Anda di halaman 1dari 20

KARYA ILMIAH

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA PESISIR PANTAI


DESA KUALA PATAH PARANG
KECAMATAN SUNGAI BATANG
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR.

DI SUSUN OLEH :
NAMA : MUKHSIN
NIM : 041587292
EMAIL : mukhsinalba219@gmail.com

ILMU PEMERINTAHAN
FHISIP UPBJJ - UT PEKANBARU
UNIVERSITAS - TERBUKA
i

ABSTRAK

Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena atas segala rahmat-Nya
Karya Ilmiah ini dapat tersusun hingga selesai, Harapan tersusun nya Karya Ilmiah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang terselenggaranya Pembentukan dan
penyelenggaraan pemerintahan Desa yang baik terutama pada pembangunan masyarakat
Desa yang berada di pesisir pantai.

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di provinsi riau Yang dijuluki
Dengan Kota seribu parit yang terkenal dengan Hamparan Kelapa terdiri dari 22 kecamatan ,
39 kelurahan dan 197 desa, yang salah satunya adalah Desa Kuala patah Yang Wilayah
pemukiman penduduk nya berada di pesisir pantai mata pencarian masyarakat nya 70 %
Nelayan yang bergantung dengan Kondisi Pasang surut dan musiman,Permasalahan pada
Pembangunan masyarakat Desa kuala patah menjadi acuan bagi Penulis untuk dijadikan
bahan penelitian beberapa identifikasi masalah yang tak kunjung selesai terutama pada
pembangunan aliran Listrik dan sanitasi air bersih adalah hal yang sangat dibutuhkan
masyarakat setempat.

Benteng, 10 October 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah........................................................................................................3

1.3 Tujuan penelitian......................................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5

2.1 Pengertian Desa...........................................................................................................5

2.2 Tentang kebijakan pemerintah Desa...........................................................................7

2.3 Implementasi Peraturan perundang-undangan Desa..................................................9

2.4.Pembangunan Desa pesisir Pantai...............................................................................12

2.5 Permasalahan Desa......................................................................................................13

BAB lll PENUTUP...............................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 15

3.2 Saran............................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Merupakan suatu Organisasi pemerintahan Desa yang mampu pengurus Rumah
tangganya sendiri dengan Kewenangan tertentu atau disebut dengan Otonomi Daerah
menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, diartikan
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.Dalam Konsep strategi pembangunan Di Indonesia menyatakan
bahwa sasaran pembangunan Jangka panjang, yaitu tercipta nya kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang semakin maju dan mandiri dalam rangka pembangunan
manusia.salah satu cara untuk membangun Desa yang maju dan mandiri yaitu dengan
mengimplementasikan konsep pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai Sosial. konsep
ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat'people-
centered'particioatory, empowering, and Sustainable konsep pemberdayaan yang lebih
luas dari sekedar upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam pemberantasan
masyarakat miskin.

Masyarakat Desa merupakan unsur pokok dalam menjalankan pemerintahan Desa.


Jalannya pemerintahan Desa harus berdasarkan aturan hukum yang berlaku. Tatanan
kehidupan masyarakat tidak terlepas dengan namanya kepemimpinan,aturan dan tata
tertib yang harus ditaati dan dipatuhi,pembentukan pemerintahan dan kepemimpinan
dalam masyarakat desa secara umum hakikatnya berdasarkan kesepakatan bersama atau
kesamaan pandangan dalam mencapai tujuan dan cita-cita bersama dalam memperoleh
kehidupan yang lebih baik,pemerintahan desa harus dijalankan berdasarkan prinsip Good
Governance agar terhindar dari permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu
jalannya pemerintahan dan pembangunan desa,maka masyarakat desa dan pihak
pemangku kebijakan desa harus memahami apa itu prinsip Good Governance, dan
bagaimana mengimplementasikan prinsip Good Governance didalam kepemerintahan
desa,Menurut fakta yang terjadi dalam pelaksanaan pemerintahan Desa masih banyak
yang tidak sesuai dengan prinsip Good Governance, Terutama dalam penyalahgunaan
kewenangan dalam kebijakan sistem pemerintahan, Administrasi,dan pengelolaan
Dana.Dalam pengelolaan Dana sering terjadi kesimpangsiuran justru digunakan untuk
kepentingan pribadi sehingga merugikan Negara dan menghambat pembangunan Desa.

