DI SUSUN OLEH :
NAMA : MUKHSIN
NIM : 041587292
EMAIL : mukhsinalba219@gmail.com
ILMU PEMERINTAHAN
FHISIP UPBJJ - UT PEKANBARU
UNIVERSITAS - TERBUKA
i
ABSTRAK
Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena atas segala rahmat-Nya
Karya Ilmiah ini dapat tersusun hingga selesai, Harapan tersusun nya Karya Ilmiah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang terselenggaranya Pembentukan dan
penyelenggaraan pemerintahan Desa yang baik terutama pada pembangunan masyarakat
Desa yang berada di pesisir pantai.
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di provinsi riau Yang dijuluki
Dengan Kota seribu parit yang terkenal dengan Hamparan Kelapa terdiri dari 22 kecamatan ,
39 kelurahan dan 197 desa, yang salah satunya adalah Desa Kuala patah Yang Wilayah
pemukiman penduduk nya berada di pesisir pantai mata pencarian masyarakat nya 70 %
Nelayan yang bergantung dengan Kondisi Pasang surut dan musiman,Permasalahan pada
Pembangunan masyarakat Desa kuala patah menjadi acuan bagi Penulis untuk dijadikan
bahan penelitian beberapa identifikasi masalah yang tak kunjung selesai terutama pada
pembangunan aliran Listrik dan sanitasi air bersih adalah hal yang sangat dibutuhkan
masyarakat setempat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 15
3.2 Saran............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
1
BAB I
PENDAHULUAN
Desa Merupakan suatu Organisasi pemerintahan Desa yang mampu pengurus Rumah
tangganya sendiri dengan Kewenangan tertentu atau disebut dengan Otonomi Daerah
menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, diartikan
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.Dalam Konsep strategi pembangunan Di Indonesia menyatakan
bahwa sasaran pembangunan Jangka panjang, yaitu tercipta nya kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang semakin maju dan mandiri dalam rangka pembangunan
manusia.salah satu cara untuk membangun Desa yang maju dan mandiri yaitu dengan
mengimplementasikan konsep pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai Sosial. konsep
ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat'people-
centered'particioatory, empowering, and Sustainable konsep pemberdayaan yang lebih
luas dari sekedar upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam pemberantasan
masyarakat miskin.
Pembangunan Masyarakat Desa pesisir pantai Merupakan penelitian yang Berbasis secara
kuantitatif yang berbeda dengan Masyarakat perkotaan yang polemik permasalahan
2
dalam Kehidupan masih dibawah rata-rata kebijakan atas Pemimpin harus sangat
dibutuhkan kan dalam perencanaan Kelangsungan Hidup masyarakat nya yang masih
ketergantungan dengan situasi dan kondisi alam bukan hanya sampai disitu dalam
Polemik pembangunan masyarakat Desa Pesisir pantai yaitu permasalahan pembangunan
Sanitasi air,pembangunan Aliran Listrik yang terkendala,Pembangunan jalan yang berkala
serta pembangunan Gedung Pendidikan dan tempat Ibadah serta pemberdayaan sumber
daya manusia.Desa kuala patah parang merupakan kawasan yang bersifat perairan,
dengan mata pencarian dari sebagian besar penduduknya adalah Nelayan, sedangkan
mata pencarian lainnya adalah sektor perdagangan dan pengusaha, Demografi
Kependudukan Desa Kuala patah parang cukup besar Bisa menjadi modal dasar
pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, Agar dapat menjadi dasar
pembangunan dengan Banyaknya Kepala keluarga maka harus disertai dengan SDM yang
tinggi,SDM (Sumber daya Manusia) subyek dan obyek pembangunan yang mencakup
seluruh siklus kehidupan manusia penanganan penduduk sangat penting sehingga potensi
yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, Khususnya pembangunan
desa kuala patah parang.
