Betha Rahmasari
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Metro
Email: umdosen@gmail.com
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran atau paradigma dalam hal pembangunan
dari melalui pengelolaan keuangan desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian secara normatif,
dengan mengkaji lebih dalam mengenai peraturan Desa. Bahan hukum primer merupakan
bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa peraturan perundang. Ketergantungan Desa
paling nyata adalah kekerasan dengan terhadap sumber-sumber pendapatan atau keuangan
desa. dimanjakan nya desa dengan berbagai bantuan keuangan dari pemerintah telah
menjadikan desa tergantung pada sumber keuangan dari pemerintah. Penggunaan dana
pembangunan daerah ditujukan untuk mendukung kegiatan penyelenggaraan manajemen
organisasi Pembangunan Daerah. Oleh sebab itu, dana pembangunan harus benar-benar dapat
dihimpun dengan baik lancar, semakin bertambah besar dan dapat digunakan secara efektif
untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di daerah. Penelitian ini menunjukkan bahwa
undang-undang tersebut dibuat untuk mengatur dan mendukung pengembangan potensi
ekonomi lokal serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan, dan
masyarakat desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan pemantauan mengenai
rencana dan pelaksanaan pembangunan desa.
Abstract
This article aims to find out the developmentidea or paradigm through village financial
management based on Law Number 6 of 2014 concerning Villages. In this study, the
researcher used a normative research methodby examining the village regulations in depth.
Primary legal materials are authoritatuve legal materials in the form of laws and regulations.
Village dependence is the most obvious violence against village income or financial sources.
Various financial assistance from the government has made the village dependent on financial
sources from the government. The use of regional development funds is intended to support
activities in the management of Regional Development organizations. Therefore,
development funds should be managed properly and smoothly, as well as can be used
effectively to increase the people economy in the regions. This research shows that the law
was made to regulate and support the development of local economic potential as well as the
sustainable use of natural resources and the environment, and that the village community has
the right to obtain information and monitor the planning and implementation of village
development.
117
Volksgeist
Vol. 3 No. 2 Desember 2020
DOI 10.24090/volksgeist.v3i2.4001
1 2
“Jafar et al. - KETAHAHANAN Purwo Santoso, Pembaharuan Desa
MASYARAKAT DESA.pdf,” t.t. Secara Partisipatif (Jakarta: pustaka pelajar, 2003).
Tetapi masyarakat desa juga mengalami kedudukan kewenangan, dan keuangan desa
ketergantungan terkait kesejahteraan mereka. semakin kuat, penyelenggaraan pemerintah
Selain ketergantungan dalam hal pangan, desa diharapkan lebih akuntabel yang
desa dan masyarakatnya juga mempunyai didukung dengan sistem pengawasan dan
ketergantungan tinggi atas sektor-sektor keseimbangan antara pemerintah desa dan
lainnya seperti ketergantungan sosial politik, lembaga desa. Lembaga desa khususnya
energi dan lain-lain. Ketergantungan keter- badan permusyawaratan desa yang dalam
gantungan terhadap pihak lain itu harus kedudukannya mempunyai fungsi penting
semakin dikurangi dengan cara mendirikan dalam menyiapkan kebijakan pemerintahan
desa permasalahan teoretis dari persoalan desa bersama kepala desa harus mempunyai
kemanusiaan desa ialah masih terbatasnya visi dan misi yang sama dengan kepala desa
teori-teori mengenai kemandirian Desa sehingga badan permusyawaratan desa tidak
termasuk konsepsi, parameter untuk mengu- dapat menjatuhkan kepala desa yang dipilih
kur kemandirian dan unsur-unsur yang secara demokratis oleh masyarakat desa.
