M. ALDI H. ARAS
18091014032
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah....................................................................................7
C. Tujuan Penelitian......................................................................................7
D. Manfaat Penelitian....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................9
A. Tinjauan Musyawarah Dalam Al-Qur’an....................................................9
B. Pengertian Musyawarah.........................................................................12
B. Jenis Penelitian.......................................................................................29
C. Pendekatan Penelitian............................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
(UUD 1945) Pemerintahan desa dalam arti peraturan desa tetap asli untuk
keberadaan, pendidikan dan tujuan desa. Semua itu tentu saja pada skala
yang jauh lebih besar dan dalam konstelasi yang lebih modern menurut
1
I Gede Pantja Astawa, 2013, Problematika Otonomi di Daerah di Indonesia, Bandung:
Alumni, hlm. 326-327
2
A.T. Soegito, Prof. Mr. Dr. R. Soepomo, 1979-1980, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Investarisasi dan Dokumen
Sejarah Nasional, Jakarta, hlm. 4-5
3
A. Hamid S Attamimi, 1990, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan
Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Ukuran Waktu Pelita I-IV”, Disertasi,
1
dalam memperkuat desa di Indonesia, hal ini tercermin dari penguatan
desa dalam bentuk otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah yang
Indonesia (NKRI).6
2
pemerintahan dan beranggotakan wakil-wakil daerah yang diwakili sesuai
kedua lembaga tersebut yaitu kepala desa dan BPD adalah sama.
pedesaan; dan
masyarakat pedesaan.8
7
Junior dkk. (2021), Efektivitas Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Terhadap Pengelolaan Dana Desa (Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
Bandung, Jurnal Interpretasi Hukum, Vol. 2 No. 2, hlm. 391-392.
8
Pasal 27 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
3
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan mitra kerja
oleh desa (fungsi legislasi), yang dikeluarkan atas nama kepala desa, dan
sehari-hari.9
9
Roza, D., & Arliman, L. (2017), Peran Badan Permusyawaratan Desa di Dalam
Pembangunan Desa dan Pengawasan Keuangan Desa. PADJADJARAN Jurnal Ilmu
Hukum (Journal of Law), Vol. 4 No. 3, hlm. 606-607
4
Desa (BPD) sebagai badan pengawas agar dana tersebut dapat
dilaksanakan sesuai standar dan datanya mudah diolah dan diubah. Dana
kebutuhan desa.11 Oleh karena itu, aturan dan sistem dana desa yang
semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta
pelaksanaan hak dan kewajiban desa.12 Saat ini, desa memperoleh dana
10
Ibid.,
11
Wulandari, A., & Riharjo, I. B. (2018), PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
ANGGARAN DALAM MEWUJUDKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN DANA DESA (Studi di Desa Bere Kecamatan Cibal Barat Kabupaten
Manggarai, Nusa Tenggara Timur). Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), Vol. 7 No 9,
hlm. 206
12
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
13
Badan Pengawasi Keuangan Dan Pembangunan, 2017, “Berita Seputar Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Selatan”.
5
Mengingat besarnya dana desa yang harus dikelola setiap
tahunnya maka dana desa harus dijaga dengan baik agar sesuai dengan
merupakan salah satu aspek penting dan mendasar serta harus dimiliki
latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan kajian
B. Rumusan Masalah
berikut:
Bone?
