Anda di halaman 1dari 27

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA BATULAPPA KABUPATEN


SIDRAP

OLEH:

ADNAN RAMADHAN
2020203861211036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2022
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................9
C. Tujuan Penelitian................................................................................................9
D. Kegunaan Penelitian...........................................................................................9
BAB II.........................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................11
A. Tinjauan penelitian relevan..............................................................................11
B. Landasan teori...................................................................................................13
Indikator Kesejahteraan Masyarakat...........................................................................17
Tujuan Kesejahteraan..................................................................................................17
Langkah-Langkah Mencapai Kesejahteraan...............................................................17
C. Kerangka Pikir..................................................................................................18
BAB III........................................................................................................................15
MATEODOLOGI PENELITIAN...............................................................................15
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................................15
2. Fokus Penelitian...............................................................................................15
3. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................15
4. Teknik pengumpulan dan Pengolahan data......................................................16
5. Uji keabsahan data............................................................................................17
6. Teknik analisis data..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk suatu masyarakat mengalami peningkatan pendapatan
perkapita sebagai akibat dari pembangunan ekonomi. Pendapatan nasional
riil dan peningkatan produktivitas adalah dua tujuan utama pembangunan
ekonomi. Kesejahteraan masyarakat yang lebih besar selalu menjadi tujuan
utama kemajuan ekonomi. Ketika meningkatkan persebaran upaya
pembangunan, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai
pengembangan usaha total yang dilakukan oleh masyarakat secara
keseluruhan.1
Pendekatan pembangunan didasarkan pada pembangunan yang
dilakukan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan bantuan
pemerintah yang dilakukan bersama masyarakat secara seimbang. Dalam
hal ini, desa memprioritaskan gagasan keseimbangan yang serasi antara
keduanya, dengan pemerintah menyediakan fasilitas, bimbingan, dan
bantuan yang diperlukan. Sementara itu, masyarakat berperan dalam
pembangunan melalui prakarsa dan swadaya dan gotong royong pada
setiap pembangunan yang dilakukan.2
Strategi pembangunan terpusat yang digunakan oleh Negara
disebut "pembangunan desa". di mana pemerintah bekerja untuk
mengembangkan komunitas lokal dengan menggunakan sumber daya
domestik dan bantuan dari negara-negara kaya dan organisasi
internasional. Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) dan Pembangunan
Desa (Bangdes) adalah nama yang diberikan untuk desa dalam sistem
baru. Ungkapan tersebut kemudian lebih luas digunakan pada era
Reformasi sebagai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Pembangunan
desa yang substantif seringkali dilakukan secara seragam (uniformity) oleh

1
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI dan Bina Grafika, 1999), h.14.
2
Kansil dan Cristine, Pemerintah Daerah di Indonesia Hukum Administrasi Daerah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2002), h.3.
pemerintah pusat pada masa Orde Baru. Program pembangunan desa lebih
bersifat botten-up atau kombinasi top-down dan botten-up. Program
pembangunan desa yang bersifat botten-up tertuang dalam undang-undang
Otonomi Daerah (OTDA).3
Desa merupakan sebuah komunitas kecil yang terikat pada
lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal dan juga tempat pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat desa yang bergantung kepada pertanian
(Rahardjo, 2010 : 28). Pengertian dari masyarakat itu merupakan
sekelompok manusia yang saling berinteraksi sehingga dalam masyarakat
tersebut akan terdapat kesepakatan-kesepakatan yang telah ditentukan agar
ditaati dan dilaksanakan oleh setiap anggota masyarakat. Kesepakatan-
kesepakatan yang sudah ada dalam masyarakat kemudian menjadi
pedoman pada setiap warganya, sehingga dapat membedakan antara
masyarakat yang satu dengan yang lain (Soerjono Soekanto, 2006 : 22).4
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan, daerah diberikan otonomi yang seluas-luasnya untuk
menyelenggarakan semua urusan pemerintahan di luar kewenangan
pemerintah pusat, yang memungkinkan untuk mengembangkan kebijakan
daerah yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat serta kebenaran yang hakiki dan otonomi yang bertanggung
jawab. Otonomi pelaksanaannya harus sesuai dengan maksud dan tujuan
yang memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan, mempunyai arti
yang menjalankan apa yang menjadi urusannya berdasarkan kewenangan
yang diberikan dan kekhasan suatu daerah dengan tetap dapat
dipertanggungjawabkan.5

