Anda di halaman 1dari 15

Page |1

MAKALAH SOSIOLOGI DAKWAH


KARAKTERISTIK MASYARAKAT TRANSISI

DOSEN PENGAMPU : NURAINI,M.Hum

MATA KULIAH : SOSIOLOGI DAKWAH

DISUSUN OLEH : DIMI/2020504052

PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
Page |2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah telah mencurah limpahkan rahmat dan inayah-Nya kepada
saya sehingga saya biasa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa, sholawat serta
salam semoga selalu terlimpah curah kepada junjunan Nabi besar Muhammad SAW.
Saya bersyukur akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun saya
mengetahui pasti banyak kekurangan di dalamnya.

Makalah saya kali ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah
Sosiologi Dakwah yang diampu oleh ibu Nuraini,M.Hum berkat beliau Kami bisa
menggali lebih dalam mengenai masyarakat transisi dan hubunganya dengan Sosiologi
Dakwah selesainya makalah saya kali ini tidak lepas dari berbagai bantuan makalah-
makalah yang ada di internet dan berbagai patokan yang telah disampaikan oleh dosen
saya.

Dibalik itu semua, saya menyadari bahwa banyak kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, baik itu dari segi materi tata bahasa, maupun struktur kepenulisan. Oleh
karena itu, saya sangat Menerima berbagai saran maupun pendapat dari pembaca semua
agar saya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi kedepanya.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat menginspirasi dan juga
Bermanfaat bagi pembaca semua, dan khususnya dapat bermanfaat bagi penulis pula.
Aamiin yaa robbal alamiin.

Palembang, 4 Junj 2021

DIMI

\
Page |3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
C. Tujuan Pembahasan .............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat transisi ............................................................................. 6


B. Karakteristik Masyarakat transisi ......................................................................... 7
C. Metode berdakwah pada Masyarakat Transisi ...................................................... 8
D. Adat dan budaya pada Masyarakat Transisi ....................................................... 10
E. Pendekatan dakwah pada Masyarakat Transisi .................................................. 11
F. Permasalahan pada Masyarakat Transisi ............................................................ 12
BAB III PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
Page |4

A. Latar Belakang
Masyarakat bisa terbentuk karena adanya interaksi sosial diantara
manusia, karena memang manusia yang membentuk masyarakat itu sendiri
dari dua karakter yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya
bantuan dari manusia lainnya. Dan kalau dalam agama Islam ada dua bentuk
hubungan manusia yaitu hablumminallah dan hablumninannaas.
Hablumminallah artinya hubungan vertikal manusia kepada sang pencipta-
Nya yaitu Allah SWT yang salah satunya diwujudkan dalam bentuk ibadah
ritual seperti sholat dan sebagainya. Sedangkan hablumminannaas adalah
hubungan horizontal sesama manusia karena manusia termasuk zoon
politicon (makhluk sosial).

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dunia, yang berarti pula


eksistensi masyarakat Indonesia baik langsung maupun tidak langsung sangat
membutuhkan masyarakat dunia. Karena memang bangsa Indonesia ini tidak
akan bisa membangun tanpa adanya bantuan dari negara lain. Disamping
masyarakat Indonesia dikatakan sebagai bagian dari masyarakat dunia karena
perkembangan global dunia selalu menembus ke pelosok dunia tanpa
terkecuali negara yang bernama Indonesia ini.

Keterlibatan masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun tidak


langsung ikut andil dalam mengikuti perkembangan dunia, terutama jika
dilihat dari segi kemajuan teknologi informasi. Karena memang secara tidak
langsung bangsa Indonesia ikut memakmurkan industri-industri negara maju,
sebagai contoh pemanfaatan alat elektronik dalam hal ini komputer, laptop,
HP dan bahkan internet dengan segala kemauan dunia mayanya.

Dewasa ini, perkembangan teknolgi dan media internet melaju dengan


sangat cepat. Kian hari jumlah pengguna internet semakin bertambah.
Menurut perwakilan badan telekomunikasi PBB Hamadoun Toure, jumlah
pengguna internet pada tahun 2011 telah mencapai dua milyar pengguna.
Salah satu fasilitas yang ada di dalam internet adalah email, yaitu suatu
sarana yang digunakan untuk mengirim dan menyampaikan pesan kepada
pengguna internet lainnya dimana pun berada. Dan memang saat ini email
banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk berbagi informasi kepada user
lainnya sehingga dunia sekarang ini tidak bisa lepas dari infrastruktur
informasi. Oleh sebab itu, hal ini di kaji dari sudut pandang masyarakat
informasi.
Page |5

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Masyarakat Transisi?


