T.A 2022/2023
Universitas Mataram
A. Pendahuluan
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil alamin segala puji bagi Allah SWT yang terus memberikan kita
nikmat, taufik, hidayah, serta inayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan untuk di
pelajaridan di kaji guna menunjang dunia pembelajaran yang lebih baik. Semoga para
pembaca juga di berikan nikmat yang luar biasa ketika membaca makalah ini sehingga
mudah memahami isi makalah ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam baginda nabi
besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ala yang
kaya akan ilmu dan pembelajaran.
Penulis ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada para pihak yang ikut
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu, dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan keilmuan tentang pemerintah desa kepada para pembaca. Terima kasih juga
penulis ingin sampaikan kepada para pembaca makalah ini, karna telah berkenan sudikiranya
meluangkan waktu untuk membaca makalah ini.
Penulis pun menyadari bahwa penulis merupakan manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan, oleh karnanya penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan di dalamnya, karenanya melalui ini penulis mengucapkan mohon
maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang ada di makalah ini. Penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang mambangun dari para pembaca guna
penyempurnaan makalah ini agar lebih baik
Sekian
Roby Nurdiansyah
Latar Belakang
Indonesia selaku negara kesatuan yang memiliki wilayah begitu luas yang terbentang
dari sabang sampai merauke, yang terdiri dari beribu-ribu kepulauan yang dipisahkan oleh
luasnya lautan. Apabila dilihat dari sekilas segi geografis yang ada, akan sangat sulit bagi
menjalankan sebuah pemerintahan yang hanya di jalankan oleh pusat, oleh karnanya di
bentuklah pemerintah daerah dari tingkatan provinsi, sampai kepada tingkatan yang terkecil.
Hal ini dibentuk untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien, demi terwujudnya
rakyat yang sejahtera, aman dan damai.
Namun kali ini, kita akan terfokus kepada pada pemerintahan pada tingkatan paling
bawah yakni pemerintahan desa. Dapat dikatakan pemerintah desa adalah pemerintah yang
sifatnya sangat dekat dekan masyarakat, ruang lingkup daerah pemerintahannnya yang tidak
luas membuat para pemerintah desa dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. Adanya
pemerintah desa di yakini mampu memahami kondisi masyarakat desa setempat sehingga
dapat membangun desa lebih cepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat desa
setempat.
Dalam menjalankan pemerintahannya pemerintah desa di berikan tugas dan
wewenang yang bersifat otonom terhadap desa setempat. Namun terkadang berbagai
permasalahan yang ada di masyarakat desa setempat sulit untuk diastasi hal iini tentu di
pengaruhi oleh berbagai factor baik eksternal maupun internal, misalnya saja tentang
pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia yang belum maksimal
dan merata, kemudian pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga sampai
saat ini masih banyak masyarakat yang ada di pedesaan belum mencapai taraf hidup yang
sejahtera.
Pada kali ini penulis ingin membahas tiga hal di atas yang menurut penulis sebagai
permasalahan inti yang terjadi di setiap desa di seluruh Indonesia dalam upaya memajukan
kesejahteraan masyarakat di desa. Oleh karnanya melalui judul Menuju Masyarakat
Yang Sejahtera Melalui 3P Oleh Pemerintah Desa
B.Pembahasan
a. Rumusan Masalah
1. Apa urgensi dari pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana yang ada di desa..?
2. Apa urgensi dari pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang optimal...?
3. Apa urgensi dari pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dalam rangka
mensejahterakan masyarakat di desa..?
4. Jelaskan korelasi antara 3P (Pembangunan infrasturktur sarana dan prasarana publik,
Pemberdayaan sumber daya manusia, dan Pengeolaan Badan Usaha Milik Desa)
sebagai upaya menuju mayarakat yang sejahtera…!
b. Pembahasan
Urgensi dari Desa merupakan bagian dari pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini berarti
bahwa pembangunan desa tidak dipisahkan dari pembangunan nasional, dan merupakan
unsur pokok dalam sistem pembangunan Indonesia.