3
Osnawati, Analisis Program Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Kabupaten Waykanan Dalam Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Kecamatan
Negeri Besar, (Lampung: Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam: IAIN Raden Intan
Lampung, 2015), h.30.
4
Mutia Sumarni, Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol.5, No.1, 2020, h.78.
5
Akbar Prabawa, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pembangunan di Desa Loa
Lepu Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara, Jurnal Ilmu Pemerintah,
Vol.3, No.228, 2015.
Menurut peraturan daerah pasal 211 ayat 5, pengelolaan keuangan
desa terhadap anggaran desa dan kelembagaan desa dilakukan oleh kepala
desa. Kesejahteraan dan pembangunan desa diharapkan dapat terwujud
apabila alokasi dana desa diaktifkan secara intensif dan efektif untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dana Desa di
definisikan sebagai dana yang bersumber dari APBN yang di peruntukan
bagi desa yang di transfer melalui APBD Kabupaten/Kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat.6
Alokasi Dana Desa (ADD) akan mendukung upaya penguatan
pemerintah daerah dan masyarakat, serta terwujudnya otonomi desa sebagai
fasilitator, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten membantu masyarakat
desa dalam melaksanakan pembangunan desa. Untuk mencapai tujuan
pembangunan, semua potensi alam harus ditemukan, dimanfaatkan secara
maksimal, karena potensi manusia berbentuk populasi yang besar, pengetahuan
dan keterampilan juga harus ditingkatkan agar orang dapat menemukan dan
memanfaatkan potensi sistem semaksimal mungkin.
Sebagian dana perimbangan keuangan nasional dan daerah yang
diperoleh kabupaten merupakan sumber dana ADD yang diberikan oleh
pemerintah kepada kota dan desa. Sesuai PP No 43 Tahun 2014, rumusan
perhitungan ADD mengurangi Dana Alokasi Khusus minimal 10% dari dana
transfer pusat ke daerah (DAK). Melalui perhitungan dan informasi Perpres
Nomor 162 Tahun 2014 tentang besaran transfer dana dari pusat ke daerah, desa
bisa mendapatkan dana antara Rp 30 hingga 40 triliun dengan metode ADD.
Sikap pemerintah desa semakin menguat seiring dengan disahkannya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Hal ini penting karena
pemerintah desa dianggap lebih mengetahui prioritas dan kebutuhan masyarakat
daripada pemerintah kabupaten yang sebenarnya menangani masalah yang lebih
luas dan kompleks. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan perekonomian

6
Peraturan Menteri Desa Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa.
masyarakat, inisiatif pembangunan pedesaan harus memperhatikan tantangan
yang dihadapi dan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada. 7
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa bahwa tujuan
dari Alokasi Dana Desa (ADD) ini ialah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan pemerintah desa untuk menyelenggarakan fungsi
pemerintahan, memajukan pembangunan, dan melakukan pengendalian sosial
yang baik.
2. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dengan melibatkannya
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan desa
sesuai dengan potensinya.
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat desa.
4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat desa. 8
Tujuan Dana Desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa, dedikasi negara untuk membela dan memberdayakan desa agar tumbuh
kuat, maju, mandiri, dan demokratis. Diwujudkan dalam penyaluran keuangan
desa, dana desa memungkinkan desa mengembangkan dan memberdayakan
dirinya ke arah masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. 9
Intinya, setiap dusun/desa menerima ADD sesuai dengan bagiannya masing-
masing. Penyaluran dana desa ini ditentukan dengan perhitungan, yaitu 90%
berdasarkan pemerataan (alokasi dasar) dan 10% (rumus alokasi) tergantung pada
jumlah penduduk desa, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan
geografis, dengan bobot masing-masing faktor. variabel sebesar 25%, 35%, 10%,
dan 30%.
Pengalokasian Dana Desa kepada Kabupaten/Kota berdasarkan jumlah
desa dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas
wilayah, dan tingkat kesulitan geografis. Dana Desa digunakan untuk
7
Rouzi Amsyal, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Permukiman Mesjid Trienggadeng Kecamatan
Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya, (Banda Aceh: Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam:
UIN AR-RANIRY, 2020), h.2.
8
Aferiaman Telaumbanua dan Noferius Ziliwu, Analisis Dampak Pengelolaan Dana Desa
Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi,
Vol.1, No.1, 2022, h.109.
9
Irma Fitri Wahyuni, Analisis Pengelolaan Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Di Desa Rantau Badak Lamo Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (Jambi: Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam: UIN Sultan Thaha Saifuddin, 2022), h.7.
mendanai keseluruhan kewenangan desa dengan prioritas untuk
mendukung program pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat
desa.10
Setiap desa di bawah arahan kepala desa dan berkoordinasi dengan perangkat
kepala desa, mengelola ADD sepenuhnya. Pengelolaan ADD dari masing-masing
komunitas sesuai dengan prioritas utama desa. Desa Batulappa Kabupaten Sidrap
yang menerima dana desa berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN). Perencanaan program merupakan langkah awal dalam pengelolaan dana
desa, dilanjutkan dengan pelaksanaan setelah langkah tersebut selesai.
Pemerintah desa menetapkan prioritas program dan pengelolaan keuangan
berdasarkan kebutuhan masyarakat. Di Desa Batulappa masih banyak terjadi
kesalahan dalam pengelolaan uang desa, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pertanggungjawaban pelaporan kegiatan desa.
Namun, ada sejumlah masalah dengan pengelolaan dana desa, dikarenakan
seperti kurangnya profesionalisme aparat desa dalam mengelola dana desa,
pengelolaan dana desa tidak sesuai dengan harapan masyarakat, aparat
pemerintah masih kurang transparansi dengan masyarakat terutama terkait
anggaran pendapatan dan belanja desa, masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang dana desa. Sangat penting, bahwa dana desa dikelola sesuai
dengan tujuan lokal untuk kesejahteraan masyarakat.
Akibatnya kurangnya komunikasi antara perangkat desa dengan masyarakat
tentang program Dana Desa Batulappa, warga Desa Batulappa Kabupaten Sidrap
tidak memahami bagaimana Dana Desa dikelola. Dalam hal ini, keterlibatan
masyarakat dalam pembahasan anggaran sangat minim dan karenanya pasif.
Sebagai tujuan utama masyarakat desa untuk mensejahterakan masyarakat,
masyarakat harus berperan penting dalam mengawasi pembangunan desa serta
memberikan masukan dan dukungan untuk pembangunan desa yang lebih baik.
Berdasarkan dari fenomena tersebut, maka fokus utama dalam
penelitian ini adalah melihat bagaimana pengelolaan alokasi dana desa
terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Batulappa Kabupaten Sidrap.