2. Apa karakteristikMasyarakat Transisi?
3. Apa saja metode berdakwah pada Masyarakat Transisi?
4. Bagaimana adat dan budaya pada Masyarakat Transisi?
5. Pendekatan dakwah yang seperti apa saja yang bisa diaplikasikan kepada
Masyarakat Transisi?
6. Apa saja permasalahan pada Masyarakat Transisi?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa pengertian Masyarakat Transisi


2. Untuk mengetahui apa saja karakteristikMasyarakat Transisi
3. Untuk mengetahui adat dan budaya apa saja pada Masyarakat Transisi
4. Untuk mengetahui pendekatan dakwah yang seperti apa saja yang bisa
diaplikasikan kepada Masyarakat Transisi
5. Untuk mengetahui apa saja permasalahan pada Masyarakat Transisi
Page |6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Transisi


Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.

Masyarakat transisi adalah masyarakat yang mengalami


perkembangan dari situasi yang awalnya tradisional dan secara berangsur-
angsur sudah mulai mengalami perkembangan kehidupan baik dalam
tatanan sosial maupun struktur sosial.

Masyarakat transisi pun dapat dikatakan sebagai masyarakat yang


mengalami perubahan dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lainnya.
Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah
kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai
masuk ke sektor industri.

Masyarakat transisi merupakan masyarakat yang berada di antara


masyarakat tradisional dengan masyarakat modern, atau masyarakat
peralihan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Kehidupan
masyarakat ini umumnya berada di wilayah marginal atau pinggiran atau
kota-desa, lebih jelasnya secara fisik masih berada di daerah administrasi
desa tetapi pengaruh kota terhadap kehidupan sudah nampak.
Page |7

B. Karakteristik Masyarakat Transisi


Karakteristik masyarakat transisi dapat dilihat dari beberapa
penjelasan di bawah ini:

1. Kehidupan masyarakatnya sudah berubah dari situasi yang tadinya


tradisional
2. Sudah mengenal pembangunan
3. Alat yang di pakai dalam kehidupan sehari-hari sudah agak berjual beli
mahal
4. Kebudayaanya sudah baru
5. Sudah mengenal kesejahteraan hidup
6. Daya fakir individu yang mengarah pada tujuan hidup yang sejahtera
7. Jalur akses perdagangan dan jalan wilayah mereka sudah akses cepat
8. Dalam pemenuhan kebutuhan dan kehidupan mereka tidak dikatakan
kuno lagi.
9. Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran
dari tenaga kerja pertanian ke sektor industry
10. Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat
pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan
yang meningkat.
11. Mengalami perubahan ke arah kemajuan
12. Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
13. Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
14. Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota
misalnya jalan raya.
Page |8

C. Metode Berdakwah Pada Masyarakat Transisi


Metode adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam melakukan dakwah metode sangat
diperluas agar materi atau pesan yang disampaikan kepada Mad’u bisa
diterima dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seorang Da’i
berdakwah maka ia harus menggunakan metode yang tepat sesuai dengan
kondisi dari mad’u tersebut.

Menurut Sayyid Quthub metode dakwah sekurang-kurangnya


menyangkut tiga hal pokok yakni: kaidah umum dalam islam, prinsip-prinsip
metode dakwah dan sistem pergerakan dakwah. Sebagaimana firman Allah
dalam Al-quran Surat An-nahl ayat 125.

Yang artinya: “Serulah (manusia) ke jalan tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka denga cara yang
baik.Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat di jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”.

Dalam ayat diatas dikatakan bahwa ada 3 metode dakwah yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad, diantaranya denga hikmah,mauidzoh hasanah dan
mujadil hiya ahsan.

1) Bil Hikmah
Menurut Syekh Muhammad Abduh hikmah mengetahui rahasia dari
faedah segala sesuatu unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah,
yaitu:isi dakwah, unsur manusia yang dihadapi,unsur kondisi (ruang dan
waktu), unsur bentuk dan cara dakwah atau metode.