Perlu diketahui juga Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa mengatakan bahwa
desa merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang harus diakui dan
dihormati dalam di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, desa juga
memiliki hak otonomi.
Suatu skema baru dengan lahirnya Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah mengemukakan bahwa daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri, dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan memberikan otonomi kepada daerah yang lebih luas, bisa mempercepat pencapaian
kesejahteraan masyarakat dengan peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan partisipasi
masyarakat.
Selain itu, berkat otonomi yang luas, dan lingkungan strategis, daerah harus meningkatkan
daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, kesetaraan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan, serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam Undang–Undang Nomor 23 tahun 2014 juga mengakui adanya suatu otonomi yang
diberikan kepada desa. Dengan adanya otonomi tersebut, diharapkan desa bisa mandiri.
Kemandirian itu dipengaruhi oleh faktor seperti penguatan keungan desa, kewenangan,
penguatan kelembagaan desa dan kelembangan masyarakat, kapasitas dan perangkat desa
(SDM), serta pemberdayaan masyarakat desa.
Oleh karena itu, upaya memperkuat desa merupakan langkah untuk mempercepat
terwujudnya otonomi desa dan kesejahteaan masyarakat, sebagai tujun otonomi daerah dan
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana baik sarana transportasi, dan irigasi,
memiliki urgensinya masing-masing, sulitnya akses transportasi yang ada di desa akan
mengakibatkan kesulitan masyarakat dalam melakukan pekerjaan karna harus melalui jalan
yang tidak layak sehingga akan menghambat masyarakat dalam melakukan pekerjaannya
yang mengakibatkan tidak efisisen dan optimalnya pekerjaan yang dilakukan oleh
masyarakat. Misalnya dalam pengangkutan hasil pertanian atau hasil tangkap ikan atau buah
hasil pekerjaan masyarakat lainnya, kemudian dalam menjual hasil pekerjaannya masyarakat
akan kesulitan melakukan perdagangan sehingga akan sulit mencapai kesejahteraan.
Menurut M. Manulang Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat
dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia
dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa), sedangkan transportasi
dapat diartikan sebagai pemindahan orang (manusia) maupun barang dari tempat asal ke
tempat tujuan. Dengan demikian pengertian ekonomi transportasi merupakan ilmu tentang
fungsi transportasi didalam struktur dan berbagai aktivitas sistim ekonomi atau dengan kata
lain bahwa Ilmu ekonomi transportasi merupakan study tentang peran dan fungsi transportasi
dalam menunjang aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan tujuan
untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran.Transportasi memiliki peran yang sangat
penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan merupakan urat nadi dalam
pembangunan ekonomi suatu desa. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan dibidang
ekonomi harus
ditunjang dengan pengembangan sarana transportasi yang baik, sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman.
Irigasi suatu usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran
ke sawah-sawah atau ke ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak
diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Pengairan mengandung
arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan
tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan
(drainase), agar tidak mengganggu kehidupan tanaman. Sekitar 86% produksi beras nasional
berasal dari daerah sawah beririgasi. Jadi sawah irigasi merupakan faktor utama dalam
pencapaian ketahanan pangan nasional.
Kemudian terkait dengan irigasi bagi masyarakat yang pekerjaannya bersumber dari
pertanian tentu akan sangat membutuhkan aliran irigasi yang memadai untuk kebutuhan
pengairan, begitu pula bagi masyarakat yang menekuni budidaya perairan ikan tawar misalnya tambak
ikan, udang, tuna, belut dsb. Sepertiyang kita ketahui bahwasanya Irigasi suatu usaha
mendatangkan air dengan membuat bangunan dan saluran-saluran ke sawah-sawah atau ke
ladang-ladang dengan cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air
itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan
menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat
berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak
mengganggu kehidupan tanaman. Sekitar 86% produksi beras nasional berasal dari daerah
sawah beririgasi. Jadi sawah irigasi merupakan faktor utama dalam pencapaian ketahanan
pangan nasional.