10
Depi Rahayu, Strategi Pengelolaan Dana Desa Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Kalikayen Kabupaten Semarang, Jurnal Analisis Pembangunan Ekonomi, Vol.6,
No.2, 2017, h.109.
Penelitian yang dilakukan Sofiyanto, dkk (2017) yang menyatakan
bahwa efektivitas pengelolaan alokasi dana desa di desa Banyuates sudah
berjalan sesuai dengan peraturan yang sudah ada. Pemerintah desa sudah
mempertanggung jawabkan pengelolaan dana desa dengan baik dan
dibuktikan dengan adanya Surat Pertanggung Jawaban (SPJ). Berbeda
halnya dengan penelitian Yulita (2018), yang menyatakan dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa keefektifan pelaksanaan alokasi dana
desa di desa Setako Raya belum efektif dan tidak sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Indragiri Hulu. Sumianto (2018) dalam hasil yang
diperoleh bahwa pengelolaan alokasi dana desa sudah berjalan efektif,
hanya saja masih banyaknya anggaran yang belum terserap dalam kegiatan
pembangunan fisik sehingga anggaran tiap tahun masih banyak sisa
penggarannya.
“ Fenomena ini menarik untuk diteliti karena penatausahaan dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Desa yaitu alokasi dana Desa
Batulappa, besar pada praktiknya belum sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan masih mencapai 41% sehingga yang menjadi pertanyaan
bagaimana dengan sisa anggaran yang tersisa mencapai 59%, sehingga
perlu dikaji dan dianalisa bagaimana sebenarnya pengelolaan alokasi dana
Desa pada tingkat implementasi di lapangan. Kendala – kendala apa yang
dihadapi oleh para pelaku atau aparat pengelola, serta bagaimana
menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan/kendala tersebut.“

Berdasarkan Hal Tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti


dengan judul “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Batulappa Kabupaten Sidrap”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Batulappa Kabupaten Sidrap?
2. Bagaimana Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Batulappa Kabupaten Sidrap?
3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dari pengelolaan Alokasi Dana
Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ?
C. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pokok permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengelolaan Dana Desa dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Batulappa Kabupaten Sidrap.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Batulappa Kabupaten
Sidrap.
3. Untuk mengetahui kendala dari pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam
meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu secara
teoritis dan praktis :
1. Secara Teoritis
a. Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.
b. Untukk mengetahui pengelolaan dana desa dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di desa batulappa kabupaten sidrap.