Dalam dunia dakwah hikmah adalah penentuan suskses atau tidaknya


dakwah dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan,
strata sosial dan latar belakang budaya. Dalam metode Hikmah ini
seorang Da’i harus mampu memahami tingkat kecerdasan dan
pemahaman mad’u dari berbagai kalangan, agar pesan dakwahnya mudah
diterima. Selain itu seorang Da’i tidak hanya sebatas menyampaikan
pesan saja namun apa yang ia katakan itu harus selaras dengan apa yang
ia lakukan, dalam artian dia juga harus mengaplikasikan dalam
kehidupannya, agar mad’u bisa mengikutinya.

2) Maui’zhah Hasanah
Secara bahasa maui’zah Hasanah terdiri dari dua kata mauizhah dan
Hasanah. Kata Mauizah berasal dari kata ‫عظة‬-‫وعظ‬-‫يعظ‬-‫ وعظ‬berarti nasihat,
bimbingan, pendidikan dan peringatan sementara hasanah merupakan
kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawan dari kejelekan.
Page |9

Menurut Ali Musthafa Yakup, Mau’izhah Hasanah adalah “ucapan berisi


nasihat-nasiahat baik dan bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya
atau argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak mad’u dapat
membenarkan apa yang disampaikan oleh Da’i”.

Jadi metode Mau’izhah hasanah adalah sebuah cara yang dilakukan


seorang da’i dengan menyentuh hatinya menggunakan tutur kata dan
bahas yang baik dan tidak menyinggung, sehingga mad’u dapat menerima
pesannya dengan baik. Maka dengan itu seorang da’i hendaklah
menggunakan dan menguasai metode ini dan da’i harus mampu
menyesuaikan dan mengarahkan pesan dakwah sesuai dengan tingkat
berfikir dan lingkup pengalaman dari objek dakwahnya, agar tujuan
dakwah sebagai ikhtiar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran islam
ke dalam kehidupan pribadi atau masyarakat dapat terwujud.

3) Al-Mujadalah Bi Al-Lati Hiya Ahsan


Menurut bahasa kata mujadalah diambil dari kata “Jadala”yang artinya
memintal, melilit, namun apabila kalimatnya menjadi “mujadalah” maka
maknanya berubah menjadi perdebatan. Sedangkan menurut istilah Al-
mujadalah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak
secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya
permusuhan diantara keduanya. Sedangkan menurut Dr.Sayyid
Muhammad Thantawi ialah suatu upaya yang bertujuan untuk
mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan
bukti yang kuat.

Dari pengertian daiatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengna Al-mujadalah adalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan
oleh dua pihak secara sinergis yang tidak dapatmelahirkan permusuhan
dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara yang satu dengan
yang lainnya saling menghargai, dan keduanya berpegang teguh dalam
hal kebanaran.

Al-mujadalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah,


karena cara ini digunakan kepada orang-orang yang tingkat ilmunya
tinggi dan berpikir kritis.

D. Adat dan Budaya Pada Masyrakat Transisi


P a g e | 10

Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan tersendiri, kebudayaan


masyarakat transisi sudah mulai berkembang, mereka sudah berangsur-angsur
meninggalkan kepercayaan yang di pegang oleh nenek moyang mereka yang
menyembah sesuatu yang tidak rasional, mereka sudah mulai tidak percaya
kepada mitosbahkan kebudayaan yang bersipat seni mereka lestarikan dan
jika perlu mereka memperkenalkan kedaerah lain agar mereka mempunyai
identitas diri. Di samping itu masyarakat ini peka dan terbuka sekali terhadap
hal-hal .

Geografi dan histori berpengaruh pada sosial budaya sikap mental dan
tingkah laku manusia (indonesia), adat atau tradisi (aneka ragam). Begitu
cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan
budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu
menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga
terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara
cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat
menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan
nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan
budaya. Masyarakat transisi hingga telah memiliki adat atau kebiasaan
tersendiri, dan berkurangnya adat atau kebiasaan di masyarakat, seperti :