membentuk kemandirian desa.3 Kebijakan otonomi daerah merupakan
Pemberdayaan masyarakat dan upa- langkah strategis dalam dua hal pertama,
ya menjaga ikatan sosial desa harus dila- otonomi daerah merupakan jawaban terha-
kukan, agar modal sosial desa yang semakin dap permasalahan lokal bangsa Indonesia
lemah sekarang ini bisa bangkit kembali, berupa ancaman disintegrasi bangsa, kemis-
tidak tergerus atau lari. supaya dengan cepat kinan, ketidakmerataan pembangunan,
mengubah desa menjadi basis otonomi jika rendahnya kualitas hidup masyarakat dan
tanpa diiringi mekanisme pengawasan yang masalah pembangunan sumber daya
maksimal dan tanggung jawab perangkat manusia. kedua, otonomi daerah dan desen-
desa dapat menjadi bumerang yang justru tralisasi merupakan langkah strategis bangsa
menghancurkan ikatan sosial warga. Indonesia untuk menyongsong era global
Fragmentasi masyarakat sangat mungkin otonomi dengan memperkuat basis pereko-
terjadi ketika pemerintah Desa menjadi nomian daerah.4
sumber daya yang semakin menarik orang- Penggunaan dana pembangunan
orang untuk berebut jatah jabatan. daerah ditujukan untuk mendukung kegiatan
Untuk itu perlu di disiapkan sumber penyelenggaraan manajemen organisasi
daya manusia dan peraturan pelaksanaannya pembangunan daerah. Oleh sebab itu, dana
secara mapan, karena belum semua desa pembangunan harus benar-benar dapat
mempunyai kepala desa yang punya dihimpun dengan baik lancar, semakin
kapasitas dan pemahaman yang sama soal bertambah besar dan dapat digunakan secara
dana desa tersebut serta kemampuan efektif untuk menggerakkan ekonomi
menyusun rencana anggaran pendapatan dan masyarakat di daerah. ekonomi masyarakat
belanja desa titik jumlah rupiah besar di yang digerakkan harus mampu Mandiri
Desa akan rawan dikorupsi kalau para meningkatkan nilai tambah mampu mem-
pemangku kepentingan di pusat ataupun di berikan efek ganda yang besar dan
daerah dan di desa belum siap. Mengingat
3
Didik G Suharto, Membangun
4
Kemandirian Desa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Mardiasmo, otonomi dan manajemen
2016). keuangan daerah (Yogyakarta: ANDI, 2004).
desa yang terdiri atas Pendapatan asli desa, secara komprehensif yaitu meng-
bagi hasil Pajak Daerah dan Retribusi gunakan pendekatan holistik dalam
Daerah Kabupaten/kota, bagian dari dana diagnosis permasalahan yang diha-
perimbangan keuangan pusat dan daerah dapi, analisis keterkaitan antar
yang diterima oleh kabupaten/kota alokasi masalah yang mungkin muncul,
anggaran dari anggaran pendapatan dan evaluasi kapasitas kelembagaan
belanja negara, bantuan keuangan dari yang dimilikinya, dan mencari cara-
anggaran pendapatan dan belanja daerah cara terbaik untuk memecahkannya;
provinsi dan anggaran pendapatan belanja 2. Fleksibilitas sampai tingkat tertentu
daerah kabupaten/kota, serta hibah dan pemerintah daerah harus memberi-
sumbangan yang tidak mengikat dari pihak kan keleluasaan yang memadai
ketiga. Bantuan keuangan dari anggaran sesuai dengan ketersediaan infor-
pendapatan dan belanja daerah provinsi dan masi-informasi yang relevan yang
anggaran pendapatan belanja daerah dimilikinya titik arahan dari
kabupaten/kota kepada desa diberikan sesuai pemerintah pusat harus ada tetapi
dengan kemampuan keuangan pemerintah harus dipraktikkan secara hati-hati
daerah yang bersangkutan. bantuan tersebut dalam arti tidak sampai mematikan
diarahkan untuk percepatan pembangunan inisiatif dan prakarsa Pemerintah
desa titik sumber pendapatan lain yang dapat Daerah yang lahir dari aspirasi
diusahakan oleh desa berasal dari BUM- masyarakatnya;
Desa, pengelolaan pasar desa, pengelolaan 3. Prediksi kebijakan yang terprediksi
kawasan wisata skala Desa pengelolaan merupakan faktor penting dalam
tambang mineral bukan logam dan tambang peningkatan kualitas implementasi
bantuan dengan tidak menggunakan alat anggaran daerah titik Sebaliknya