Secara Administratif Desa kuala patah parang merupakan salah satu desa dari (tujuh) desa
dan 1 (satu) kelurahan kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan sungai Batang
Kebupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dan terletak 8 KM kearah Timur dari Ibu kota
kecamatan Sungai Batang, Desa kuala patah parang merupakan salah satu desa yang
memiliki dataran rendah didukung oleh Topografi Desa. Desa kuala patah parang dilihat
secara umum keadaannya merupakan daerah dataran rendah 9-10 cm diatas permukaan
air laut dengan luas wilayah 4257 Ha ( 42.57Km2) Pemukiman 204 Ha,
Pertanian/Persawahan 1.610 Ha, perkebunan 1.275 Ha,Hutan 318 Ha, perairan 5 Ha,
Sarana sosial 845 Ha,Sarana Sosial 845 Ha, Dengan Jumlah penduduk 1784 jiwa dengan
3
442 Kepala keluarga (KK )secara Geografis Desa kuala patah terletak di bagian Barat Daya
Kabupaten Indragiri Hilir dengan batas wilayah
Gambar. 1
3.Bagaimana Upaya pemerintah Desa kuala patah parang mencari solusi dengan
terhambat pembangunan terutama pada pembangunan aliran listrik dan sanitasi air.
4
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis,
Adapun manfaat yang diharapkan :
Sebagai suatu karya ilmiah,hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
keilmuan dan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi
bagi ilmu pengetahuan mengenai pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Desa.
BAB II
PEMBAHASAN
Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang
berkuasa untuk melaksanakan pemerintahan sendiri, Desa terjadi hanya dari satu tempat
kediaman masyarakat saja ataupun terjadi dari satu induk desa dan beberapa tempat
kediaman sebagian daripada masyarakat hukum yang terpisah yang merupakan kesatuan
tempat tinggal sendiri, kesatuan-kesatuan dinamakan pengukuhan, kampung, yang
beserta tanah pertanian, perikanan darat, tanah hutan,perairan, sungai-sungai,tanah
belukar dan rawa-rawa.
Ada tiga unsur pokok dalam kepemerintahan desa yang pengaturan perlu diketahui
yaitu :
1. Kepala Desa.
Kepala Desa adalah penguasa tinggal dalam pemerintahan desa. Ia adalah pelaksana dan
penyelenggara urusan rumah tangga desa dan di samping itu, ia menyelenggarakan
urusan-urusan pemerintahan. Meskipun demikian dalam pelaksanaan tugasnya ia
mempunyai batas-batas tertentu dalam arti ia tidak dapat menuruti keingginannya
sendiri.Dalam membuat keputusan peraturan desa, kepala desa harus meminta pendapat
desa/masyarakat desa dalam rapat desa atau disebut musrenbangdes,Kepala desa
bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan rumah tangga desa dan segala
sesuatu yang bersangkutan dengan pemerintahan desa, kecuali jika urusan tersebut
diserahkan kepada pihak lain Kepala Desa membangun dan memelihara pekerjaan umum
desa, seperti jembatan, dan jalan, saluran air,mesjid, listrik,kepala desa wajib mengurus
nya agar dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat.Dalam melaksanakan
tugasnya, Kepala desa mempunyai wewenang:
3. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
7. Mewakili desanya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
1. Perangkat Desa
Perangkat Desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya jumlah perangkat
desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial Budaya masyarakat setempat.
Perangkat Desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa bertanggung jawab
kepada kepala Desa.
a. Sekretaris Desa
Sekretaris desa diisi dari pegawai Negeri Sipil ( PNS) atau masyarakat setempat yang
diangkat oleh kepala Desa melalui Permusyawaratan Desa, Dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik ( Good Governance), Sekretaris Desa
mempunyai tanggung Jawab untuk membantu Kepala Desa di bidang administrasi dan
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah Desa
dan masyarakat.
Sebuah Kejelasan yang jelas dan terperinci isinya akan mudah diimplementasikan karena
implementor mudah memahami dan terjemahkan dalam tindakan nyata. Sebaliknya,
ketidakjelasan isi kebijakan akan menjadi potensi lahirnya distorsi dalam penyelenggaraan
kebijakan yang telah dibuat, suatu peraturan harus mampu memberikan petunjuk yang
cermat dan jelas bagi para aktor kebijakan dalam Pemerintahan Desa.
