Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGELOLAAN ALOKASI DANA


DESA DI DESA TELAGA WARU KEC.
PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK
TIMUR
NUSA TENGGARA BARAT

OLEH:
NAMA : ERVINA
MULYANA NIM1932121703
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS UNIVERSITAS
WARMADEWA DENPASAR
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 10
2.2 Publikasi Penelitian Sebelumnya ....................................................... 26
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 28
2.4 Kerangka Konsep ............................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31
3.1 Tempat dan Obyek Penelitian ............................................................ 31
3.2 Populasi dan Metode Penentuan Sampel ........................................... 31
3.3 Identifikasi Variabel ........................................................................... 32
3.4 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 32
3.5 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 33
3.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 34
3.7 Teknik Analisis Data........................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring kemajuan teknologi dan tuntunan masyarakat dalam perihal

pengelolaan dana Desa. Kebijakan otonomi daerah mengatur tentang hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengurus urusan

pemerintahan daerah dan kepentingan sosial daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah

daerah diperbesar mencangkup Kewenangan disegala bidang pemerintahan,

kecuali politik luar negeri dan pertahanan negara, keamanan, peradilan

moneter dan fiskal, agama serta kewenangan bidang lain. Kewenangan

bidang yang lain di maksud adalah kebijakan rencana nasional dan

pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan

keuangan, proses administrasi negara dan instansi perekonomian negara,

pembinaan dan pemberdayaan sumber hasil alam dan juga teknologi tinggi

yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional. Otonomi suatu daerah

wajib dimanfaatkan lebih baik oleh pemerintah suatu daerah untuk

menunjukan kemampuannya dalam hal menjalankan kewenangannya (H.

Didit,2018:48).

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 perihal Desa, desa diberikan

peluang yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta

pelaksanaan pembangunan untuk tingkatkan kesejahteraan dan mutu hidup

masyarakat desa. tidak cuman itu pemerintah desa diinginkan untuk


2

lebih independent dalam mengelolah pemerintahan dan bermacam sumber

daya alam yang dimiliki, termaksud didalamnya pengelolaan keuangan.

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan

desa. Desa adalah desa dan desa adat atau nama lain yang disebut desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, hak

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, serta kepentingan, asal usul,

dan/atau hak masyarakat setempat. masyarakat atas prakarsa masyarakat,

Diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintahan Desa adalah lembaga penyelenggara urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa adalah

kepala desa atau nama lain yang dibantu oleh perangkat desa sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pemerintahan desa.

Menurut “UU Desa” tidak hanya memperkuat sebuah desa sebagai

pemerintahan penduduk, tetapi termaksud membangun infrastruktur desa

dan memberdayakan penduduk desa. Menurut "UU Tingkat Desa",

dalam pemerintah akan lebih banyak mengalir ke desa. Tapi peraturan ini

perlu dibarengi bersama pengelolaan keuangan desa yang transparansi serta

bertanggung jawab supaya masyarakat desa bisa menjadi kepentingan serta

merasakan dampak dari kebijakan tersebut. Besarnya dana yang akan

diterima desa telah membawa harapan bagi pembangunan dan kemajuan

desa serta peningkatan ketentraman masyarakat desa. Tetapi di sisi lainnya

diperlukan suatu aturan teknis pengelolaan keuangan dana suatu desa yang
3

transparansi dan bertanggung jawab.

Pengelolaan keuangan dana desa adalah semua yang dilakukan

kepala desa dan aparatur desa yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban dana desa. Pengelolaan keuangan yang

dibahas adalah pengelolaan taksiran penghasilan serta pengeluran/belanja

desa (APBDes) akan mendukung serta melaksanakan rencana kewajiban

aparat suatu desa yang telah ditetapkan. (APBDes) adalah rancangan

keuangan tahunan pemerintah desa. Bagian (APBDes) adalah Alokasi Dana

Desa (ADD). Pengelolaan keuangan desa merupakan wujud kekuasaan yang

diserahkan untuk kepala desa dan aparatur desa agar memotivasi

penyelenggaraan pemerintahan yang baik. good governance memiliki ciri-

ciri akuntabilitas, transparansi, partisipasi, supremasi hukum, daya tanggap,

konsensus, keadilan, efisiensi dan efektivitas, serta memiliki visi strategis.

Tata pemerintahan yang baik yang diungkapkan oleh Agus Subroto

merupakan kerangka kelembagaan untuk memperkuat desa otonom karena

pada hakikatnya bersifat desentralisasi.

Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 (dalam Ridha, 2019:254) tentang

Desa, yaitu adanya komitmen negara dalam melindungi dan

memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis

sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan

pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan

sejahtera. Dengan kata lain dana desa merupakan sebuah Upaya dari

pemerintah pusat dalam upaya memanjukan kondisi masyarakat dari


4

berbagai sisi, naik ekonomi, social, budaya ataupun Pendidikan. Bekaitan

dengan hal tersebut maka pemerintah pusat memberi wewenang kepada

masing-masing pemerintah daerah dalam dalam mengelola dana tersebut.