Para petani dan pembudidaya Tentu akan sangat membutuhkan sarana irigasi yang memiliki
kualitas dan kapasitas yang memadai agar tidak menghambat jalannya air ketika mengganti air kolam,
dan mengairi persawahan akan sangat berdampak bagi masyarakat apabila sarana irigasi yang ada
tidak memadai, misalnya untuk kebutuhan pengairan sawah ketika musim kemarau, yang dimana
pada saat itu masyarakat sangat membutuhkan aliran air dari bendungan atau sumber air lainnya, tapi
apabila sarana irigasi tidak memadai tentu akan menghambat jalannya air untuk mengairi sawah atau
perkebunan yang membuat petani gagal panen begitu juga dengan para pembudidaya ikan air tawar.
Hal inilah yang menjadi urgensi perlunya pembangunan sarana irigasi perairan.
satu kelemahan kita sebagai sebuah bangsa dan negara adalah kurangnya kemampuan sumber
daya manusia dalam mengelola sumber daya alam bangsa ini ataupun menjadi masyarakat yang
produktif bukan masyarakat yang konsumtif. Rata-rata masyarakat di Indonesia merupakan
masyarakat yang konsumtif, dan hal itu sudah sangat melekat dan bahkan menajdi budaya hidup di
masyarakat khusunya masyarakat desa yang memang pada latarnya kurang memahami dunia
teknologi ataupun industry, ketika hal ini menjadi suatu budaya hidup tentu akan sulit untuk merubah
pola pikir masyarakat yang selalu ingin sesuatu instan menjadi pola piker yang memikirkan
bagaimana menciptakan atau membuat sesuatu yang baru dengan kreasi dan inovasi-inovasi
pembahruan terhadap jasa, ataupun barang.
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) mulai tahun 2019 dan selanjutnya
menjadi pengarusutamaan strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan, pilihan strategi
tersebut diupayakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Indonesia juga memiliki berbagai aspek potensial yang dapat menjadi ‘senjata
ampuh’ bila kita mampu mentransformasikannya menjadi potensi yang berkonstribusi
positip terhadap pencapaian Indonesia unggul , utamanya dalam mewujudkan impian besar
para pendiri bangsa akan peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan sumber daya
manusia menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia bila mencermati data yang
dikeluarkan Bank Dunia, dimana pada tahun 2018 Bank Dunia menyebutkan bahwa kualitas
SDM Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara. Sementara itu, di tahun yang
sama, Business World memaparkan bahwa peringkat daya saing SDM Indonesia berada di
ranking 45 dari 63 negara. Peringkat ini masih kalah dari dua negara tetangga yaitu Singapura
dan Malaysia yang masing-masing berada diperingkat 13 dan 22.
Oleh karena itu pilihan strategi pembangunan dengan fokus utama pembangunan
sumber daya manusia sangat tepat untuk menjawab tantangan bagi Indonesia, mengingat
Indonesia saat ini berada dalam periode Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menuntut
sumber daya manusia Indonesia yang terampil dan unggul agar memiliki daya saing yang
tinggi sehingga memiliki konstribusi dalam pembangunan bangsa.
Mengingat pertimbangan dalam skala yang lebih luas di atas Permberdayaan sumber
daya manusia oleh pemerintah desa sangatlah di perlukan khususnya kepada masyarakat desa
agar dapat membuka lapangan pekerjaan serta untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
menuju masyarakat yang sejahtera.
Di dalam Pasal 87 UU No. 6 Tahun 2014 di tentukan bahwa Desa dapat mendirikan
Badan Usaha Milik Desa yang di sebut BUM Desa. BUM Desa di kelola dengan semangat
kekeluargaan dan kegotong royongan. BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraaturan perundang-
undangan.
Pendirian BUM Desa di sepakati melalui musyawarah desa. Pendirian BUM Desa di
tetapkan dengan peraturan desa. Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi
pemerintahan desa. Organisasi pengelola BUM Desa paling sedikit terdiri atas: a. penasihat;
dan b, pelaksana operasional. Penasihat di jabat secara ex officio oleh kepala desa. Pelaksana
operasional merupakan perseorangan yang di angkat dan di berhentikan oleh kepala desa.