8
2. Dukungan Kebijakan.
Kebijakan yang berorientasi pada dukungan teoritis memiliki sifat yang lebih Efektif untuk
diselenggarakan karena kebijakan tersebut tepat pada sasaran Kondisi dan situasi pada
Desa, pada lingkungan Desa pesisir pantai memerlukan modifikasi teori yang
bersangkutan dengan tuntutan kondisi alam dan lingkungan yang mengisyaratkan bahwa
kebijakan tersebut dapat digunakan dan dilaksanakan sebagai dukungan teoritis
memperkuat pelaksanaan kebijakan sehingga bisa diterima oleh masyarakat
Besaran alokasi sumber daya finansial terhadap kebijakan merupakan hal yang sangat
penting bagi suatu kebijakan, setiap program dari suatu kebijakan memerlukan dukungan
sumber daya, baik sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan pekerjaan yang
bersifat administratif dan teknis, sumber daya materiil untuk kepentingan monitor dan
mengevaluasi program, sumber daya finansial untuk menunjang program yang
memerlukan pembiayaan, dan metode sebagai cara pencapaian suatu program kebijakan,
Indikator ini melihat seberapa jauh adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai
instansi Pelaksana kebijakan, Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai aparatur
desa akan berjalan dengan baik apabila aktor kebijakan yang terlibat memiliki hubungan
yang terkoordinir dengan baik dan jelas, program kebijakan mengalami kegagalan
disebabkan kurangnya koordinasi antar Instansi yang terlibat dalam Implementasi
program kebijakan.
implementor kebijakan merupakan salah satu bentuk komitmen dalam Proses menuju
Desa yang maju sesuai pada Undang-undang Dasar yang telah terbentuk.
Undang-undang Desa yang baru mengamatkan gak dan kewajiban yang tidak ringan bagi
Desa. Pasal 67 ayat (1), di dalam undang-undang Desa berhak mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat,menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa, dan
mendapatkan sumber pendapatan. Sementara pada ayat (2), eksplisit disebutkan bahwa
kewajiban Desa terdiri dari :a) melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan serta
kerukunan masyarakat desa dalam kerukunan nasional dan keutuhan NKRI;b)
meningkatkan kualitas masyarakat Desa;c) mengembangkan kehidupan demokrasi;d)
mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa;e) memberikan dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat Desa. Wewenang dan hak dan kewajiban Desa tersebut
memunculkan banyak harapan, tantangan juga kekhawatiran yang bermuara pada
tuntutan terhadap meningkatnya kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa dalam
hal ini adalah pemerintah Desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat
desa.wewenang, hak dan kewajiban Desa memiliki dimensi yang luas terkait dengan
pelaksanaan dan pengelolaan berbagai aspek yang melingkupi nya seperti: keuangan dan
kekayaan desa, perencanaan dan anggaran desa, kebijakan desa, pelayanan desa,
kepemimpinan kepala desa, kelembagaan dan perangkat desa, pemberdayaan
masyarakat desa,kapasitas Badan permusyawaratan Desa, dan aspek lain yang
relevan.Problemnya adalah terdapat sinyal elemen yang menunjukkan bahwa beban
pemerintah Desa sangat berat untuk melaksanakan amanat undang-undang Desa jika
melihat berbagai problematika dan kondisi pemerintah Desa dalam menjalankan hak,
wewenang, dan kewajiban nya.
Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa merupakan kebijakan penting dan
fundamental dalam tata kelola pemerintahan Desa, salah satu keputusan strategis yang
dibuat oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat adalah ditetapkannya alokasi dana
Desa dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Namun demikian seiring dengan
terobosan besar melalui implementasi undang-undang desa, pemerintah jiga memiliki
pekerjaan rumah yang tidak ringan mengingat potensi persoalan dan kegagalan yang
ditimbulkan tidak kecil jika dikaitkan dengan kondisi pemerintah desa yang umumnya
masih lemah. Diakui atau tidak penyelenggaraan pemerintahan desa hingga saat ini masih
banyak memiliki kelemahan dilihat dari kapasitas manajemen pemerintah desa dan
perangkat desa.
4. Peningkatan kapasitas perangkat desa diarahkan pada dua hal pokok: 1) penguatan
kapasitas dalam pemetaan sosial dan perencanaan pembangunan desa. 2) penguatan
kapasitas dalam mengelola dan mengalokasikan masyarakat luas.