6
2. Faktor-faktor apakah yang menghambat efektivitas Badan
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Bone.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
(BPD) dan instansi terkait. Dan juga bisa menjadi sebagai sumber
7
dapat digunakan untuk mengembangkan teori yang sudah ada
2. Manfaat Praktis
Bone.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara bahasa, kata asy syura diambil dari kata kerja syawara,
musyawarah dalam arti luas dan umum adalah sikap bentuk pertukaran
pendapat tentang subjek apa pun dan tujuan apa pun menunjukkannya
9
ُ ُر ُه ْمZZْ ٰلو ۖ َة َواَمZZالص
ْو ٰرى َب ْي َن ُه ۖ ْم َو ِممَّاZZش َّ امُواZZرب ِِّه ْم َواَ َقZZِ ْ َوالَّ ِذي َْن
َ َت َجاب ُْوا لZZاس
ۚ َر َز ْق ٰن ُه ْم ُي ْن ِفقُ ْو َن
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”16
penting.17
secara tersurat ditemukan dalam Surah Ali-Imran Ayat 159 yang ditujukan
16
Kementrian Agama Republik Indonesia, Surah Asy-Syuura, Ayat 38
17
Muhammad Al-Bahi,1971, Al-Dȋn Wa Al-Dawlah Min Tawjȋhat Al-Qur’ân Al- Karȋm, Dâr
Al-Fikr, Bairut, hlm. 389
10
ْ ْوا ِمنZ ض Zِ ظ ْال َق ْلZ
ُّ ب اَل ْن َف ًّ ت َف
َ Zا َغلِ ْيZZظ َ ٍة م َِّن هّٰللا ِ لِ ْنZا َرحْ َمZZَف ِب َم
َ و ُك ْنZْ Zت َل ُه ْم ۚ َو َل
َ اورْ ُه ْم فِى ااْل َمْ ۚ ِر َف ِا َذا َع َز
مْت َف َت َو َّك ْل ِ َح ْول َِكهّٰللاۖ َفاعْ فُهّٰللا َع ْن ُه ْم َواسْ َت ْغ ِفرْ َل ُه ْم َو َش
َع َلى ِ ۗ اِنَّ َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكلِي َْن
Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu
maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” 18
orang dan juga untuk memilih kasus terbaik bagi mereka untuk memenuhi
“Allah tidak mengutus seorang nabi dan Allah tidak menjadikan seorang
khalifah (pemimpin) kecuali dia memiliki dua penolong, penolong pertama
yang menyuruh dan menganjurkan untuk berbuat kebaikan dan penolong
kedua yang menyuruh dan mendorong untuk berbuat jahat, begitu
18
Kementrian Agama Republik Indonesia, Surah Al-Imran, Ayat 159
19
Ibnu Taimiyah, 1951, Al-Siyâsah Al-Sya`iyah Fi Islâh Al-Rai Wa Al-Rayah, Dâr al-Kitab
Al-Arabiy, Kairo, hlm. 169
11
terjagalah orang-orang yang dipedulikan oleh Allah ta'ala (Hadist 71981
Riwayat Bukhari).20
B. Pengertian Musyawarah
skala kecil. skala besar, yaitu Negara yang terdiri dari pemimpin dan
pemimpin dan rakyat memiliki hak yang sama untuk membuat peraturan
untuk membuat keputusan dengan cara yang masuk akal dan jika itu
20
Hadist Riwayat Bukhari, Nomor 71981
21
Maulana, A. N. R., & Mustafa, A. (2021). PERAN LPI-PJB TERHADAP PENGADAAN
BARANG DAN JASA DI KANTOR KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR
PERSPEKTIF SIYASAH SYAR’IYYAH. SIYASATUNA: JURNAL ILMIAH MAHASISWA
SIYASAH SYAR'IYYAH, Vol. 3 No. 3, hlm. 635
12
keputusan yang dibuat adalah keputusan terbaik. Dalam hal menerima
Rakyat (DPR) atau nama apapun yang membutuhkan waktu dan tempat.
mayoritas. Dalam hal persetujuan, diharapkan dua pihak atau lebih akan
22
Sakinah, R. N., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai
Karakter Dasar Para Generasi Muda Dalam Menghadapi Era Revolusi Industrial 4.