Pelaksana operasional di larang merangkap jabatan yang melaksanakan fungsi pelaksanaan
lembaga pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa.
sejatinya logika pendirian BUMDes didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa,
sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan dan
pendiriannya, BUMDes dibangun atas prakarsa (inisiasi) masyarakat, serta mendasarkan pada
prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif, transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable
dengan mekanisme berbasis anggota dan pengusahaan mandiri. Dari semua itu yang
terpenting adalah bahwa pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara profesional dan
mandiri. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). BUMDes sebagai
lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam
penyediaan pelayanan sosial. Tujuan pendirian BUMDes antara lain dalam rangka
peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes). Sedangkan sebagai lembaga komersial
bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke
pasar. Dalam menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan efektifitas harus selalu ditekankan.
BUMDes sebagai badan hukum, dibentuk berdasarkan tata perundang-undangan yang
berlaku, ketentuan tersebut bersifat umum, sedangkan pembangunannya disesuaikan dengan
kesepakatan yang terbangun di masyarakat desa. Dengan demikian, bentuk BUMDes dapat
beragam di setiap desa di Indonesia. Ragam bentuk ini sesuai dengan karakteristik lokal,
potensi, dan sumberdaya yang dimiliki masing-masing desa. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum
Volume 8 No. 3, Juli-September 2014 ISSN 1978-5186 429 Tujuan akhirnya, BUMDes
sebagai instrumen modal sosial yang diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan
desa dengan lingkup perekonomian diluarnya sehingga menjadi penguat ekonomi di
pedesaan. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan langkah strategis dan taktis guna
mengintegrasikan potensi, kebutuhan pasar, dan penyusunan desain lembaga tersebut ke
dalam suatu perencanaan. Disamping itu, perlu memperhatikan potensi lokalistik serta
dukungan kebijakan (good will) dari pemerintahan di atasnya untuk mengeliminir rendahnya
surplus kegiatan ekonomi desa disebabkan kemungkinan tidak berkembangnya sektor
ekonomi di wilayah pedesaan. Sehingga integrasi sistem dan struktur pertanian dalam arti
luas, usaha perdagangan, dan jasa yang terpadu akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
tata kelola lembaga. Pendirian badan usaha harus disertai dengan upaya penguatan kapasitas
dan didukung oleh kebijakan daerah (kabupaten/kota) yang memfasilitasi dan melindungi
usaha ini dari ancaman persaingan para pemodal besar. Mengingat badan usaha ini
merupakan lembaga ekonomi baru yang beroperasi di pedesaan dan masih membutuhkan
landasan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang. Pembangun landasan bagi pendirian
BUMDes adalah Pemerintah. BUMDes dalam operasionalisasinya idealnya juga ditopang
oleh lembaga moneter desa (unit pembiayaan) sebagai unit yang melakukan transaksi
keuangan berupa kredit maupun simpanan. Jika kelembagaan ekonomi kuat dan ditopang
kebijakan yang memadai, maka pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan
distribusi aset kepada rakyat secara luas akan mampu menanggulangi berbagai permasalahan
ekonomi di pedesaan. Oleh karena itu, meski setiap Pemerintah Desa dapat mendirikan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), namun penting disadari bahwa BUMDes didirikan atas
prakarsa masyarakat dan didasarkan pada potensi yang dapat dikembangkan dengan
menggunakan sumberdaya lokal dan terdapat permintaan pasar. Dengan kata lain, pendirian
BUMDes bukan merupakan paket instruksional yang datang dari Pemerintah, pemerintah
provinsi, atau pemerintah kabupaten. Jika yang berlaku demikian dikhawatirkan BUMDes
akan berjalan tidak sebagaimana yang diamanatkan di dalam undang-undang. Tugas dan
peran pemerintah adalah melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat desa
melalui pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten tentang arti penting BUMDes
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui pemerintah desa masyarakat dimotivasi,
disadarkan dan dipersiapkan untuk membangun kehidupannya sendiri. Pemerintah
memfasilitasi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan dan pemenuhan lainnya yang dapat
memperlancar pendirian BUMDes. Selanjutnya, mekanisme operasionalisasi diserahkan
sepenuhnya kepada masyarakat desa. Untuk itu, masyarakat desa perlu dipersiapkan Urgensi
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam Pembangun Perekonomian… Zulkarnain Ridlwan
430 terlebih dahulu agar dapat menerima gagasan baru tentang lembaga ekonomi yang
memiliki dua fungsi yakni bersifat sosial dan komersial. Dengan tetap berpegang teguh pada
karakteristik desa dan nilai-nilai yang hidup dan dihormati. Maka persiapan yang dipandang
paling tepat adalah berpusat pada sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap peningkatan standar hidup masyarakat desa (pemerintah desa,
BPD, tokoh masyarakat/ketua suku, ketua-ketua kelembagaan di pedesaan). Melalui cara
demikian diharapkan keberadaan BUMDes mampu mendorong dinamisasi kehidupan
ekonomi di pedesaan. Peran pemerintah desa adalah membangun relasi dengan masyarakat
untuk mewujudkan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), sebagai bagian dari upaya
pengembangan komunitas (development based community) desa yang lebih berdaya.