5. Pemerintah desa perlu mengintegrasikan sistem informasi desa ( SID) tidak hanya
dalam sistem perencanaan pembangunan, tapi juga dalam pengelolaan keuangan dan
aset desa diberi kewenangan untuk membentuk unit organisasi baru yang memiliki
tugas pokok dan fungsi dalam pembuatan dan pembaharuan data base desa,
sehingga melakukan pemantauan atas perubahan struktur geografis desa, baik karena
proses alamiah atau penetrasi modal yang masuk ke desa.
Pengaturan desa di Indonesia mengalami pasang surut, secara normatif, pengaturan telah
diatur sejak awal-awal tahun kemerdekaan, namun kenyataannya ketentuan pengaturan
tentang desa baru diimplementasikan sejak diundangkannya undang-undang Nomor 5
tahun 1979 tentang pemerintah Desa.Adapun pengaturan desa dalam sejarah peraturan
perundang-undangan dapat digambarkan sebagai berikut
No Perundangan Desa
Mengatur tentang pengesahan dan Pemilihan Kepala
Regerings Reglement
1 Desa dan Pemerintahan Desa, serta hak Desa untuk
(RR) Pasal 71 Tahun 1854
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Osamu Seirei No. 7 Pemilihan dan pemberhentian Kepala Desa, dan sebutan
2
Tahun 1944 Kepala Desa sebagai Kucoo.
3 UU No. 1 Tahun 1945 Tidak ada pengaturan tentang desa secara eksplisit.
Kemungkinan atau mengarahkan desa sebagai daerah
4 UU No. 22 Tahun 1957
otonom tingkat III.
Kemungkinan di bentuk daerah otonom tingkat III namun
5 UU No. 1 Tahun 1957
harus hati-hati.
Desa di tempatkan sebagai daerah tingkat III dengan
6 UU No. 19 Tahun 1965
sebutan desa praja.
Mengatur tentang pemerintahan desa yang
7 UU No. 5 Tahun 1974
berdasaarkan pada perundang-undangan sendiri.
Berisi “memperkuat pemerintahan desa agar makin
Ketetapan MPR No. mampu menggerakkan masyarakat dalam partisipasinya
8 IV/MPR/1978 tentang dalam pembangunan dan penyelenggaraan administrasi
GBHN desa yang makin luas dan efektif”. Untuk itu perlu di
susun undang-undang tentang pemerintahan desa.
Desa berkedudukan langsung di bawah camat, dimana
9 UU No. 5 Tahun 1979 camat merupakan kepala wilayah yang menjalankan
satuan pemerintahan vertikal (dekonsentrasi).
10 UU No. 22 Tahun 1999 Desa diatur dalam suatu undang-undang dengan
pemerintahan daerah. Desa merupakan subsistem dari
pemerintahan yang pengaturannya lebih lanjut
diserahkan kepada daerah kabupaten dengan
12
Dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004 -
2009,pemerintah kemudian membuat rencana jangka pendek, yang bersifat tahunan,
sebagai contoh tahun 2006 pemerintah menetapkan sssasaran pemerintah didesa, terkait
dengan upaya menciptakan kawasan perdesaan yang produktif dan layak huni,
pembangunan Desa juga memiliki sasaran-sasaran khusus yaitu ;1). Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan berkurannua jumlah penduduk miskin
serta meningkatnya taraf pendidikan dan kesehatan, 2).Meningkatnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur dikawasan pemukiman di pedesaan yang ditandai meningkatnya
optimalisasi irigasi dan perairan jika di wilayah pertanian,meningkatnya hasil tangkap
nelayan dan pemasaran yang mudah dikawasan desa pesisir, meningkatnya prasarana
jalan perdesaan, terutama yang menghubungkan dengan perkotaan terdekat, tersambung
nya dengan akses Sinyal Digital atau seluler,meningkatnya cakupan pelayanan air minum
perpipaan untuk penduduk perdesaan hingga 30%, meningkatnya persentase rumah
tangga perdesaan yang telah memiliki jamban, 3).Meningkatnya akses kontrol dan
partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam kegiatan pembangunan perdesaan yang
ditandai dengan terwakilnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Based Management (CBM) menurut Nikijuluw 1994 dan Zamani dan Darmawan,
merupakan salah satu pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang meletakkan
pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai kesadaran
pengelolaannya.