Pembangunan Masyarakat Desa pesisir pantai Merupakan penelitian yang Berbasis secara
kuantitatif yang berbeda dengan Masyarakat perkotaan yang polemik permasalahan
2

dalam Kehidupan masih dibawah rata-rata kebijakan atas Pemimpin harus sangat
dibutuhkan kan dalam perencanaan Kelangsungan Hidup masyarakat nya yang masih
ketergantungan dengan situasi dan kondisi alam bukan hanya sampai disitu dalam
Polemik pembangunan masyarakat Desa Pesisir pantai yaitu permasalahan pembangunan
Sanitasi air,pembangunan Aliran Listrik yang terkendala,Pembangunan jalan yang berkala
serta pembangunan Gedung Pendidikan dan tempat Ibadah serta pemberdayaan sumber
daya manusia.Desa kuala patah parang merupakan kawasan yang bersifat perairan,
dengan mata pencarian dari sebagian besar penduduknya adalah Nelayan, sedangkan
mata pencarian lainnya adalah sektor perdagangan dan pengusaha, Demografi
Kependudukan Desa Kuala patah parang cukup besar Bisa menjadi modal dasar
pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, Agar dapat menjadi dasar
pembangunan dengan Banyaknya Kepala keluarga maka harus disertai dengan SDM yang
tinggi,SDM (Sumber daya Manusia) subyek dan obyek pembangunan yang mencakup
seluruh siklus kehidupan manusia penanganan penduduk sangat penting sehingga potensi
yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, Khususnya pembangunan
desa kuala patah parang.

Pola penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan Harus mengikuti


sistem nilai yang berlaku pada masyarakat, Peran aktif Jajaran pemerintah Desa kuala
patah parang harus bertanggung jawab dalam perkembangan pembangunan yang
Menjadi permasalahan saat ini, Demokratisasi memiliki makna bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan didesa harus mengakomodasi aspirasi
masyarakat yang diartikulasi dan di agregasi melalui Badan Permusyawaratan Desa dan
lembaga kemasyarakatan sebagai Mitra pemerintahan Desa.

Pemberdayaan masyarakat memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan


pelaksanaan pembangunan didesa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.Namun hal yang
terjadi pada saat ini Arah pembangunan 70 % menurun terutama lambannya progres
aliran listrik yang masih terkendala dan sanitasi air yang sulit.

Secara Administratif Desa kuala patah parang merupakan salah satu desa dari (tujuh) desa
dan 1 (satu) kelurahan kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan sungai Batang
Kebupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dan terletak 8 KM kearah Timur dari Ibu kota
kecamatan Sungai Batang, Desa kuala patah parang merupakan salah satu desa yang
memiliki dataran rendah didukung oleh Topografi Desa. Desa kuala patah parang dilihat
secara umum keadaannya merupakan daerah dataran rendah 9-10 cm diatas permukaan
air laut dengan luas wilayah 4257 Ha ( 42.57Km2) Pemukiman 204 Ha,
Pertanian/Persawahan 1.610 Ha, perkebunan 1.275 Ha,Hutan 318 Ha, perairan 5 Ha,
Sarana sosial 845 Ha,Sarana Sosial 845 Ha, Dengan Jumlah penduduk 1784 jiwa dengan
3

442 Kepala keluarga (KK )secara Geografis Desa kuala patah terletak di bagian Barat Daya
Kabupaten Indragiri Hilir dengan batas wilayah

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa pandan sari

2. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Tanah Merah

3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Selat berhala

4. Sebelah selatan Berbatasan dengan sungai Batang.

Gambar. 1

Peta Desa Kuala patah parang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian diatas Rumusan masalah dalam Pembangunan masyarakat Desa


pesisir pantai adalah bagaimana pola pengelolaan pembangunan masyarakat serta
eksistensi kelembagaan pemerintahan desa dalam melayani masyarakat ?

1.3 TuJuan Penulisan

Berdasarkan Rumusan Masalah Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1.Bagaimana pelaksanaan human relations pemerintahan Desa kuala patah parang?

2.Bagaimana pemerintah Desa kuala patah parang menangani Hambatan pembangunan


Desa kuala patah parang.

3.Bagaimana Upaya pemerintah Desa kuala patah parang mencari solusi dengan
terhambat pembangunan terutama pada pembangunan aliran listrik dan sanitasi air.
4

1.4 Manfaat Penulisan.

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis,
Adapun manfaat yang diharapkan :

1. Manfaat dan kegunaan teoritis.

Sebagai suatu karya ilmiah,hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
keilmuan dan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi
bagi ilmu pengetahuan mengenai pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Desa.

2. Manfaat atau kegunaan Praktis.

a. Manfaat bagi Pemerintah Desa

1. Meningkatkan koordinasi antar perangkat Desa

2. Meningkatkan motivasi pemerintah Desa

3. Meningkatkan kinerja pemimpin Desa

b. Manfaat bagi masyarakat desa.

1. Meningkatkan Taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan masyarakat melalui


penetapan kebijakan.

2. Memberikan program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masyarakat.

3. Meningkatkan prioritas kebutuhan masyarakat

c. Manfaat bagi peneliti.

1. Sebagai bahan acuan serta pertimbangan penelitian terutama dibidang ilmu


Pemerintahan.

2. Sebagai Peningkatan Kompetensi tentang pengalaman pengelolaan pembangunan


Desa.

3. Sebagai pengetahuan baru tentang ilmu dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa


yang baik.
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desa.

Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang
berkuasa untuk melaksanakan pemerintahan sendiri, Desa terjadi hanya dari satu tempat
kediaman masyarakat saja ataupun terjadi dari satu induk desa dan beberapa tempat
kediaman sebagian daripada masyarakat hukum yang terpisah yang merupakan kesatuan
tempat tinggal sendiri, kesatuan-kesatuan dinamakan pengukuhan, kampung, yang
beserta tanah pertanian, perikanan darat, tanah hutan,perairan, sungai-sungai,tanah
belukar dan rawa-rawa.

Ada tiga unsur pokok dalam kepemerintahan desa yang pengaturan perlu diketahui
yaitu :

1. Kepala Desa.

Kepala Desa adalah penguasa tinggal dalam pemerintahan desa. Ia adalah pelaksana dan
penyelenggara urusan rumah tangga desa dan di samping itu, ia menyelenggarakan
urusan-urusan pemerintahan. Meskipun demikian dalam pelaksanaan tugasnya ia
mempunyai batas-batas tertentu dalam arti ia tidak dapat menuruti keingginannya
sendiri.Dalam membuat keputusan peraturan desa, kepala desa harus meminta pendapat
desa/masyarakat desa dalam rapat desa atau disebut musrenbangdes,Kepala desa
bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan rumah tangga desa dan segala
sesuatu yang bersangkutan dengan pemerintahan desa, kecuali jika urusan tersebut
diserahkan kepada pihak lain Kepala Desa membangun dan memelihara pekerjaan umum
desa, seperti jembatan, dan jalan, saluran air,mesjid, listrik,kepala desa wajib mengurus
nya agar dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat.Dalam melaksanakan
tugasnya, Kepala desa mempunyai wewenang:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang


ditetapkan bersama BPD.

2. Mengajukan rancangan peraturan Desa

2. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD

3. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD.

4. Membina kehidupan masyarakat desa.

5. Membina perekonomian desa.


6

6. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

7. Mewakili desanya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1. Perangkat Desa

Perangkat Desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya jumlah perangkat
desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial Budaya masyarakat setempat.
Perangkat Desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa bertanggung jawab
kepada kepala Desa.

a. Sekretaris Desa

Sekretaris desa diisi dari pegawai Negeri Sipil ( PNS) atau masyarakat setempat yang
diangkat oleh kepala Desa melalui Permusyawaratan Desa, Dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik ( Good Governance), Sekretaris Desa
mempunyai tanggung Jawab untuk membantu Kepala Desa di bidang administrasi dan
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah Desa
dan masyarakat.

b. Kepala Urusan (Kaur) Desa.

Kepala urusan memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan


urusan pemerintahan, seperti administrasi kependudukan, keuangan, perencanaan dan
pelaporan serta Menyusun Rencana dan program kerja membantu mengawasi
pelaksanaan dalam bidang urusan pemerintahan dalam urusan Organisasi dan tata kerja
pemerintahan desa, kepala urusan berada dibawah sekretaris desa Kepala urusan
bekerjasama dengan perangkat lainnya seperti Kepala Dusun, Re dan rt.

2. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD)

Badan permusyawaratan Desa, Berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan


pemerintahan desa.BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.BPD sebagai badan permusyawaratan
yang berasal dari masyarakat Desa,di samping menjalankan fungsinya sebagai
penghubung antara kepala desa dengan masyarakat Desa juga harus dapat menjalankan
fungsi utamanya, yakni fungsi representasi, BPD mempunyai wewenang :

a. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan


kepala desa.
7

c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa

e. Mengali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi


masyarakat.

2.2 Tentang kebijakan Pemerintahan Desa

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang bersifat sebagai pedoman untuk


mencapai suatu Tujuan yang telah disepakati bersama, kebijakan dapat diartikan sebagai
salah satu instrumen pemerintah untuk untuk menciptakan keteraturan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab, keberhasilan suatu kebijakan dapat dilihat dari
pelaksanaan atau proses dari pengelola pemerintah Desa, untuk dapat melaksanakan
tugas menyelenggarakan pemerintahan Desa dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pendukungnya diantaranya ialah kelengkapan struktur organisasi yang didalamnya
terdapat aparatur pemerintahan Desa dengan tugas dan fungsi yang melekat di tiap
struktur organisasi yang ada. Keberadaan struktur organisasi sebagai mana yang telah
dibahas diatas dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing agar dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat serta Pembangunan Yang merata.dalam
perencanaan pembangunan desa adalah suatu proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan permusyawaratan desa
dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber
daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.Agar tujuan pembangunan
Desa pesisir pantai dapat diwujudkan, arah kebijakan pembangunan pesisir pantai
hendaknya berorientasi kepada azaz manfaat yang berhasil dan berdaya Guna, Bukan
hanya sekedar keinginan dan segelintir elit desa, namun merupakan kebutuhan bersama
seluruh masyarakat desa tidak terkecuali masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Program pembangunan masyarakat dipesisir pantai merupakan penjabaran yang lebih


detail dari visi dan misi yang telah disusun yang berdasarkan evaluasi dan reviu terhadap
RKP dan RPJM Desa melalui proses musyawarah Desa.Beberapa Indikator Implementasi
Kebijakan pemerintah Desa pesisir pantai dalam IInfrastruktur pembangunan berdasarkan
Kondensasi data dan informasi Dapat Dilaksanakan dengan Strategi yaitu:

1. Kejelasan Isi Kebijakan Pemerintah Desa.

Sebuah Kejelasan yang jelas dan terperinci isinya akan mudah diimplementasikan karena
implementor mudah memahami dan terjemahkan dalam tindakan nyata. Sebaliknya,
ketidakjelasan isi kebijakan akan menjadi potensi lahirnya distorsi dalam penyelenggaraan
kebijakan yang telah dibuat, suatu peraturan harus mampu memberikan petunjuk yang
cermat dan jelas bagi para aktor kebijakan dalam Pemerintahan Desa.
8

2. Dukungan Kebijakan.

Kebijakan yang berorientasi pada dukungan teoritis memiliki sifat yang lebih Efektif untuk
diselenggarakan karena kebijakan tersebut tepat pada sasaran Kondisi dan situasi pada
Desa, pada lingkungan Desa pesisir pantai memerlukan modifikasi teori yang
bersangkutan dengan tuntutan kondisi alam dan lingkungan yang mengisyaratkan bahwa
kebijakan tersebut dapat digunakan dan dilaksanakan sebagai dukungan teoritis
memperkuat pelaksanaan kebijakan sehingga bisa diterima oleh masyarakat

3. Alokasi Sumber daya Finansial.

Besaran alokasi sumber daya finansial terhadap kebijakan merupakan hal yang sangat
penting bagi suatu kebijakan, setiap program dari suatu kebijakan memerlukan dukungan
sumber daya, baik sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan pekerjaan yang
bersifat administratif dan teknis, sumber daya materiil untuk kepentingan monitor dan
mengevaluasi program, sumber daya finansial untuk menunjang program yang
memerlukan pembiayaan, dan metode sebagai cara pencapaian suatu program kebijakan,

4. Keterkaitan dan dukungan berbagai Instansi Pelaksana.

Indikator ini melihat seberapa jauh adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai
instansi Pelaksana kebijakan, Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai aparatur
desa akan berjalan dengan baik apabila aktor kebijakan yang terlibat memiliki hubungan
yang terkoordinir dengan baik dan jelas, program kebijakan mengalami kegagalan
disebabkan kurangnya koordinasi antar Instansi yang terlibat dalam Implementasi
program kebijakan.

5. Kejelasan penyelenggaraan kebijakan.

Badan Pelaksana sebagai implementor kebijakan yang bertugas untuk melaksanakan


tugas dan fungsi sebagai aparatur desa memiliki aturan sendiri, yang artinya, untuk
menjamin Pelaksanaan program kebijakan tetap berjalan pada koridornyan maka
dibuatkan aturan yang mengikat dan mengarahkan penyelenggaraan kebijakan dan
kelompok sasaran kebijakan sehingga tujuan-tujuan penting yang diterapkan sebelumnya
dapat tercapai.

6. Adanya Komitmen penyelenggaraan pemerintahan Desa.

Tingkat komitmen pemerintahan Desa merupakan salah satu Indikator yang


mempengaruhi proses Implementasi kebijakan. Tinggi rendah komitmen yang dimiliki
aparat akan menentukan tingkat tercapainya program kebijakan terkhusus pada tugas
dan fungsi aparatur Desa. Pada dasarnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sebagai
9

implementor kebijakan merupakan salah satu bentuk komitmen dalam Proses menuju
Desa yang maju sesuai pada Undang-undang Dasar yang telah terbentuk.

2.3 Implementasi peraturan perundang-undangan Desa.

Undang-undang Desa yang baru mengamatkan gak dan kewajiban yang tidak ringan bagi
Desa. Pasal 67 ayat (1), di dalam undang-undang Desa berhak mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat,menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa, dan
mendapatkan sumber pendapatan. Sementara pada ayat (2), eksplisit disebutkan bahwa
kewajiban Desa terdiri dari :a) melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan serta
kerukunan masyarakat desa dalam kerukunan nasional dan keutuhan NKRI;b)
meningkatkan kualitas masyarakat Desa;c) mengembangkan kehidupan demokrasi;d)
mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa;e) memberikan dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat Desa. Wewenang dan hak dan kewajiban Desa tersebut
memunculkan banyak harapan, tantangan juga kekhawatiran yang bermuara pada
tuntutan terhadap meningkatnya kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa dalam
hal ini adalah pemerintah Desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat
desa.wewenang, hak dan kewajiban Desa memiliki dimensi yang luas terkait dengan
pelaksanaan dan pengelolaan berbagai aspek yang melingkupi nya seperti: keuangan dan
kekayaan desa, perencanaan dan anggaran desa, kebijakan desa, pelayanan desa,
kepemimpinan kepala desa, kelembagaan dan perangkat desa, pemberdayaan
masyarakat desa,kapasitas Badan permusyawaratan Desa, dan aspek lain yang
relevan.Problemnya adalah terdapat sinyal elemen yang menunjukkan bahwa beban
pemerintah Desa sangat berat untuk melaksanakan amanat undang-undang Desa jika
melihat berbagai problematika dan kondisi pemerintah Desa dalam menjalankan hak,
wewenang, dan kewajiban nya.

Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa merupakan kebijakan penting dan
fundamental dalam tata kelola pemerintahan Desa, salah satu keputusan strategis yang
dibuat oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat adalah ditetapkannya alokasi dana
Desa dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Namun demikian seiring dengan
terobosan besar melalui implementasi undang-undang desa, pemerintah jiga memiliki
pekerjaan rumah yang tidak ringan mengingat potensi persoalan dan kegagalan yang
ditimbulkan tidak kecil jika dikaitkan dengan kondisi pemerintah desa yang umumnya
masih lemah. Diakui atau tidak penyelenggaraan pemerintahan desa hingga saat ini masih
banyak memiliki kelemahan dilihat dari kapasitas manajemen pemerintah desa dan
perangkat desa.

Pasal 24 bahwa ada penyelenggaraan pemerintahan desa mencakup:kepastian hukum,


tertib penyelenggaraan pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan,
proporsional tas, akuntabilitas, Efektif dan efisiensi, partisipatif, dan seterusnya, maka
sudah seharusnya pemerintah membantu meningkatkan kapasitas pemerintah desa agar
amanat undang-undang tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.Rincian amanah
10

undang-undang dalam pasal 24tersebut dapat dikatakan bahwa amanah tersebut


mengandung nilai-nilai good governance dan demokrasi lokal yang tinggi

1. Penataan desa perlu segera disiapkan oleh pemerintah yaitu pemerintah


kabupaten/kota dengan memprioritaskan penataan sistem administrasi desa dan
memasukkan agenda kapasitas SDM untuk membangun manajemen yang efektif.

2. Perlunya memprioritaskan pemetaan kapasitas desa untuk menentukan tipologi desa


melalui perhitungan aset desa, kapasitas sumber daya manusia, jumlah dan sebaran
penduduk desa, ketersediaan infrastruktur dasar bagi masyarakat desa, serta kondisi
ekonomi, sosial, dan kultural masyarakat desa. Demikian perencanaan desa di masa
mendatang tidak hanya sekadar mengacu pada apa yang sudah ada saat ini.

3. Lembaga sosial supradesa ( pemerintah kabupaten/kota), perlu mengoptimalkan


program pendamping desa, pemanfaatan jaringan, dan menetapkan program
pembelajaran yang berkelanjutan untuk mendongkrak kapasitas dan kinerja desa
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.

4. Peningkatan kapasitas perangkat desa diarahkan pada dua hal pokok: 1) penguatan
kapasitas dalam pemetaan sosial dan perencanaan pembangunan desa. 2) penguatan
kapasitas dalam mengelola dan mengalokasikan masyarakat luas.

5. Pemerintah desa perlu mengintegrasikan sistem informasi desa ( SID) tidak hanya
dalam sistem perencanaan pembangunan, tapi juga dalam pengelolaan keuangan dan
aset desa diberi kewenangan untuk membentuk unit organisasi baru yang memiliki
tugas pokok dan fungsi dalam pembuatan dan pembaharuan data base desa,
sehingga melakukan pemantauan atas perubahan struktur geografis desa, baik karena
proses alamiah atau penetrasi modal yang masuk ke desa.

6. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen kunci dalam perumusan


perencanaan,pelaksanaan, dan pertanggung jawaban program pembangunan desa,
Proses perencanaan desa dirumuskan melalui suatu mekanisme bertahap dan agenda
panjang yang dilakukan secara kolektif-partisipatif dan inklusif, yakni mulai dari
musyawarah deaa, pemetaan desa, sensus, eksplorasi, pengorganisasian aset,
pertemuan apresiatif, perencanaan dan penggambaran.

7. Perencanaan daerah dan perencanaan desa mempunyai hubungan yang


terkonsolidasi. Desa dan menyusun RPJM Desa dan RKP Desa memuat program
Prioritas, program dan kegiatan lokal berskala desa yang akan dibiayai sendiri oleh
desa. Sedangkan kabupaten/kota berkewajiban memberikan informasi tentang
program dan prioritas kegiatan pembangunan daerah yang akan dilaksanakan
didesa.program-program daerah, maka informasi perencanaan daerah yang diberikan
kepala desa dibuat lebih sederhana.
11

8. Dalam pelaksanaan dan perencanaan Pembangunan berskala desa, pemerintah sul


desa ( kementerian/lembaga sektoral dan Dinas/SKPD) hadir dalam rangka
memberikan panduan (asistensi) dan dukungan ( fasilitasi), misalnya melalui
penyelenggaraan pelatihan atau bantuan teknis yang dibutuhkan desa.