2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan tentang
pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
b. Bagi penelitian selanjutnya dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan bahan referensi dalam penelitian-penelitian yang
akan datang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan penelitian relevan


Penelitian Pertama dilakukan oleh Aferiaman Telaumbanua dan
Noferius Ziliwu Dengan Judul yang diangkat adalah Analisis Dampak
Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat. Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana
dampak pengelolaan alokasi dana desa terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat di desa lasara sowu kecamatan gunungsitoli utara. Metode
penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program alokasi dana
desa di Desa Lasara Sowu ini dapat dikatakan tercapai yaitu peningkatan
pembangunan insfrastruktur, pembangunan bidang kesehatan, peningkatan
perumahan masyarakat. Perbedaan penelitian relavan ini dengan Penelitian
saya, Pada penelitian dari Aferiaman Telaumbanua1 , Noferius Ziliwu
Membahas tentang pengalokasian dana desa dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sedangkan pada penelitian saya berfocus pada
pengawasan pengelolaan keuangan dana desa dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Penelitian Kedua dilakukan Oleh Satriadi, Endang Erawan dan


Dini Zulfiani Dengan Judul Yang diangkat adalah Pengelolaan alokasi
dana desa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Desa Tani
Harapan Kecamatan Loa Janan. Tujuan Penelitian ini ialah untuk
mengetahui pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan
pemberdayaan masyarakat di Desa Tani Harapan Kecamatan Loa Janan
dan untuk mengetahui faktor penghambat pengelolaan alokasi dana desa
dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Desa Tani Harapan
Kecamatan Loa Janan. Metode Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencanaan alokasi dana desa baru sampai pada
proses pemberdayaan awakening (penyadaran), pelaksanaan ADD dalam
pemberdayaan masyarakat, telah sampai pada proses using (penggunaan)
potensi SDM masyarakat yang dimiliki, penatausahaan alokasi dana desa
di Desa Tani Harapan sudah baik, dikarenakan terdapat catatan semua
pengeluaran ADD di Desa Tani Harapan, pegawai kantor Desa Tani
Harapan juga meminta rincian laporannya pada setiap organisasi yang
mendapatkannya, pelaporan alokasi dana desa masih terdapat kendala
dalam tahap penyusunan laporan dengan menggunakan sistem keuangan
desa (siekudes), khususnya dalam penginputan dan pengumpulan data
dukung yang kurang koordinasi. Pertanggungjawaban ADD belum ada
transparansi atau keterbukaan oleh pemerintah desa sebagai pengelola
ADD kepada masyarakat dalam bentuk informasi penggunaan dana ADD.
Perbedaan penelitian relavan ini dengan Penelitian saya yaitu, Pada
penelitian dari satriadi ending, Erawan, Dini Zulfiani Membahas Tentang
perencanaan alokasi dana desa baru sampai pada proses pemberdayaan
sedangkan pada penelitihan saya berfokus pada pengawasan pengelolaan
keuangan dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peneltian ketiga dilakukan oleh Kamilaus Konstanse Oki


Margaretha Diana Pangastuti Noviana Ua Dengan Judul yang diangkat
adalah Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Pemberdayaan
Dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Maurisu Selatan
Kecamatan Bikomi Selatan. Tujuan Penelitian ini ialah Metode kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai outor loading indikator
pembentuk variabel alokasi dana desa rata-rata berada dibawah 0,7. Outor
loading indikator transparansi 0,464, akuntabilitas 0,509 dan partisipasi
0,164 dianggap masih relatif rendah. Perbedaan penelitian relavan ini
dengan Penelitian saya yaitu, Pada Penelitian dari Kamilaus Konstanse
Oki Margaretha Pangastuti Noviana Ua Membahas Tentang pengelolaan
dana desa dan pemberdayaan masyarakat secara langsung ataupun tidak
langsung Sedangkan Pada Penelitian saya Berfokus pada pengawasan
pengelolaan keuangan dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Penelitian KeEmpat Yang dilakukan oleh Ardiansyah, Muh Syukri,
Idha Sari Dan Nurjannah Dengan Judul yang diangkat adalah Pengaruh
Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh alokasi dana desa
(ADD) dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat Desa Matompi
Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini ialah Metode
kuantitatif. Hasil penelitiaan ini hipotesis menunjukkan bahwa alokasi
dana desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberdayaan
masyarakat. Dengan melihat besarnya perngaruh alokasi dana desa
terhadap pemberdayaan masyarakat diharapkan pemerintah Desa Matompi
bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, baik itu dalam
perencanaan, penganggaran, mekanisme pencairan dan penyaluran,
pengawasan, serta pertanggungjawaban ADD. Perbedaan penelitian
relavan ini dengan Penelitian saya yaitu, Pada Penelitian dari Ardiansyah,
Muh Syukri, Idha Sari, Dan Nurjannah Membahas Tentang pengaruh
alokasi dana desa (ADD) dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat
Sedangkan Pada Peneelitian saya Berfokus pada pengawasan pengelolaan
keuangan dana desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penelitian kelima yang dilakukan Oleh Tisha Alya Arifiani dan