Desa harus diberi kekuasaan untuk mengelola dan melaksanakan

pembangunan secara mandiri guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

hidup masyarakat desa. Selain itu, diharapkan pemerintah desa mengelolah

keuangan desa dan aset desa untuk memenuhi kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan publik. Pelayanan publik melibatkan seluruh aspek

kehidupan. Dalam kehidupan bernegara, fungsi pemerintah adalah

memberikan pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat yang

berkewajiban mengabdi kepada negara, baik berupa peraturan maupun

dalam bentuk pelayanan yang dibutuhkan masyarakat dalam berbagai

bidang.

Akan tetapi dari apa yang terlihat dengan adanya kekuasaan dalam

pengelolaan tersebut menimbulkan banyak masalah dalam pengalokasian

dana desa tersebut. Penyalahgunaan dana desa ini malah menjadi isu

nasional seperti, dimana peningkatan penyalahgunaan dana desa

sebagaimana dinyatakan oleh Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) bahwa laporan penyalahgunaan dana desa sangat tinggi. Sampai

akhir 2016 saja, KPK menerima 300 laporan masyarakat soal dugaan

penyalahgunaan dana desa. Begitu juga hasil kajian Indonesia Corruption

Watch (ICW). Dalam trend penanganan kasus korupsi 2016, kasus

penyimpangan dana desa mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan


5

berada di urutan ketiga kasus yang paling banyak ditangani oleh aparat
(Fatmawati, 2018:32)
penegak hukum .

Hal serupa juga menjadi polemik di masyarakat Nusa Tenggara

Barat, seperti apa yang telah dijelaskan Kejaksaan Provinsi NTB, dari tahun

2014 penyaalahgunaan dana desa merupakan salah satu kasus yang paling
(Fatmawati, 2018:34)
banyak ditangani . Begitupun di Lombok Timur terkait

dengan pengelolaan dana desa khususnya, sering sekali terjadi pro-kontra

yang bahkan menimbulkan hal anarkis di kalangan warga. Hal ini tentunya

terkait dengan tidak beresnya pengelolaan dana desa, hingga menimbulkan

masalah antara warga dan pejabat pemerintah desa, seperti korupsi dana

desa, tidak meratanya pembagian dana desa ke masing- masing dusun, dana

desa yang tidak transparan pengelolaannya dan masih banyak polemik lain

mengenai dana desa tersebut.

Selain masalah yang disebutkan diatas ada juga masalah-masalah

lain terkait pengelolaan ADD ini, seperti yang diungkap oleh dua penelitian

sebelumnya. Penelitian yang berjudul Analisis Pengelolaan Alokasi Dana

Desa (ADD) Pada Pemerintah Desa Penujak Lombok Tengah yang

dilakukan oleh Baiq Wahyu dkk mengemukakan bahwa pengelolaan Dana

Desa Penujak bahwa secara administratif pengelolaan Alokasi Dana Desa

pada Pemerintah Desa Penujak sudah dilaksanakan dengan baikdan sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Namun, secara substansi masih belum

menyentuk makna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya.


6

Kemudian peneletian lain yang dilakukan Uyunul dkk yang

berjudul Analisis Efektivitas Dana Desa Di Kecamatan Gunung Sari

Kabupaten Lombok Barat. Dimana hasil penelitian ini menemukan banyak

sekali masalah terkait pengelolaan dana desa. Dimulai dengan pengalokasian

yang terselesaikan, keterlambatan pelaporan hingga kepada masalah SDM

yang ada yaitu aparatur desa, yaitu masih kurangnya pemahaman para

aparatur desa tentang keuangan desa serta masih kurang berkompetennya

sumber daya pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa.

Berdasarkan dengan hal tersebut saya sebagai penulis tertarik

memngambil permasalahan ini untuk memastikan kebenaran isu-isu

yang tersebar di Lombok mengenai peneglolaan Dana Desa ini, khususnya

di Kabupaten Lombok Timur tentang penyelewengan dana desa yang

membuat keresahan di masyarakat dan untuk memastikan serta mengetahui

apakah pengelolaan dan desa sudah baik atau khususnya di salah satu desa di

Kabupaten Lombok Timur yaitu Desa Telaga Waru Kecamatan

Pringgabaya. Dari pemaparan di atas dapat di sempulkan penelitian ini

terkait bagaiman pengelolaan dana desa di Desa Telaga Waru. Sehingga

peneliti tertarik untuk membahas lebih jauh tentang pengelolaan dana desa

khususnnya tentang pertanggungjawaban dana desa. melalui penulisan

Skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa

Telaga Waru Kec. Pringgabaya Kabupaten lombok Timur Nusa

Tenggara Barat”.
7

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana

pengelolaan dana desa di Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya

Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan

dana desa di Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya Kabupaten

Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian sudah dapatkita simpulkan kegunaan dari

penelitian ini yaitu:

1.4.1 Secara Teoritis, Supaya untuk menambah ilmu pengetahuan serta

memberi referensi bagi penulis dan pembaca tentang pengelolaan

dana dana desa khususnya di Desa Telaga waru.

1.4.2 Secara Praktis

1. Untuk Penulis: penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat

memenuhi tugas akhir peranan mendapatkan gelar S.M, di

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Warmadewa Denpasar

dan menerima pengetahuan serta agar penulis mendapat

pengalaman baru terutama yang berhubungan bersama dengan

pengelolaan dana desa di Desa Telaga Waru Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.