Korelasi dari ketiga hal tersebut adalah sangat erat dan sangat mendukung satu sama lain
dalam upaya membangun desa menuju masyarakat yang sejahtera. Ketika pembangunan
infrastruktur sarana dan prasarana berjalan dengan baik maka akan menunjang jalannya
pemberdaan sumber daya manusia misalkan ketika akan di adakan suatu pelatihan di
butuhkan suatu tempat seperti gedung serba guna serta sarana transportasi yang baik guna
menunjang kelancara kegiatan tersebut, kemudian ketika adanya suatu pengelolaan BUM
Desa di sebuah desa di butuhkan suatu infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai agar
memperlancar kegiatan BUM Desa tersebut misalnya dalam hal jual beli tentu akses
transportasi harus memadai. Selanjutnya korelasi ketika pemberdayaan SDM yang optimal
tentu suatu desa memiliki hal yang menarik untuk di kembangkan terkait kemampuan SDM
yang mumpuni, akan sangat menunjang pengelolaan BUM Desa ketika suatu desa memiliki
SDM yang unggul yang dapat membantu atau mengelola jalannya suatu BUM Desa,
sehingga suatu desa ketika memiliki SDM yang unggul akan sangat cepat dalam memajukan
suatu desa mencapai kesejahteraan mayarakatnya. Yang terakhir korelasi dari pengelolaan
BUM Desa adalah kita sama-sama sadari bahwa pengelolaan BUM Desa akan menhasilkan
suatu keuntungan yang dimana keuntungan tersebut dapat di jadikan anggaran dalam
menunjang pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan SDM yang baik. Sehingga 3 hal
ini bagaikan sebuah rnata rantai yang berkaitan antara satu dengan lainnya yang saling
mengkaitkan satu dengan yang lain.
C. Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah ada di atas bahwasanya dapat kita pahami dari masing
masing hal tersebut memiliki urgensi dan manfaat yang sama-sama penting bagi kemajuan
suatu desa, dan dengar urgensi serta dampak dari masing-masing hal tersebut, membuatnya
saling mengikat dan memiliki korelasi antara yang satu dengan yang lainnya, hal inilah yang
membuata pembahasan dalam makalah ini sangat menarik.
B. Daftar Pustaka
1. Hukum Pemerintanahan Desa_ Dr. Ni’matul Huda, SH., M.Hum.
2. https://yoursay.suara.com/kolom/2021/09/12/094126/urgensi-pembangunan-
infrastruktur-desa-pada-masa-pandemi
3. http://dishub.jabarprov.go.id/artikel/view/221.html
4. http://bappelitbangda.nttprov.go.id/portal/index.php/item/878-irigasi-untuk-
keseimbangan-pengairan-persawahan
5. https://www.setneg.go.id/baca/index/
pembangunan_sumber_daya_manusia_sdm_menuju_indonesia_unggul
6. http://repository.lppm.unila.ac.id/13935/1/2014%2007%20Urgensi%20BUMDes
%20dalam%20Pembangunan%20Perekonomian%20Desa.pdf