Sofyan Sjaf Dengan judul Yang diangkat adalah Analisis Respon
Masyarakat Terhadap Pengelolaan dana desa untuk Pembangunan
pedesaan (Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana sikap dan
partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan dana desa serta untuk
menganalisis bagaimana tingkat ketimpangan pendistribusian hasil
pembangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif yang didukung data kualitatif dengan menggunakan analisis uji
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap
masyarakat yang mengikuti musyawarah desa cenderung positif dan
tingkat partisipasinya tinggi, sedangkan masyarakat yang tidak mengikuti
musyawarah cenderung memiliki sikap yang negatif dan tingkat partisipasi
yang rendah. Respon masyarakat tersebut mempengaruhi tingkat
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana desa. . Perbedaan
penelitian relavan ini dengan Penelitian saya yaitu, Pada Penelitian dari
Tisha Alya Arifiani dan Sofyan Sjaf Membahas Tentang respon dari
masyarakat terhadap pengelolaan dana desa Sedangkan Pada Peneelitian
saya Berfokus pada pengawasan pengelolaan keuangan dana desa dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. Landasan teori
1. Pengelolaan keuangan desa
Pada dasarnya prinsip utama yang mendasari pengelolaan
keuangan desa mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa. Kemudian pasal
lainnya menyebutkan : 1) Dana Desa digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan
masyarakat dan kemasyarakatan. 2) Dana Desa diprioritaskan untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya PP 60
tersebut mengamanatkan penetapan prioritas pada kementerian desa,
sehingga terbit Permendes No 21/2016. Dalam Permendes No. 21/2016
Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa bahwa prioritas
penggunaan ADD ialah pada dua bidang yaitu Bidang Pembangunan
Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Untuk memenuhi prinsip
transparansi atau keterbukaan maka dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa beberapa indikator yang ditetapkan pemerintah pusat
yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, yaitu :
1. Tahap Penatausahaan
Penatausahaan Keuangan Desa meliputi pencatatan
transaksi masuk dan keluar, pencatatan transaksi pajak,
pemeriksaan bukti transaksi, tutup buku, laporan bulanan,
penyusunan laporan, penyerahan laporan. Penatausahaan
dimaksudkan adalah kewajiban bendahara dalam mencatat setiap
transaksi keuangan menggunakan APBDesa hingga laporan
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 113 tahun 2014 dengan prosedur seperti
ditunjukkan pada diagram sebagai berikut :

2. Tahap Pelaporan dan Pertanggung jawaban


Dalam pelaporan pertanggungjawaban keuangan desa
megacu pada Permendagri No 113 tahun 2014 dimana dalam
Pemendagri tersebut wajib membuat laporan pertanggung jawaban
penggunaan dana dan laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi APBDesa diinformasikan kepada
masyarakat.
3. Publikasi
Dalam publikasi pelaksanaan penggunaan keuangan desa
menurut Permendagri No 113 tahun 2014 dimana dalam
Pemendagri tersebut wajib membuat laporan pertanggung jawaban
penggunaan dana dan laporan realisasi dan laporan
pertanggungjawaban realisasi APBDesa diinformasikan kepada
masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang
mudah diakses oleh masyarakat antara lain papan pengumuman,
radio komunitas, dan media informasi lainnya.
4. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP) Desa
Berdasarkan Permendes Nomor 21/2015 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa (ADD) pada Bidang
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dimana
disebutkan bahwa : “Penggunaan Dana Desa mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP) Desa. Jadi dalam penggunaan dana ADD
harus terencana dan terprogram dengan mengacu pada rencana
kerja yang tertuang dalam RKPDesa. 11

2. Dana Desa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang


Dana Desa memberikan peluang bagi desa untuk mengembangkan
desa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Dana Desa merupakan dana
yang dianggarkan setiap tahun dalam APBN yang diberikan kepada
setiap desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa (Kementerian
Keuangan, 2017). Kebijakan ini sekaligus mengintegrasikan dan
mengoptimalkan seluruh skema pengalokasian anggaran dari
Pemerintah kepada desa. Penggunaan Dana Desa sebagai langkah
yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sukesi (2007) menyatakan bahwa Alokasi
Dana Desa dapat membiayai program Pemerintah Desa dan efektif
meningkatkan ekonomi pedesaan.
Kesempatan dan kewenangan Pemerintah Desa dalam melakukan
pembangunan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Mahfudz (2009) berpendapat bahwa Alokasi Dana Desa
berperan penting dalam pembangunan fisik desa. Penggunaan dana
desa menjadi tanggung jawab penuh pemerintahan desa.
Tujuan Dana Desa berdasarkan landasan hukum Undang-Undang
Nomer 6 Tahun 2104 tentang desa meliputi:
1. Meningkatkan pelayanan publik di desa,

