Kedudukan desa dalam Undang-undang desa kini lebih kuat. Dalam
3
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
Desa merupakan suatu kegiatan pemerintah desa, lebih jelasnya pemikiran ini
atau yang dikenal selama ini sebagai “Pemerintahan Desa”. Kepala Desa adalah
pelaksana kebijakan sedangkan Badan Permusyawaratan Desa dan lembaga pembuat dan
desa yang dijabarkan dalam Peraturan Desa (Perdes) tentang anggaran dan pendapatan
belanja desa (APB Desa). Dengan sumber pendapatan yang berasal dari pendapatan asli
desa seperti hasil usaha desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-
bersih. Dengan adanya lembaga perwakilan rakyat yang ada di tingkat Desa ini
Adapun mengenai peran BPD dalam menjalankan fungsi pengawasan sebagaimana yang
di katakan oleh Pendi (2017) bahwa peran BPD dalam menjalankan fungsi pengawasan
terhadap Pemerintahan Desa dalam segi pengawasan terhadap pelaksanaan Alokasi Dana
Desa (ADD) belum optimal, serta kendala-kendala yang menjadi penghambat peran BPD
4
dalam menjalankan fungsi pengawasan diantaranya berupa sumber daya manusia yang
kurang kompeten, tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan partisipasi
terhadap pembangunan desa serta keuangan yang selalu mengalami keterlambatan dalam
ditemukan skema tentang struktur organisasi kepengurusan BPD. Pada hal yang lebih
para anggotanya, dari keseluruhan anggota BPD yang ada, pada umumnya hanya
sebagian saja yang terlihat aktif di masyarakat, sehingga sebagian masyarakat masih
Kedua, lemahnya fungsi pengawasan BPD juga karena secara kelembagaan BPD tidak
didukung oleh kesekretariatan sehingga menyebabkan BPD tidak terkelola dengan baik
sebagai sebuah lembaga. Hal ini sangat berbeda dengan pemerintah Desa yang memiliki
struktur kelembagaan yang lengkap dan jelas, termasuk dukungan staf dan
kesekretariatan.
Ketiga, hak bagi anggota badan permusyawaratan desa yang kurang jelas, isu yang
mengemuka dalam kajian juga hal yang terkait dengan hak anggota badan
permusyawaratan desa. ada beberapa pendapat yang muncul dan beranggapan bahwa hak
yang diterima oleh anggota Badan Permusyawaratan Desa dinilai masih sangat rendah
dibanding dengan yang diterima oleh kepala Desa. Meskipun sebenarnya banyak hak
5
yang semestinya diterima oleh BPD, namun dalam praktiknya hak-hak tersebut belum
sepenunhnya diterima.
Berdasarakan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Desa, pada pasal 78
diatur bahwa pimpinan dan anggota BPD mendapatkan hak untuk memperoleh tunjangan
pelaksanaan tugas dan fungsi serta tunjangan lain yang sesuai dengan ketentuan
bagi pimpinan dan anggota BPD yang berprestas. Dari beberapa hak yang diatur oleh PP
tersebut, baru hanya tunjangan tugas dan fungsi saja yang telah diberikan. Itupun dengan
kapasitas yang memadai terkait langsung dengan fungsinya. Misalnya, dalam fungsinya
dipastikan bahwa sebagaian anggota BPD belum memiliki kemampuan tersebut. Dengan
demikian rancangan Peraturan Desa lebih banyak berasal dari Kepala Desa.