1. Nilai solidaritas , gotong royong di masyarakat sebagai potret solidaritas


di sosial masyarakat. Secara sederhana mempunyai arti kerja sama secara
suka rela antar individu atau kelompok yang membuat bentuk norma
saling percaya dalam menangani permasalahan yang menangani
kepentingan bersama. Solidaritas masyarakat transisi walaupun sudah
berubah kekota-kotaan akan tetapi masih ada sedikit rasa kekerabatan.
2. Adat ritual (kepercayaan), dahulu masyarakat masih mempercayai ritual
di masa nenek moyang, seperti sesajen, persembahan, dan lain
sebagainya. Namun seiring berjalannya perkembangan, masyarakat
mulai meninggalkan ritual seperti itu sedikit demi sedikit.
3. Adat berbusana, dengan masuknya kebudayaan asing dari berbagai
negara, sehingga membuat perubahan di masyarakat kota maupun
masyarakat pedesaan, begitupun pada masyarakat transisi.
4. Perubahan profesi, peralihan pekerjaan seperti, dari pertanian ke
perindustrian.
5. Perubahan teknologi, teknologi berkembang seiring berjalannya zaman,
hingga perkembangan teknologi masuk ke dalam masyarakat pedesaan,
contohnya seperti pertanian yang biasanya menggunakan kerbau untuk
membajak sawahnya, namun sudah beralih menjadi dengan traktor
sebagai alat teknologi untuk membajak sawah para petani.

E. Pendekatan Dakwah Pada Masyrakat Transisi


P a g e | 11

Untuk mencapai tujuan dakwah dimanapun berada, sangat perlu untuk


diterapkannya pendekatan. Begitu pula pada masyarakat transisi. Tak jauh
beda dari masyarakat daerah lainnya, masyarakat transisi pun perlu
diterapkan pendekatan agar bisa merubah keadaan daerah.

Sebagai syarat mutlak kesempurnaan dan keselamatan hidup


masyarakat. Pendekatan dakwah model ini meliputi: pendekatan sosial –
politik, pendekatan sosial-budaya, pendekatan sosial-ekonomi, dan
pendekatan sosial-psikologi, lalu di sederhanakan dua pendekatan yaitu
pendekatan dakwah struktural dan pendekatan dakwah kultural. Pendekatan
strktural atau pendekatan politik. Harus ada para politikus dalam legislatif
yang berjuang membuat undang- undang yang menjamin kehidupan yang
lebih islami. Dan pendekatan kultural atau sosial-budaya dengan membangun
moral masyarakat, memberikan pendidikan yang memadai untuk membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas dan sebagainya. Pendekatan dakwah
dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

1) Pendekatan Sosial
Pendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa penerima/mitra dakwah
adalah manusia yang bernaluri sosial serta memiliki keterkaitan dan
ketergantungan dengan orang lain. Interaksi sosial manusia ini meliputi
semua aspek kehidupan yaiu interaksi budaya, pendidikan, politik, dan
ekonomi.

2) Pendekatan Pendidikan
Pendidikan merupakan kebuuhan dan sekaligus tuntutan masyarakat, baik
pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Lembaga-lembaga
pendidikan peranannya dalam pembentukan kecerdasan yang
bersangkutan, kedewasaan wawasan serta pembentukan manusia moralis
yang berakhlakul karimah sebagai objek maupun subjek pembangunan
manusia seutuhnya.

3) Pendekatan Budaya
Setiap masyarakat memiliki budaya sebagai karya mereka sekaligus
sebagai pengikat kebutuhan mereka. Para wali songo, yang memandang
bangsa Indonesia dengan budaya yang tinggi secara tepat menggunakan
budaya dalam dakwahnya, dan ternyata membawa hasil.

F. Permasalahan Pada Masyrakat Transisi


P a g e | 12

Suatu pola sistem kehidupan transisi, senantiasa ditandai oleh adanya


gejala kekurangan serasian, disebabkan terdapatnya pranata sosial lama yang
masih hidup serta menghadapi pranata sosial yang baru yang belum banyak
terserap dan terpahami manfaatnya secara tuntas. Pada masyarakat yang
mengalami transisi, masyarakat itu sendiri akan mudah terjepit antara norma-
norma lama dengan norma-norma baru (yang kadang-kadang belum
terbentuk).

Fenomena yang terjadi dalam masyarakat kita ini, kita sebut jual beli
suasana karena ada perubahan transformasi. Proses transformasi itu
dlangsungkan bisa karena memang kita sungguh-sungguh perlu
mengembangkan diri. Tetapi bisa juga karena latah, memanjangkan naluri
epigonisme budaya, mengejar gengsi, atau bisa jadi untuk menutupi rasa
inferoritas etnik di tengah apa yang kita sangka supermasi dunia budaya
internasional. Yang jelas transformasi budaya itu tidak harus merupakan
peralihan dari tradisional menuju modernitas, bisa jadi yang berlangsung
sebaliknya.