8

2. Untuk Mahasiswa : Bisa di jadikan referensi dan tambahan ilmu

khususnya pada bidang ekonomi

3. Untuk Dosen : Agar dapat referensi dari berbagai daerah tentang

pengelolaan Dana Desa

1.5 Ssitematika Penulisan

Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami penelitian

ini,penulis mengklasifikasikan penelitian ini dalam beberapa bab dan setiap

bab terdiri dari beberapa pasal, yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelasakan landasan teori, defenisi dan penjelasan yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang berhubungan

dengan pokok pembahasan dan penelitian terdahulu serta menjadi

dasar acuan teori yang digunakan dalam analisa penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang meliputi

Lokasi p e n e l i t i a n , populasi dan sampel, jenis dan sumber

data,Teknis pengumpulan data, perumusan model penelitian, dan

analisis data.
9

BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang profil desa, tentang hasil penelitian yaitu

mengenai Analisis pengelolaan alokasi dana desa di desa Telaga

Waru Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang Kesimpulan dari laporan penelitian yang telah

dilakukan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, serta saran

dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian

maupun bagi penelitian selanjutnya.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Desa

a. Pengertian Desa

Desa menurut asal katanya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu

“dhesi” yang berarti tanah kelahiran. Jadi, desa tidak hanya dilihat

penampakan sebutan desa fisiknya saja. Tetapi juga dimensi sosial

budayanya. Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di

negara ini. Luas desa biasanya tidak terlalu luas dan banyak dihuni oleh

sejumlah keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan

tingkat penduduknya cenderung rendah. Karena jumlah penduduknya

tidak begitu banyak, hubungan kerabatan antar masyarakatnya biasnya

terjalin kuat.Masyarakatnya juga masih percaya dan menjaga adat istiadat

dan tradisi yang ditinggalkan para leluhur mereka.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(UU Desa), Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sisem pemerintahan Negara Kesatuan Republik


(Shuha, 2018:1)
Indonesia . Desa ditetapkan bahwa desa adalah badan

hukum Kota Madya yang memiliki batas wilayah dan berwenang


11

mengatur dan mengurus urusan negara dan menjadi dasar prakarsa

masyarakat untuk kepentingan masyarakat. masyarakat lokal Di Negara

Kesatuan Republik Indonesia hak-hak asal usul dan/atau tradisional

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan.

Diharapkan dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 6 tentang Desa

pada tahun 2014, dapat lebih menyesuaikan dengan segala kepentingan

dan kebutuhan masyarakat desa. Diharapkan dengan meningkatnya

konsensus di antara penduduk desa dalam mengelola pemerintahan

mereka sendiri dan melaksanakan pembangunan yang adil akan

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat pedesaan,

sehingga meminimalkan ketimpangan wilayah, kemiskinan, dan masalah

sosial budaya lainnya. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan

Anggaran Rumah Tangganya mewajibkan pemerintah desa untuk lebih

mandiri dalam mengelola negara dan berbagai sumber daya alamnya.

Menurut R.Bintarto (dalam Zulifah, 2019:103) menjelaskan desa

ialah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia

dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah sautu wujud

atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur

fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang saling

berinteraksi antar unsur tersebutdan juga dalam hubungannya dengan

daerah-daerah lain.

Semetara menurut Irfan Nursetiawan (dalam Iit dan Hendri,

2021:83) menjelaskan Desa merupakan suatu hasil perpaduan antara


12

kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan

tersebut sebagai wujud atau ketampakan di muka bumi yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur fisiografis (fisis), sosial, ekonomi, politik, dan

kultural yang saling berinteraksi di antara unsur tersebut, serta

hubungannya dengan daerahdaerah lain.

Dari beberapa pengertian dan definisi desa di atas kesimpulan

yang dapat diambil mengenai beberapa ciri kehidupan di desa adalah

sebagai berikut:

1) Mempunyai wilayah sendiri.

2) Mempunyai sistem masyarakat sendiri.

3) Kehidupan sangat erat dengan lingkungan alam.

4) Sifat gotong royong masih tertatanam kuat pada warga masyarakat

desa.

5) Masyarakat desa merupakan paguyuban (gemeinshchaft), yaitu gaya

hidup berdasarkan ikatan kekeluargaan yang kuat.

6) Struktur ekonominya bersifat agraris.

7) Jumlah penduduk tidak terlalu banyak dan luas daerah tidak terlalu

besar.

8) Proses sosial berjalan lambat.

Landasan pemikiran di dalam pengaturan mengenai Desa adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratis dan pemberdayaan

penduduk bersama dengan demikianlah bahwa pemerintah desa adalah

pemerintahan yang terendah yang dipilih oleh rakyat dan untuk rakyat
13

yang bertanggung jawab terhadap tempat tinggal tangganya sendiri. Desa

adalah kesatuan penduduk hukum yang miliki batasana-batasan wilayah

yang berwenang untuk sesuaikan dan mengurus kepentingan penduduk

setempat, berdasarkan asal usul dan rutinitas istiadat setempat yang

dianggap dan dihormati di dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

b. Jenis Desa

Desa atau desa lain dengan nama yang sangat berbeda pada

awalnya merupakan organisasi kemasyarakatan lokal yang memiliki

batas-batas wilayah, dihuni oleh banyak penduduk, dan mempunyai adat

istiadat untuk mengelola dirinya sendiri yang disebut dengan self-

governing community. Dilihat dari sisi peran dan fungsinya, desa bisa

dikategorikan ke dalam tiga jenis sebagai berikut:

1. Desa Adat (Self-Governing Community)

Desa jenis ini adalah embrio (cikal-bakal) desa di nusantara,

berbasis pada suku (genealogis) dan mempunyai batas- batas

wilayah, memiliki otonom asli, struktur/sistem pemerintahan asli

menurut hukum adat, dan menghidupi masyarakat sendiri secara

komunal. Menurut Ramlan dan Eka (2021:4) desa adat adalah desa

yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari Desa pada

umumnya, terutama karena kuatnya pengaruh adat terhadap sistem

pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan

sosial budaya masyarakat Desa


14

2. Desa Otonom (Local Self Government)

Ciri khas desa ini adalah berkurangnya pengaruh adat yang

ada di desa. Desa ini memiliki otonomi dan kekuasaan dalam

perencanaan, pelayanan publik, keuangan (melalui anggaran

pendapatan dan belanja desa), dan memiliki sistem demokrasi lokal.

3. Desa Administratif

Desa administratif merupakan desa yang mempunyai batas-

batas wilayah yang jelas, berada dalam subsistem dari pemerintah

kabupaten/kota. Desa ini sering disebut dengan pemerintah negara

bagian setempat / the local state government. Otonomi jenis desa ini

sangat terbatas dan tidak jelas.

2.1.2 Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata

“management”, terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut

ke dalam bahasa Indonesia, istilah inggris tersebut lalu di Indonesia

menjadi manajemen. Dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap

disebutkan bahwa pengelolaan adalah proses atau cara perbuatan

mengelola atau proses melakukan kegiatan tertentu dengan

menggerakkan tenaga orang lain, proses yang membantu

merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi atau proses yang

memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapai tujuan (Fahrul, 2019:258).

Menurut harold koontz dan cyril o’donel mendefinisikan


15

pengelolaan sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui

kegiatan orang lain. Menurut Andrew F. Sikul (dalam Firman S,

2019: 22) mengemukakan bahwa pengelolaan pada umumnya

dikaitkan dengan aktifitas-aktifitas perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi

dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi

dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang

dimiliki perusahaan untuk menghasilkan produk atau layanan secara

efisien.

Menurut George R. Terry (dalam R.B. Icuk,2019:66)

pengelolaan merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari

tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan

pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan

sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.

Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Fahrul, 2019:258)

pengelolaan adalah subtantif dari mengelola, sedangkan mengelola

berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data,

merencana, mengorganisasikan, melaksanakan, sampai dengan

pengawasan dan penilaian. Dijelaskan kemudian pengelolaan

menghasilkan suatu dan sesuatu itu dapa tmerupakan sumber

penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya.

Marry Parker Follet (dalam Fahrul, 2019:259)


16

mendefinisikan pengelolaan adalah seni atau proses dalam

menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pecapaian tujuan. Dalam

penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat:

a. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya

manusia maupun faktor-faktor produksi lainya.

b. Proses yang bertahap mulai dari perencanaan pengorganisasian,

pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan

pengawasan.

c. Adanya seni dalampenyelesaian pekerjaan.

2.1.3 Dana Desa

a. Pengertian Dana Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Dana Desa adalah dana yang

bersumber dari anggaran penghasilan dan belanja negara yang

diperuntukan bagi desa yang ditransfer melaluli anggaran pendapat

dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan kewenangannya. Tujuan

Pengelolaan alokasi Dana Desa sebagai berikut :

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam

pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan

kewenangannya.

2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara


17

partisipatif sesuai dengan potensi desa.

3. Meningkatnya pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha bagi masyarakat.

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, bahwa Dana Desa

merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat. Dana desa yang diperoleh oleh desa akan digunakan untuk

Penyelenggaraan Pemerintah, Pelaksanaan Pembangunan, Pembinaan

Kemasyarakatan, dan Pemberdayaan Masyarakat Khalida, 2018:7).

b. Pengelolaan Dana Desa

Tahapan pengelolaan keuangan desa merupakan serangkaian

kegiatan yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban yang diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 (Peraturan

Pemerintah Indonesia 2014). Adapun perinciannya adalah sebagai

berikut:
18

1. Perencanaan

Proses perencanaan keuangan desa menurut Permendagri

Nomor 113 Tahun 2014, terlebih dahulu sekretaris menyusun

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa

tahun berkenaan, selanjutnya disampaikan kepada Kepala Desa agar

dibahas dan disepakati secara bersama Badan Permusyawaratan Desa

jangka waktu paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. Setelah

rancangan tersebut dibahas dan disepakati oleh kepala desa dan

Badan Permusyawaratan Desa secara bersama, maka rancangan

tersebut disampaikan oleh kepala desa kepada Bupati/Walikota

melalui camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk

dievaluasi. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan

APBDesa paling lama 20 (dua uluh) hari kerja sejak diterimanya

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.