berat, serta sumber lain yang tidak untuk apabila kebijakan sering berubah
diperjualbelikan. daerah akan menghadapi ketidak-
Pada dasarnya apapun bentuk pastian yang sangat besar hingga
organisasi sektor swasta atau sektor publik prinsip Efisiensi dan efektivitas
akan melakukan penganggaran yang pada pelaksanaan suatu program yang
dasarnya merupakan blueprint bagi didanai oleh anggaran daerah akan
pencapaian visi dan misinya. Oleh karena itu cenderung terabaikan;
penganggaran dan manajemen keuangan 4. Kejujuran yang dimaksud dengan
dilaksanakan berdasarkan pada prinsip- kejujuran Dalam hal ini tidak hanya
prinsip tertentu oleh sebab itu manajemen berkaitan dengan moral dan etika
keuangan penyelenggaraan pemerintahan manusianya tetapi juga berkaitan
daerah prinsip-prinsip pokok yang harus dengan keberadaan proyeksi peneri-
diperhatikan antara lain sebagai berikut: maan dan pengeluaran titik sumber
1. Komprehensif dan disiplin ang- dana yang memunculkan ketidak-
garan daerah merupakan satu- jujuran ini dapat berasal dari aspek
satunya mekanisme yang akan teknis dan politis proyeksi yang
menjamin terciptanya disiplin terlalu optimis akan mengurai ken-
pengambilan keputusan oleh karena dala anggaran sehingga memung-
itu anggaran daerah harus disusun kinkan munculnya inefisiensi
justifikasi dari warga. warga tidak tentang desa merupakan sebuah capaian
mempunyai ruang yang cukup untuk besar dalam proses berbangsa dan bernegara
memberikan umpan balik dalam proses di Indonesia. undang-undang ini membe-
kebijakan desa. pada satu sisi pengelolaan rikan arahan yang benar bagi proses pem-
keuangan dan pelayanan juga bermasalah bangunan di Indonesia dan menjadi harapan
warga desa umumnya tidak memperoleh besar bagi masyarakat desa titik desa sebagai
informasi secara transparan cara keuangan entitas yang mempunyai sifat dan ciri khas
dikelola. Seberapa besar keuangan desa yang yang dapat membangun desanya dengan
diperoleh dan dibelanjakan, atau bagaimana modal kekuatan dan perjuangan yang
hasil lelang tanah kas desa dikelola, dan dimiliki.
seterusnya. Berdasarkan pasal 1 undang-undang
Masyarakat juga tidak memperoleh Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa desa
informasi secara transparan tentang prosedur adalah desa adat atau desa yang disebut
dan biaya memperoleh pelayanan adminis- dengan nama lain selanjutnya disebut desa
tratif. lemahnya partisipasi masyarakat meru- adalah Kesatuan masyarakat hukum yang
pakan sisi lain dari lemahnya praktik memiliki batas wilayah yang berwenang
demokrasi di tingkat desa. hingga sekarang, untuk mengatur dan mengurus urusan
elit desa tidak mempunyai pemahaman yang pemerintahan dan kepentingan masyarakat
memadai tentang partisipasi. sebagai kepala setempat berdasarkan prakarsa masyarakat
desa, partisipasi adalah bentuk dukungan hak asal usul dan /atau hak tradisional yang
masyarakat terhadap kebijakan pemba- diakui dan dihormati dalam sistem
ngunan desa titik Pemerintah desa pemerintahan negara kesatuan Republik
memobilisasi gotong-royong dan swadaya Indonesia.
masyarakat untuk mendukung pembangunan Peraturan Pemerintah Nomor 43
desa, pada sisi lain pemerintah desa Tahun 2014 tentang Peraturan pelaksana
mempunyai organisasi dan birokrasi yang undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
sederhana para birokrat desa yaitu sekretaris tentang desa mengamanatkan bahwa
desa hingga kepala urusan bertugas pemberdayaan masyarakat desa bertujuan
membantu kepala desa dalam menjalankan memajukan Desa dalam melakukan aksi
urusan pemerintahan. sebagai abdi masya- bersama sebagai suatu kesatuan tata kelola
rakat perangkat desa bertugas melayani pemerintahan desa satu Lembaga Kemasya-
masyarakat 24 jam melalui pelayanan rakatan desa dan lembaga adat, serta
administratif hingga pelayanan sosial. kesatuan Tata ekonomi dan lingkungan.