9. Perlunya memperkuat musyawarah Desa dengan melibatkan lebih banyak aktor


dalam proses perencanaan Desa. Semakin banyak aktor yang dilibatkan dalam
perencanaan maka hasilnya semakin legitimate. Selain melibatkan aktor yang
merepresentasikan kelompok elit seperti pemerintah Desa, BPD, Tokoh agama/adat,
musyawarah desa perlu melibatkan kelompok-kelompak kegiatan/kepentingan
tertentu seperti kelompok nelayan, kelompok petani, kelompok rentan miskin.

Pengaturan desa di Indonesia mengalami pasang surut, secara normatif, pengaturan telah
diatur sejak awal-awal tahun kemerdekaan, namun kenyataannya ketentuan pengaturan
tentang desa baru diimplementasikan sejak diundangkannya undang-undang Nomor 5
tahun 1979 tentang pemerintah Desa.Adapun pengaturan desa dalam sejarah peraturan
perundang-undangan dapat digambarkan sebagai berikut

No Perundangan Desa
Mengatur tentang pengesahan dan Pemilihan Kepala
Regerings Reglement
1 Desa dan Pemerintahan Desa, serta hak Desa untuk
(RR) Pasal 71 Tahun 1854
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Osamu Seirei No. 7 Pemilihan dan pemberhentian Kepala Desa, dan sebutan
2
Tahun 1944 Kepala Desa sebagai Kucoo.
3 UU No. 1 Tahun 1945 Tidak ada pengaturan tentang desa secara eksplisit.
Kemungkinan atau mengarahkan desa sebagai daerah
4 UU No. 22 Tahun 1957
otonom tingkat III.
Kemungkinan di bentuk daerah otonom tingkat III namun
5 UU No. 1 Tahun 1957
harus hati-hati.
Desa di tempatkan sebagai daerah tingkat III dengan
6 UU No. 19 Tahun 1965
sebutan desa praja.
Mengatur tentang pemerintahan desa yang
7 UU No. 5 Tahun 1974
berdasaarkan pada perundang-undangan sendiri.
Berisi “memperkuat pemerintahan desa agar makin
Ketetapan MPR No. mampu menggerakkan masyarakat dalam partisipasinya
8 IV/MPR/1978 tentang dalam pembangunan dan penyelenggaraan administrasi
GBHN desa yang makin luas dan efektif”. Untuk itu perlu di
susun undang-undang tentang pemerintahan desa.
Desa berkedudukan langsung di bawah camat, dimana
9 UU No. 5 Tahun 1979 camat merupakan kepala wilayah yang menjalankan
satuan pemerintahan vertikal (dekonsentrasi).
10 UU No. 22 Tahun 1999 Desa diatur dalam suatu undang-undang dengan
pemerintahan daerah. Desa merupakan subsistem dari
pemerintahan yang pengaturannya lebih lanjut
diserahkan kepada daerah kabupaten dengan
12

membentuk perda. Tanpa ada penjelasan lanjut


mengenai subsistem, maka posisi desa berada di dalam
atau di luar rumah tangga kabupaten.
Desa kembali ditempatkan dalam undang-undang
11 UU No. 32 Tahun 2004 mengenai pemerintahan daerah yang menenmpatkan
desa di dalam pemerintahan kabupaten/kota.
Desa diatur dalam undang-undang tersendiri, di mana
kedudukan desa dalam sistem pemerintahan secara
12 UU No. 6 Tahun 2014
eksplisit diakui dan di hormati dalam ketatanegaraan
pemerintahan RI.

2.4 Pembangunan Desa Pesisir Pantai.

Pembangunan perdesaan selalu menjadi fokus perhatian pemerintah sejak awal


kemerdekaan sampai sekarang ini, namun sering kali strategi pembangunan desa selalu
berubah-ubah seiring dengan perubahan rezim.hal ini dapat dilihat, dimana setiap rezim
berusahalah mencari strategi pembangunan desa yang dipandang paling efektif untuk
jangka waktu tertentu.Strategi yang sering berubah-ubah antara satu rezim dengan rezim
yang lain menimbulkan kondisi yang kurang menguntungkan bagi masyarakat didesa.Hal
ini dapat dilihat dari tidak tercapainya tujuan dari pembangunan itu sendiri , yang pada
hakikatnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hal ini yang terjadi DiDesa
Kuala patah parang.

Dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004 -
2009,pemerintah kemudian membuat rencana jangka pendek, yang bersifat tahunan,
sebagai contoh tahun 2006 pemerintah menetapkan sssasaran pemerintah didesa, terkait
dengan upaya menciptakan kawasan perdesaan yang produktif dan layak huni,
pembangunan Desa juga memiliki sasaran-sasaran khusus yaitu ;1). Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan berkurannua jumlah penduduk miskin
serta meningkatnya taraf pendidikan dan kesehatan, 2).Meningkatnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur dikawasan pemukiman di pedesaan yang ditandai meningkatnya
optimalisasi irigasi dan perairan jika di wilayah pertanian,meningkatnya hasil tangkap
nelayan dan pemasaran yang mudah dikawasan desa pesisir, meningkatnya prasarana
jalan perdesaan, terutama yang menghubungkan dengan perkotaan terdekat, tersambung
nya dengan akses Sinyal Digital atau seluler,meningkatnya cakupan pelayanan air minum
perpipaan untuk penduduk perdesaan hingga 30%, meningkatnya persentase rumah
tangga perdesaan yang telah memiliki jamban, 3).Meningkatnya akses kontrol dan
partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam kegiatan pembangunan perdesaan yang
ditandai dengan terwakilnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pembangunan.

Kebijakan Dalam pembangunan pemberdayaan Desa Pesisir pantai merupakan potensial


di wilayah perairan pengelolaan berbasis masyarakat atau biasa disebut Community -
13

Based Management (CBM) menurut Nikijuluw 1994 dan Zamani dan Darmawan,
merupakan salah satu pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang meletakkan
pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai kesadaran
pengelolaannya.

Kebijakan pemerintah Didesa kuala patah parang dibidang perikanan dan kelautan
merupakan strategis diharapkan dapat membangun perekonomian yang maju sebab Garis
pantai yang panjang menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu
diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya : Perikanan, hutan
mangrove,Budidaya kerang dan kepiting dan tambak ikan yang bisa dibudidayakan oleh
masyarakat , sedangkan potensi non hayati yang dapat dikembangkan Didaerah desa
kuala patah parang Yaitu pengelolaan hasil Laut yaitu Masyarakat dapat Membangun
usaha seperti pengelolaan Kerupuk Udang dan Ikan salai, Wilayah Desa kuala patah
parang cukup memungkinkan untuk dikembangkan sebagai tempat perikanan yang cukup
baik di wilayah kabupaten Indragiri Hilir, banyaknya lahan bila dikelola dengan baik dapat
meninggatkan perekonomian masyarakat sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang
tentunya juga Dapat meningkatkan Pembangunan Desa kuala patah parang.

Dalam konteks Pembangunan,termasuk arah kebijakan pembangunan sektor kelautan


sebenarnya masih di domisili oleh pemikiran Michael Redclif tentang konsep
pembangunan berkelanjutan yang mampu menjamin keberlanjutan kehidupan
masyarakatnya dimana diperlukan Kebijakan-kebijakan pemerintah Desa dalam Mengatur
program-program terkait peningkatan infrastruktur perdesaan.

2.4 Permasalahan Desa

Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) dilakukan berdasarkan tiga asas, yaitu asas
pembangunan integral, asas kekuatan sendiri, dan asas permufakatan bersama.Asas
Integral ialah pembangunan yang seimbang dari semua segi masyarakat Desa( Pertanian,
Nelayan, pendidikan, kesehatan, perumahan dan lainnya) sehingga menjamin suatu
perkembangan yang selaras.Asas kekuatan sendiri bearti tiap-tiap usaha pertama harus
didasarkan pada kekuatan dan kemampuan desa sendiri tanpa harus menunggu Bantuan
dari pemerintah,Asas permufakatan bersama diartikan sebagai usaha pembangunan
harus dilaksanakan dalam lapangan yang benar dirasakan sebagai kebutuhan oleh
anggota masyarakat Desa.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional ( RPJM) Tahun 2004-2009 Bab
24 diuraikan tentang permasalahan makro yang dihadapi pada kawasan perdesaan,
kawasan perdesaan menghadapi permasalahan internal dan eksternal yang
produktif.Pembangunan perdesaan secara terpadu akan melibatkan banyak aktor yang
meliputi elemen pemerintah Sendiri,koordinasi semakin diperlukan tidak hanya untuk
menjamin keterpaduan antar sektor, tetapi juga dapat direalisasikan.
14