Setelah rancangan tersebut disepakati oleh Bupati/Walikota

selanjutnya ia mendelegasikan hasil evaluasi tersebut kepada kepala

desa melalui camat untuk ditetapkan sebagai APBDesa. Jika hasil

evaluasi tersebut tidak sesuai dengan kepentingan umum dan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka kepala desa

harus melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja

terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila kepala desa tidak

menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut, dan akan ditetapkan

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan


19

Desa oleh kepala desa, maka Bupati/Walikota dapat membatalkan

Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota, sekaligus

menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan atau biasa disebut dengan penggerakkan

Menurut Manila I. GK. (Dalam Khalida, 2018:8) adalah aktivitas

aktuasi, yang berarti setelah rencana terbentuk manajer harus

memimpin menggerakkan para staf/bawahannya berdasarkan pada

rencana itu dengan maksud untuk mewujudkan rencana. Pelaksanaan

APBDesa berhubungan dengan pendapatan desa.

3. Penatausahaan

Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa. Pencatatan

setiap penerimaan dan pengeluaran, tutup buku setiap akhir bulan

secara tertib serta wajib mempertanggungjawabkan uang melalui

laporan pertanggungjawaban merupakan tugas wajib Bendahara

Desa.

4. Pelaporan

Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa akan disampaikan

oleh kepala desa kepada Bupati/Walikota berupa laporan semester

pertama disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun

berjalan, dan laporan semester akhir tahun yang disampaikan paling

lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.


20

5. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa yang

terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan akan disampaikan

oleh kepala desa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun

anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi APBDesa

ditetapkan dengan Peraturan Desa. Laporan realisasi dan laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa diinformasikan

kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang

mudah diakses oleh masyarakat, seperti papan pengumuman, radio

komunitas, dan media informasi lainnya. Laporan realisasi dan

laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaanAPBDesa

disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat paling lambat 1

(satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

c. Alokasi Dana Desa

Menurut Pratiwi (dalam Ikhsan dkk, 2023:164) Alokasi dana

desa yang dikenal dengan ADD adalah dana yang dialokasikan oleh

pemerintah kabupaten untuk desa yang bersumber dari APBN (dana

perimbangan) yang diterimah oleh kabupaten setelah dikurangi belanja

pegawai. Dasar hukum pengalokasian Dana Perimbangan ke Desa

adalah berdasrkan otoritas pasal 72 ayat (4) undang-undang nomor 6

Tahun 2004. jika tidak dilaksanakan, pasal 72 (6) memberikan sanksi

yang tegas, dan pemerintah dapat setelah menguranginya. Dana alokasi

khusus, menunda dan/atau mengurangi alokasi dana perimbangan.


21

Pengelolaan alokasi dana desa harus memenuhi beberapa

prinsip pengelolaan seperti berikut (Vilmia dkk, 2018:66):

1. Prinsip transparansi atau keterbukaan

Transparansi merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam

pemerintahan. Trannspransi dalam pemerintahan yaitu keterbukaan

pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan yang

dapat dengan mudah. Transparansi dalam pemerintahan harus

memiliki timbal balik dengan masyarakatnya sehingga tercipta

pemerintah daerah yang bersih, efektif dan efisien, akuntabel, dan

responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.

2. Prinsip akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan pertanggaungjawaban publik

artinya semua kegiatan yang menyangkut dengan urusan publik

harus dapat dipertanggungjawabkan baik mulai dari perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan pelaporan harus dapat di

pertanggungjawabkan kepada masyaratat dan pengawas keuangan.

Masyarakat tidak hanya berhak mengetahui tentang pengelolaan

keuangan pemerintah. Namun, masyarakat juga dapat menuntut

tanggungjawab pemerintah terkait dengan pengelolaan keuangan

tersebut.

3. Kejujuran dalam pengelolaan keuangan publik (probity)

Kejujuran dalam pengelolaan keuangan publik sangat di

junjung tinggi oleh karena itu pengelolaan keuangan harus


22

dilakukan oleh staf yang dapat dipercaya dan memiliki kemampuan

yang kompeten dalam melakukan tanggungjawabnya sebagai

pengelola keuangan. Dengan adanya hal tersebut dapat

meminimalisir terjadinya kecurangan.

Alokasi Dana Desa (ADD) didasarkan melalui ketetapan-

ketetapan sebagai berikut:

1. Penetapan dan juga hasil perhitungan ADD per tahunnya ditetapkan

oleh peraturan bupati.

2. Penetapan dan juga hasil perhitungan ADD yang bersangkutan

diumumkan kepada desa paling lambat bulan agustus

perbtahunnya.

3. Data variabel independen utama dengan data variabel independen

tambahan paling lambat dikirim oleh tim pendamping tingkat

kecamatan kepada tim fasilitasi kabupten di bulan maret untuk

perhitungan ADD tahun selanjutnya.