11
Marselina Ara Lili, “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan
Ekonomi Masyarakat Di Desa Magmagan Karya Kecamatan Lumar,” ARTIKEL ILMIAH Ekonomi dan
Bisnis Universitas Tanjungpura 1, no. ekonomi (2018): 5–19.
2. Mengentaskan kemiskinan
3. Memajukan perekonomian desa
4. Mengatasi kesenjanganpembangunan antardesa
5. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan
Penyaluran Dana Desa dilakukan dari APBN kepada
Pemerintah Desa. Dana Desa adalah hak pemerintah desa, tetapi
dalam penyaluran Dana Desa melibatkan peran dan fungsi
Pemerintah kabupaten/kota. Demi mewujudkan prinsip transparansi
dan akuntabilitas serta memastikan capaian penggunaan dana desa,
proses penyaluran Dana Desa mempersyaratkan beberapa kriteria
yang harus dipenuhi terlebih dahulu, baik oleh Pemerintah desa
sebagai pengguna dana desa maupun oleh kabupaten/kota. Ketentuan
terkait penyaluran dana desa diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke
Daerah dan Dana Desa, sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan No. 112/PMK.07/2017. 12
3. Kesejahteraan masyarakat

Menurut Soetomo (2014:47) kesejahteraan merupakan suatu


kondisi yang mengandung unsur atau komponen ketertiban-
keamanan, keadilan, ketentraman, kemakmuran dan kehidupan yang
tertata mengandung makna yang luas bukan han- ya terciptanya
ketertiban dan keamanan melainkan juga keadilan dalam berbagai di-
mensi. Kondisi tentram lebih menggambarkan dimensi sosiologi dan
psikologi dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu kehidupan yang
merasakan suasana nyaman, ter- lindungi, bebas dari rasa takut
termaksud menghadapi hari esok. Dengan demikian kondisi sejahtera
yang diidamkan bukan hanya gambaran kehidupan yang terpenuhi
fisik, material, melainkan juga spiritual, bukan hanya pemenuhan

12
Yulfan Arif Nurohman, Rina Sari Qurniawati, and Fuad Hasyim, “Dana Desa Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Pada Desa Wisata Menggoro,” Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan
Bisnis 7, no. 1 (2019): 35–43.
kebutuhan jasmani- ah melainkan juga rohaniah.

Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Indikator kesejahteraan menurut Soetomo (2014:48)


mengandung tiga kom- ponen yaitu:

1). Keadilan sosial mengandung sejumlah indikator yaitu: pendidikan,


kesehatan, akses pada listrik dan air, penduduk miskin

2). Keadilan ekonomi mengandung sejumlah indikator yaitu:


pendapatan, kepemilikan rumah, tingkat pengeluaran.

3). Keadilan demokrasi mengandung sejumlah indikator yaitu: rasa


aman dan akses informasi

Tujuan Kesejahteraan

Menurut Fahrudin (2012:10) mempunyai tujuan yaitu:

a). Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya


standar kehidupan pokok.

b). Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khusunya dengan


masyarakat di lingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-
sumber meningkatkan dan mengembangkan taraf hidup yang
memuaskan

Langkah-Langkah Mencapai Kesejahteraan

Untuk mencapai kesejahteraan tidaklah gampang, dibutuhkan


program pro- gram yang bagus dalam menjalankannya. Dan salah
satunya adalah program ADD. Program ini adalah program yang
dirancang oleh pemerintah Indonesia untuk mem- percepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan dan
dititik beratkan pada pencapaian kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat miskin pedes- aan. Berikut beberapa langkah yang
ditempuh dalam mencapai hal tersebut antara lain:

a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya

b. Pelembagaan sistem pembangunan partisipasif

c. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal

d. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana sosial dasar


dan

e. ekonomi masyarakat13

C. Kerangka Pikir
Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Batu Lappa Kabupaten
Sidrap

Pengelolaan ADD Terhadap


Cara Pengelolaan ADD di Desa
Pendapatan Masyarakat di Desa
Batu Lappa Kabupaten Sidar
Batu Lappa Kabupaten Sidrap

1.Ketetapan Perencanaan
1. Perencanaan
2. Kesesuaia Program dengan
2. Pelaksanaan
Kebutuhan
3. Pertanggung Jawaban
3. Ketetapan Penganggaran

Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat

13
Mutia Sumarni, “Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat,” J-EBIS (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) (2020): 77–90.
BAB III
MATEODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Untuk mengembangkan penelitian ini, digunakan penelitian kualitatif,
yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian ini
berusaha menguraikan menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 14Data ini berusaha
menguraikan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data uji persyaratan
dan interpretasi hasil penelitian.
Berdasarkan hal diatas, untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih
terarah, maka desain penelitian ini disusun melalui tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pengumpulan data berupa observasi, penyebaran angket dan
wawancara, tahap pengelolaan data yang manyangkut pengklasifikasian data
dan penyusunan hasil penelitian.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang dimaksud adalah peneliti akan berfokus kepada
hal yang esensial (mendasar) untuk diteliti atau merupakan intisari dari objek
yang akan diteliti, hal ini dilakukan agar penelitian nantinya bisa mengerucut
pada apa yang ingin diketahui oleh peneliti tentunya harus eksplisit agar bisa
meringankan peneliti sebelum melakukan pengamatan atau observasi
dilapangan, adapun fokus penelitian pada penelitian ini untuk mengetahui
pengelolaan Alokasi Dana Desa di Kecamatan wasuponda Kabupaten Luwu
Timur dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat apakah telah dikelolah
sesuai aturan yang telah ditetapkaan.
3. Jenis dan Sumber Data

14
Robert B. Dugan Steven J Taylor, Kualitatif Dasar-Dasar Penelitian, (Cet. I; Surabaya: Usaha
Nasional, 1993),30.
Segala sesuatu yang bisa memberikan keterangan atau informasi
tentang
sebuah data kemudian dinamakan dengan sumber data, berdasarkan
sumbernya data dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Data Primer Yang dimaksud data primer adalah data
yang bersumber dari responden baik itu berupa wawancara
maupun dilakukan dengan cara observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak
tertentu atau pihak kedua yang berhubungan dengan data yang
dibutuhkan semisal bersumber dari aritkel, literatur, jurnal dan juga
situs-situs internet.
4. Teknik pengumpulan dan Pengolahan data
Dalam pengumpulan data untuk proses penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan 2 (dua) metode, sebagai berikut:
a. Metode library research Proses pengumpulan data dengan mengunakan
berbagai literatur buku, majalah, dan internet yang ada kaitannya dengan
pembahasan masalah.
b. Metode field research Metode pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung dilapangan (objek penelitian), dengan menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
1) Observasi
Observasi yang dilakukan adalah pengamatan yang dilakukan
setelah penelitian mengetahui aspek-aspek apa dari objek yang
diteliti yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dalam
hal ini terlebih dahulu merencanakan hal-hal apa saja akan diamati.
Nantinya peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk
melakukan wawancara kepada setiap mereka yang dapat
memberikan informasi terkait data yang dibutuhkan peneliti.
2) Wawancara
Wawancara adalah sebuah percakapan antara dua orang atau
lebih yang pernyataannya ditujukan oleh peneliti kepada subjek
atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab.15 Peneliti akan
melakukan tanya jawab kepada sekertaris desa, bendahara desa,
TPK desa, ketua BPD, ketua RW, dan tokoh masyarakat yang
bersangkutan.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses pengumpulan data dengan cara
mengambil data-data yang ada pada objek penelitian kemudian
mengambil data yang relevan
5. Uji keabsahan data
Untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berhubungan dengan
seberapa besar tingkat kebenaran pada peneltian yang dilakukan kemudian
disebut sebagai keabsahan data, adapun cara menguji keabsahan data dari
penelitian yang dilakukan dibagi menjadi beberapa cara yaitu:
1. Credibility (kredibilitas)
Uji kredibilitas adalah suatu ukuran yang berkaitan dengan
data yang diperoleh berdasarkan alat atau instrumen, nah
selanjutnya jika instrumen tersebut tidak mampu mengukur
variabel yang sebenarnya maka data yang ada tidak sejalan dengan
kebenaran yang ada.
2. Transferability (transferbilitas)
Uji Transferbilitas berhubungan dengan generalisasi, sampai
dimana proses generalisasi yang dirumuskan juga bisa berguna