Undang-undang Nomor 6 Tahun pemberdayaan masyarakat desa dilaksa-
2014 tentang desa hadir sebagai jalan baru nakan oleh pemerintah desa badan
bagi pembangunan harkat dan martabat desa. permusyawaratan desa, forum masyarakat
banyaknya nya regulasi, kebijakan, dan desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa,
kultur harus diretasnya agar ia dapat tumbuh lembaga adat desa badan usaha milik desa,
dan berkembang sesuai dengan cita-citanya badan kerjasama antar desa, forum
dengan adanya undang-undang desa akan kerjasama desa dan kelompok kegiatan
menjadi payung keragaman desa di tanah air masyarakat lain yang dibentuk untuk
dengan segala kekhususannya paragraf mendukung kegiatan pemerintahan dan
undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 pembangunan pada umumnya.
kenyataannya bilaman melihat substansi berpola kemitraan akan berjalan efektif jika
khususnya berkaitan dengan pengaturan pemerintah di atas kabupaten dan pusat
pengelolaan keuangan desa beserta teknis memberi tempat dan membangun kerja sama
dalam peraturan pelaksanaannya sebagai- dan komunikasi secara lintas batas birokrasi
mana yang telah dianalisis sebelumnya “beyond system of government” (melapas-
ternyata lebih condong pada karakter produk kan diri dari kekuatan birokrasi), dalam
hukum konservatif/ortodoks/elitis. Produk penguatan sumber-sumber keuangan desa
hukum konservatif/ortodoks/elitis adalah diperlukan kemauan dan kemampuan
produk hukum yang isinya lebih lembaga bisnis swasta untuk ikut serta dalam
mencerminkan visi sosial elite politik dan kemitraan, serta ada prakarsa untuk memba-
lebih mencerminkan keinginan pemerintah.16 ngun sistem pengawasan sosial yang
Sifat teknis dalam pengelolaan melengkapi sistem tata pemerintahan
keuangan desa oleh pemerintah desa ini berbasis kemitraan.18
berimplikasi pada kinerja pemerintah desa Pendekatan baru melalui paradigm
yang disibukkan dengan hiruk pikuk teknis pedesaan memiliki beberapa faktor yaitu:
untuk memenuhi ketentuan peraturan Pertama, merupakan strategis pembangunan
perundang-undangan yang berlaku, mulai yang strategis mencakup wilayah luas
dari proses pengelolaan, pelaksanaan, berpengaruh langsung dan tidak langsung
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggung- terhadap kinerja perusahaan lokal. Kedua,
jawaban pengelolaan keuangan desa. fokus terbesar kepada asset-aset lokal dan
Padahal bilamana melihat kondisi eksisting pengetahuan serta sedikit perhatian kepada
yang ada tidak semua pemerintahan desa investasi lokal dan transfer. Ketiga,
ditunjang oleh kapasitas kepada desa dan merupakan pendekatan pemerintahan
perangkat desa yang mumpuni. Sehingga ini kolektif/negoisasi untuk urusan serupa yang
juga akan mempengaruhi ketercepatan visi meliputi pemerintahan lokal, regional,
reformasi desa yang telah dicanangkan oleh nasional, dan stakeholder lain dengan peran
pemerintah yang basis utamanya melalui pemerintah pusat yang tidak dominan.
pelaksanaan otonomi desa.17 paradigma baru pedesaan memiliki empat
aspek;tujuan;target sector kunci, perangkat
Paradigma Pedesaan (alat) utama, dan aktor kunci.
Beberapa hal penting yang dapat Dalam hal untuk mewujudkan desa
mempercepat proses transpormasi tata yang ideal terdapat beberapa aspek yang
pemerintahan desa kea rah otonomi, yaitu harus dikembangkan, yaitu:
tata pemerintahan desa yang baik sangat 1. Demokrasi di pedesaan. beberapa
tergantung pada kesiapan dan kemauan strategi yang dapat ditempuh untuk
komunikasi desa untuk menerapkan gagasan melakukan pencerahan civil society
kemitraan itu sendiri, tata pemerintahan desa Menuju demokratisasi pedesaan
(disamping pendidikan politik di
16
Moh Mahfud MD", Membangun politik
hukum, menegakkan konstitusi (Jakarta: Rajawali
18
Pers, 2010). Arya Hadi Dharmawan, “Konflik-konflik
17
Isharyanto dan Dila Eka Juli Prasetya, keuasaan dan otoritas kelembagaan lokal dalam
Hukum keuangan desa : mencari keseimbangan reformasi tata-kelola pemerintahan desa :
kewenangan pemerintah kabupaten/kota dan desa investigasi teoretik dan empirik” (PSPP IPB, 2006),
(Yogyakarta: Deepublish, 2017). http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/45073.