0. Jurnal Kewarganegaraan, Vol.5 No. 1, hlm. 152-153
23
Al Maududi, 2001, Khilafah dan Kerajaan, terjemahan Muhammad Al Baqir Cet. 4
Mizan, Bandung, hlm. 98
13
setuju pendapat yang berbeda tidak lagi bertengkar dan mencari jalan
Selain itu, prinsip musyawarah adalah dasar jadi bagian utama dari
Hukum Tata Negara Indonesia sehingga jadi satu unsur negara hukum
14
Presiden adalah melaksanakan asas tersebut Diskusi konsensus tentang
musyawarah mufakat.24
a. Penataan Desa
24
Hamdan Zoelva, 2009, Negara hukum dalam Perspektif Pancasila, Kumpulan makalah
Konggres pancasila, Kerja sama Univesitas Gadjah Mada dan Mahkamah Konstitusi,
hlm. 11
25
Pasal 2 Ayat 1 Permendesa No. 2 Tahun 2015
26
Soleh, A, (2017), Strategi Pengembangan Potensi Desa, Jurnal Sungkai, Vol. 5 Ayat 1,
hlm. 32
15
baru dengan cara pemekaran atau penggabungan desa. Selain
desa.27
b. Perencanaan Desa
c. Kerjasama Desa
16
pengelolaan SDA, dan lain-lain. Selain itu, kolaborasi sebuah desa
desa. Desa juga bisa bekerja sama dengan pihak ketiga, misalnya
sama desa.29
29
Ibid,hlm. 35
17
sangat serius, jadi musdes menjadi penting untuk dilakukan
desa lainnya. Oleh karena itu, konfigurasi BUM Desa adalah wajib
tapi bisa juga sebagai institus yang penuh gairah untuk membantu
desa.31
30
Ibid,hlm. 36
31
Ibid,hlm. 37-38
18
kolektif warga negara. Karena itu, ada rencana untuk menambah
desa. Desa dapat melakukan musdes untuk tujuan ini agar dapat
bagian dari pemerintahan desa. Ada dua lembaga yang terlibat dalam
32
Ibid,hlm. 38
33
Ibid,hlm. 39
19
pelaksanaan peraturan desa dan menyediakan sarana bagi pemerintah
masyarakat, tokoh adat, kelompok profesi, tokoh agama, dan atau tokoh
ada orang atau kelompok orang yang berhak memerintah orang lain
dan hukum.37
34
Awaeh, S., Kaawoan, J. E., & Kairupan, J., (2017), Peranan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pengawasan Pemerintahan (Studi di Desa Sereh 1
Kecamatan Lirung Kabupaten Talaud), Jurnal Eksekutif, Vol. 1 No. 1, hlm. 23
35
Alauddin, S. (2014). Hubungan Antara Kepala Desa Dan Badan Permusyawaratan
Desa (Bpd) Dalam Penetapan Peraturan Desa (Perdes) Di Desa Patani Kecamatan
Mappakasungguh Kabupaten Takalar.
36
Miriam Budiardjo, 1993, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, hlm. 52
37
Franz Magnis Suseno, 2001, Etika Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm.
289-284
20
Teori konsekuensi pengawasan menjelaskan bahwa pelaksanaan
Pertama, teori negara hukum.38 Kedua, teori sifat pengawasan. Dua jenis
diakui berwenang;
(deskundigheid),
38
Irfan Fachruddin, 2004, Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan
Pemerintah, Alumni, Bandung, hlm. 16-17
39
Soerjono Soekanto, 1988, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm.
80
21
Keempat, teori komunikasi, yaitu proses penyampaian dan
ramai yang dapat memberi pengaruh kepada tekanan publik akibat dari
desa, yaitu:
asli desa;
kabupaten/kota;
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
40
Soerjono Soekanto, 1985, Efektivitas Hukum dan Peranan Sanksi, Remadja Karya,
Bandung, hlm. 17
22
g. Lain-lain pendapat desa yang sah.
41
Alokasi dana desa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari
b. desa mandiri;
d. desa online;
41
Pasal 72 Ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
42
Pasal 72 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
23
BUMDes, dana desa dapat dikelola sebagai modal kerja untuk
atau dimensi target yang digunakan. 45 Saat berbicara Sejauh mana hukum
itu efektif, pertama-tama kita harus bisa mengukur sejauh mana aturan
hukum diikuti atau tidak. Jika ada aturan hukum jika sebagian besar
43
Pikiran Rakyat, 23 Maret 2015
44
H.S. Salim dan Erlis Septiana Nurbani, 2013, Penerapan Teori Hukum Pada Tesis dan
Disertasi, Edisi Pertama ctk Kesatu, Rajawali Press, Jakarta, hlm.372
45
Barda Nawawi Arief, 2013, Kapita Selekta Hukum Pidana, ctk Ketiga, Citra Aditya
Bandung, hlm. 67
24
bawahan yang patuh, demikianlah jadinya aturan hukum yang relevan
dianggap efektif.46
dan bagaimana hukum bekerja itu adalah tanda bahwa hukum mencapai
apabila:
target;
hukum;
46
H.S. Salim dan Erlis Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Tesis dan
Disertasi, hlm. 375.