Mengenai pengawasan Kepada Pemerintah Desa, sebagian Anggota BPD masih kurang
dilakukan hanya secara parsial, yakni hanya sebatas mangawasi pembangunan fisik. Hal
sebagaimana mestinya. Atas dasar itulah yeng menjadikan penulis tertarik untuk
Ciamis”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dapat di rumuskan
sebagai berikut :
Kabupaten Ciamis?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan oleh Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa dalam proses pengawasan dan penggunaan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rio Nardianto, Gili Argenti, dan Evi
Priyanti tahun 2021 dengan judul “ Efektifitas Alokasi Dana Desa Dalam
kualitas data, analisa data Efektifitas Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan
kualitatif dengan deskriptif yang didukung oleh data primer dn sekunder. Hasil
dalam hal memantau proses pembanguan desa sehingga pembangunan menjadi lebih
cepat.Namun sdm terkait belum mahir dalam pengoprasian belum mahir dalam
8
pelaporan menjsdi terhmbat,sehigga pembanguan yang di ajukan selanjutnya menjadi
penyelenggaraan suatu kegiatan tidak menyimpan dari rencana serta tujuan yang
pengawasan adalah Pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan
untuk menjamin agar proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin agar semua kegiatan yang sedang dilakukan dapat sesuai dengan rencana
mengamati dan memeriksa baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai
semua kegiatan yang sedang dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan perencanaan
dan tindakan yang dilakukan dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang ingin
dapat berjalan dan terlaksana dengan maksimal dan efisien, karena tanpa adanya
pengawasan dari pihak yang bersangkutan maka perencanaan yang telah ditetapkan
akan sulit diterapkan sehingga tujuan yang diharapkan akan sulit terwujud. Dalam
9
mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dalam
usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang
semestinya atau tidak. Kemudian pengawasan juga merupakan suatu proses untuk
menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu
pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Sedang Sarwoto
para pelaksana agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuia yang ditetapkan atau hasil
yang dikehendaki.
proses dasar yang secara esensial sangat diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya
telah ditetapkan
10
1. Pengawasan awal yang mendahului tindakan adalah tiada lain untuk mencegah
diinginkan
penyimpangan.
3. Pengawasan akhir merupakan hasil kombinasi dari pengawasan awal dan tengah
berikut :
oleh pemimpin atau manejer pada suatu unit kerja organisasi atau unit kerja
dilakukan oleh organisasi atau lembaga kerja di luar dari organisasi yang
11
maupun secara lisan. Pengawasan ini dilaksanakan dengan hanya
dilaksanakan dengan cara mendatangi suatu unit atau bagian kerja yang
secara langsung untuk mencari data dan menilai melalu dokumen hasil
pekerjaan.
oleh pimpinan dari suatu organisasi kerja dengan seluruh komponen fungsi
pengawasan.
pekerjaan atau kegiatan oleh organisasi nirlaba yang tugas utamanya yaitu
12
1. Pengawasan Preventif, yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum
membandingkan dengan apa yang telah terjadi dan apa yang seharusnya
berikut:
13
Termasuk kedalam fungsi pengawasan adalah identifikasi berbagai
koreksi yang dirasa perlu sehingga tujuan sebuah organisasi bisa tetap
sebagaimana seharusnya.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah salah satu organ yang menyelenggarakan
fungsi pemerintahan desa. Organ ini adalah penyelenggara musyawarah desa. Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 1 angka 4 menyebutkan BPD atau yang
disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis. Materi mengenai BPD yang diatur dalam Undang-Undan ini
meliputi fungsi, keanggotaan, hak dan kewajiban, larangan, dan mekanisme pengambilan
keputusang .
Desa (BPD) adalah Badan perwakilan dari penduduk desa yang bersangkutan beradasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat, yang terdiri
dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau
dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang,
dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.
14
Menurut Saragi (dalam Susanti 2014) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah
mitra Pemerintah Desa yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap jalannya Pemerintahan
Desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah mitra Pemerintah Desa yang mempunyai
fungsi dalam Pemerintahan Desa yaitu mengayomi, adat-istiadat, membuat Peraturan Desa
bersama Kepala Desa, menjadi wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi yang ada
sehingga pengelolaan keuangan Desa dapat berjalan dengan baik. Dalam Permendagri Nomor
110 tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa disebutkan bahwa pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh BPD melalui monitoring dan evaluasi terhadap
sebagai "parlemen"-nya desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi daerah
di Indonesia.
Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari
Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan
kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak
masyarakat dan dipandu oleh Bupati/Walikota .Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD
15
secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus. BPD berfungsi menetapkan
Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
bahwa desa dibentuk pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang merupakan
pemerintahan desa, jadi BPD berkedudukan sebagai bagian dari pemerintah desa yang
dipegang oleh kepala desa dan perangkat desa. Badan Permusyawaratan Desa merupakan
adalah sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintah Desa terlihat pasal 209 Undang-Undang
peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.”