Adapun asas-asa alokasi dana Desa adalah sebagai berikut

(Vilmia dkk, 2018:66):

1. Pengelolaan keuangan desa berpedoman pada RPJMDesa,

RKPDesa, dan daftar usulan RKPDesa yang dituangkan dalam

APBDesa

2. Keuangan Desa dikekolola berdasarkan asas-asas transparansi,

akuntabel partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin

anggaran.
23

3. Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada huruf (1),

dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1

Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

d. Mekanisme Penyaluran Dana Desa

Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindah

bukuan dari Kas Umun Negara (RKUN) Adalah rekening tempat

penyimpanan uang Negara yang ditentukan oleh Mentri Selaku

Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan

negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada Bank Sentral ke

Rekening Kas Umun Daerah (RKUD) adalah rekening tempat

penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati atau Walikota

untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh

pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Dan pada ahirnya

dipindahbukukan ke rekening kha desa (RKD) adalah rekening tempat

penyimpanan uang penerimaan desa yang menampung seluruh

penerimaan desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran

desa pada Bank yang ditetakan sebagaiman bunyi pada pasal 15 ayat 1

yang kemudian diterangkan lagi presentasinya pada ayat berikutnya

yang dilakukan paling lambat minggu kedua bulan bersangkutan dari

rekening RKUN ke RKUD dan paling lambat 7 hari dari rekening

RKUD ke RKD pada setiap tahap.adalah tahap-tahap tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Tahap 1, Pada Bulan April sebesar 40%


24

2. Tahap 11, Pada Bulan Agustus sebesar 40%

3. Tahap 111, Pada Bulan Oktober 20%

e. Penggunaan Dana Desa

Penggunaan Dana Desa diatur dalam Permenkeu Nomor

93/PMK. 07/2015 Tentang Tata cara Pengelolaan, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa. BAB IV tentang

penggunaan dari pasal 21 hingga pasal 25 yang bunyinya sebagaiman

berikut: Pasal 21 Dana desa digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah, pembagunan, pemeberdayaan masyarakat,

dan kemasyarakatan. Dana Desa sebagimana dimaksud pada ayat ( 1)

diprioritaskan untuk membiayai pembagunan dan pemberdayaan

masyarakat. Penggunaan Dana Desa sebagaima dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan sesuai dengan prioritas pelaksanaan dana desa yang

ditetapkan oleh Mentri Desa, pembanguanan daerah tertinggal dan

Transmigrasi. Prioritas penggunaan dana desa sebagai mana dimaksud

pada ayat (3) dilengkapi dengan pedoman umum pelaksanaan

penggunaan dana desa.

Pasal 22

Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa

berpedoman pada pedoman umum penggunaan dana desa sebagai mana

dimaksud pada pasal (21) ayat (4) dan pedoman teknis yang diterbitkan

oleh bupati/walikota.
25

Pasal 23

Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak

termaksud dalam prioritas penggunaan dana desa sebagaiman dimaksud

dalam pasal 21 ayat (3) setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota.

Persetujuan Bupati atau Walikota sebagai mana dimaksud pada ayat (1)

diberikan pada saat evaluasi rancangan peraturan Desa mengenai APD

desa. Dalam memberikan persetujuan sebagai mana dimaksud pada ayat

(1), Bupati/Walikota memastikan pengalokasian dana desa untuk

kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau kegiatan

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.

Pasal 24

Kepala desa bertanggung jawab atas penggunaan dana desa .

pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas

penggunaan dana desa, tata cara pendampingan sebagai mana dimaksud

pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh

Mentri Desa, pembangunan daerah tertingal dan Trasmigrasi.

Pasal 25

Kepala desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana

desa kepada bupati/walikota setiap semester. Penyampaian laporan

realisasi Penggunaan Dana Desa sebagiman dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan ketentuan:

1. Semester 1, paling lambat minggu keempat bulan juli tahun

anggaran berjalan
26

2. Semester 11, paling lambat minggu keempat bulan januari tahun

anggaran berikutnya.

Bupati /walikota dapat memfasilitasi percepatan penyampaian

laporan realisasi penggunaan dana desa oleh kepala desa. Laporan

realisasi penggunaan dana desa semester 1 menjadi persyaratan

penyaluran dana desa dari RKUD Ke RKD tahap 11 tahun anggaran

berjalan.

2.2 Publikasi Penelitian Sebelumnya

Ada lima peneltian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian

ini.

Tabel 2.1

Publikasi Penelitian Sebelumnya

Nama Dan
No Hasil penelitian
Tahun Judul

1 Marselna Pengelolaan Alokasi Hasil penelitian


Ara Lili Dana Desa (ADD) Dalam menunjukkan bahwa
(2018 ) Upaya Meningkatkan pengelolaan keuangan desa
Pembangunan di Desa Magmagan Karya
Ekonomi Masyarakat pada dasarnya sudah sesuai
Di Desa Magmagan dengan ketentuan yang
Karya Kecamatan Lumar ditetapkan oleh pemerintah
pusat, dalam pelaksanaan
juga mengacu pada visi misi
BPMPD Kalimantan Barat.
2 Hadi Analisis Pelaksanaan Hasil dari penelitian ini
Siswanto Pembangunan Desa di menjelaskan bahwa
(2018) Desa Kelebuk Kecamatan pelaksanaan pembangunan
27