Masalah Ekonomi dan pembangunan Desa adalah Masalah yang dihadapi oleh
masyarakat desa dan pemerintahan Desa yang pada Saat Ini belum Efisien dan
berkelanjutan sebagai yang diharapkan Oleh pemerintahan dalam pengkajian
permasalahan Desa Kuala patah parang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bidang Infrastruktur Desa ( sarana dan prasarana)


a. masih Banyaknya potensi alat tangkap nelayan yang belum memadai
b. Keberadaan sarana penerangan masyarakat belum bisa mencakup keseluruhan
masyarakat desa dikarenakan masih menggunakan PLTD.
c. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam ber swadaya dan memelihara
bangunan.
d. Kemampuan kader desa mendesain dan membuat rencana anggaran biaya belum
memadai.
2. Bidang Lingkungan Hidup
a. Sanitasi hidup sehat pada masyarakat Belum memadai.
b. Penangkapan Ikan masih banyak mengunakan racun.
c. Penghijauan dan penanaman pohon hutan bakau Untuk kelestarian lingkungan hidup
Belum pernah dicanangkan oleh pemerintah Desa.
3. Bidang Pendidikan.
a. Bangunan pelengkap (infrastruktur) bidang pendidikan masih kurang
b. Pustaka Desa yang tidak jalan.
c. Balai pelatihan dan pertemuan Tidak ada.
d. Belum terbentuknya PKBM.
4. Bidang Ekonomi
a. Belum ada pengembangan potensi ekonomi Desa
b. Pasar Desa yang belum memadai.
c. Pengelolaan PAD Desa belum optimal
d. masih tingginya masyarakat Miskin.
5. Bidang Sosial dan Budaya.
a. Arus Globalisasi tidak Terbendung yang menyebabkan tergerus nya kearifan lokal.
b. Peran lembaga adat dan pimpinan adat kurang optimal.
c. Belum Optimal nya peran perempuan dalam arah pembangunan Desa.
15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Dari hasil penelitian Besarta uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa perlu adanya pengawasan Dari pihak
kecamatan dan juga peran penting dalam Partisipasi masyarakat yang ideal yang
mampu memberikan Aspirasi Dalam Penyaluran pendapat dalam kebijaksanaan
Pemimpin atau disebut dengan kepala Desa.Pemerintah Desa adalah sebagai ujung
tombak keberhasilan pada Otonomi Desa tersebut,pemerintah harus mampu
mengoptimalkan degradasi sumber daya alam dan lingkungan sesuai dengan
permasalahan kondisi yang sedang terjadi.

Identifikasi permasalahan Pembangunan masyarakat Desa pesisir pantai merupakan


permasalahan Umum yang harus ditangani secara bijak Bukan hanya pada
pemerintahan namun seluruh elemen-elemen yang terkait yang mesti ikut andil dalam
proses menuju Desa maju Inhil Jaya.

3.2 Saran

Berdasarkan gambaran penelitian karya ilmiah ini penyusunan dengan segala


kekurangan, maka penyusun mencoba untuk memberikan saran kepada pemerintah
Desa kuala patah parang dalam menjalankan jabatan sebagai pemerintah sebagai
Berikut.

1. Pemerintah Desa Agar mampu mengalokasikan Dana Sesuai tepat sasaran.

2. Memberikan Kebijakan Kepedulian pemerintah dan perangkat Desa dalam melayani


masyarakat.

3. Mencari Solusi dengan musyawarah Desa dalam hambatan pembangunan aliran


Listrik dan pelayanan air bersih

4. Meningkatkan Infrastruktur Jalan pedesaan.

5. Menimgkatkan sumber daya manusia dengan menyelenggarakan pelatihan


Kelompok nelayan, Ibu-ibu pkk dan kader kesehatan.

6. Menjalankan peran Badan Permusyawaratan Desa ( BPD) Sebagai lembaga


Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan pemerintahan Desa.
16

DAFTAR PUSTAKA

- Anwan. O.M.(2014).Pemberdayaan Masyarakat Desa.

-Idrus. M. ( 2009 ) Metode Penelitian Ilmu Sosial ( Pendekatan Kualitatif ilmu dan
Kuantitatif) Jakarta.

-Fahrudin. A ( 2012).Pengantar Kesejahteraan masyarakat Desa :Bandung:PT Refka


Aditama Widjaja.

-Aries Djaenuri, Siti Aisyah, Enceng. ( 2001) Sistem pemerintahan Desa. Website.
Www.ut.ac.id

- Widjaja, HAW, (2001). Pemerintahan Desa/Marga berdasarkan UU No. 22/1999 tentang


pemerintahan Daerah. Raja Grafinso Persada.

-Maschan, Manahuri, (1992). Pemerintahan Desa Di Indonesia, PAU Studi sosial UGM.
Yogyakarta.

-Nurcholish, Hanif, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan pemerintahan Desa. erlangga.,


Jakarta;2011

-Soemantri, Bambang Trisantoso, pedoman penyelenggaraan pemerintahan Deaa. Fokus


Media, Bandung ;2011

- Widjaja, Haw, Otonomi Desa. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta;2010

-Muchsan. 2007.Sistem Pengawasan terhadap perbuatan pemerintah dan peradilam


penyelenggaraan pemerintahan. jakarta :Libertu.

-Https://jurnal.Bps inhil. Ac. Is

-Mit. W (2009) jurnal Ekonomi dan studi Pembangunan

-Husein ( 2023).Evaluasi masyarakat pesisir pantai. Jurnal ilmiah Universitas Batang hari
jambi.

-Https://Jdihn.go.Id.
17

Anda mungkin juga menyukai