15
Sunardi Surybrata, Metode Penelitian, 8 (Jakarta: Raja Granfindo Persada 2008), 85.
bagi untuk kasuskasus yang lain diluar penelitian yng dilakukan.
Dalam penelitian kualitatif peneliti tidak bisa menjamin
keberlakuan pada subjek lain, penelitian kualitatif tidak
dimaksudkan untuk menggeneralisasi hasil penelitian sebab
penelitian ini tidak menggunakan purposive sampling.
3. Dependability (Dependabilitas)
Dependabilitas merupakan sebuah indeks yang menunjukkan
sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya dan bisa diandalkan.
Penelitian dependabilitas merupakan sebuah yang dilakukan
dengan penelitian yang serupa serta dapat menghasilkan hasil yang
sama.
4. Confimability (Objektivitas)
Comfimability berarti menguji hasil dari penelitian yang
dihubungkan dengan proses telah dilakukan, apabila hasil
penelitianmerupakan hasil proses dan fungsi dari penelitian maka
bisa dikatakan penelitian tersebut memenuhi standar
Confimability.
6. Teknik analisis data
Analisis data dengan penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode
tertentu. Apabila peneliti merasa bahwa jawaban narasumber belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaannya hingga tahap
tertentu, hingga data yang diperoleh sudah dianggap dapat dipercaya.
Aktivitas dalam analisis data terdiri dari:
1. Pengelompokan data (pengorganisasian data)
Data yang nantinya peneliti dapat dari berbagai sumber
masyarakat dan aparat desa itu kemudian dipisah-pisahkan atau dalam
hal ini dikelompokkan agar mempermudah peneliti dalam menyusun
data.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Jumlah data yang diperoleh selama peneliti melakukan
penelitian dilapangan membuat data yang diperoleh akan menjadi
rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melewati reduksi data
dari data-data yang beragam sumbernya
3. Data Display (tampilan data)
Setelah mereduksi data, maka dapat mengambil langkah
selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian dengansingkat, skema, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya.
4. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan yaitu langkah dalam analisis data kualitatif
menurut Sugianto yaitu mampu menarik kesimpulan dan variabel.
Kesimpulan awal ini bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.16

16
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 17 (Bandung: Alfabeta2013), 431-438.
DAFTAR PUSTAKA

Aferiaman Telaumbanua dan Noferius Ziliwu, Analisis Dampak Pengelolaan Dana


Desa Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal Akuntansi,
Manajemen dan Ekonomi, Vol.1,
No.1, 2022, h.109.

Akbar Prabawa, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pembangunan di Desa Loa
Lepu Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara, Jurnal
Ilmu Pemerintah, Vol.3, No.228, 2015.

Depi Rahayu, Strategi Pengelolaan Dana Desa Untuk Meningkatkan Kesejahteraan


Masyarakat Desa Kalikayen Kabupaten Semarang, Jurnal Analisis
Pembangunan Ekonomi, Vol.6, No.2, 2017,h.109.

Irma Fitri Wahyuni, Analisis Pengelolaan Dana Desa Untuk Kesejahteraan


Masyarakat Di Desa Rantau Badak Lamo Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
(Jambi: Skripsi Fakultas Ekonomidan Bisnis Islam: UIN Sultan Thaha
Saifuddin, 2022), h.7.

Kansil dan Cristine, Pemerintah Daerah di Indonesia Hukum Administrasi Daerah,


(Jakarta: Sinar Grafika, 2002), h.3.

Lili, Marselina Ara. “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan Ekonomi Masyarakat Di Desa Magmagan Karya Kecamatan
Lumar.” ARTIKEL ILMIAH Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura 1, no.
ekonomi (2018): 5–19.
Osnawati, Analisis Program Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Waykanan Dalam Perspektif Ekonomi
Islam Studi Pada Kecamatan Negeri Besar,(Lampung: Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam: IAIN Raden Intan Lampung, 2015),
h.30.

Mutia Sumarni, Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatan


Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol.5, No.1, 2020, h.78.

Nurohman, Yulfan Arif, Rina Sari Qurniawati, and Fuad Hasyim. “Dana Desa Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pada Desa Wisata Menggoro.”
Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis 7, no. 1 (2019): 35–43.
Sumarni, Mutia. “Pengaruh Pengelolaan Alokasi Dana Desa Terhadap Peningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat.” J-EBIS (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) (2020):
77–90.
Robert B. Dugan Steven J Taylor, Kualitatif Dasar-Dasar Penelitian, (Cet. I;
Surabaya: Usaha Nasional, 1993 : 30
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI dan Bina Grafika, 1999), h.14.

Rouzi Amsyal, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat


Menurut Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Permukiman Mesjid
Trienggadeng Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya, (Banda Aceh:
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam: UIN AR-RANIRY, 2020), h.2.

Sunardi Surybrata, Metode Penelitian, 8 (Jakarta: Raja Granfindo Persada 2008) : 85


Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 17 (Bandung: Alfabeta2013), 431-438.

Anda mungkin juga menyukai