Bengkalis Kabupaten desa telah dilaksanakan


Bengkalis Setelah dengan cukup baik, namun
Pemekaran perlu perbaikan dalam tahap
perencanaan mengingat
kondisi desa merupakan
desa yang baru saja mekar.
3 Icha Analisis Pengelolaan Hasil penelitian pengelolaan
Shintia Dana Desa Terhadap dana desa terhadap
Dewi Kepuasan Masyarakat kepuasaan masyarakat
(2019) Dalam Perspektif Islam sudah berjalan cukup efektif
(Studi pada Desa Natar, dengan terealisasinya
Kecamatan Natar, pembangunan dan
Kabupaten Lampung pemberdayaan masyarakat
Selatan Tahun 2015- dan tercapainya visi misi
2018) desa serta keinginan
masyarakat yang terwujud.
4 Fahrul Analisis Pengelolaan Pengelolaan Dana desa
Ridha Dana Desa (ADD) Dalam selama ini telah berjalan
(2019) Meningkatkan dengan efektif, walaupun
perekonomian masyarakat pengalokasiannya belum
di Kecamatan Langsa 100% efektif. Pengelolaan
Kota Kota Langsa dana desa dikatakan telah
berjalan efektif karena dapat
ditinjau dari lapangan yang
mempunyai bukti nyata,
yaitu berupa pembangunan
infrastruktur, pemberdayaan
di bidang umum dan
keagamaan.
5 Khalida Analisis Pengelolaan Tahapan pengelolaan dana
Shuha Dana Desa (Studi Kasus desa di Kecamatan Lubuk
28

(2018) pada Desa-desa Alung yang sesuai dengan


Selingkungan Kecamatan Permendagri Nomor 113
Lubuk Alung Kabupaten Tahun 2014. Faktor
Padang Pariaman) penghambat dalam
pengelolaan dana desa di
Kecamatan Lubuk Alung
yaitu, sumber daya manusia,
keterlambatan pelaporan,
perubahan APBDesa,
jaringan internet dan
pemahaman masyarakat.
Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi hambatan
tersebut yaitu,
pengembangan sistem
seleksi perangkat nagari,
meningkatkan tingkat
pendidikan, dan pelatihan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis

hubungan antara variabel yang akan diteliti. Kerangka pemikiran menurut

Sugiyono (2019:95), merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting.Berikut dalah bagan kerangka pemikiran dalam

penelitian yang akan dilaksanakan sebagai berikut:


29

Undang-undang Nomor 6 Tahun


2014 Tentang desa Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 113 Tahun2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)


Indikator:
1. Perencanaan
Pengelolaan Alokasi Dana 2. Pelaksanaan
Desa Pemerintah Desa 3. Penatusahaan
Telaga Waru 4. Pelaporan
5. Pertanggung jawaban (Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014)

Karakteristik dan hasil pengalokasian


dana desa di Desa Telaga waru

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau

antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti (Notoatmodjo, 2018; hal.83). Kerangka konsep penelitian inidapat

digambarkan pada skema di bawah ini:


30

Anggaran Dana Desa

Pengeloaan
Bedasarkan Permedagri Nomor 20 Tahun 2018

A. Perencanaan
Mengetahui mekanisme Rancangan perencanaan pengelolaan dana desa
Meminimalisir pemborosan biaya
Menyatukan kebijakan atau pendapat
Prinsip dan teknis penyusunan
B. Pelasanaan
Penerimaan dan pengeluaran
Pembuatan rencana anggaran biaya kegiatan
Pelaksana kegiatan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan
Melakukan pembangunan desa
C. Penata usahaan
Mengelola keuangandesa
Pencatatan setiap anggaran masuk dan keluar
Penutupan buku anggaran biaya
D. Pelaporan
Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan kepadaatasan
Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan
Transparansi
E. Pertanggungjawaban
Kepaladesamenyampaikanlaporanpertanggungjawabanrealisasi pelaksanaanAPBDes kepada bupati/
Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada masyarakat secara tertulis dan memlalui medi
Akuntabel

Gambar 2. Kerangka Konsep


31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Obyek Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah di desa Telaga Waru

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Objek yang diteliti

adalah pengelolaan Dana Desa di Desa Telaga Waru Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

3.2 Imforman Peneitian

Dalam penelitian kualitatif dikenal dengan namanya informan.

Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan kata lain,

informan dapat dikatakan sebagai responden jika informasi yang diberikan

ketika dipancing oleh peneliti. Informan atau subjek yang dipilih untuk

diwawancarai sesuai dengan tujuan penelitian (Kriyantono, 2018). Informan

yang menjadi subjek dalam penelitian ini memberikan berbagai informasi

yang diperlukan selama proses penelitian ini dilakukan. Adapun yang

menjadi subjek atau informan dalam penelitian ini ialah perangkat desa dan

masyarakat Telaga Waru termasuk di dalamnya yang mengelola Dana Desa.

Informan dalam penelitian ini adalah perangkat desa dan

masyarakat Desa Telaga Waru termasuk di dalamnya yang dana desa di

Desa Telaga Waru sebanyak 14 orang informan yang merupakan masyarakat

Desa Telaga Waru. Informan tersebut terdiri atas 7 orang perangkat desa,

dan 7 orang masyarakat Desa Telaga Waru.