Kedudukan sejajar sebagai mitra daripada pemerintah desa hal ini terlihat pada pasal di
atas, maka BPD dapat disebut sebagai lembaga perwakilan desa dimana fungsinya lebih
4. Kebijakan desa.
2014 tentang Desa pasal 55 Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi sebagai
berikut :
16
Badan Permusyawaratan Desa merupakan badan permusyawaratan di tingkat
itu dilaksanakan oleh pemerintah desa yang terdiri atas Kepala Desa (atau nama
lain) dan perangkat desa. Tetapi ternyata, BPD juga dianggap sebagai lembaga
Secara teoritik, pemerintahan memang bisa dilihat dalam arti luas dan arti sempit.
Umumnya pemerintahan dalam arti luas merujuk pada trias politica Montesquieu,
BPD berfungsi: (i) menetapkan aturan desa bersama Kepala Desa; dan (ii)
Desa. Dalam naskah akademik disebutkan BPD memiliki fungsi legislasi, fungsi
17
budgeting, dan fungsi pengawasan, Nama yang dipilih oleh desa tidak harus
dinamika pengaturan desa selama ini, nama yang digunakan memang berbeda
Desa.
dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara
Tunggal Ika.
18
3. Berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pernah menikah
Secara etimologi, kata Desa berasal dari bahasa sansekerta, deshi, yang berarti
tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Oleh karena itu, kata desa seringkali
mereka (Jamaludin 2015 : 4). Oleh karena itu, ciri utama yang melekat pada
Desa adalah fungsinya sebagai tempat tinggal, tanah asal (menetap) dari suatu
kelompok masyarakat yang relatif lebih kecil. Dengan kata lain, suatu desa
Keterikatan ini selain untuk tempat tinggal, juga untuk menyangga kehidupan
asalusul dan adat istiadat yang diakui dalam pemerintahan nasional dan
19
masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat
istiadat Desa.
susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang mempunyai sifat istimewa. Desa
adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga, yang mempunyai
sistem pemerintahan sendiri dan dikepalai oleh seorang Kepala Desa. Menurut
berikut, Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh. Hal ini berarti terdapat dua
unsur di dalamnya yaitu pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah yang
cara, perihal atau urusan dari badan yang mempunyai kewenagan memerintah
tersebut.
20
Pemerintahan dalam arti yang luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh
kepentingan negara itu sendiri. Jadi, tidak diartikan sebagai pemerintah yang
yaitu tugas legislatif dan yudikatif. Pemerintah Desa murupakan bagian dari
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan
masyarakat setempat berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui dan
21
desentralisasi dan otonomi Desa, maka Desa memerlukan
(BPKKAD).
22
2.2.1.3 Kerangkan Pemikiran
langsung.
Kabupaten Ciamis
23
2.3 Deskripsi Fokus Penelitian
Pemerintah Desa.
diinginkan.
24
BAB III
katakata baik lisan maupun tulisan. Salah satu ciri penelitian kualitatif
kata, gambaran dan bukan angka. Metode penelitian kualitatif ini juga
25
Badan Permusyawaratan Desa adalah Partisipasi masyarakat, yaitu
Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang peneliti dapat secara langsung dari
26
mendapatkan hasil atau data yang valid dari informan secara langsung agar
2. Data Sekunder
maksud untuk melengkapi data primer seperti buku, artikel, internet, atau
penelitian.
data kualitatif adalah suatu proses analisis yang terdiri dari tiga alur
27
1. Reduksi Data adalah merupakan komponen pertama analisis data
membuang hal yang dirasa tidak terlalu penting dan mengatur data
mudah dipahami.
28
TABEL 3.1
Tahu
n
NO KEGIATAN
2022
i t
2 Pengajuan
Matrik
3 Penyususunan
Proposal
4 Seminar Usulan
penelitian
5 Bimbingan
Skripsi
6 PengumpulanDa
ta
7 Penyusunan
Skripsi
8 Sidang Skripsi
PEDOMAN WAWANCARA
29
Narasumber Kepala Desa :
Dana Desa?
lembaga juga ada BPD dan perwakilan dari masing-masing dusun itu
30
Dilakukan 2 kali, setiap bulan Januari dan September. September itu
perubahan.
Dana Desa ?
31
Perencanaan dimulai dari Musrenbangdes kemudian
dan sesuai?
lapangan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
PermusyawaratanDesa.
2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet
33
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Usia : 21 Tahun
No Hp : 085881892371
Email : novaldynurohman@gmail.com
Pendidikan Formal
1. SD : SDN 2 Karangkamulyan
2. SMP : SMPN 1 Cisaga
34
3. SMK : SMK Pasundan 2 Banjar
35