Akibatnya kehidupan masyarakat sudah berubah situasinya khususnya pada


kebudayaannya.

1. Bentuk kesenian tradisional semakin terdesak oleh kesenian modern


2. Bentuk peralatan tradisional semakin terdesak oleh peralatan modern
3. Kerja fisik manusia semakin berkurang karena diganti nya dengan mesin
4. Lahirnya sikap idividulalis, materialisme dan sikap hidup mewah dalam
kehidupan sosial, terutama bagi masyarakat yang sukses dalam bidang
ekonomi
5. Semakin pudarnya prinsip-prinsip kekeluargaan dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Hilangnya nilai-nilai hidup ruhaniah
7. Hasil pembangunan yang belum dapat dinikmati secara menyeluruh dan
merata oleh rakyat berakibat terjadinya kesenjangan sosial antara orang
yang berhasil dan orang yang tidak atau belum berhasil
Permasalahan yang menyangkut masyarakat transisi juga akan muncul
dampak kenakalan remaja, karenta nilai serta norma yang lama sebagai
demografi dari usia masyarakat tentunya membuat adopsi budaya yang
berasal dari luar dan hal ini tentu membuat budaya sendiri menjadi
terabaikan.

Oleh karena itu, nilai dan norma yang baru dan terbentuk di masyarakat
tentu akan mengurangi eksistensi dari nilai da norma yang lebih dahulu ada.
Nilai dan norma yang semakin ditinggalkan tersebut dikarenakan tidak lagi
sesuai dengan perkembangan jaman yang ada. Hal ini lah yang membuat
kebudayaan lama semakin menghilang perlahan.

BAB III
P a g e | 13

PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat transisi adalah masyarakat yang mengalami
perkembangan dari situasi yang awalnya tradisional dan secara berangsur-
angsur sudah mulai mengalami perkembangan kehidupan baik dalam tatanan
sosial maupun struktur sosial.

Masyarakat transisi pun dapat dikatakan sebagai masyarakat yang


mengalami perubahan dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lainnya.
Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan
kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor
industri.

Ciri-ciri masyarakat transisi adalah:

1. Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran


dari tenaga kerja pertanian ke sektor industri
2. Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat
pendidikan rendah, tetapi menjadi sekarang mempunya tingkat
pendidikan yang meningkat, dan daya pikir individu yang mengarah pada
tujuan hidup yang sejahtera.
3. Mengalami perubahan ke arah kemajuan
4. Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
5. Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
6. Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota
misalnya jalan raya.
7. Kehidupan masyarakatnya sudah berubah dari situasi yang tadinya
tradisional
8. Sudah mengenal pembangunan
9. Alat yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sudah agak berjual beli
mahal
10. Kebudayaannya sudah baru
11. Sudah mengenal kesejahteraan hidup
12. Struktur sosialnya mengalami perubahan
13. Jalur akses perdagangan dan jalan wilayah mereka sudah akses cepat.

B. Saran
P a g e | 14

Dalam mengahadapi masyarakat transisi yang merupakan masyarakat


peralihan tradisional menuju modern memerlukan pendekatan baik masalah
psikologis, sosiologis maupun pendekatan lain yang harus diterapkan pelaku
dakwah agar pendekatan tersebut sesuai dengan situasi kondisi dan karakter
masyarakat transisi

DAFTAR PUSTAKA
P a g e | 15

Abu Zahrah, Muhammad, Al-Da’wah ila Al-Islam, (Kairo : Dar al-fikr al-‘Arabi, 1998)

Acep Aripudin,Dakwah Antarbudaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012)

Asep Muhyiddin, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung, Rajawali, 2002)

DEPAG RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Grafindo Kumudasmoro,


1994)

Hajir Tajiri. Etika dan Estetika Dakwah. Bandung:Simbiosa Rekatama Media. 2015

Moh. Ali Aziz, Tafsir Ayat-ayat Bimbingan dan Konseling Islam, (Surabaya : FDK
Uinsa, 2016)

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah,( Jakarta:Amzah, 2009 )

Soerjono Soekanto.Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta:Rajawali Pers. 2009

W.B Werteim.Masyarakat Indonesia DalamTransisi.Yogyakarta: PT. Tiara


WacanaYokya. 1999

Ahmad, Ayu. Hubungan Masyarakat Transisi dengan Masyarakat Lainnya. Diakses pada
5 Juni 2011.

Anda mungkin juga menyukai