32

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel adalah karakteristik yang diamati, mempunyai variasi nilai

dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara

empiris atau ditentukan tingkatannya. Menurut Silaen (2018:69)

mengungkapkan bahwa Variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai atau mempunyai nilai bervariasi, yakni suatu sifat,

karakteristik atau fenomena yang dapat menunjukkan sesuatu untuk dapat

diamati atau diukur yang nilainya berbeda-beda atau bervariasi. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel adalah satu variabel yang akan diteliti,

yaitu pengeloaan dana desa di Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya

Lombok Timur.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,

sehingga definisi operasional ini merupakan informasi ilmiah yang akan

membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Menurut Sugiyono (2018:38), operasional variabel adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang

telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.
33

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Variabel

Pengeloaan dana desa di Pengelolaan dana desa di Desa Telaga Waru

Desa Telaga Waru berdasarkan Permendagri no 20 tahun 2018, melalui

Kecamatan Pringgabaya tahapan perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan,

Lombok Timur pelaporan dan petanggungjawaban.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Data Primer Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti menggunakan hasil

wawancara yang didapatkan dari informan mengenai topik penelitian

sebagai data primer atau yaitu data utama yang diperoleh langsung dari

responden penelitian dilapangan mencakup: data hasil tanggapan

responden pengelolaan dana desa di Desa Telaga Waru Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur yang didapatkan melalui angket

maupun wawancara.

b. Data Sekunder, Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian
34

ini meliputi: profil desa, dokumentasi atau tanggapan pihak diluar

penanggung jawab dan pengelola dana desa Desa Telaga Waru

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan bebagai cara yang

disesuaikan dengan informasi yang diinginkan. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan :

3.6.1 Observasi/pengamatan

Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung di

lapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang

kegiatan yang diteliti. Pengamatan dilakukan di Kantor Desa Telaga

Waru Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

3.6.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview)

yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2014). Dengan

melakukan wawancara untuk memperoleh informasi yang lebih jelas

mengenai pengelolaan alokasi dana desa dalam upaya

meningkatkan pembangunan di Desa Telaga Waru Kecamatan

Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

3.6.3 Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu


35

cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam

bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa

laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dalam

penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Alokasi

Dana Desa (ADD).

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang dipakai

untuk menganalisa data:

3.7.1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang sudah

direduksi dapat memberikan gambaran yang tepat, dan dapat

membantu peneliti dalam pengumpulan data. Data yang diperoleh

dari wawancara dan observasi akan difokuskan pada pengelolaan

dana desa di Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya Kabupaten

Lombok Timur.
36

3.7.2 Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat deskriptif. Informasi yang didapat di lapangan

disajikan ke dalam teks dengan sebaik mungkin, tanpa adanya

penambahan dari fakta yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk dapat

menyajikan data yang telah direduksi dengan tepat dan benar

keadaaan yang sebenarnya di lapangan. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, peneliti berusaha menyajikan data yang tepat dan

akurat terkait pengelolaan dana desa di Desa Telaga Waru

Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Semua data

mengacu pada informasi data yang diperoleh selama penelitian

berlangsung di lapangan.

3.7.3 Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang berkenaan dengan pelaksanaan

pembangunan Desa Telaga Waru Kecamatan Pringgabaya

Kabupaten Lombok Timur, maka dapat ditarik kesimpulan. Data

yang diperoleh juga dapat dikembangkan dengan mengacu kepada

kerangka pemikiran dan teori- teori pendukung yang relevan dengan

penelitian, guna memperoleh suatu kesimpulan yang sesuai dengan

tujuan penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Fahrul Ridha, 2019, Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan


Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa
(AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam, Volume IV No. 2)

Fatmawati, A., 2018. Analisis Permasalahan Dalam Pelaporan


Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Apbdes Pada
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. In Jurnal Studi Akuntansi
dan Keuangan (Vol. 1, Issue 1). www.radarlombok.co.id

Firman Sujadi, 2019, Keuangan Desa dan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Jakarta: Bee Media Pustaka.

Hardianto, 2021, Determinasi Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemberantasan


Kemiskinan Desa: Analisis Dana Desa Dan Alokasi Dana Desa
(Literature Review Manajemen Keuangan) (vol.3, Issue 1), Jurnal
Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial.

Hikmah, U., Suhaedi, W., & Rakhmawati, I. (2021). Analisis Efektivitas Dana
Desa Di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Jurnal
Riset Mahasiswa Akuntansi, 1(3), 159–164.
https://doi.org/10.29303/risma.v1i3.101

Icuk Rangga Bawono dan Erwin Setyadi. Panduan Penggunaan dan Pengelolaan
Dana Desa, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2019.

Nurnaningsih, silas roberto, muhtar lutfi. (2023). Analisis Pengelolaan Alokasi


Dana Desa (Add). Jurnal IDEAL Journal of Indonesia Development
and Economics Analysis, 3, 2084–2097.
38

Shuha Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl Hamka Kampus Air Tawar
Padang, K. (n.d.). Analisis Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus
Pada Desa-desa Selingkungan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten
Padang Pariaman).

Sugiyono 2018, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Undang-Undang No 6 Pasal 27 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Teuku Al Ichsan dkk., 2023, Systematic Literature Review: Analisis Pengelolaan


Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Upaya Pembangunan Desa (Vol.
1) MUQADDIMAH: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan
Bisnis

Vilmia Farida dkk., 2018, Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD) Di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang (Vol. 1,
2018), Jurnal Akdemi Akutansi.

Zulifah Chikmawati, 2019, Peran Bumdes Dalam Meningkatkan Pertumbuhan


Ekonomi Pedesaan Melalui Penguatan Sumber Daya Manusia (vol.
5). Jurnal Istiqro: Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Nahdlatul Ulama SIdoarjo.

Hikmah, U., Suhaedi, W., & Rakhmawati, I. (2021). Analisis Efektivitas Dana
Desa Di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Jurnal
Riset Mahasiswa Akuntansi, 1(3), 159–164.
https://doi.org/10.29303/risma.v1i3.101

Anda mungkin juga menyukai