Kebijakan pemerintah Didesa kuala patah parang dibidang perikanan dan kelautan
merupakan strategis diharapkan dapat membangun perekonomian yang maju sebab Garis
pantai yang panjang menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu
diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya : Perikanan, hutan
mangrove,Budidaya kerang dan kepiting dan tambak ikan yang bisa dibudidayakan oleh
masyarakat , sedangkan potensi non hayati yang dapat dikembangkan Didaerah desa
kuala patah parang Yaitu pengelolaan hasil Laut yaitu Masyarakat dapat Membangun
usaha seperti pengelolaan Kerupuk Udang dan Ikan salai, Wilayah Desa kuala patah
parang cukup memungkinkan untuk dikembangkan sebagai tempat perikanan yang cukup
baik di wilayah kabupaten Indragiri Hilir, banyaknya lahan bila dikelola dengan baik dapat
meninggatkan perekonomian masyarakat sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang
tentunya juga Dapat meningkatkan Pembangunan Desa kuala patah parang.
Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) dilakukan berdasarkan tiga asas, yaitu asas
pembangunan integral, asas kekuatan sendiri, dan asas permufakatan bersama.Asas
Integral ialah pembangunan yang seimbang dari semua segi masyarakat Desa( Pertanian,
Nelayan, pendidikan, kesehatan, perumahan dan lainnya) sehingga menjamin suatu
perkembangan yang selaras.Asas kekuatan sendiri bearti tiap-tiap usaha pertama harus
didasarkan pada kekuatan dan kemampuan desa sendiri tanpa harus menunggu Bantuan
dari pemerintah,Asas permufakatan bersama diartikan sebagai usaha pembangunan
harus dilaksanakan dalam lapangan yang benar dirasakan sebagai kebutuhan oleh
anggota masyarakat Desa.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional ( RPJM) Tahun 2004-2009 Bab
24 diuraikan tentang permasalahan makro yang dihadapi pada kawasan perdesaan,
kawasan perdesaan menghadapi permasalahan internal dan eksternal yang
produktif.Pembangunan perdesaan secara terpadu akan melibatkan banyak aktor yang
meliputi elemen pemerintah Sendiri,koordinasi semakin diperlukan tidak hanya untuk
menjamin keterpaduan antar sektor, tetapi juga dapat direalisasikan.
14
Masalah Ekonomi dan pembangunan Desa adalah Masalah yang dihadapi oleh
masyarakat desa dan pemerintahan Desa yang pada Saat Ini belum Efisien dan
berkelanjutan sebagai yang diharapkan Oleh pemerintahan dalam pengkajian
permasalahan Desa Kuala patah parang dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dari hasil penelitian Besarta uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa perlu adanya pengawasan Dari pihak
kecamatan dan juga peran penting dalam Partisipasi masyarakat yang ideal yang
mampu memberikan Aspirasi Dalam Penyaluran pendapat dalam kebijaksanaan
Pemimpin atau disebut dengan kepala Desa.Pemerintah Desa adalah sebagai ujung
tombak keberhasilan pada Otonomi Desa tersebut,pemerintah harus mampu
mengoptimalkan degradasi sumber daya alam dan lingkungan sesuai dengan
permasalahan kondisi yang sedang terjadi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
-Idrus. M. ( 2009 ) Metode Penelitian Ilmu Sosial ( Pendekatan Kualitatif ilmu dan
Kuantitatif) Jakarta.
-Aries Djaenuri, Siti Aisyah, Enceng. ( 2001) Sistem pemerintahan Desa. Website.
Www.ut.ac.id
-Maschan, Manahuri, (1992). Pemerintahan Desa Di Indonesia, PAU Studi sosial UGM.
Yogyakarta.
-Husein ( 2023).Evaluasi masyarakat pesisir pantai. Jurnal ilmiah Universitas Batang hari
jambi.
-Https://Jdihn.go.Id.
17