47
Soerjono Soekanto, 1985, Efektivitas Hukum dan Peranan Saksi, Remaja Karya
Bandung, hlm.7
25
5. Sanksi yang akan diancam dalam undang-undang harus
sanksi yang tepat untuk tujuan tertentu, mungkin saja tidak tepat
menjadi faktor kunci dalam mengukur efektivitas atau tidak sesuatu yang
26
Chamblish dan Robert B. Seidman mengungkapkan bahwa hukum
hukum (law in action) dengan teori hukum (law in theory) atau dengan
kata lain tindakan hal ini menunjukkan hubungan antara hukum kitab dan
praktik hukum.53
didukung oleh tiga pilar, yaitu: pertama, pejabat polisi yang berwibawa dan
52
Robert B seidman, 1972, Law order and Power, Adition Publishing Company Wesley
Reading, Massachusett, hlm. 9-13
53
Soleman B Taneko, 1993, Pokok-Pokok Studi Hukum Dalam Masyarakat, Rajawali
Press, Jakarta, hlm. 47-48
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
dari desa Melle dan telah melihat banyak ketimpangan terutama dalam
B. Jenis Penelitian
data lapangan sebagai sumber data utama, seperti hasil wawancara dan
54
Bambang Sunggono, 2003, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm. 43
28
(BPD) dalam proses pengawasan anggaran dana Desa Melle Kabupaten
Bone.
C. Pendekatan Penelitian
analitis, yaitu informasi yang diungkapkan secara tertulis atau lisan, serta
Pada mulanya ini adalah penekanan pada kualitas data, jadi dengan
1. Data Primer
2. Data Sekunder
55
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 192
56
Soerjono Soekanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI-
Press), Jakarta, hlm. 25
29
ialah tentang kontrak atau perjanjian, wanprestasi dan buku-buku
dari satu atau lebih sumber data yang telah ada. Tiga jenis metode
lain:
1. Observasi
57
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, 2005, Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
hlm.192
58
Masri Singarimbun, Sofian Efendi, 2008, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta,
hlm.192
59
Abu Achmadi dan Cholid Narkubo, 2005, Metode Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta,
hlm. 85
30
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Al Maududi. (2001). Khilafah dan Kerajaan, terjemahan Muhammad Al Baqir
Cet. 4 Mizan. Bandung.
Fajar, M., & Achmad, Y. (2010). Dualisme penelitian hukum normatif dan
empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Franz Magnis Suseno. (2001). Etika Politik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Imarah, M. (1998). Perang Terminologi Islam Versus Barat. Robbani Press.
Jakarta.
Masri S., Sofian E., (2008). Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.
31
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2003). Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Robert B seidman, (1972), Law order and Power. Adition Publishing Company
Wesley Reading. Massachusett.
Salim, H. S. (2013). Penerapan Teori hukum pada penelitian tesis dan disertasi.
JURNAL:
Awaeh, S., Kaawoan, J. E., & Kairupan, J. (2017). Peranan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pengawasan
Pemerintahan (Studi di Desa Sereh 1 Kecamatan Lirung Kabupaten
Talaud). Jurnal Eksekutif, 1(1).
Roza, D., & Arliman, L. (2017). Peran Badan Permusyawaratan Desa di Dalam
Pembangunan Desa dan Pengawasan Keuangan Desa. PADJADJARAN Jurnal
Ilmu Hukum (Journal of Law), 4(3), 606-624.
32
Saladin, B. (2018). Prinsip Musyawarah Dalam Al Qur’an. el-'Umdah, 1(2), 117-
129.
UNDANG-UNDANG:
Pasal 2 Ayat 1 Permendesa No. 2 Tahun 2015
33